PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT KALI CODE TAHUN 1980-1992

SKRIPSI

Oleh : MUJIYANTI K4408037 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini Nama

Jurusan/ Program Studi

: P.IPS/ Pendidikan Sejarah

PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT KALI CODE TAHUN 1980-

ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip penulis lain telah disebutkan dalam teks dan tercantum dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, 09 Oktober 2012

Yang membuat pernyataan

Mujiyanti

TAHUN 1980-1992

Oleh: MUJIYANTI K4408037

Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Oktober 2012

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Herimanto, M. Pd, M.Si Isawati, S.Pd NIP.19661029 199112 1 001

NIP. 19830401 200604 2 001

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua

: Dra. Sri Wahyuni, M.Pd

Sekretaris

: Dra. Sutiyah, M.Pd, M.Hum

...................... Anggota I

: Drs. Herimanto, M. Pd,M.Si

Anggota II

: Isawati, S.Pd, M.A

Disahkan Oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19621126 198103 1 001

Mujiyanti. PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT KALI CODE TAHUN 1980-1992 . Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. September 2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Sejarah berdirinya masyarakat perkampungan Kali Code Yogyakarta. (2) Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial budaya masyarakat Kali Code tahun 1980-1992. (3) Perubahan yang terjadi di dalam masyarakat Kali Code tahun 1980-1992.

Penelitian ini menggunakan metode historis. Langkah-langkah yang ditempuh dalam metode historis ada empat tahap kegiatan, yaitu: heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Sumber data yang digunakan adalah sumber tertulis yang meliputi buku-buku, majalah dan koran. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik studi pustaka. Analisa data yang digunakan adalah analisa historis yaitu analisa yang mengutamakan ketajaman dalam menginterpretasi fakta sejarah

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Sejarah perkampungan Kali Code berawal dari para urban yang datang ke kota Yogyakarta. Masyarakat urban yang tidak memiliki tempat tinggal menempati daerah sekitar Kali Code yang kemudian membentuk sebuah perkampungan yang bernama Kampung Kali Code. (2) Faktor-faktor yang memengaruhi perubahan sosial budaya masyarakat Kali Code adalah adanya penggusuran Kampung Kali Code oleh Pemerintah Kota Yogyakarta pada tahun 1982. Adanya keinginan untuk mewujudkan tatanan sosial masyarakat yang mandiri. Masyarakat yang tidak tergantung kepada pemberian atau bantuan dari Pemerintah dan instansi atau Lembaga Swadaya Masyarakat tertentu dalam pembangunan perkampungan. Kehadiran dari Yusuf Bilyarta Mangunwijaya yang berperan untuk menggerakan masyarakat Perkampungan Kali Code (3) Perubahan yang terjadi di dalam masyarakat Kali Code meliputi perubahan bangunan rumah, fasilitas kampung, memperoleh penghargaan Aga Khan, adanya realitas sosial baru bahwa perkampungan yang semula dianggap sebagai perkampungan ilegal telah berubah menjadi perkampungan yang legal serta perubahan otoritas baru. Perkampungan Kali Code juga terjadi perubahan mata pencaharian masyarakat, peningkatan di bidang pendidikan, perubahan sikap hidup bersih dan rapi serta masyarakat memiliki pandangan hidup baru tentang keteraturan hidup yang akan mengarah pada perbaikan kehidupan masyarakat Kali Code.

Kata Kunci: Perubahan sosial, Masyarakat, Kali Code

ABSTRACT

Mujiyanti. THE SOCIAL-CULTURAL CHANGE IN CODE RIVER SOCIETY DURING 1980-1992 . Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University. September 2012.

This research aims to find out: (1) the history of Yogyakarta Code River Settlement Society establishment, (2) the factors affecting the social cultural change of Code River society during 1980-1992, and (3) the change occurring in Code River society during 1980-1992.

The research using historical method. The method of research was divided into four steps: heuristic, critique, interpretation, and historiography. Data sources used are written sources which include books, magazines and newspapers. Data analysis used was the analysis of historical analysis that prioritizes acuity in interpreting historical facts.

Based on the result of research, it could be concluded that: (1) the history of Code river settlement had begun with the new comers or urban coming to the Yogyakarta city. The urban society who had no residence occupied the area around Code river that then formed a settlement named Code River Kampong. (2) The factor affecting the social-cultural changes of Code River society included the

Relocation raises Romo Mangun contribution who conducting building in Code

river social order that was independent and not apart. Communities that do not depend on gifts or favors from the government and non-governmental agencies or certain people in the township development. Presence Yusuf Bilyarta Mangunwijaya whose role is to mobilize communities river township code (3) The change occurring in Code River society included physical and mental changes. The physical changes occurring in Code River society included house structure change, kampong facility, Aga Khan reward achievement, the presence of new social reality that settlementts were originally regarded as illegal settlements have turned into a legal and new authority change. The mental one included the change of people livelihood, the improvement in education sector, the change of attitude toward clean and tidy living as well as the society with new ideology on the order of life in turn leading to the improvement of Code River

Keywords: Social Change, Society, Code River.

MOTTO

Perubahan Sosial budaya di dalam masyarakat akan mengarah pada 2 hal yaitu kemajuan atau kemundurun. Kemajuan adalah hal yang diharapkan masyarakat dalam sebuah perubahan (Penulis)

Kehidupan adalah sebuah dinamika menuju perubahan yang lebih baik (Penulis)

Karya ini dipersembahkan kepada:

1. Ayah dan ibu tercinta

2. Adikku Wisnu tersayang

3. Kekasih Hatiku

4. Almamater

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesai Code Tahun 1980-

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah menyetujui atas permohonan penyusunan skripsi ini.

3. Ketua Progam Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberikan pengarahan dan ijin atas penyusunan skripsi ini.

4. Drs. Herimanto, M.Pd, M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Isawati, S.Pd, M.A selaku pembimbing II yang telah memberikan penjelasan

dengan sabar hingga saya mengerti dan memahami semuanya.

6. Dra. Sutiyah, M.Pd, M.Hum selaku pembimbing akademik penulis yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penulis menempuh masa kuliah.

7. Bapak dan Ibu Dosen Progam Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial yang secara tulus memberikan ilmu kepada penulis selama ini.

8. Bapak Drs. Darsam ketua RT 01 RW 01 Kotabaru Gondokusuman Yogyakarta atas bantuan yang diberikan selama peneliti melakukan penelitian

9. Seluruh masyarakat Kampung Code yang telah membantu peneliti selama ini 9. Seluruh masyarakat Kampung Code yang telah membantu peneliti selama ini

11. Keluarga besar Garba Wira Bhuana Mapala UNS yang telah memberikan pengalaman dan persaudaraannya selama ini

12. Keluarga besar Pendidikan Sejarah 2008 terimakasih buat kekompakanya selama ini.

13. Teman-temanku yang selama ini telah memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini ada: Niken, Ratna, Rus, mbak Yani, Elak, Esti, Yunita,Wima terimaksih buat semangat yang telah diberikan

14. Semua pihak yang telah memberi bantuan dan pengarahan kepada penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, 09 Oktober 2012 Penulis

Mujiyanti K4408037

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................

B. Metode Penelitian ...............................................................

C. Sumber Data .......................................................................

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 42

E. Teknik Analisis Data ........................................................ 43

F. Prosedur Penelitian .............................................................. 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Perkampungan Kali Code ....................

1. Letak Kampung Code ....................................................

2. Kedatangan Masyarakat ke Kota Yogyakarta .................

3. Sejarah Awal Munculnya ................................................ 54

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Kali Code Tahun 1980-1992 ...............

1. Penggusuran Oleh Pemerintah Kota Yogyakarta ...........

2. Mewujudkan Tatanan Sosial Masyarakat yang Mandiri

3. Kehadiran Romo Mangun ...............................................

C. Perubahan yang Terjadi di Dalam Masyarakat Kali Code Tahun 1980-1992 ................................................

1. Perubahan Bentuk Bangunan Rumah .............................

2. Fasilitas Kampung ..........................................................

3. Memperoleh Penghargaan Aga Khan ............................

4. Realitas Sosial Baru .......................................................

5. Pergeseran Otoritas ........................................................

6. Sistem Pencaharian Hidup .............................................

7. Peningkatan Bidang Pendidikan .....................................

8. Perubahan Sikap dan Budaya Hidup Bersih dan Rapi .... 81

9. Pandangan Hidup ........................................................... 82 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan .............................................................................

C. Saran ...................................................................................

87

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................

88

LAMPIRAN ....... .....................................................................................

94

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Kerangka Pemikiran ..............................................................

34

Gambar 2 Prosedur Penelitian ................................................................ 48 Gambar 3 Desain Rumah dari Romo Mangun ......................................... 70 Gambar 4 Desain Pemukiman untuk Masyarakat Kali Code .................... 71

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Waktu Penelitian .........................................................................

37

Tabel 2 Rata-rata Biaya Hidup Percapita ................................................. 50 Tabel 3 Rata-rata Upah Buruh Harian ....................................................... 52 Tabel 4 Upah Minimum dan Maximum Buruh Perusahaan ....................... 53 Tabel 5 Transmigrasi Dari Tiap Dating di Provinsi D.I.Y ........................... 53 Tabel 6 Daftar Nama Kelurahan ................................................................... 58 Tabel 7 Pemasukan Swadaya Masyarakat .................................................... 61 Tabel 8 Penerimaan Dana Pembangunan ..................................................... 62 Tabel 9 Gerak Penyuluhan Sosial ................................................................. 65 Tabel 10 Pendapatan Regional ...................................................................... 79 Tabel 11 Jumlah Sekolah .............................................................................. 81

Halaman

Lampiran 1 Peta Administrasi Kota Yogyakarta ...................................

Lampiran 2 Peta Lokasi Perkampungan Kali Code ................................

Lampiran 3 Daftar Informan ..................................................................

Lampiran 4 Hasil Wawancara .................................................................

Lampiran 5 Bangunan Rumah Masyarakat Kali Code ........................... 105 Lampiran 6 The Aga Khan Award For Architecture ............................... 107 Lampiran 7 Lampiran 8 The Aga Khan Award untuk Masyarakat Kali Code ........... 153 Lampiran 9 Surat dari Pemerintah Kotapraja Yogyakarta mengenai

Penggunaan Tanah Wedi Kangser ....................................... 154

Lampiran 10 Keputusan Menteri Dalam Negeri ....................................... 159 Lampiran 11 Keputusan Bersama Antara PemerintahProvinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta dan Kraton Yogyakarta .................... 163

Lampiran 12 Surat kepada Wakil Gubernur D.I.Y tentang Penanganan

Bencana Banjir di Kali Code ................................................ 165

Lampiran 13 Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi .......................... 167 Lampiran 14 Surat Keputusan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan .......................................................................... 168

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk sosial yang hidup berkelompok dalam suatu masyarakat. Dalam kehidupan kelompok manusia saling berinteraksi antar manusia dalam masyarakat dan akan menghasilkan kebudayaan. Masyarakat dan kebudayaan bersifat dinamis yang mengalami perubahan, baik kebiasaan, aturan kesusilaan, hukum, maupun lembaga, akan mengalami perubahan secara terus menerus walaupun kecepatan perubahanya tidak selalu sama. Perubahan terjadi melalui pengenalan unsur-unsur baru kedalam masyarakat melalui dua cara yaitu penemuan baru dan masuknya pengaruh dari masyarakat lain (Nasution,1983)

Sikap masyarakat terhadap suatu perubahan yang terjadi tergantung dari faktor psikologis yaitu pandangan individu terhadap segala sesuatu yang bersangkutan dengan perubahan yang terjadi di dalam masyarakat. Reaksi seseorang secara psikologis terhadap suatu hal baru dipengaruhi oleh cara peenyampaian kepada masyarakat. Dari cara yang disampaikan, masyarakat dapat menyeleksi dengan memahami hakikat atau kegunaan dari perubahan yang akan dicapai (Sumadiningrat,1991).

Masyarakat sadar dalam suatu perubahan terdapat manfaat meskipun tidak dapat dirasakan secara langsung. Masyarakat tidak mudah untuk menerima suatu unsur baru atau inovasi dan mengubah cara atau tradisi lama. Perubahan kebudayaan yang terencana bersifat ganda yaitu meliputi perubahan lingkungan fisik manusia dan perilaku manusia. Perubahan pada lingkungan fisik manusia berupa penataan atau bangunan-bangunan yang dipandang inti dari suatu usaha modernisasi dan pembangunan nasional. Sedangkan perubahan perilaku berupa perubahan dari manusia yang ikut menyertai perubahan lingkungan (Ibrani,1990).

terhadap perilaku manusia. Perubahan fisik dan perilaku juga terjadi di dalam masyarakat Perkampungan Kali Code. Perkampungan Kali Code merupakan sebuah perkampungan yang terletak di Kota Yogyakarta. Kota Yogyakarta adalah salah satu dari lima Kabupaten atau Kota di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan merupakan ibukota Propinsi. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas

wilayah 32,5 km 2 , terdiri dari 14 kecamatan dan 45 kelurahan (Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta,2002).

Perkampungan Kali Code terletak di Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta. Masyarakat Kali Code terbagi dalam dua kelompok masyarakat. Kelompok pertama adalah masyarakat yang menempati di Bantaran Kali Code. Sedangkan kelompok kedua menempati di Perumahan dengan tingkat sosial dan ekonomi lebih baik daripada masyarakat yang tinggal di Bantaran Kali Code. Penulis akan membahas tentang kelompok masyarakat yang pertama yaitu masyarakat yang menempati di bantaran Kali Code.

Pada awalnya tanah yang ditempati masyarakat Kali Code adalah tanah Bong yaitu tanah pemakaman untuk orang Tionghoa yang dikelola oleh Paguyuban Urusan Kematian Yogyakarta (PUKY). Pada tahun 1970 PUKY menyerahkan pengelolaan tanah Bong secara lisan kepada Keraton Kasultanan Hadiningkrat Yogyakarta. Masyarakat urban yang rata-rata masih penduduk asli Yogyakarta yang belum memiliki tempat hunian kemudian memanfaatkan sebagai tempat tinggal dengan bangunan seadanya, sehingga orang sering menyebutnya

Agustus 2000 pihak keraton menyerahkan urusan tanah Bong kepada Badan Pertanahan Nasional (Lembaga Penelitian SMERU,2002).

empati masyarakat dari tahun 1959 berdasarkan surat

pengajuan dari Pemerintah Kotapraja Yogyakarta nomor 11736/4899/Soc/59 yang

Berdasarkan surat pengajuan tersebut meminta ijin untuk mendirikan bangunan di

dapat dipergunakan untuk mendirikan suatu bangunan dengan ketentuan lebar dasar kali Code 20 m.

Pemukiman Kali Code sebelum tahun 1980 terbuat dari seng bekas, karton, plastik, dan sebagainya. Pada tahun 1975, pemukiman Kali Code terkena penggusuran. Gubuk-gubuk para pendatang dihancurkan dan dibakar, dan pepohonan yang ada di sekitar Kali Code juga ditebang, dengan alasan untuk pelebaran Kali Code selebar 30 meter ke kanan dan kiri dari poros sungai untuk menghindari adanya banjir yang melanda Kota Yogyakarta dan melewati Kali Code. Jumlah penduduk yang digusur untuk pelebaran Kali Code adalah 15.000 penduduk (Tempo, 9 Januari 1982).

Perkampungan Kali Code Yogyakarta sebelum tahun 1980 terkenal

orang-orang yang dianggap memiliki pekerjaan menyimpang, seperti pencopet, pencuri, perampok, dan termasuk pelacur. Yusuf Bilyarta Mangunwijaya atau yang biasa disapa dengan nama Romo Mangun dan Willie Prasetya selaku Kepada Desa Terban yang peduli dengan keberadaan masyarakat Kali Code melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap masyarakat dan lingkungan Kali Code Yogyakarta (Guinness, 2009).

Kegiatan Pembinaan dan Pendampingan yang di pelopori oleh Romo

kampung hitam kampung binaan, yang kemudian menjadi bagian dari Kota Yogyakarta, masuk Kelurahan Terban. Pendampingan dan pembinaan yang dilakukan menyangkut semua aspek kehidupan, mulai dari kebersihan tempat tinggal, kebersihan lingkungan sehingga pembinaan hidup bermasyarakat, termasuk pendidikan dan sentuhan rohani. Pembinaan juga diberikan dalam bentuk nyatanya berupa kampung hitam kampung binaan, yang kemudian menjadi bagian dari Kota Yogyakarta, masuk Kelurahan Terban. Pendampingan dan pembinaan yang dilakukan menyangkut semua aspek kehidupan, mulai dari kebersihan tempat tinggal, kebersihan lingkungan sehingga pembinaan hidup bermasyarakat, termasuk pendidikan dan sentuhan rohani. Pembinaan juga diberikan dalam bentuk nyatanya berupa

Pemerintah kota Yogyakarta melakukan penggusuran terhadap tanah yang ditempati oleh masyarakat Kali Code karena keberadaannya yang mengganggu tata kota Yogyakarta. Pemukiman Kali Code sebuah pemukiman yang kumuh atau biasa disebut Slum. Pemukiman miskin atau sering disebut dengan istilah slum, keberadaannya di perkotaan dalam dunia ketiga terutama tidak dapat dihindarkan karena erat kaitanya dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi dan perkembangan aspek-aspek kehidupan diperkotaan yang menarik minat penduduk yang tinggal di desa untuk berurbanisasi ke kota. Masyarakat dari desa ke kota untuk mengadu nasib, sehingga timbulnya bangunan-bangunan liar secara tergesa-gesa tanpa memperhatikan aspek sanitasi dan persyaratan lainya secara tidak terkendali berkembang ke arah kehidupan yang kurang layak.

Pada dasarnya tidak ada masyarakat yang rela hidup di pinggir kali, masyarakat sadar bahwa daerah-daerah itu bukanlah tempat pemukiman yang lauak bagi kehidupannya. Masyarakat Kali Code terpaksa menerima nasib hidup yang demikian karena tidak ada jalan lain. Masyarakat mengadu nasib dan untuk itulah masyarakat bekerja keras mulai hidup dari bawah, tidak peduli apapun tempat tinggalnya, pekerjaanya dan pergaulan hidupnya sehari-hari. Desakan kesulitan hidup di desanya memaksa masyarakat mengadu untung di kota.

Arus penduduk ke kota tidak akan mereda karena adanya berbagai kebutuhan dan kepentingan yang menyebabkan masyarakat harus mendapatkannya di kota. Meningkatnya masyarakat ke kota juga akan meningkatkan kebutuhan pelayanan dan penyediaan fasilitas yang mendasar bagi Arus penduduk ke kota tidak akan mereda karena adanya berbagai kebutuhan dan kepentingan yang menyebabkan masyarakat harus mendapatkannya di kota. Meningkatnya masyarakat ke kota juga akan meningkatkan kebutuhan pelayanan dan penyediaan fasilitas yang mendasar bagi

Pertama, Manusia dalam hal ini adalah masyarakat Kali Code sebagai masyarakat yang memiliki kepribadian dan kemandirian dalam kehidupannya. Kedua, ekonomi adalah adanya peningkatan kehidupan ekonomi masyarakat melalui berbagai pembinaan kepda masyarakat Kali Code. Ketiga, lingkungan dengan mewujudkan lingkungan perkampungan Kali Code menjadi rapi dan teratur.

Rasionalisasi tersebut telah membuat perubahan di dalam masyarakat Kali Code. Perubahan di perkampungan kali Code tidak hanya pada perubahan fisik, melainkan juga perubahan kehidupan sosial budaya masyarakat. Perubahan itu dapat dilihat dari bangunan rumah masyarakat yang semula terbuat dari seng,

- dan bambu. Perubahan juga terjadi dalam kehidupan sosial yang awalnya meliputi pola kepemimpinan yang dipimpin oleh seorang yang dituakan dan berkarisma berubah sesuai dengan otoritas pemerintahan yang dipimpin oleh ketua RT. Kehidupan ekonomi masyarakat juga mengalami perubahan yang semula memiliki pekerjaan menyimpang seperti perampok, pencopet, pemulung menjadi pedagang, tukang parkir dan karyawan toko.

Masyarakat Kali Code semakin menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi yang diupayakan melalui berbagai program tidak secara langsung dapat menyelesaikan permasalahan sosial ekonomi yang dihadapi. Dibutuhkan suatu proses transformasi dalam hubungan sosial, ekonomi, budaya dan politik masyarakat. Perubahan struktur yang diharapkan adalah proses yang berlangsung secara alamiah, yaitu siapa yang menghasilkan harus menikmati, begitu pula sebaliknya yang menikmati haruslah yang menghasilkan. Proses ini diarahkan agar setiap upaya pemberdayaan masyarakat dapat meningkatkan kapasitas Masyarakat Kali Code semakin menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi yang diupayakan melalui berbagai program tidak secara langsung dapat menyelesaikan permasalahan sosial ekonomi yang dihadapi. Dibutuhkan suatu proses transformasi dalam hubungan sosial, ekonomi, budaya dan politik masyarakat. Perubahan struktur yang diharapkan adalah proses yang berlangsung secara alamiah, yaitu siapa yang menghasilkan harus menikmati, begitu pula sebaliknya yang menikmati haruslah yang menghasilkan. Proses ini diarahkan agar setiap upaya pemberdayaan masyarakat dapat meningkatkan kapasitas

rakyat Kali Code dengan memprioritaskan kegiatan melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia dan permodalan melalui kegiatan pelatihan. Pendekatan yang dilakukan yaitu dengan pendekatan kelompok dalam usaha bersama, yang dilakukan secara bertahap, terus menerus dan terpadu yang didasarkan pada kemandirian yaitu meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong masyarakat Kali Code sendiri.

Menerima penghargaaan The Aga Khan Award pada tahun 1992 yaitu sebuah penghargaan arsitektural yang digagas oleh Aga Khan IV pada tahun 1977. Penghargaan Aga Khan ditujukan untuk menandai dan menghargai konsep arsitektural yang mewadahi dalam jalur rancangan kontemporer, pemukiman, pengembangan dan peningkatan lingkungan, restorasi, konservasi area dan pengembangan lingkungan. Aga Khan Award adalah sebuah penghargaan yang menilai dari segi bangunan, masyarakat sekitar, termasuk tim perancang, dan semua pihak yang terlibat di dalam pembangunan tersebut. Aga Khan Award adalah sebuah penghargaan yang berarti untuk masyarakat perkampungan Kali Code, perkampungan yang sebelumnya terkenal dengan sebutan perkampungan kumuh mendapatkan sebuah penghargaan Internasional.

Berdasarkan keistimewaan dari perubahan-perubahan yang terjadi di Kali Code, maka perlu adanya penelitian mengenai perubahan kondisi sosial budaya masyarakat perkampungan Kali Code. Perkampungan yang sebelumnya dikenal

sangat baik dari masyarakat sekitarnya, bahkan mendapatkan penghargaan internasional. Masyarakat Kali Code juga dapat merubah sebuah perkampungan kumuh di sebuah bantaran sungai yang biasanya terkenal dengan masyarakat pinggir kali menjadi sebuah perkampungan yang bersih, rapi dan mempunyai nilai artistik dengan berbagai hiasan di setiap dinding rumah. Perubahan kehidupan masyarakat yang meliputi kehidupan sosial budaya masyarakat juga mengalami sangat baik dari masyarakat sekitarnya, bahkan mendapatkan penghargaan internasional. Masyarakat Kali Code juga dapat merubah sebuah perkampungan kumuh di sebuah bantaran sungai yang biasanya terkenal dengan masyarakat pinggir kali menjadi sebuah perkampungan yang bersih, rapi dan mempunyai nilai artistik dengan berbagai hiasan di setiap dinding rumah. Perubahan kehidupan masyarakat yang meliputi kehidupan sosial budaya masyarakat juga mengalami

Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Kali Code Tahun 1980-

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah berdirinya masyarakat perkampungan Kali Code Yogyakarta?

2. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial budaya masyarakat Kali Code tahun 1980-1992 ?

3. Bagaimana perubahan yang terjadi di dalam masyarakat Kali Code tahun 1980-1992?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui sejarah berdirinya masyarakat perkampungan Kali Code Yogyakarta

2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial budaya masyarakat Kali Code tahun 1980-1992 2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial budaya masyarakat Kali Code tahun 1980-1992

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian tentang perubahan sosial budaya masyarakat Kali Code adalah:

1. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya tentang perubahan sosial budaya masyarakat Kali Code tahun 1980-1992

2. Sebagai salah satu karya ilmiah yang diharapkan dapat melengkapi koleksi penelitian ilmiah di perpustakaan khususnya di lingkungan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Berguna bagi generasi muda pada umumnya dan mahasiswa pada khususnya agar dapat mengambil hikmah dari peristiwa perubahan sosial budaya yang terjadi di dalam masyarakat Kali Code tahun 1980-1992.

4. Memberikan sumbangan bagi dunia ilmu pengetahuan khususnya tentang perubahan sosial budaya masyarakat Kali Code tahun 1980-1992

5. Sebagai bahan referensi bagi pemecahan masalah yang relevan dengan masalah ini.

KAJIAN TEORI

A .Tinjauan Pustaka

1. Perubahan sosial

Perubahan masyarakat pada abad ke 20 disebabkan oleh kemajuan teknologi, yaitu kemajuan ilmu pengetahuan manusia. Kemajuan teknologi tidak hanya hasil modifikasi ilmu pengetahuan tetapi mampu mengubah manusia dalam berbagai aspek kehidupannya. Salah satu bentuk perubahan adalah perubahan pada tataran norma dan proses pembentukan norma-norma baru, yang merupakan inti usaha manusia dalam mempertahankan status sebagai mahkluk sosial. Perubahan dapat menjadi suatu proses perpecahan dalam banyak bidang, sehingga ada usaha untuk mengembalikan tatanan yang telah berubah sebelumnya menjadi sebuah tatanan baru, yang lebih relevan dengan berbagai kebutuhan masyarakat yang terbaru (Susanto,1983).

Semua perubahan yang sifatnya multi kompleks akan berakhir dalam kondisi yang mengubah suatu tatanan baru, sebab kemampuan manusia menerima berbagai bentuk perubahan juga berbeda. Perubahan akan mengubah nilai-nilai baru namun tidak menutup kemungkinan ada individu yang tenggelam dalam arus perubahan tanpa mampu melakukan adaptasi terhadap perubahan yang terjadi (Susanto,1983).

a. Diskripsi Perubahan

Perubahan didefinisikan sebagai suatu proses yang mengakibatkan keadaan sekarang berbeda dengan keadaan sebelumnya dan perubahan dapat berupa kemunduran dan kemajuan. Masyarakat salah satunya didefinisikan sebagai wadah dimana individu saling berhubungan dengan hukum dan budaya untuk mencapai tujuan tertentu secara bersama-sama. Perubahan dalam masyarakat secara umum menyangkut perubahan pada elemen-elemen yang Perubahan didefinisikan sebagai suatu proses yang mengakibatkan keadaan sekarang berbeda dengan keadaan sebelumnya dan perubahan dapat berupa kemunduran dan kemajuan. Masyarakat salah satunya didefinisikan sebagai wadah dimana individu saling berhubungan dengan hukum dan budaya untuk mencapai tujuan tertentu secara bersama-sama. Perubahan dalam masyarakat secara umum menyangkut perubahan pada elemen-elemen yang

Perubahan adalah variasi atau modifikasi dalam setiap aspek proses, pola, bentuk sosial serta setiap modifikasi pola antara hubungan yang mapan dan

mempunyai perilaku. Perubahan sosial terjadi pada berbagai tingkat kehidupan manusia, mulai dari tingkat individu hingga kolektivitas individu. Perubahan mencakup berbagai aspek yang terjadi pada setiap tingkat perubahan. Perubahan sosial hanya dapat dipelajari pada satu tingkat tertentu dengan menggunakan berbagai kawasan studi dan berbagai satuan analisis. Pada tingkat analisis perubahan sosial pada masyarakat akan mewakili kawasan studi pada sistem stratifikasi, struktur, demografi dan wakil unit studinya pada pendapatan, kekuasaan, peranan sampai tingkat patologi (Leurer,2001).

Ada dua rumusan dalam perubahan sosial yaitu pertama sebagai perbedaan keadaan pada masyarakat. Rumusan yang kedua sebagai proses perkembangan unsur sosial budaya masyarakat dari waktu ke waktu yang membawa perbedaan yang berarti dalam struktur dan fungsi masyarakat. Kedua rumusan tersebut dibangun atas adanya perubahan yang berbeda yang terdapat pada setiap unsur budaya, titik tolak tujuan dan kontinum waktu yang diambil dari titik memulai sampai titik tujuan (Hendropuspito,1989)

Soekanto (2006) berpendapat bahwa setiap masyarakat selama hidupnya pasti mengalami perubahan. Perubahan bagi masyarakat yang bersangkutan maupun bagi orang luar yang menelaahnya dapat berupa perubahan-perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan- Soekanto (2006) berpendapat bahwa setiap masyarakat selama hidupnya pasti mengalami perubahan. Perubahan bagi masyarakat yang bersangkutan maupun bagi orang luar yang menelaahnya dapat berupa perubahan-perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-

Perubahan sosial dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu perubahan yang disengaja dan yang tidak disengaja (intended dan Unintended change). Perubahan sosial yang disengaja adalah perubahan yang telah diketahui dan direncanakan sebelumnya oleh para anggota masyarakat yang berperan sebagai pelopor perubahan. Sedangkan perubahan sosial yang tidak direncanakan adalah perubahan yang terjadi tanpa diketahui atau direncanakan sebelumnya oleh anggota masyarakat (Soemardjan,1991).

Perubahan sosial tidak hanya diartikan sebagai suatu kemajuan atau progress tetapi dapat berupa suatu kemunduran (regress). Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Soekanto (mengutip simpulan Soemardjan,1991) bahwa perubahan sosial sebagai perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial, termasuk di dalamnya nilai-nilai sikap, pola perilaku antara kelompok dalam masyarakat. Tekanan definisi tersebut terletak pada lembaga-lembaga kemasyarakatan sebagai himpunan pokok manusia, yang kemudian mempengaruhi segi struktur masyarakat. Jadi perubahan sosial dapat terjadi karena perbedaan keadaan di antara sistem-sistem sosial dalam sebuah masyarakat (2006: 263).

Sedangkan mengenai konsep dasar perubahan sosial, Sztompka

(2007: 34). Sedangkan menurut Soekanto (mengutip Leurer,1989) bahwa perubahan

sosial adalah perubahan-perubahan dalam hubungan sosial (social relationships) atau perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) dalam hubungan sosial (2006: 263).

tidak akan menyentuh tiga aspek unsur dasar yaitu manusia, waktu, dan tempat. Dengan kata lain, setiap perubahan digerakkan oleh manusia, dalam unit waktu dan lingkungan tertentu. Konsekuensinya adalah setiap kajian perubahan tidak dapat mengabaikan aspek manusia, waktu dan tempat.

b. Proses Perubahan

Mengenai proses perubahan sosial, Berthan (1980) menyatakan bahwa

penyebarluasan gagasan, ide-ide, keyakinan maupun hasil-hasil budaya yang

suatu proses yang menyebarluaskan ciri khas suatu kebudayaan. Baik hasil dari suatu perubahan atau menjadi awal dari perubahan. Proses penyebarluasan berbagai perubahan dipengaruhi oleh inovasi, komunikasi, sistem sosial dan waktu.

Proses penyebarluasan perubahan terkait dengan hal-hal seperti dibawah ini antara lain:

1). Inovasi yaitu suatu ide baru, yang merupakan hasil ciptaan manusia baik hasil ciptaan baru maupun hasil ciptaan yang sudah lama.

2). Komunikasi yaitu interaksi yang berlangsung sewaktu orang yang satu mengkomunikasikan dan melontarkan suatu ide baru kepada yang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung.

3). Sistem sosial yaitu individu bertindak dalam inovasi tertentu. 4). Unsur waktu yaitu berkaitan kemampuan seseorang untuk menerima

inovasi baru dengan mudah (Rogers & Shoemacher,1971). Dalam proses perubahan di dalam masyarakat tidak selalu berjalan

dengan lancar karena ada hambatan-hambatan yang terjadi dalam masyarakat. Setiap perubahan akan terkait dengan penerimaan masyarakat terhadap ide perubahan itu sendiri. Individu mengalami proses penerimaan yang berupa tahap- dengan lancar karena ada hambatan-hambatan yang terjadi dalam masyarakat. Setiap perubahan akan terkait dengan penerimaan masyarakat terhadap ide perubahan itu sendiri. Individu mengalami proses penerimaan yang berupa tahap-

c. Faktor- faktor penyebab perubahan

Sebuah ide perubahan dalam masyarakat akan memberikan respon yang berbeda. Masyarakat pada umumnya ada yang menentang setiap ide perubahan, menentang tipe-tipe perubahan tertentu saja atau sudah puas dengan keadaan yang ada dengan beranggapan bahwa sumber perubahan tersebut tidak tepat (Taneko,1900).

Berbagai respon masyarakat terhadap perubahan disebabkan oleh adanya kekuatan yang bersaing dalam masyarakat yang sudah mapan kondisinya. Perubahan di dalam masyarakat bersifat kompleks sehingga akan sulit dimaknai oleh masyarakat secara luas. Faktor seperti rasa takut terhadap terjadinya kegoyahan pada integritas kebudayaan yang ada, terutama individu-individu yang ada di dalam masyarakat akan mempengaruhi respon masyarakat. Masyarakat yang sudah mempunyai investigasi sosial yang tinggi, baik berupa status, penghargaan atau nilai-nilai yang meletakkan pada posisi terhormat sehingga prasangka yang buruk terhadap hal baru menjadi relevan karena berbagai bentuk kepentingan.

Setiap perubahan dalam masyarakat ada penyebabnya, penyebab perubahan menjadi daya gerak dari proses perubahan dalam suatu masyarakat yang datang dari dua sumber yaitu dari dalam dan luar. Faktor-faktor yang memengaruhi perubahan dari dalam adalah ide, gagasan serta keyakinan, sedangkan faktor yang dari luar seperti usaha yang dilakukan masyarakat sendiri karena tidak puas dengan apa yang terjadi di masyarakat, pengaruh dari masyarakat lain serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

adanya daya gerak yang berwujud gagasan, ide, atau keyakinan dan hasil budaya yang bersifat fisik. Menurut Berthan bahwa awal dari perubahan adalah komunikasi, maka proses informasi disampaikan dari individu satu kepada individu yang lain (1980). Komunikasi dan informasi tersebut adalah gagasan, ide-ide, keyakinan maupun hasil budaya yang berupa fisik, sedangkan stimulan yang datang dari luar dipengaruhi oleh perubahan di lingkungan pergaulan dan peradaban yang lain.

Menurut Taneko (mengutip pendapat Slamet,2002) bahwa kekuatan yang mempengaruhi perubahan antara lain adalah kekuatan pendorong (motivasional forces ), keniscayaan di dalam masyarakat, dan berbagai metode dan teknologi yang baru. Kekuatan pendorong (motivasional forces) adalah sebuah kekuatan yang terdapat dalam masyarakat dan bersifat mendorong manusia untuk berubah. Tanpa adanya kekuatan pendorong manusia akan mempunyai keengganan untuk berubah. Kekuatan pendorong berasal dari segala aspek situasi yang merangsang kemauan untuk melakukan perubahan dan kekuatan. Kekuatan pendorong berasal dari:

1). Ketidakpuasan terhadap situasi yang ada, karena keinginan untuk

mendapatkan situasi yang lain. 2). Adanya pengetahuan tentang perbedaan antara yang ada dan yang

seharusnya bisa ada 3). Adanya tekanan dari luar seperti kompetisi atau keharusan untuk

menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di luar 4). Kebutuhan dari dalam masyarakat untuk mencapai efesiensi dan

peningkatan, misalnya produktifitas (1990). Kekuatan dari faktor pendorong perubahan dalam masyarakat dapat

berupa usaha dari masyarakat sendiri untuk melakukan perubahan atau perubahan merupakan keniscayaan di dalam masyarakat. Perubahan yang merupakan keniscayaan dalam masyarakat berawal dari situasi dalam masyarakat yang

disebabkan nilai-nilai, norma-norma sosial, pengetahuan dan teknologi yang sekarang dianggap tidak sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan masyarakat atau karena dianggap tidak mampu memenuhi berbagai kepentingan yang semakin kompleks dan serba tidak terbatas. Dalam kondisi seperti ini, masyarakat cepat atau lambat akan berubah untuk mencari formulasi baru terkait dengan berbagai kebutuhan baru. Kebutuhan baru akan didukung dengan fakta bahwa masyarakat menemukan berbagai metode dan teknologi atau sarana baru yang dianggap sesuai dengan kebutuhan masa sekarang dan masa yang akan datang. Berbagai hal yang sifatnya baru pada akhirnya menjadi penyebab terganggunya keseimbangan atau tidak adanya sinkronisasi. Terganggunya keseimbangan dengan sendirinya akan mengakibatkan ketegangan dalam tubuh masyarakat.

Secara umum, ketegangan yang terjadi di masyarakat karena perpaduan antara penemuan baru (invention) dengan pertumbuhan penduduk (population) dan kebudayaan (culture). Faktor penemuan baru adalah hasil gagasan baru yang merupakan rangkaian penciptaan individu dalam masyarakat dengan bersandar pada tujuan dan kehendak tertentu. Sedangkan penemuan terbaru merupakan hasil ciptaan dari sebuah proses sebelumnya yaitu penemuan dari suatu unsur baru, yang diciptakan oleh individu dalam masyarakat (discovery). Penemuan baru dalam bentuk immaterial yaitu berupa pola ekonomi baru, yang dihasilkan dari proses interaksi dengan budaya lain atau karakter budaya yang berbeda dengan karakter budaya pada waktu sebelum terjadi perubahan. Sedangkan bentuk material yang termanifestasi dalam bentuk benda, akan terkait dengan nilai guna dalam kehidupan masyarakat. Beberapa faktor pendorong terhadap individu dalam usaha mencari penemuan baru yaitu:

a) Kesadaran dari orang perorangan akan kekurangan dalam kebudayaanya

b) Kualitas dari para ahli dalam suatu kebudayaan

c) Adanya perangsang bagi aktivitas penciptaan dalam masyarakat.

penduduk yaitu perubahan masyarakat yang disebabkan oleh pertumbuhan dan berkurangnya penduduk daerah tertentu. Pertumbuhan penduduk disebabkan oleh adanya faktor yang membuat suatu wilayah mempunyai daya tarik secara ekonomis dan geografis yang berdampak pada masuknya individu ke dalam suatu lingkup masyarakat yang mempunyai suatu karakter kebudayaan. Konsekuensi adanya proses tarik ulur antar karakter kebudayaan pada individu dalam masyarakat maka berdampak pada kompleksnya masyarakat dengan berbagai latar belakang sosial budaya yang berbeda-beda yang dapat merubah masyarakat pada perilaku dan pola hubungan sosial yang individualis. Perubahan pada akhirnya mampu meluas ke berbagai fragmen dalam masyarakat, baik fragmen hukum, sosial dan politik. Perubahan yang diakibatkan oleh pertumbuhan masyarakat, dapat mendorong perubahan pada bentuk dan hubungan sosial-kemasyarakatan (Sumodiningrat,1999).

d. Tipe-tipe perubahan

Studi mengenai perubahan fungsi sosial dalam masyarakat, tidak dapat mengabaikan tentang perubahan pada dimensi struktur masyarakat yang bersangkutan karena masyarakat menjalankan fungsi selalu dalam struktur yang sudah ada. Struktur sosial memilih aspek yang statis, hendaknya struktur sosial tidak digambarkan sebagai sesuatu yang kaku. Struktur sosial merupakan suatu komposisi dari semua unsur kemasyarakatan yang dikoordinasikan sehingga seluruh unsur dapat menjalankan fungsinya yang telah ditentukan dan menghasilkan jasa yang diinginkan. Unsur dalam struktur sosial adalah sistem yang menempatkan warga masyarakat menurut status sosial dan peranan yang sesuai, pola-pola kelakuan sosial, sistem nilai budaya yang menuntut jenjang hirarki nilai yang berlaku bagi satuan budaya.

Pada dasarnya berbagai tuntutan perubahan diusahakan untuk berjalan relatif stabil walaupun perubahan itu bersifat dinamis. Perubahan yang terjadi di dalam masyarakat yaitu perubahan struktur. Perubahan tersebut meliputi

Di samping juga menurunya kemampuan struktur untuk mempertahankan nilai guna pada masa silam karena harus dihadapkan pada dinamika tuntutan dan dinamika masyarakat.

Perubahan pada pola kelakuan ketika struktur mengalami pergeseran maka berbagai bentuk aktivitas yang menyertainya mengalami perubahan sesuai dengan berbagai kelakuan baru dan relevan dengan perubahan yang terjadi. Perubahan pada pola kelakuan juga akan menimpa nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Struktur, pola kelakuan dan nilai adalah unsur yang mutlak ada dalam suatu masyarakat. Dinamika yang dialami oleh nilai-nilai sosial akan menghasilkan pola kelakuan yang berbeda dan pada akhirnya dinamika akan mampu mendinamisir struktur yang ada, selama struktur tidak mampu mengadopsi berbagai hal yang dinamis (Hendropuspito,1989).

Ada beberapa jenis perubahan sosial, menurut Susanto jenis perubahan sosial berupa evolusi sosial, mobilitas sosial, dan revolusi sosial. Pertama, yaitu evolusi sosial merupakan perkembangan gradual karena adanya kerjasama harmonis antar manusia dengan lingkunganya, dalam bentuk evolusi kosmis, evolusi organis dan evolusi mental. Evolusi mental merupakan akibat dari adanya perubahan teknologi (technical change) dan (culture change) perubahan kebudayaan (1999).

Perubahan mempunyai kecepatan tidak sama karena interdependensi dan relasi antara bagian yang berubah dengan yang tidak berubah. Kecepatan dari perubahan akan menyinggung kemampuan masyarakat dalam mengelaborasi perubahan dalam sistem (adaptif) atau kemudian melakukan penolakan terhadap perubahan yang sedang berjalan (non adaptif) dan kemampuan untuk mengadaptasi perubahan tergantung pada elemen-elemen tertentu, yang terdapat di dalam masyarakat. Menurut Bogardus (2004) bahwa kemampuan untuk beradabtasi dicapai melalui: Perubahan mempunyai kecepatan tidak sama karena interdependensi dan relasi antara bagian yang berubah dengan yang tidak berubah. Kecepatan dari perubahan akan menyinggung kemampuan masyarakat dalam mengelaborasi perubahan dalam sistem (adaptif) atau kemudian melakukan penolakan terhadap perubahan yang sedang berjalan (non adaptif) dan kemampuan untuk mengadaptasi perubahan tergantung pada elemen-elemen tertentu, yang terdapat di dalam masyarakat. Menurut Bogardus (2004) bahwa kemampuan untuk beradabtasi dicapai melalui:

disebabkan adanya dorongan oleh keinginan manusia yang hidup dalam keadaan lebih baik, serta pemanfaatan dari penemuan-penemuan baru. Pada umumnya gerakan sosial terbentuk apabila ada konsep dalam mobilitas sosial tetapi tidak mempunyai strategi yang jelas. Hal ini akan sangat terasa pada prosesi mobilitas yang berlangsung dalam waktu yang relatif lama dan membawa implikasi pada perubahan kepribadian di tingkat individu yang parah, ketidakstabilan dalam masyarakat, adanya rangsangan dari pada perubahan yang nyata yang disebabkan oleh perubahan yang menjadi slogan atau rangsangan yang tidak diwujudkan.

Perubahan secara cepat (revolusi) dalam suatu masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor disorganisasi dan reorganisasi. Faktor disorganisasi lebih besar daripada faktor reorganisasi atau faktor-faktor adaptif lebih kecil daripada faktor nonadaptif. Revolusi sosial terjadi apabila terdapat suatu kegagalan dalam proses evolusi, tahapan puncak revolusi berangkat dari kebutuhan akan harapan-harapan yang berubah. Pada revolusi sosial, terdapat beberapa gejala yang digunakan sebagai indikator untuk melihat kemungkinan terjadinya revolusi. Indikatornya antara lain, berupa frustasi sosial dan peningkatan aktivitas politik (Susanto,1999).