METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitan ini merupakan penelitian empiris yang bertujuan untuk menguji hipotesis (hyphothesis testing). Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh konservatisme, asset growth dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas masa depan perusahaan.

B. Data, Populasi dan Sampel

Data dalam penelitian ini diambil dari laporan keuangan auditan yang dipublikasikan di Internet. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan metode purposive sampling dengan kriteria:

1. Perusahaan manufaktur

2. Menerbitkan laporan keuangan dengan tanggal 31 Desember.

3. Tidak delisting selama tahun 2006-2008.

4. Menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang indonesia.

5. Memiliki data-data keuangan lengkap sesuai dengan kebutuhan penulis.

C. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel independen

a. Konservatisme akuntansi Givoly dan Hayn (2000) mengukur konservatisme dengan melihat kencederungan dari akumulasi akrual selama beberapa tahun. Akrual yang dimaksud adalah perbedaan antara laba bersih sebelum depresiasi/amortisasi dan arus kas kegiatan operasi. Apabila terjadi akrual negatif (laba bersih lebih kecil daripada arus kas kegiatan operasi) yang konsisten selama beberapa tahun, maka merupakan indikasi diterapkannya konservatisme.

Semakin besar akrual negatif yang diperoleh maka semakin konservatif akuntansi yang diterapkan. Hal ini dilandasi oleh teori bahwa konservatisme menunda pengakuan pendapatan dan mempercepat pengakuan biaya. Sehingga laporan laba rugi yang konservatif akan menunda pengakuan pendapatan yang belum terealisasi dan biaya yang terjadi pada periode tersebut akan segera dibebankan pada periode tersebut, dibandingkan menjadi cadangan (biaya yang ditangguhkan) pada neraca. Rumus dari proksi konservatisme ini adalah sebagai berikut:

CONACC it = NI it - CFO it

CONACC it = tingkat konservatisme NI it

= net income CF it

= cash flow dari kegiatan operasional. Konservatisme dalam penelitian ini diproksikan dengan total akrual, yaitu selisih antara laba bersih dan arus kas operasi. Hasil tersebut di bagi dengan rata-rata total aktiva perusahaan. Perusahaan dengan hasil perhitungan CONACC negatif menunjukkan bahwa perusahaan tersebut menerapkan akuntansi yang konservatif sedangkan perusahaan dengan CONACC positif cenderung menerapkan akuntansi yang optimis.

b. Asset growth Tingkat pertumbuhan aktiva (assets growth) dapat didefinisikan sebagai perubahan aktiva perusahaan jika dibandingkan dengan aktiva perusahaan pada perioda sebelumnya. Rumus tingkat pertumbuhan aktiva diambil dari penelitian Parwestri (2008) :

total aktiva t - total aktiva t 1

Asset growth =

Rata - rata total aktiva

c. Ukuran perusahaan Ukuran perusahaan dalam penelitian ini penulis menggunakan total aktiva perusahaan. Rumus ukuran perusahaan diambil dari penelitian Fitzsimmons et al. (2005).

2. Variabel dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah profitabilitas masa depan perusahaan. Profitabilitas masa depan diproksikan dengan ROA mengacu pada penelitian Ahmed dan Duellman (2007).

Laba bersih t

ROA t+1 =

total aktiva t + 1

D. Analisis Data

1. Statistik Deskriptif Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji statistik umum yang berupa statistik deskriptif. Statistik deskriptif meliputi mean, minimum, maksimum serta standar deviasi yang bertujuan mengetahui distribusi data yang menjadi sampel penelitian

2. Uji Asumsi Klasik

a) Uji Normalitas Data Menurut Ghozali (2005), uji normalitas data dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil telah memenuhi kriteria sebaran atau distribusi normal. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov. Sebuah variabel dikatakan terdistribusi dengan normal apabila hasil pengujian menunjukan nilai signifikansi diatas 5%.

b) Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang b) Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang

c) Uji Autokorelasi Ghozali (2005) menyatakan bahwa uji autokorelasi adalah sebuah pengujian yang bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Jika terjadi korelasi dinamakan problem autokorelasi. Autokorelasi terjadi karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Autokorelasi diuji dengan menggunakan Durbin-Watson. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

(a) Jika 0 < d < d 1 , maka terjadi autokorelasi positif (b) Jika d 1 < d < d u , maka tidak ada kepastian apakah terjadi autokorelasi atau tidak (ragu-ragu) (c) Jika 4-d 1 < d < 4, maka terjadi autokorelasi negatif (d) Jika 4-d u < d < 4-d 1 , maka tidak ada kepastian apakah terjadi autokorelasi atau tidak (ragu-ragu) (e) Jika d u < d < 4-d u , maka tidak terjadi autokorelasi baik positif atau negatif.

d) Uji Heteroskedastisitas

Ghozali (2005) menyatakan bahwa uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak heteroskedastisitas. Heteroskastisitas dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan uji Scatterplot. Ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang diprediksi dan sumbu X adalah residual. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang telah dan titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 maka tidak terjadi heteroskastisitas.

3. Uji Hipotesis Data dalam penelitian ini dianalisis dengan mengunakan regresi linier berganda. Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah : ROA t+1 = α +β 1 KON + β 2 GROWTH + β 3 SIZE + e

Keterangan : ROA t+1 = ROA masa depan (sebagai proksi profitabilitas) KON

= dummy variabel konservatif, (1) konservatif, (0) optimis. GROWTH

= Tingkat pertumbuhan aset

SIZE

= Ukuran Perusahaan

β 1- β 3 = Koefisien Regresi

e = eror

Ada beberapa pengujian yang akan dilakukan dalam uji hipotesis, antara lain:

(a) Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi adalah nilai yang menunjukkan seberapa

besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependennya. Nilai koefisien determinasi (R 2 ) dilihat pada hasil pengujian regresi

linier berganda untuk variabel independen terhadap variabel dependennya. Koefisien determinasi dapat dilihat dari nilai adjusted

R 2 (b) Nilai F

Merupakan pengujian simultan variabel independen yang dilakukan untuk melihat variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Melalui nilai f ini penulis akan menguji apakah konsevatisme akuntansi, asset growth dan ukuran perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas masa depan perusahaan.

(c) Nilai t Merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Nilai t dalam penelitian ini menggunakan tingkat (c) Nilai t Merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Nilai t dalam penelitian ini menggunakan tingkat