Pelaksanaan Pembagian Harta Bersama di Pengadilan Agama Sukoharjo

A. Pelaksanaan Pembagian Harta Bersama di Pengadilan Agama Sukoharjo

Perkawinan merupakan peristiwa yang sakral bagi pemahaman masyarakat Indonesia, suatu perkawinan diharapkan senantiasa dapat berjalan langgeng sampai hari tua, namun didalam kehidupan perkawinan sering kali terjadi sesuatu hal yang menyebabkan kehidupan perkawinan menjadi tidak harmonis, Seperti perkawinan yang selalu diharapkan berjalan dengan baik dapat saja berakhir dengan suatu perceraian. Perceraian dalam kaca mata hukum merupakan suatu peristiwa hukum yang tentunya akan menimbulkan serangkaian akibat-akibat hukum, termasuk salah satunya dalam ruang lingkup harta kekayaan dalam perkawinan. Pembagian harta bersama dalam perkawinan senantiasa merupakan bagian yang krusial dari suatu perceraian.

1. Perkara Pembagian Harta Bersama di Pengadilan Agama Sukoharjo Pengadilan Agama Sukoharjo mempunyai wilayah yuridis hukum meliputi 12 kecamatan, dimana berdasarkan sumber yang diperoleh dari hasil penelitian di Pengadilan Agama Sukoharjo, perkara Pembagian Harta Bersama yang diterima dan diputus pada tahun 2010 dan tahun 2011 adalah sebagai berikut:

Gambar 3 (grafik)

Tahun 2010

Tahun 2011

Perkara Pembagian Harta Bersama

Perkara yang diterima

Perkara yang diputus

commit to user

Agama Sukoharjo Dari data yang penulis sajikan dapat diketahui bahwa di tahun 2010

terdapat 3(tiga) perkara Pembagian Harta Bersama yang telah diterima dan diputus oleh Pengadilan Agama Sukoharjo, dan di tahun 2011 terdapat 2 (dua) perkara yang diterima dan 1(satu) perkara yang telah diputus oleh Pengadilan Agama Sukoharjo, dari data tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan Pembagian Harta Bersama di Pengadilan Agama Sukoharjo cukup sedikit karena disebabkan oleh banyak faktor dan juga karena Pembagian harta bersama lewat Pengadilan Agama, bisa diajukan serempak dengan pengajuan gugatan perceraian (kumulatif) atau dapat pula digugat tersendiri setelah putus perceraian baik secara langsung oleh yang bersangkutan maupun memakai jasa pengacara.

Pemeriksaan pembagian harta bersama dalam hal yang kumulatif dilakukan setelah pemeriksaan gugatan cerai, apabila gugatan cerainya ditolak, maka pembagian harta bersamanya biasanya juga di tolak, Karena Pembagian harta bersama tersebut menginduk pada gugatan cerai, Kecuali apabila salah satu pihak meminta pemisahan harta bersama, karena salah satu pihak dikuatirkan atau bahkan terbukti menghilangkan harta bersama dengan permohonan tersendiri.

2. Prosedur pemeriksaan Perkara dalam Pelaksanaan Pembagian Harta Bersama

Semua perkara yang diterima di Pengadilan Agama bermula dari adanya suatu sengketa antara para pihak yang satu dengan pihak yang lainnya, hal ini terjadi karena pihak satu dengan pihak lainnya merasa adanya suatu hak yang dilanggar oleh pihak lainnya sehingga salah satu pihak mengajukan gugatan di Pengadilan Agama, maka pengadilan Agama sesuai dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama jo Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 jo Undang- undang Nomor 50 Tahun 2009 pengadilan Agama mempunyai

commit to user

masuk di Pengadilan Agama termasuk Pembagian Harta Bersama. Didalam proses persidangan dan pelaksanaan Pembagian Harta

Bersama diawali dengan proses persidangan yang dapat memberikan suatu gambaran yang jelas terhadap suatu peristiwa yang terjadi di persidangan sehingga Hakim dapat menemukan bukti-bukti /atau fakta – fakta untuk dijadikan pertimbangan dalam menjatuhkan putusan dalam pelaksanaan pembagian harta bersama.

Pada prinsipnya proses pemeriksaan perkara perceraian dengan pembagian harta bersama di Pengadilan Agama Sukoharjo adalah sama dengan proses pemeriksaan perkara perdata lainnya yang dilakukan di depan sidang Pengadilan Umum, Proses pemeriksaan perkara perceraian dengan pembagian harta bersama dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut :

a. Pembacaan gugatan;

b. Jawaban gugatan;

c. Replik penggugat;

d. Duplik tergugat;

e. Pembuktian;

f. Kesimpulan;

g. Putusan hakim. Pemeriksaan perkara perceraian dilakukan dalam sidang tertutup.

Mengapa dilakukan dalam sidang tertutup, karena menyangkut masalah kesusilaan (wawancara dengan Wakil Panitera PA Sukoharjo, pada Tanggal 23 Nopember 2012 pukul 09.30 – 11.00 ).

3. Penyelesaian Perkara Perceraian dan Pelaksanaan Pembagian Harta Bersama di Pengadilan Agama Sukoharjo.

Untuk lebih mengetahui proses terjadinya putusan dalam perkara gugatan harta bersama, perlu kiranya dikemukan contoh putusan gugatan harta bersama yang diperoleh dari putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Putusan yang disampaikan di maksudkan sebagai

commit to user

Putusan Nomor : 0910/PDT.G/2010/PA.SKH. Antara Penggugat berinisial B binti BG umur 38 tahun, agama Islam, pendidikan STM,

pekerjaan Karyawan Swasta, bertempat tinggal di, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, selanjutnya disebut sebagai "Pemohon", Tergugat berinisial A binti ST umur 35 tahun, agama Islam, pendidikan SMEA, pekerjaan Mengurus Rumah Tangga, bertempat tinggal di Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, selanjutnya disebut sebagai "Termohon" yang menikah pada tanggal 13 agustus 1993 bertempat di kantor Urusan Agama kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo (kutipan Akta Nikah Nomor : 230/52/VIII/1993).

Dalam gugatannya (posita) Penggugat menyebutkan bahwa selama pernikahan dengan tergugat telah memperoleh harta bersama sebagai berikut:

a. Tanah pekarangan kaplingan seluas ± 100 m 2 Serlifikat No. 3087 di

Kwarasan Grogol, Sukoharjo;

b. Sepeda motor Suzuki AD 6486 AK warna merah tahun 2005;

c. Sepeda motor Yamaha AD 3714 KK warna hitam tahun 1996;

d. Sepeda motor Yamaha AD 2629 ZB warna hijau tahun 2009.

a. Duduk Perkaranya

Pada tanggal 13 Agustus 1993 pemohon dan Termohon melangsungkan pernikahan yang dicatat oleh pegawai pencatat nikah di kantor Urusan Agama kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo (kutipan Akta Nikah Nomor : 230/52/VIII/1993, selanjutnya pemohan dan termohan hidup bersama selama 7 tahun dan dikaruniai 2 (dua) orang anak yaitu Vendi Permata Putra, Oldri Permata Sari.

Bahwa kemudian karena tidak ada kecocokan dalam bahtera rumahtangga akhirnya sering kali terjadi perselisihan dan pertengkaran karena termohon sering berhutang kepada orang lain tanpa sepengetahuan Pemohon dan penggunaan uang hutang tersebut

commit to user

rumah selama 2 bulan selam itu termohon tidak memperdulikan Pemohon, dan tidak ada lagi hubungan lahir maupun batin.

Bahwa berdasarkan uraian diatas Penggugat mohon agar ketua Pengadilan Agama Sukoharjo memeriksa dan mengadili perkara ini, selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi: PRIMAIR : (a) Mengabulkan permohonan Pemohon; (b) Memberikan ijin kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak satu

kepada Termohon; (c) Membebankan biaya dalam perkara ini menurut hukum; SUBSIDAIR : Putusan yang seadil-adilnya;

1) Usaha Perdamaian

Menimbang, bahwa Pemohon dan Termohon telah memilih Drs.Munjid Lughowi, Hakim Pengadilan Agama Sukoharjo untuk menjadi Mediator dalam perkaranya tersebut, selanjutnya Majelis Hakim telah memerintahkan Pemohon dan Termohon untuk menempuh proses mediasi dan mediasi telah dilaksanakan,namun gagal sebagaimana Laporan Hasil Mediasi tertanggal 29 Nopember 2010;

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim berusaha dengan sungguh-sungguh mendamaikan Pemohon dan Termohon, namun tidak berhasil kemudian dibacakan permohonan Pemohon dalam sidang tertutup untuk umum, yang isinya tetap dipertahankan oleh Pemohon;

Menimbang, bahwa Termohon telah memberikan jawaban secara tertulis tertanggal 29 Nopember 2010, yang isi pokoknya sebagai berikut :

a) Bahwa dalil pemohon untuk menceraikan termohon pada

commit to user

Agustus 1993 setelah itu Termohon bertempat tinggal di SUKOHARJO Selama perkawinan, telah dikaruniai seorang

anak lahir tanggal 23 Mei 1994. Pemohon sudah bekerja tapi belum mapan, dalam kehidupan sehari-hari kami jalani dengan bahagia, tapi lama-lama hubungan kami sering retak, karena waktu itu kami sama-sama masih muda, Pemohon sering mencari kesenangan sendiri, sering keluar rumah, judi, mabuk, bahkan pacaran. Termohon sendiri hanya buruh pabrik, buat beli susu aja zaman dulu sudah, akhirnya Termohon punya hutang, tapi setelah Pemohon tahu Termohon punya hutang Pemohon marah, kemudian tahun 2004 keluarga Termohon mengalami kehancuran, rumah orang tua dan Termohon dijual lalu pindah dari Desa Kwarasan, tapi waktu hutang-hutang Termohon yang melunasi orangtua Termohon, bukan dari Pemohon;

b) Dalil nomor 3 bahwa Termohon sering hutang yang penggunaan uangnya tidak untuk kepentingan keluarga adalah tidak benar, karena sejak April 2004 termohon tidak pernah mendapat uang belanja dari pemohon. Tepat 18 April 2004 Termohon pindah ikut suami di KWARASAN semenjak Termohon tinggal disana Termohon sudah punya anak 2 waktu itu masih kecil-kecil. Pemohon sudah bekerja mapan. Termohon bekerja di rumah dengan jualan es jus tapi lama- lama Termohon kepingin meningkat, lalu dengan dorongan kakak Pemohon,Termohon disuruh mencari pinjaman di bank dan Pemohon setuju, dari situ Termohon mulai berdagang, Termohon juga tidak pernah minta uang gaji karena Termohon pikir Termohon bisa cari uang sendiri, tapi sebagai suami seharusnya memberi nafkah bukan hanya nafkah batin, tapi semua itu tak Termohon permasalahkan,tapi lama-lama

commit to user

keadaan seperti inilah dapat menimbulkan hutang, karena pengeluaran harian dan angsuran bank. Pada saat angsuran

bank jatuh tempo padahal belum ada uang, teraksa pinjam ke rentenir, inilah yang membuat hutang semakin menumpuk. Termohon dan Pemohon juga mempunyai harta atau barang yang diperoleh semasa hidup bersama suami istri. Adapun barang tersebut terbagi dalam barang bergerak dan tidak bergerak; Barang tidak bergerak berupa sebidang tanah di Desa Kwarasan seluas 100 M2; Sedangkan barang bergerak berupa: Sebuah mobil Daihatsu Espas tahun 1996 Nopol AD 9332 NB; Sebuah Motor Yamaha Crypton Tahun 1996 Nopol AD 3714 KK; Sebuah Motor Yamaha Jupiter Tahun 2009 Nopol AD 2629 ZB

c) Dalil nomor 4,termohon pergi meninggalkan rumah karena sudah tidak ada komunikasi.

Bahwa atas dasar alasan tersebut diatas, dengan ini termohon mohon kepada Ketua Pengadilan Agama Sukoharjo sebelum mengabulkan permohonan Pemohon menjatuhkan talak satu kepada tennohon untuk diingatkan : (1) Pemohon menjadi kepada rumah tangga yang bertanggung

jawab atas hutang-hutang Isterinya, atau memberikan uang belanja sejak April 2004;

(2) Pemohon juga memberikan separuh dari kekayaan bersama kepada Termohon; (3) Atau sesuai kebijksanaan dan keadilan dari Ketua Pengadilan Agama Sukoharjo.

commit to user

Pemohon telah menyampaikan replik secara tertulis tertanggal 21 Desember 2010, yang isi pokoknya sebagai

berikut : (1) Bahwa tingkah laku penggugat sebenarnya cek cok /

bertengkar pada malam hari ketika anak tidur. Paginya orang tua tergugat ikut campur tangan rumah tangga penggugat. Jarak antara tempat tinggal penggugat dengan orang tua tergugat ± 1km;

(2) Bahwa dalam kehancuran ekonomi orang tua tergugat

tidak benar penyebab dari Penggugat; (3) Bahwa dalam ekonomi rumah tangga penggugat cukup mapan bisa memperbaiki rumah tempat tinggal pemberian waris dari orang tua tergugat;

(4) Bahwa pihak penggugat terhadap tergugat telah diberi gaji

mingguan maupun bulanan tidak mau; (5) Bahwa pihak tergugat kebutuhan hidup sehari-hari cukup

minta kepada pihak penggugat; (6) Bahwa pemberian waris,tanah pekarangan dan rumah dari pemberian orang tua tergugat telah diminta kembali dijual oleh orang tua tergugat;

(7) Bahwa pihak penggugat menegaskan pada pihak tergugat bila mempunyai hutang lebih dari Rp. 10.000.000,00 pihak penggugat tidak bertanggung jawab;

(8) Bahwa pihak penggugat bertanggung jawab melaksanakan kewajiban pada pihak tergugat hutang di BRI lunas; (9) Bahwa pihak penggugat telah diminta ijin oleh pihak tergugat pinjam BRI lagi. Bahwa pihak penggugat mengijinkan pinjaman BRI pada pihak tergugat, pesannya kurang dari Rp. 10.000.000,00 untuk beli sepeda motor;

(10) Bahwa pihak penggugat menyerahkan BPKB Daihatsu

commit to user

angsurannya apakah mampu ? jawab tergugat mampu; (11) Pihak penggugat memberikan 1 angsuran BRI dan 1

angsuran BPKB kepada orang tua tergugat; (12) Bahwa pihak penggugat telah memberikan 1 angsuran BRI melalui pihak tergugat tetapi tidak dibayarkan; (13) Bahwa pihak penggugat telah memberikan peringatan berkali-kali terhadap pihak tergugat tentang hutang bahwa pihak penggugat melunasi hutang pihak tergugat:

(14) Bahwa pihak penggugat menjual mobil Daihatsu AD 9332 NB warna hitam silver tahun 1996 untuk melunasi hutang BRI yang dilakukan oleh pihak tergugat;

Kami selaku pihak penggugat memohon kepada Bapak/Ibu Ketua Pengadilan Agama Sukoharjo Jawa Tengah mengabulkan putusan perkara No.0910/Pdt. 6/2010/PA.Skh mengabulkan : (1) Putusan cerai sesuai syariat agama islam yang dianut oleh

penggugat; (2) Harta gono-gini :

(a) Tanah pekarangan kaplingan seluas ± 100 m 2 Serlifikat No. 3087 di Kwarasan Grogol, Sukoharjo; (b) Sepeda motor suzuki AD 6486 AK warna merah tahun

2005; (c) Sepeda motor Yamaha AD 3714 KK warna hitam

tahun 1996; (d) Sepeda motor Yamaha AD 2629 ZB warna hijau

tahun 2009. (3) Sisa hutang-hutang bukan tanggung jawab pihak

penggugat; Menimbang, bahwa terhadap replik Pemohon tersebut,

Termohon telah menyampaikan duplik tertanggal 07 Januari

commit to user

membuktikan dalil permohonannya, Pemohon telah mengajukan bukti-bukti

berupa :

2) Bukti – Bukti

a) Bukti Surat : (1) Foto copy bermeterai cukup Kartu Tanda Penduduk atas

nama Pemohon, Nomor : 3311091708720005, tertanggal

16 Desember 2008, yang dikeluarkan oleh Camat Grogol, Kabupaten Sukoharjo, tanda P.1; (2) Foto copy bermeterai cukup Duplikat Kutipan Akta Nikah Nomor : 230/52/VIII/1993 tanggal 26 Oktober 2010, yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, tanda P.2;

(3) Foto copy bermeterai cukup Slip Penyetoran uang sejumlah Rp.21.000.000,00 (dua puluh satu juta rupiah) oleh Pemohon ke rekening Termohon, tertanggal 25 Oktober 2010, tanda P.3;

(4) Foto copy bermeterai cukup kwitansi pelunasan oleh Pemohon kepada Sri Mulyani senilai Rp. 2.000.000,00 (dua juta rupiah) tertanggal Agustus 2010, kepada Sarwanto senilai Rp.1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah) tertanggal September 2010 dan kepada Harjo Sisri senilai Rp.2.000.000,00 (dua juta rupiah) tertanggal September 2010, tanda P.4;

(5) Foto copy bermeterai cukup Slip Setoran Angsuran 9 dan 10 oleh Pemohon kepada Koperasi Makmur Adana senilai Rp.867.000,00 (delapan ratus enam puluh tujuh ribu rupiah) tertanggal 24 Nopember 2010, kepada Ilik senilai Rp.4.700.000,00 (empat juta tujuh ratus ribu rupiah) tertanggal Juli 2010 dan kepada Siti Sulastri

commit to user

2010, tanda P.5;

b) Saksi-saksi: SAKSI 1, bersumpah dan memberikan keterangan yang isi

pokoknya sebagai berikut : (1) Bahwa saksi berumur 31 tahun, bertempat tinggal di ,

Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, mengenal Pemohon dan Termohon karena sebagai tetangga Pemohon;

(2) Bahwa Pemohon dengan Termohon menikah pada tahun 1993 dan setelah menikah tinggal bersama di rumah orangtua Pemohon dalam keadaan rukun dan telah dikaruniai 2 (dua) orang anak;

(3) Bahwa sejak bulan Agustus 2010, Termohon meninggalkan kediaman bersama dan pulang ke rumah orangtua Termohon, Bahwa penyebab kepulangan Termohon ke rumah orangtuanya adalah kebiasaan Termohon yang sering berhutang kepada orang lain tanpa sepengetahuan Pemohon;

(4) Bahwa saksi pernah meminjami utang Termohon sejumlah Rp.4.000.000,00 (empat juta rupiah) dengan jaminan sertifikat saksi, ternyata Termohon hanya mengangsur sebanyak 4 (empat) dan selebihnya saksi yang mengangsur tanpa sepengetahuan Pemohon;

SAKSI 2,bersumpah dan memberikan keterangan yang isi pokoknya sebagai berikut: (1) Bahwa saksi berumur 56 tahun, bertempat tinggal di

Dusun Soko, Desa Madegondo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo,mengenal Pemohon dan Termohon karena sebagai ibu kandung Termohon;

(2) Bahwa sejak 15 September 2010,Termohon meninggalkan

commit to user

Termohon terbelit utang; (3) Bahwa belitan utang Termohon tersebut untuk keperluan

modal usaha namun gagal; Menimbang, bahwa atas keterangan saksi-saksi tersebut Pemohon dan Termohon membenarkannya;

Menimbang,bahwa membuktikan dalil-dalil bantahannya, Termohon telah mengajukan surat-surat bukti berupa : (1) Foto copy bermeterai cukup surat pemberian pinjaman

uang dari Umriyah kepada Termohon, sejumlah Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah), tertanggal 20 Januari 2010, tanda T.1;

(2) Foto copy bermeterai cukup surat pemberian pinjaman uang dari Umriyah kepada Termohon, sejumlah Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah), tertanggal 7 Maret 2010, tanda T.2;

(3) Foto copy bermeterai cukup surat keterangan pinjaman uang (dengan jaminan BPKB) dan setoran bulan Juli dan Agustus 2010, atas nama Suparti yang dikeluarkan oleh BFI Finance Solo, tanda T.3;

(4) Foto copy bermeterai cukup pinjaman senilai Rp.2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu rupiah), atas nama Rizal Hartono, yang dikeluarkan oleh KSU ” Sari Harta Waluya” tertanggal 1 Juli 2010, tanda T.4;

(5) Foto copy bermeterai cukup surat keterangan sisa pinjaman senilai Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah), atas nama Termohon, yang dikeluarkan oleh KSP ” Sejahtera Abadi” tertanggal 28 Januari 2011, tanda T.5;

(6) Foto copy bermeterai cukup pernyataan pengakuan piutang oleh Narsih terhadap Termohon senilai Rp. 100.000,00 (seratus ribu rupiah), tanda T.6;

commit to user

Termohon dengan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Nomor : 0000443-SPK-7031-0609 tertanggal 2

Juni 2009, senilai Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah), tanda T.7;

(8) Foto copy bermeterai cukup Slip Setoran Tunai oleh Termohon kepada Bank Danamon untuk bulan Maret, April, Juni dan Juli 2010, senilai Rp. 2.415.000,00 (dua juta empat ratus lima belas ribu rupiah), tanda T.8;

(9) Foto copy bermeterai cukup pinjaman senilai Rp.4.000.000,00 (empat juta rupiah), atas nama Termohon,

tertanggal 19 Januari 2010 dan Rp.3.000.000,00 (tiga juta rupiah) atas nama Sri Indiati, tertanggal 13 Pebruari 2010, yang dikeluarkan oleh KSU ” Makmur Adana ” , tanda T.9;

(10) Foto copy bermeterai cukup pinjaman senilai Rp. 600.000,00 (enam ratus ribu rupiah), atas nama Termohon, tertanggal 27 Januari 2011, yang dikeluarkan oleh Yayasan Gotong Royong Penyandang Cacat ABRI/TNI-POLRI PURNA YUDHA,tanda T.10;

(11) Foto copy bermeterai cukup surat keterangan sisa pinjaman senilai Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah), atas nama Termohon, yang dikeluarkan oleh KSP ”Subur Makmur” tertanggal 25 Januari 2011, tanda T.11;

(12) Foto copy bermeterai cukup surat keterangan sisa pinjaman senilai Rp. 1.292.000,00 (satu juta dua ratus sembilan puluh dua ribu rupiah), atas nama Termohon, yang dikeluarkan oleh KSP ”Artha Jaya Makmur” tertanggal 04 Pebruari 2011, tanda T.12.

Menimbang, bahwa Pemohon dan Termohon telah menyampaikan kesimpulan masing-masing tertanggal 21

commit to user

Menimbang, bahwa tentang jalannya pemeriksaan di persidangan semuanya telah dicatat dalam berita acara

persidangan sehingga untuk mempersingkat uraian putusan ini, cukuplah Pengadilan menunjuk kepada berita acara tersebut.

b. TENTANG HUKUMNYA DALAM KONPENSI ;

Menimbang, bahwa permohonan Pemohon secara lengkap adalah sebagaimana telah diuraikan di atas;

Menimbang, bahwa Pemohon dan Termohon telah hadir di persidangan dan Pengadilan telah memerintahkan Pemohon dan Termohon untuk menempuh mediasi, mediasi mana telah dilaksanakan namun gagal sebagaimana surat keterangan tertanggal

29 Nopember 2010, oleh karena itu pemeriksaan perkara ini dapat dilanjutkan dan Majelis Hakim telah mengusahakan perdamaian secara maksimal namun tidak berhasil karena Pemohon tetap pada permohonannya, dengan demikian maksud ketentuan Peraturan Mahkamah Agung R.I Nomor 1 Tahun 2008 tanggal 31 Juli 2008 dan pasal 65 juncto pasal 82 ayat (1) dan (4) Undang-Undang Nomor

7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-undang Nomor

50 Tahun 2009, telah terpenuhi; Menimbang, bahwa perkara ini perkara cerai talak yang termasuk

dalam bidang perkawinan antara orang-orang yang beragama Islam, sehingga sesuai dengan ketentuan pasal 49 huruf a vide penjelasan pasal 49 huruf a angka 8 dari Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah dan ditambah dengan Undang - undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor

50 Tahun 2009, Pengadilan Agama Sukoharjo secara absolut berwenang untuk mengadili perkara ini;

commit to user

bukti P.1,ternyata Pemohon dan Termohon berada di wilayah hukum Pengadilan Agama Sukoharjo, maka Pengadilan Agama Sukoharjo

secara relatif berwenang untuk memeriksa perkara ini sesuai ketentuan pasal 66 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 Tentang Peradilan Agama yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009;

Menimbang, bahwa inti permohonan Pemohon adalah cerai talak dengan alasan sebagaimana yang tercantum dalam pasal 19 ayat (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 juncto pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam yaitu : “antara suami isteri terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga”;

Menimbang, bahwa Termohon telah mengakui dalil-dalil dari permohonan Pemohon,namun demikian karena perkara ini termasuk bidang perkawinan dan untuk memastikan permohonan Pemohon tersebut beralasan serta tidak melawan hak, maka perlu adanya pembuktian dari pihak Pemohon;

Menimbang, bahwa alat-alat bukti yang diajukan oleh Pemohon dapat dipertimbangkan sebagai berikut :

Menimbang,bahwa surat bukti P.2 merupakan akta autentik, karena dibuat berdasarkan peraturan perundang-undangan oleh Pejabat yang berwenang, sehingga mempunyai kekuatan pembuktian sempurna, selama tidak dibuktikan kepalsuannya (pasal 165 HIR), dan sesuai pasal 7 ayat (1) dari Kompilasi Hukum Islam harus dinyatakan terbukti bahwa antara Pemohon dan Termohon telah terikat dalam perkawinan yang sah, oleh karena itu Pemohon mempunyai alasan hukum untuk mengajukan permohonan ini;

Menimbang,bahwa kesaksian 2 (dua) orang saksi disampaikan dengan di bawah sumpah, sesuai dengan kejadian yang disaksikan sendiri dan telah bersesuaian satu dan lainnya serta mendukung dalil

commit to user

memenuhi syarat minimal pembuktian dan harus dikabulkan dengan memberi izin kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak satu raj’i

terhadap Termohon di depan sidang Pengadilan Agama Sukoharjo; Menimbang, bahwa oleh karena perceraian ini terjadi dengan talak maka sesuai ketentuan pasal 149 huruf a dan b Kompilasi Hukum Islam, Pemohon wajib memberikan kepada Termohon, Mut’ah dan nafkah, kiswah dan maskan selama masa Iddah;

Menimbang, bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 41 huruf c Undang-undang Nomor1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Majelis Hakim secara ex-officio karena jabatannya dapat mewajibkan kepada Pemohon untuk memberikan kepada Termohon mut’ah dan nafkah iddah tersebut di atas. Untuk itu Majelis Hakim menilai layak dan mampu jika Pemohon dihukum untuk membayar kepada Termohon, mut’ah berupa uang sebesar Rp.2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu rupiah) dan nafkah iddah sebesar Rp.2.250.000,00 (dua juta dua ratus lima puluh ribu rupiah); DALAM REKONPENSI ;

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat selengkapnya adalah sebagaimana tersebut dalam surat jawaban/ gugatan rekonpensi;

Menimbang, bahwa yang menjadi pokok gugatan Penggugat adalah agar Tergugat dihukum untuk membayar nafkah terhutang (madhiyah) Penggugat selama 6 (enam) tahun atau sejak tahun 2004, secara bersama-sama Penggugat menanggung hutang-hutang Tergugat yang seluruhnya senilai Rp.80.700.000,00 (delapan puluh juta tujuh ratus ribu rupiah), dan membagi sesuai ketentuan hukum terhadap harta bersama Penggugat dengan Tergugat berupa sebidang tanah yang terletak di Desa Kwarasan RT 02 RW 01 seluas 100 M2 Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, sebuah Mobil Daihatsu Espas, sebuah sepeda motor Yamaha Crypton Tahun1996 Nopol AD

commit to user

AD 6486 AK, dan sebuah sepeda motor Yamaha Jupiter Tahun 2009 Nopol AD 2629 ZB;

Menimbang,bahwa gugatan Penggugat tentang pembayaran nafkah lampau (madhiyah) telah dibantah oleh Tergugat dan Penggugat tidak pernah mengajukan bukti-bukti dalil gugatnya aquo;

Menimbang, bahwa perihal gugatan pembayaran nafkah madhiyah selama 6 (enam) tahun,sesuai dengan fakta dipersidangan dari keterangan saksi-saksi dalam konpensi, ternyata Penggugat meninggalkan kediaman bersama sejak September 2010. Oleh karena itu Majelis Hakim berpendapat bahwa Penggugat dinilai tidak dapat membuktikan dalil-dalil gugatnya tentang adanya kelalaian Tergugat tidak memberikan nafkah untuk Penggugat, oleh karena itu Majelis Hakim sepakat untuk menolak gugatan Penggugat;

Menimbang,bahwa perihal gugatan Penggugat agar Tergugat bersama-sama Penggugat menanggung hutang-hutang Tergugat yang seluruhnya senilai Rp.80.700.000,00 (delapan puluh juta tujuh ratus ribu rupiah), sesuai dengan fakta di persidangan Tergugat telah mengakui sebagaimana dalam Replik rekonpensi tertanggal 07 Januari 2011 nomor 20 ”Tergugat (Pemohon) tidak tahu menahu soal hutang Penggugat (Termohon)” dengan demikian hutang-hutang tersebut terjadi tanpa sepengetahuan (tanpa persetujuan Tergugat);

Menimbang, bahwa sesuai dengan bukti Penggugat berupa surat- surat T.1 sampai dengan T.15, tidak terdapat satupun surat bukti yang terindikasi melibatkan Tergugat dalam transaksi hutang-hutang aquo, maka sesuai dengan ketentuan pasal 36 ayat (1) Undang- undang Nomor 1 Tahun 1974 vide pasal 92 Kompilasi Hukum Islam, kepada Tergugat tidak layak untuk dibebani tanggungan hutang dilakukan Penggugat tanpa ada persetujuan Tergugat, oleh karena itu Majelis Hakim sepakat untuk menolak gugatan Penggugat aquo;

Menimbang, bahwa perihal gugatan Penggugat agar Tergugat

commit to user

dengan Tergugat berupa sebidang tanah yang terletak di Desa Kwarasan RT 02 RW 01 seluas100 M2 Kecamatan Grogol,Kabupaten

Sukoharjo, sebuah Mobil Daihatsu Espas, sebuah sepeda motor Yamaha Crypton Tahun 1996 Nopol AD 3714 KK, sebuah sepeda motor Zusuki Shogun Tahun 2005 Nopol AD 6486 AK, dan sebuah sepeda motor Yamaha Jupiter Tahun 2009 Nopol AD 2629 ZB, sesuai dengan pengakuan Tergugat sebegaimana tersebut pada jawaban, maka gugatan terhadap objek selain sebuah mobil Daihatsu Espas, Majelis Hakim sepakat untuk mengabulkan gugatan Penggugat aquo, sehingga terhadap harta-harta aquo akan ditetapkan sebagai harta bersama antara Penggugat dengan Tergugat;

Menimbang, bahwa gugatan Penggugat terhadap objek berupa sebuah mobil Daihatsu Espas, sesuai dengan pengakuan Tergugat telah dijual untuk membayar hutang dengan BRI dan Penggugat tidak pernah mengajukan bukti apapun berkaitan dengan keberadaan objek aquo, maka Majelis Hakim sepakat untuk menolak gugatan tersebut;

Menimbang, bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 97 Kompilasi Hukum Islam, terhadap harta-harta bersama tersebut di atas, perlu ditetapkan bahwa seperdua dari harta tersebut di atas menjadi hak Penggugat dan seperdua lagi menjadi hak Tergugat;

Menimbang, bahwa sesuai dengan fakta di persidangan ternyata Penggugat meninggalkan rumah kediaman bersama, sehingga harta bersama di atas ada dalam penguasaan Tergugat, maka Majelis Hakim sepakat untuk menghukum Tergugat agar menyerahkan setengah dari harta bersama tersebut di atas kepada Penggugat, dan jika tidak dapat dilaksanakan secara natural, maka Penggugat berhak atas setengah dari hasil lelang atas harta bersama tersebut;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka terhadap gugatan Penggugat tersebut, Majelis Hakim akan mengabulkan gugatan Penggugat sebagian dan menolak

commit to user

DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 89 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama,

yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009, maka kepada Pemohon Konpensi / Tergugat Rekonpensi nantinya akan dihukum untuk membayar biaya akibat perkara ini; Memperhatikan ketentuan Hukum Islam dan Peraturan Perundang-undangan yang berkaitan dengan perkara ini; MENGADILI DALAM KONPENSI ;

1) Mengabulkan permohonan Pemohon;

2) Memberi ijin kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon di depan sidang Pengadilan Agama Sukoharjo;

3) Menghukum Pemohon untuk membayar kepada Termohon:

a) Mut’ah berupa uang sebesar Rp.2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu rupiah);

b) Nafkah, kiswah dan maskan selama masa iddah sebesar Rp. 2.250.000,00 (dua juta dua ratus lima puluh ribu rupiah);

DALAM REKONPENSI ;

1) Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonpensi sebagian;

2) Menetapkan bahwa harta-harta berikut ini:

a) Tanah pekarangan kaplingan seluas ± 100 m 2 Serlifikat No.3087 terletak di RT02 RW 01 Desa Kwarasan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo;

b) Sepeda motor Suzuki Shogun dengan Nomor Polisi AD 6486 AK warna merah tahun 2005;

c) Sepeda motor Yamaha Cripton dengan Nomor Polisi AD 3714 KK warna hitam tahun 1996;

commit to user

ZB warna hijau tahun 2009, merupakan harta bersama Penggugat Rekonpensi dengan Tergugat Rekonpensi;

3) Menetapkan bahwa seperdua dari harta tersebut di atas menjadi hak penggugat Rekonpensi dan seperdua lagi menjadi hak Tergugat Rekonpensi;

4) Menghukum Tergugat Rekonpensi untuk menyerah setengah dari harta bersama tersebut di atas kepada Penggugat Rekonpensi, dan jika tidak dapat dilaksanakan secara natural, maka Penggugat Rekonpensi berhak atas setengah dari hasil lelang atas harta tersebut;

5) Menolak gugatan Penggugat Rekonpensi selebihnya.

DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI ; Membebankan kepada Pemohon Konpensi / Tergugat Rekonpensi untuk membayar biaya perkara yang hingga kini diperhitungkan sebesar Rp. 221.000,00 (dua ratus dua puluh satu ribu rupiah). Demikian putusan ini diputuskan pada hari Senin tanggal 21 Maret 2011 Masehi bertepatan dengan tanggal 16 Rabi’ul Akhir 1432 Hijriyyah dalam permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Agama Sukoharjo oleh kami Drs.MUNJID LUGHOWI yang ditetapkan oleh Ketua Pengadilan Agama Sukoharjo sebagai Ketua Majelis,

Drs.H.ADIB

SANTOSA,S.H

dan MAWARDI, S.Ag.,M.Hum., masing-masing sebagai Hakim Anggota,serta diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis didampingi Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh UMI BASYIROH, S.Ag., Panitera Pengganti dengan dihadiri oleh Pemohon Konpensi / Tergugat Rekonpensi dan Termohon Konpensi/ Penggugat Rekonpensi.

commit to user

Harta Bersama sejak diundangkannya Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama jo Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006

jo Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama, pengadilan Agama mempunyai kedudukan untuk Memeriksa, mengadili dan menyelesaikan perkara Pembagian Harta Bersama yang masuk di Pengadilan Agama, Pembagian Harta Bersama di Pengadilan Agama berpedoman Pada undang-undang nomor 1 Tahun 1974 dan kompilasi Hukum Islam.

Pelaksanaan Pembagian Harta Bersama Perkara Nomor: 0910/Pdt.G/2010/PA.Skh, adalah masing – masing pihak mendapatkan bagian setengah – setengah (50:50) dari harta bersama selama tidak ditentukan lain dalam perjanjian perkawinan. Perkara Nomor: 0910/Pdt.G/2010/PA.Skh tersebut terdapat Pembagian harta bersama, putusan hakim menetapkan harta – harta berikut :

a) Tanah pekarangan kaplingan seluas ± 100m 2 Sertifikat No.3087 terletak di RT02 RW 01 Desa Kwarasan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo;

b) Sepeda motor Suzuki Shogun dengan Nomor Polisi AD 6486 AK warna merah tahun 2005;

c) Sepeda motor Yamaha Cripton dengan Nomor Polisi AD 3714 KK warna hitam tahun 1996;

d) Sepeda motor Yamaha Jupiter dengan Nomor Polisi AD 2629 ZB warna hijau tahun 2009, adalah merupakan harta bersama, berdasarkan ketentuan hukum pasal 35 ayat (1) Undang-undang Perkawinan jo Pasal 85 Kompilasi Hukum Islam maka diadakan pembagian harta bersama yaitu masing-masing pihak mendapatkan setengah dari harta bersama dengan pelaksanaan sesuai dengan dan ketentuan Pasal 37 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 jo Pasal 88 Kompilasi Hukum Islam.

commit to user

memeriksa dan memutus Perkara Nomor : 0910/Pdt.G/2010/PA.Skh, tentang Pelaksanaan Pembagian Harta Bersama, yaitu:

a. Menurut Munjid Lughowi selaku Hakim Ketua

Dalam Pelaksanaan Pembagian Harta Bersama dalam perkara Nomor: 0910/Pdt.G/2010/PA.Skh akan berakibat pula terhadap harta bersama yang diperoleh semasa dalam perkawinan, ada juga harta benda yang menjadi hak sepenuhnya masing-masing sebelum terjadi perkawinan ataupun yang diperoleh masing-masing pihak dalam masa perkawinan yang bukan merupakan usaha bersama, misalnya menerima warisan, hibah, hadiah dan lainnya dalam hal yang demikian maka harta tersebut tetap dikuasai masing-masing kecuali ditentukan menjadi harta bersama. Sesuai Pasal 85 Kompilasi Hukum Islam bahwa adanya harta bersama dalam perkawinan itu tidak menutup kemungkinan adanya harta milik masing-masing suami atau isteri. Masalah harta bersama ini baik suami atau isteri dapat mempergunakannya dengan persetujuan salah satu pihak, Bahkan sepanjang tidak ada perjanjian yang disahkan sebelum perkawinan berlangsung, maka harta benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama. Tetapi apabila sebelumnya terdapat suatu perjanjian perkawinan yang dibuat dengan persetujuan kedua belah pihak, maka perjanjian tersebut merupakan perjanjian perkawinan yang sah dan berlaku.

Dalam pelaksanaan Pembagian Harta Bersama dalam Perkara Nomor: 0910/Pdt.G/2010/PA.Skh, mengacu pada Kompilasi Hukum Islam terdapat pada Pasal 1 huruf (f) sebagai berikut : Pasal 1 Huruf (f) menyebutkan : "Harta kekayaan dalam perkawinan atau syirkah adalah harta yang

diperoleh baik sendiri-sendiri atau bersama suami isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung dan selanjutnya disebut harta bersama, tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapa pun."

commit to user

penggugat dan tergugat tanpa harus memperhatikan atas nama siapa barang-barang tersebut berada, Hal ini sesuai dengan Pasal 1 sub f

Kompilasi Hukum Islam bahwa harta bersama adalah harta yang diperoleh selama perkawinan berlangsung, baik harta itu terdaftar atas nama suami atau isteri. Serta sesuai Putusan MA tanggal 30 Juli 1974 No. 806 K/Sip/ 1974 mengatakan bahwa masalah atas nama siapa harta terdaftar bukan faktor yang menggugurkan keabsahan suatu harta menjadi obyek harta bersama, asal harta yang bersangkutan dapat dibuktikan diperoleh selama perkawinan serta pembiayaannya berasal dari harta bersama maka harta tersebut termasuk obyek harta bersama. (wawancara pada Tanggal 23 Nopember 2012 pukul 09.30 – 11.00 di Pengadilan Agama Sukoharjo).

b. Menurut Abdul Basyir selaku Hakim di Pengadilan Agama Sukoharjo Berdasarkan hasil Putusan Pengadilan Agama Sukoharjo Nomor : 0910/Pdt.G/2010/PA.Skh terdapat adanya harta bersama mengingat pernikahan antara penggugat dan tergugat tergolong cukup lama. Jadi dalam kasus ini terdapat harta yang merupakan usaha bersama. Dalam penjelasan Pasal 35 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, dikatakan bahwa apabila perkawinan putus, maka harta bersama tersebut diatur menurut hukumnya masing-masing. Bilamana penjelasan ini dihubungkan dengan Pasal 37 dan penjelasannya, maka dapat disimpulkan bahwa jika perkawinan putus karena perceraian, maka pembagian harta bersama diatur menurut hukumnya masing-masing, yaitu hukum agama, adat dan hukum-hukum lainnya. Sedangkan harta kekayaan perkawinan dalam Kompilasi Hukum Islam dijelaskan dalam Pasal 86 (2) sebagai berikut : Pasal 86 (2), “Harta isteri tetap menjadi hak isteri dan dikuasai penuh olehnya, demikian juga harta suami tetap menjadi hak suami dan dikuasai penuh olehnya”.

Dari uraian di atas, Abdul basyir menyimpulkan bahwa berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 dan Kompilasi

commit to user

dapat disimpulkan bahwa harta yang dipunyai baik harta pribadi maupun harta bawaan tetap dikuasai oleh masing-masing pihak

sekalipun perkawinan telah putus kecuali jika ditentukan lain dalam perjanjian perkawinan. Hasil Putusan Pengadilan Agama Sukoharjo Nomor : 0910/Pdt.G/2010/PA.Skh seperti yang telah diuraikan dalam Amar Putusannya terdapatnya harta bersama. Mengenai akibat hukum dari perceraian terhadap harta bersama yaitu bahwa setelah adanya perkawinan maka harta kekayaan yang diperoleh baik dari pihak suami atau isteri menjadi harta bersama sepanjang tidak ditentukan lain dalam perjanjian perkawinan dan jika perkawinan putus, masing- masing berhak 1/2 (setengah) dari harta tersebut, karena selama perkawinan terdapat adanya harta bersama maka Hakim disini memberikan putusan mengenai besarnya bagian masing-masing. Pengadilan menetapkan pembagian harta bersama tersebut 1/2 (setengah) bagian untuk penggugat, dan 1/2 (setengah) bagian untuk tergugat (wawancara pada Tanggal 23 Nopember 2012 pukul 09.30 –

11.00 di Pengadilan Agama Sukoharjo).

c. Menurut Amir selaku Wakil Panitera di Pengadilan Agama Sukoharjo

Beliau mengatakan Pembagian harta bersama dapat dilakukan dengan 3 (tiga) cara:

1) Pengadilan secara penuh berkuasa memutus pembagian harta bersama: Yaitu bahwa Kekuasan Pengadilan Agama dalam memutus pembagian harta bersama ini berkuasa penuh karena pihak-pihak yang berperkara mengajukan pembagian harta bersamanya dan memohon kepada majelis hakim untuk mengadili perkara ini.

2) Kesepakatan kedua belah pihak yang diikatkan dengan putusan Pengadilan Agama: Pembagian harta bersama pada perkara ini bisanya terjadi bersamaan dengan sidang perceraian, dalam proses persidangan itu terdapat tuntutan perceraian dan tuntutan

commit to user

pada akhirnya telah terjadi kesepakatan mengenai pembagian harta bersama, dengan kesepakatan itu maka pihak Pengadilan Agama

memerintahkan kedua belah pihak dalam putusan untuk mentaati kesepkatan itu. Dalam hal ini putusan terhadap pembagian harta bersama harus didahului dengan dikabulkannya tuntutan cerai.

3) Musyawarah yang dilakukan diluar jalur persidangan: Pembagian harta bersama dapat dilakukan oleh para pihak diluar jalur persidangan sehingga terjadi kesepakatan oleh para pihak untuk membagi harta bersama secara bersama tanpa harus diputus oleh majelis hakim, dengan hal tersebut maka terjadi kesepakatan oleh para pihak tanpa harus adanya tekanan oleh masing-masing pihak sehingga kesepakatan tersebut sesuai yang diinginkan oleh masing- masing pihak.

Dalam Pelaksanaan Pembagian Harta Bersama dalam perkara Nomor : 0910/Pdt.G/2010/PA.Skh dilaksanakan dengan jalur Pengadilan Agama berdasarkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama jo Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 jo Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 pengadilan Agama berhak Memeriksa dan memutus semua perkara yang masuk di Pengadilan Agama sehingga Pengadilan Agama dalam memutus pembagian harta bersama ini berkuasa penuh karena pihak-pihak yang berperkara mengajukan pembagian harta bersamanya dan memohon kepada majelis hakim untuk mengadili perkara ini, Amir juga berpendapat sama dengan Abdul Basyir bahwa pelaksanaan pembagian harta bersama dilaksanakan berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam, masing-masing berhak 1/2 (setengah) dari harta tersebut, karena selama perkawinan terdapat adanya harta bersama maka Hakim disini memberikan putusan mengenai besarnya bagian masing-masing.

commit to user

a) Tanah pekarangan kaplingan seluas ± 100 m 2 Serlifikat No.3087 terletak di RT02 RW 01 Desa Kwarasan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo;

b) Sepeda motor Suzuki Shogun dengan Nomor Polisi AD 6486

AK warna merah tahun 2005;

c) Sepeda motor Yamaha Cripton dengan Nomor Polisi AD 3714

KK warna hitam tahun 1996;

d) Sepeda motor Yamaha Jupiter dengan Nomor Polisi AD 2629 ZB warna hijau tahun 2009, merupakan harta bersama.

Pengadilan menetapkan pembagian harta bersama tersebut 1/2 (setengah) bagian untuk penggugat, dan 1/2 (setengah) bagian untuk tergugat (wawancara pada Tanggal 23 Nopember 2012 pukul

09.30 – 11.00 di Pengadilan Agama Sukoharjo). Berdasarkan uraian tersebut bahwa putusan Nomor : 0910/Pdt.G/2010/PA.Skh dalam pelaksanaan Pembagian Harta Bersama sudah tepat dan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam dimana pelaksanaan Pembagian Harta Bersama didasarkan atas Hukum Islam, Majelis Hakim dalam memutus dan melaksanakan Pembagian Harta Bersama didasarkan atas fakta – fakta yang terdapat didalam persidangan dan diperkuat oleh bukti-bukti dan saksi-saksi dari kedua belah pihak.

Dalam Pelaksanaan Pembagian Harta Bersama sejak diundangkannya Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama jo Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 jo Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 pengadilan Agama mempunyai kedudukan untuk Memeriksa, mengadili dan menyelesaikan perkara Pembagian Harta Bersama yang masuk di Pengadilan Agama, Pembagian Harta Bersama di Pengadilan Agama berpedoman Pada undang-undang nomor 1 Tahun 1974 dan kompilasi Hukum Islam. Dalam pelaksanaan Pembagian Harta Bersama pada putusan Nomor : 0910/Pdt.G/2010/PA.Skh sesuai dengan Pasal 37 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 menyebutkan bahwa

commit to user

menurut hukumnya masing-masing”. Yang dimaksud dengan hukumnya masing-masing adalah hukum agama, hukum adat dan hukum lainnya jadi

apabila penjelasan Pasal 37 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 dihubungkan dengan ketentuan Pasal 96 dan 97 Kompilasi hukum Islam, penerapan hukum islam dalam hal Pembagian Harta Bersama baik cerai mati maupun carai hidup sudah mendapat kepastian positif. Karena jika perkawinan putus baik karena cerai mati maupun cerai hidup, janda atau duda masing-masing berhak setengah dari harta bersama sepanjang tidak ditentukan lain dalam perjanjian Perkawinan.

commit to user