PEMBAHASAN ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Perempuan 37 105 161 131,81 14,992

B. PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan secara umum kecemasan akademik mahasiswa kuliah dua fakultas di Medan tergolong sedang. Dari 61 orang responden, sebanyak 11 orang 18,1 responden memiliki kecemasan akademik rendah, sebanyak 42 orang 68,8 responden memiliki kecemasan akademik sedang, dan sebanyak 8 orang 13,1 responden memiliki kecemasan akademik tinggi. Berdasarkan hasil pengukuran gambaran kecemasan akademik mahasiswa kuliah dua fakultas pada penelitian ini, diperoleh data kecemasan akademik mayoritas responden cenderung sedang, yaitu sebanyak 42 orang 68,8 dari 61 orang responden. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Sanitiara dkk. 2014 dengan jumlah sampel 101 orang, bahwa kecemasan akademik pada mahasiswa cenderung berada di kategori sedang 73 orang atau 72,3. Safitri 2011 dalam penelitiannya menunjukkan rata-rata siswa memiliki kecemasan akademik tingkat sedang, yaitu sebanyak 68 orang 68 dari 100 orang. Penelitian oleh Kohli Gupta 2013 dengan menggunakan responden sebanyak 100 orang siswa dan 100 orang siswi, juga menemukan bahwa kebanyakan siswa mengalami kecemasan akademik sedang 54 pada laki-laki dan 66 pada perempuan. Penelitian oleh Joshi et al. 2012 dengan responden sebanyak 410 siswa juga menemukan bahwa mayoritas siswa 249 siswa atau 60,8 mengalami kecemasan sedang. Universitas Sumatera Utara Tingkat kecemasan akademik sedang dalam penelitian ini berarti responden pada situasi tertentu sering mengalami kecemasan berdasarkan 4 aspek kecemasan akademik menurut Otttens 1991, namun pada situasi tertentu responden jarang mengalami kecemasan berdasarkan 4 aspek kecemasan menurut Ottens 1991. Keempat aspek kecemasan akademik menurut Ottens 1991, yaitu: pola-pola kecemasan yang dapat menyebabkan kecemasan mental, tidak fokus, distres secara fisik, dan perilaku yang tidak sesuai. Berdasarkan aspek pola-pola kecemasan yang menimbulkan kecemasan mental, responden lebih banyak berada pada kategori kecemasan sedang yaitu sebanyak 37 orang 60,6. Hasil ini sejalan dengan penelitian oleh Ishtifa 2011 yang menyatakan bahwa responden cenderung memiliki kecemasan sedang 157 orang dari 200 orang atau 78,5 dalam komponen psikologis dari kecemasan akademik seperti khawatir, ketegangan, panik dan ketakutan. Menurut Ottens 1991, aspek terganggunya perhatian atau tidak fokus mencakup perhatian yang teralihkan oleh faktor eksternal serta internal seperti lamunan mahasiswa kuliah dua fakultas. Dari 61 orang responden, mayoritas responden berada dalam kategori kecemasan sedang, yaitu sebanyak 26 orang 42,6 dan diikuti dengan 18 orang 29,5 mengalami kategori kecemasan tinggi. Ada banyak gejala yang terjadi pada tubuh yang berhubungan dengan kecemasan distress secara fisik seperti otot menjadi lebih kaku, berkeringat, jantung berdetak lebih cepat, dan tangan bergemetar. Kelelahan fisik yang disebabkan kecemasan akademik dapat sangat mengganggu dan jika terjadi terus- Universitas Sumatera Utara menerus dapat diintrepretasikan sebagai hal yang berbahaya. Dari keseluruhan responden yang berjumlah 61 orang mahasiswa, sebanyak 37 orang 60,6. Mahasiswa yang mengalami kecemasan akademik memilih untuk berperilaku semakin menyulitkan diri mereka sendiri seperti menunda procastination, menghindar dari pelaksanaan tugas, menjawab soal-soal ujian secara terburu-buru atau terlalu teliti dalam ujian untuk menghindari kesalahan. Beberapa perilaku tersebut termasuk dalam aspek perilaku yang kurang tepat. Dari 61 orang responden, 30 responden 49,1 cenderung mengalami kecemasan tinggi. Dari hasil gambaran umum responden berdasarkan jenis kelamin, diperoleh data bahwa perempuan memiliki kecemasan akademik yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Hasil penelitian menunjukkan skor mean laki-laki adalah 127,71 sementara skor mean perempuan adalah 131,81 sehingga dapat disimpulkan mean perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki 131,81 127,71. Hasil ini didukung oleh penelitian Bhansali Trivedi 2008 yang melakukan pengukuran kecemasan akademik terhadap 240 siswa 120 laki-laki dan 120 perempuan dan mendapatkan skor mean perempuan lebih tinggi daripada skor mean laki-laki 2,01 1,75. Attri Neelam 2013 dalam penelitiannya terhadap 100 orang responden, yang mengukur perbedaan kecemasan akademik berdasarkan gender menemukan bahwa perempuan memiliki kecemasan akademik yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki 12,69 9,25. Attri Neelam 2013 kemudian menjelaskan bahwa sumber kecemasan perempuan lebih banyak dibandingkan Universitas Sumatera Utara laki-laki. Meskipun perempuan lebih rentan terkena depresi yang berasal dari penampilan, pernikahan atau kepercayaan diri. Namun pada zaman sekarang perempuan sudah masuk ke dunia pekerjaan dimana rasa kompetitif dan khawatir akan karir sudah berkembang. Hasilnya kini bahkan pada perempuan terdapat sumber kecemasan ketika mereka mempunyai cita-cita dan aspirasi mengenai kemandirian dan karir sejalan dengan sumber kecemasan sebelumnya yaitu penampilan, pemilihan pasangan hidup dan pernikahan. Universitas Sumatera Utara 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan penelitian dan saran yang berhubungan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian ini. Pada bagian kesimpulan berisi rangkuman hasil analisis data pada bab sebelumnya, yang kemudian dilanjutkan dengan saran-saran bagi penelitian yang akan dating berkaitan dengan penelitian ini.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa data, dapat disimpulkan bahwa: 1. Kecemasan akademik mahasiswa dua fakultas di Medan lebih banyak berada pada kategori sedang. 2. Berdasarkan aspek-aspek kecemasan akademik, mahasiswa kuliah di dua fakultas berdasarkan aspek pola-pola kecemasan yang menimbulkan kecemasan mental lebih banyak berada di kategori sedang. Berdasarkan aspek terganggunya perhatian atau tidak fokus, lebih banyak responden berada pada kategori sedang. Sedangkan berdasarkan aspek distress secara fisik, responden lebih banyak berada pada kategori sedang dan berdasarkan aspek perilaku yang kurang tepat mayoritas responden berada pada kategori tinggi. 3. Berdasarkan jenis kelamin, responden perempuan memiliki tingkat kecemasan akademik lebih tinggi dibandingkan responden laki-laki. Universitas Sumatera Utara