B. MAHASISWA
Mahasiswa ma·ha·sis·wa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI adalah orang yg belajar di perguruan tinggi. Mahasiswa menurut Budiman 2006
adalah orang yang belajar di tingkat perguruan tinggi untuk mempersiapkan dirinya dalam suatu keahlian tingkat sarjana.
Kewajiban mahasiswa yang paling penting adalah belajar karena belajar adalah syarat mutlak untuk mencapai tujuan ilmiah. Adapun tujuan mahasiswa
adalah untuk mencapai dan meraih taraf keilmuan yang matang, artinya ia ingin menjadi sarjana yang sujana, yang menguasai suatu ilmu serta memahami
wawasan ilmiah yang luas sehingga mampu bersikap dan bertindah ilmiah. Dalam memasuki perguruan tinggi, mahasiswa harus memiliki kesadaran penuh. Seorang
mahasiswa diharapkan memiliki ketegasan dalam menuntut ilmu dan sadar bahwa dirinya akan memasuki dunia ilmiah. Ganda, 2004
Beberapa ilmu pengetahuan dasar yang harus dimiliki mahasiswa menurut Sutardi Budiasih 2010, yaitu:
a. Mengetahui sumber-sumber materi pelajaran b. Memahami sistem perkuliahan
c. Mengetahui cara belajar yang efektif dan efisien d. Mengetahui untuk apa belajar di perguruan tinggi
e. Megetahui kegunaan ilmu pengetahuan yang diperolehnya. Selain ilmu pengetahuan, mahasiswa juga perlu memiliki skill seperti:
a. Kemampuan berkomunikasi dan presentasi b. Kemampuan mendengarkan
Universitas Sumatera Utara
c. Kemampuan bertanya d. Kemampuan menggabungkan berbagai fakta yang berkaitan
e. Kemampuan menggunakan pola piker kreatif dan berfokus f. Kemampuan merencanakan studi, dan sebagainya.
C. GAMBARAN KECEMASAN AKADEMIK MAHASISWA KULIAH DI DUA FAKULTAS
Di era globalisasi, pendidikan di perguruan tinggi memainkan peranan penting dalam menghasilkan sumber daya manusia SDM yang berkualitas di
pasar kerja. Ada sebagian mahasiswa merasa di era yang begitu kompleks, seharusnya mereka memiliki kemampuan tidak hanya di satu bidang karena takut
kalah bersaing dengan generasi berikutnya, serta takut sulit mendapatkan pekerjaan nantinya. Untuk memiliki kemampuan lebih, mahasiswa mengikuti
perkuliahan di dua fakultas. Program kuliah dua fakultas dapat membantu perguruan tinggi dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas di
pasar kerja nantinya. Ada beberapa motif mengapa mahasiswa memutuskan menjalani kuliah
dua fakultas: 1 mahasiswa yang kebanyakan adalah remaja memiliki minat tidak hanya di satu bidang, 2 ketersediaan biaya dan waktu, 3 kepuasan atau
kebanggaan ketika membayangkan dirinya mendapatkan hasil lebih dari teman- teman lainnya, dan 4 tuntutan orang tua.
Mahasiswa, yang pada umumnya adalah remaja usia 17-22 tahun, memasuki dunia baru yaitu dunia perkuliahan dan merasakan banyak hal yang
berubah dalam proses menjalani kuliah. Perubahan tersebut antara lain adalah
Universitas Sumatera Utara
dalam sistem pembelajaran, sistem penugasan, sistem ujian dan sistem evaluasi. Perubahan yang terjadi memicu adanya kecemasan dalam diri mahasiswa.
Setiap perubahan dapat memimbulkan rasa ketidaknyamanan dan kecemasan. Tidak terkecuali perubahan dari sekolah ke jenjang kuliah. Hal ini
didukung oleh Papalia 2007 yang menyatakan bahwa masa transisi memasuki perkuliahan, dengan standar edukasi yang lebih tinggi dibandingkan sekolah dan
ekspektasi yang lebih tinggi kepada siswa, merupakan masa yang membuat beberapa siswa merasa terkejut. Maddox 2011 juga menyatakan semua hal yang
memiliki hubungan dengan perubahan situasi sekolah dapat menimbulkan kecemasan akademik. Hal ini berarti tiap-tiap mahasiswa memiliki kecemasan
akdemik yang dialami semasa aktif berkuliah. Kecemasan akademik menurut Ottens 1991 adalah mengacu pada
terganggunya pola pemikiran dan respon fisik serta perilaku karena adanya kemungkinan performa yang ditampilkan siswa tidak diterima secara baik ketika
tugas akademik diberikan. Kecemasan akademik adalah masalah yang penting yang akan mempengaruhi kinerja sejumlah besar siswa. Ketika kecemasan yang
dirasakan oleh siswa berlebihan maka akan berpengaruh secara negatif, dimana siswa mengalami tekanan psikologis sehingga siswa tersebut mendapatkan hasil
belajar yang kurang baik dan lebih banyak menghindari tugas. Ada empat macam karakteristik kecemasan akademik menurut Ottens 1991, yaitu 1 patterns of
anxiety-engedering mental activity pola-pola kecemasan yang menyebabkan aktivitas mental, 2 misderected attention perhatian ke arah yang salah, 3
physiological distress distres secara fisik, 4 innappropriate behaviours
Universitas Sumatera Utara
perilaku yang kurang tepat. Keempat karakteristik ini dialami oleh mahasiswa kuliah di dua fakultas dengan taraf yang berbeda-beda.
Universitas Sumatera Utara
20
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat deskriptif. Pendekatan kuantitatif menekankan analisis pada data-data numerikal
angka yang diolah dengan metode statistika Azwar, 2010. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan
karakteristik suatu populasi atau bidang tertentu. Data yang dikumpulkan hanya merupakan data deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji
hipotesis, membuat prediksi, maupun mempelajari implikasi Azwar, 2010. Penelitian ini berusaha untuk menggambarkan tingkat kecemasan akademik
mahasiswa kuliah di dua fakultas.
A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
Variabel dalam penelitian ini adalah kecemasan akademik.
B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN
1. Kecemasan akademik mahasiswa kuliah di dua fakultas adalah dorongan pikiran dan perasaan dalam diri mahasiswa yang berisikan ketakutan akan bahaya
atau ancaman di masa mendatang, sehingga mengakibatkan terganggunya pola pemikiran dan respon fisik serta perilaku sebagai hasil dari tekanan dalam
pelaksanaan tugas atau aktivitas dalam situasi akademik ketika mahasiswa menjalani kuliah dengan jadwal bentrok, ujian di kedua fakultas dengan waktu
bersamaan atau berdekatan, dan mendapatkan tugas dari kedua fakultas. Kecemasan akademik mahasiswa kuliah di dua fakultas diukur dengan
Universitas Sumatera Utara