10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Struktur Modal
Teori struktur modal bertujuan memberikan landasan berpikir untuk mengetahui struktur modal yang optimal. Peneliti menggunakan dua teori yaitu
static trade-off theory dan pecking order theory.
1.1 Static Trade-Off Theory STO
Teori ini menyatakan bahwa penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan karena besarnya beban bunga yang disebabkan banyaknya
utang akan menyebabkan berkurangnya beban pajak penghasilan yang harus dibayar sehingga memperbesar pendapatan per lembar saham. Penggunaan
alternatif sumber dana perusahaan dengan teori STO didasarkan pada cost dan benefit-nya antara biaya modal dan keuntungan penggunaan hutang yaitu
biaya kebangkrutan dan keuntungan pajak. Menurut teori STO tingkat struktur modal yang optimal, yaitu tingkat
penggunaan hutanglah yang dapat menyeimbangkan antara manfaat penghematan pajak dan biaya kebangkrutan sehingga akan dihasilkan harga
saham yang maksimum yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Kenaikan nilai perusahaan terjadi karena pembayaran bunga atas utang merupakan
pengurangan pajak, oleh karena itu laba operasi yang mengalir kepada investor menjadi semakin besar, dengan kata lain semakin besar hutang yang
digunakan semakin tinggi nilai perusahaan, namun penggunaan hutang akan
meningkatkan nilai perusahaan tapi hanya sampai titik tertentu. Setelah titik tersebut penggunaan hutang justru akan menurunkan nilai perusahaan karena
kenaikan keuntungan dari penggunaan hutang tidak sebanding dengan kenaikan biaya financial distress dan agency problem.
Kelemahan model trade-off adalah tidak dapat menentukan secara tepat struktur modal yang optimal karena sulit untuk menentukan secara tepat
nilai sekarang biaya financial distress dan nilai sekarang agency cost. Namun demikian model ini memberikan tiga masukan penting, yaitu: 1. Perusahaan
yang memiliki aktiva yang tinggi variabilitas keuntungannya akan memiliki probabilitas financial distress yang besar. Perusahaan semacam ini harus
menggunakan sedikit hutang; 2. Aktiva tetap yang khas tidak umum, aktiva yang tidak nampak intangible assets dan kesempatan bertumbuh akan
kehilangan banyak nilai jika terjadi financial distress. Perusahaan yang menggunakan aktiva semacam ini seharusnya menggunakan sedikit hutang;
3. Perusahaan yang membayar pajak yang tinggi dikenai tingkat pajak yang besar sebaiknya lebih banyak menggunakan hutang dibandingkan perusahaan
yang membayar pajak yang rendah tingkat pajak rendah, namun demikian penggunaan hutang yang terlalu tinggi akan menghadapi biaya kebangkrutan
dan biaya agency yang tinggi.
a. Pecking Order Theory