Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010

(1)

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

TAHUN 2007 - 2010

TESIS

Oleh

RUSWAN NURMADI 097017001 / Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012

S

E K

O L

A

H

P A

S C

A S A R JA N


(2)

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

TAHUN 2007 - 2010

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi

pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

RUSWAN NURMADI 097017001 / Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012


(3)

Judul Penelitian : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2007-2010

Nama Mahasiswa : Ruswan Nurmadi Nomor Pokok : 097017001

Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing,

(Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac)

Ketua Anggota

(Dr. Rina Bukit, SE, M.Si, Ak)

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA)(Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)

Tanggal lulus : 20 Januari 2012 Telah Diuji pada


(4)

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac Anggota : 1. Dr. Rina Bukit, SE, M.Si, Ak.

2. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA 3. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak.

4. Drs. Rasdianto, MA, Ak.

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan Tesis yang berjudul :

“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010”

Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, 20 Januari 2012 Yang membuat pernyataan :


(5)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007 – 2010. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah struktur modal, sedangkan variabel – variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, struktur aktiva, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, struktur kepemilikan dan risiko bisnis.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif kausal. Hubungan antar variabel - variabel diterangkan melalui uji regresi linier berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah 139 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 4 tahun berturut-turut (2007-2010) dan sampel penelitian berjumlah 29 perusahaan manufaktur yang dipilih melalui teknik purposive sampling.

Hasil pengujian memperlihatkan bahwa variabel ukuran perusahaan dan struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan, sedangkan variabel pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, struktur kepemilikan dan risiko bisnis tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan.

Kata kunci : Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Perusahaan, Profitabilitas, Leverage Operasi, Struktur Kepemilikan, Risiko Bisnis


(6)

ABSTRACT

The purpose of this research was to analyze the factors influencing the capital structure of manufacturing company registered at the Indonesian Stock Exchange for the period of 2007 – 2010. The dependent variable of this study was capital structure and its independent variables were firm size, structure of assets, growth of firm, profitability, operating leverage, ownership structure and business risk.

Research Method that used was causal associative research. The relationship between variables analyzed through multiple linear regression tests. The population of this study was 139 manufacturing companies registered at the Indonesian Stock Exchange for four years in a row (2007 – 2010) and 29 of them were selected to be the samples for this study through purposive sampling technique.

The result of this study showed that the variables of firm size and structure of assets had a significant positive influence on the capital structure of the companies, while the variables growth of firm, profitability, operating leverage, ownership structure and business risk did not have any significant influence on the capital structure of companies.

Keywords: Capital Structure, Firm Size, Structure of Assets, Growth of Firm, Profitability, Operating Leverage, Ownership Structure, Business Risk


(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

Penulis sangat menyadari bahwa penyusunan tesis ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H., M.Sc (CTM), Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA., selaku Ketua Program Studi Ilmu Akuntansi, dan selaku dosen pembanding yang telah banyak memberikan saran – saran dalam penyelesaian tesis ini.

4. Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac., selaku dosen pembimbing tesis yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dan membimbing serta memberikan saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.


(8)

5. Dr. Rina Bukit, SE, M.Si, Ak., selaku dosen pembimbing tesis yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dan membimbing serta memberikan saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

6. Drs. Rasdianto, MA, Ak., selaku dosen pembanding yang telah banyak memberikan saran-saran dalam penyelesaian tesis ini.

7. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak., selaku dosen pembanding yang telah banyak memberikan saran-saran dalam penyelesaian tesis ini.

8. Seluruh dosen dan staf administrasi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

9. Rekan-rekan mahasiswa Ilmu Akuntansi, khususnya angkatan XVII yang telah mendukung dan memberikan saran yang membangun dalam penyelesaian tesis ini.

10. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda dr. Noermadi Saleh dan Ibunda Rooswati Dianna, yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam penyelesaian tesis ini.

11. Istri tercinta Ledy Sharah Pohan, S.Sos dan anak-anak tercinta M. Rukawa Karnoldi dan M. Renjiro Karnoldi yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam penyelesaian tesis ini.

12. Adinda dr. Rusdian Nurmadi yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam penyelesaian tesis ini.


(9)

13. Seluruh keluarga dan kerabat yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam penyelesaian tesis ini.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, sehingga masih diperlukan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dan kesempurnaan. Harapan penulis semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, 20 Januari 2012 Penulis,


(10)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Ruswan Nurmadi

Tempat/Tanggal Lahir : Binjai, 18 Maret 1978

Agama : Islam

Status : Kawin

Orang Tua :

Ayah : Noermadi Saleh

Ibu : Rooswati Dianna

Alamat : Taman Setiabudi Indah Blok A No. 49 A Medan Pendidikan : SD Bhayangkari Medan (1990)

SMP Negeri 1 Medan (1993) SMA Negeri 1 Medan (1996)

Universitas Islam Bandung, Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi (2001)

Pekerjaan : Finance Officer BPWN ( 2005 – Sekarang)


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

1.5. Originalitas ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Landasan Teori ... 8

2.1.1. Modal dan Struktur Modal Perusahaan ... 8


(12)

2.1.2.1 Agency Theory ... 12

2.1.2.2 Signalling Theory ... 13

2.1.2.3 Asymmetric Information Theory ... 13

2.1.2.4 Pecking Order Theory ... 14

2.1.2.5 Trade-Off Theory ... 15

2.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal ... 15

2.1.3.1 Ukuran Perusahaan ... 16

2.1.3.2 Struktur Aset ... 17

2.1.3.3 Pertumbuhan Perusahaan ... 18

2.1.3.4 Profitabilitas ... 18

2.1.3.5 Leverage Operasi ... 19

2.1.3.6 Struktur Kepemilikan ... 19

2.1.3.7 Risiko Bisnis ... 20

2.2. Review Penelitian Terdahulu ... 20

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 23

3.1. Kerangka Konsep ... 23

3.2. Hipotesis Penelitian ... 27

BAB IV METODE PENELITIAN ... 32

4.1. Jenis Penelitian ... 32

4.2. Lokasi Penelitian ... 32


(13)

4.4. Metode Pengumpulan Data ... ... 34

4.5. Defenisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel.. ... 34

4.6. Metode Analisis Data . ... 38

4.6.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 40

4.6.1.1 Uji Normalitas ... 41

4.6.1.2 Uji Multikolonieritas ... 41

4.6.1.3 Uji Autokorelasi ... 42

4.6.1.4 Uji Heteroskedastisitas ... 43

4.6.2. Pengujian Hipotesis ... 44

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

5.1. Deskriptif Data Penelitian ... 45

5.1.1 Deskriptif Data Struktur Modal ... 46

5.1.2 Deskriptif Data Ukuran Perusahaan ... 46

5.1.3 Deskriptif Data Struktur Aset ... 47

5.1.4 Deskriptif Data Pertumbuhan Perusahaan ... 47

5.1.5 Deskriptif Data Profitabilitas ... 48

5.1.6 Deskriptif Data Leverage Operasi ... 48

5.1.7 Deskriptif Data Struktur Kepemilikan ... 48

5.1.8 Deskriptif Data Risiko Bisnis ... 49

5.2. Analisis Data ... 49


(14)

5.2.2 Pengujian Multikolonieritas ... 53

5.2.3 Pengujian Heteroskedastisitas ... 54

5.2.4 Pengujian Autokorelasi ... 55

5.3. Hasil Pengujian Hipotesis ... 56

5.3.1 Pengujian Hipotesis Pertama ... 57

5.3.2 Pengujian Hipotesis Kedua ... 58

5.4. Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis ... 62

5.4.1 Pengaruh Ukuran perusahaan, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Perusahaan, Profitabilitas, Leverage Operasi, Struktur Kepemilikan dan Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal ... 62

5.4.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal .... 63

5.4.3 Pengaruh Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal ... 64

5.4.4 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Struktur Modal ... 65

5.4.5 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal ... 66

5.4.6 Pengaruh Leverage Operasi Terhadap Struktur Modal ... 67

5.4.7 Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Struktur Modal ... 68


(15)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

6.1. Kesimpulan ... 70

6.2. Keterbatasan Penelitian ... 73

6.3 Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75 LAMPIRAN


(16)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2. 1. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 22

4. 1. Proses Pengambilan Sampel ... 34

4. 2. Defenisi dan Pengukuran Variabel ... 36

5. 1. Descriptive Statistics ... 45

5. 2. Analisis One Sample Kolmogorov – Smirnov Sebelum Transformasi .... 51

5. 3. Analisis One Sample Kolmogorov – Smirnov Setelah Transformasi ... 52

5. 4. Collinearity Statistics ... 53

5. 5. Model Summary ... 56

5. 6. Adjusted R Square ... 56

5. 7. Anova .. ... 57


(17)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

3. 1. Kerangka Konsep ... 24 5. 1. Uji Normalitas Dengan Grafik P-Plot Sebelum Transformasi ... 50 5. 2. Uji Normalitas Dengan Grafik P-Plot Setelah Transformasi ... 52 5. 3. Uji Heteroskedastisitas Dengan Grafik Scatter Plot Sebelum

Transformasi ... 54 5. 4. Uji Heteroskedastisitas Dengan Grafik Scatter Plot Setelah


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1 Proses Pengambilan Sampel Lampiran 2 Data Sampel Tahun 2007 Lampiran 3 Data Sampel Tahun 2008 Lampiran 4 Data Sampel Tahun 2009 Lampiran 5 Data Sampel Tahun 2010


(19)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007 – 2010. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah struktur modal, sedangkan variabel – variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, struktur aktiva, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, struktur kepemilikan dan risiko bisnis.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif kausal. Hubungan antar variabel - variabel diterangkan melalui uji regresi linier berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah 139 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 4 tahun berturut-turut (2007-2010) dan sampel penelitian berjumlah 29 perusahaan manufaktur yang dipilih melalui teknik purposive sampling.

Hasil pengujian memperlihatkan bahwa variabel ukuran perusahaan dan struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan, sedangkan variabel pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, struktur kepemilikan dan risiko bisnis tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan.

Kata kunci : Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Perusahaan, Profitabilitas, Leverage Operasi, Struktur Kepemilikan, Risiko Bisnis


(20)

ABSTRACT

The purpose of this research was to analyze the factors influencing the capital structure of manufacturing company registered at the Indonesian Stock Exchange for the period of 2007 – 2010. The dependent variable of this study was capital structure and its independent variables were firm size, structure of assets, growth of firm, profitability, operating leverage, ownership structure and business risk.

Research Method that used was causal associative research. The relationship between variables analyzed through multiple linear regression tests. The population of this study was 139 manufacturing companies registered at the Indonesian Stock Exchange for four years in a row (2007 – 2010) and 29 of them were selected to be the samples for this study through purposive sampling technique.

The result of this study showed that the variables of firm size and structure of assets had a significant positive influence on the capital structure of the companies, while the variables growth of firm, profitability, operating leverage, ownership structure and business risk did not have any significant influence on the capital structure of companies.

Keywords: Capital Structure, Firm Size, Structure of Assets, Growth of Firm, Profitability, Operating Leverage, Ownership Structure, Business Risk


(21)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh perusahaan adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur modal. Hal ini sangat penting bagi perusahaan karena berkaitan dengan kelangsungan operasional perusahaan, keunggulan bersaing perusahaan maupun dalam menghadapi situasi khusus seperti krisis moneter dan sebagainya. Selain untuk pengembangan usaha, perusahaan memanfaatkan dana publik dari pasar modal untuk menentukan atau memperbaiki struktur modal perusahaan. Di sisi lain, para calon investor juga melihat struktur modal perusahaan sebagai salah satu faktor pertimbangan utama untuk menginvestasikan dananya, terkait dengan risiko dan pendapatan yang diharapkan para calon investor tersebut. Calon investor yang menghindari risiko yang besar akan memilih perusahaan yang memiliki struktur modal yang baik dengan harapan perusahaan tersebut akan memiliki operasional dan perolehan laba yang stabil pula (Situmorang, 2008).

Hal ini menyebabkan salah satu fungsi terpenting dalam perusahaan adalah manajemen keuangan. Dalam manajemen keuangan, salah satu unsur yang harus diperhatikan adalah mengenai seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dana yang akan digunakan untuk melaksanakan kegiatan operasional dan mengembangkan usahanya. Salah satu keputusan penting yang


(22)

dihadapi oleh manajer keuangan dalam kaitannya dengan kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur modal. Manajer harus mampu menghimpun dana, baik yang bersumber dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan secara efisien. Keputusan pendanaan tersebut harus merupakan keputusan pendanaan yang mampu meminimalkan biaya modal yang harus ditanggung perusahaan. Biaya modal yang timbul dari keputusan pendanaan tersebut merupakan konsekuensi yang secara langsung timbul dari keputusan yang dilakukan manajer. Ketika manajer menggunakan hutang, jelas biaya modal yang timbul sebesar biaya bunga yang dibebankan oleh kreditur; sedangkan jika manajer menggunakan dana internal atau dana sendiri akan timbul opportunity cost dari dana atau modal sendiri yang digunakan. Keputusan pendanaan yang dilakukan secara tidak cermat akan menimbulkan biaya tetap dalam bentuk biaya modal yang tinggi, yang selanjutnya dapat berakibat pada rendahnya profitabilitas perusahaan.

Semakin besar pemenuhan pendanaan yang berasal dari internal perusahaan maka akan semakin mengurangi ketergantungan perusahaan dengan pihak luar. Hal tersebut sesuai dengan keputusan pendanaan pecking order theory yang menyatakan bahwa perusahaan cenderung memilih pendanaan yang berasal dari internal perusahaan bila dibandingkan dengan pendanaan dari luar perusahaan. Namun dengan semakin luasnya skala bisnis perusahaan, hal ini mengakibatkan sumber pembiayaan internal sering kali tidak mencukupi. Untuk itu perusahaan dituntut untuk mencari sumber pembiayaan lain selain yang berasal dari internal perusahaan.


(23)

Menurut Wild, et.al (2005), perusahaan mempertimbangkan beberapa hal dalam mencari pasar keuangan, meliputi jumlah pendanaan yang diperlukan, sumber pendanaan, waktu pembayaran kembali, dan struktur perjanjian pendanaan. Pendanaan yang berasal dari eksternal perusahaan merupakan alternatif selain dari sumber pendanaan internal perusahaan. Pendanaan yang berasal dari eksternal perusahaan dapat berupa hutang maupun berasal dari penerbitan saham.

Keputusan struktur modal secara langsung berpengaruh terhadap besarnya risiko yang ditanggung pemegang saham beserta besarnya tingkat pengembalian atau tingkat keuntungan yang diharapkan (Brigham dan Houston, 2001). Risiko keuangan tersebut meliputi kemungkinan ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya dan kemungkinan tidak tercapainya tingkat laba yang ditargetkan perusahaan. Berdasarkan hal ini, tampak bahwa keputusan struktur modal yang diambil oleh perusahaan merupakan keputusan yang sangat penting yang berkaitan dengan kelangsungan hidup perusahaan, baik mengenai risiko yang akan dihadapi maupun dengan tingkat pengembalian yang diharapkan perusahaan.

Banyak penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan struktur modal perusahaan, antara lain penelitian yang dilakukan Saidi (2004), Prabansari dan Kusuma (2005), dan Harjanti dan Tandelilin (2007). Perbedaan – perbedaan antara penelitian terdahulu terlihat didalam penggunaan faktor yang diteliti maupun hasil penelitian masing – masing.


(24)

Hasil penelitian Saidi (2004) mengungkapkan variabel ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas dan struktur kepemilikan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal, sementara risiko bisnis tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Hasil penelitian Prabansari dan Kusuma (2005) mengungkapkan risiko bisnis berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal, sementara profitabilitas, struktur kepemilikan, ukuran perusahaan dan pertumbuhan aset berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal perusahaan.

Hasil penelitian Harjanti dan Tandelilin (2007) mengungkapkan risiko bisnis berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal, sementara profitabilitas, struktur kepemilikan, ukuran perusahaan dan pertumbuhan aset berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal perusahaan.

Mengingat keputusan pendanaan merupakan keputusan penting yang secara langsung akan menentukan kemampuan perusahaan untuk dapat terus bertahan hidup dan berkembang, serta berdasarkan beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan, maka peneliti mencoba untuk melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, khususnya pengaruh ukuran perusahaan, struktur aset, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, struktur kepemilikan dan risiko bisnis. Oleh sebab itu, peneliti memilih judul “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi


(25)

Struktur Modal Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007 – 2010.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada Latar Belakang yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Apakah ukuran perusahaan, struktur aset, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, struktur kepemilikan dan risiko bisnis berpengaruh secara simultan terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

2. Apakah ukuran perusahaan, struktur aset, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, struktur kepemilikan dan risiko bisnis berpengaruh secara parsial terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, bahwa penelitian ini bertujuan :

1. Untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, struktur aset, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, struktur kepemilikan dan risiko bisnis secara simultan terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(26)

2. Untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, struktur aset, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, struktur kepemilikan dan risiko bisnis secara parsial terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi :

1. Peneliti. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti memperoleh pemahaman secara lebih mendalam mengenai struktur modal perusahaan maupun dunia pasar modal di Indonesia.

2. Perusahaan Manufaktur. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran terhadap manajemen perusahaan atas faktor-faktor yang penting untuk dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan atas struktur modal suatu perusahaan manufaktur.

3. Dunia Ilmu Pengetahuan. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan perbandingan maupun literatur dan referensi bagi penelitian selanjutnya.

1.5 Originalitas

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan Harjanti dan Tandelilin (2007) yang berjudul “Pengaruh Firm Size, Tangible Asset, Growth


(27)

Manufaktur di Indonesia: Studi Kasus di BEJ” Tahun 2004 – 2006. Perbedaan dengan penelitian ini adalah jumlah faktor – faktor yang diteliti dan periode penelitian.

Selain ukuran perusahaan, struktur aset, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas dan risiko bisnis, dalam penelitian ini ditambahkan dua faktor lain yaitu leverage operasi (operating leverage) dan struktur kepemilikan (ownership structure). Diharapkan dengan penambahan faktor leverage operasi dan struktur kepemilikan, akan semakin jelas terlihat faktor – faktor mana saja yang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap struktur modal. Menurut Weston dan Brigham (2001), semakin banyak faktor yang dipertimbangkan dalam menyusun struktur modal perusahaan, akan semakin baik pula struktur modal yang akan diterapkan oleh perusahaan tersebut. Periode penelitian yang diambil yaitu pada tahun 2007 – 2010 , sehingga diharapkan penelitian ini lebih up to date, sesuai dengan keadaan perekonomian global pada masa sekarang, yang tentunya akan berpengaruh terhadap kebijakan internal perusahaan dalam pengelolaan struktur modalnya.


(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Modal dan struktur modal perusahaan

Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos modal (modal saham), surplus atau laba yang ditahan atau kelebihan aset yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh hutangnya. Modal menggambarkan hak pemilik atas perusahaan yang timbul sebagai akibat investasi yang dilakukan pemilik maupun para investor.

Modal pada dasarnya dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu modal aktif dan modal pasif. Modal aktif adalah modal yang tertera disebelah debet dari neraca yang menggambarkan bentuk-bentuk dimana seluruh dana yang diperoleh perusahaan ditanamkan. Dengan kata lain, modal aktif menunjukkan bentuk modal. Menurut Riyanto (1995), berdasarkan cara dan lama perputaran, modal aktif dibagi menjadi 2 yaitu aset lancar dan aset tetap. Aset lancar adalah aset yang habis dipakai dalam satu kali perputaran proses produksi dan proses perputarannya kurang dari satu tahun. Sedangkan aset tetap adalah aset yang tahan lama yang tidak habis atau yang secara berangsur-angsur habis turut serta dalam proses produksi. Modal pasif adalah modal yang tertera disebelah kredit sisi neraca yang menggambarkan sumber perolehan dana atau dengan kata lain modal pasif menunjukkan sumber atau asal modal.


(29)

Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dengan modal sendiri. Modal asing dalam hal ini diartikan sebagai hutang, baik jangka panjang maupun jangka pendek, sedangkan modal sendiri bisa terdiri dari laba ditahan (retained earning) dan bisa juga dari saham preferen dan saham biasa dari para pemilik saham.

Pada dasarnya pemenuhan dana sebagai modal suatu perusahaan dapat berasal dari sumber internal dan eksternal. Internal berarti sumber pendanaan tersebut diperoleh dari dalam perusahaan dan eksternal berarti sumber pendanaan tersebut diperoleh dari tambahan penyertaan modal pemilik perusahaan, penjualan obligasi ataupun pemberian kredit.

Pendanaan dengan modal sendiri secara internal akan mengurangi ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar. Dilain pihak, apabila dana yang dimiliki tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan, maka perlu dipertimbangkan penggunaan modal asing.

Dalam pendekatan tradisional diasumsikan terjadi perubahan struktur modal yang optimal dan peningkatan nilai total perusahaan melalui penggunaan financial leverage (hutang dibagi modal sendiri). Pendekatan ini mengasumsikan bahwa hingga suatu leverage tertentu, risiko perusahaan tidak mengalami perubahan, sehingga tingkat kapitalisasi dan tingkat biaya hutang relatif konstan. Setelah leverage atau rasio hutang tertentu, biaya hutang dan biaya modal sendiri meningkat. Oleh karena itu, nilai perusahaan yang mula-mula meningkat akan menurun sebagai akibat


(30)

penggunaan hutang yang semakin besar. Dengan demikian, menurut pendekatan tradisional, bisa diperoleh struktur modal yang optimal yaitu struktur modal yang memberikan biaya modal keseluruhan yang terendah dan memberikan harga saham tertinggi.

Menurut Brigham dan Houston (2001:45), struktur modal yang optimal pada suatu perusahaan adalah kombinasi dari hutang dan ekuitas yang memaksimumkan harga saham perusahaan. Menurut Hanafi (2004:297), perusahaan dapat melakukan perubahan struktur modal untuk mencapai struktur modal yang optimal dalam perusahaan.

Sedangkan Modigliani dan Miller / MM Approach (1961) menyatakanbahwa struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan, karena diasumsikan pertumbuhan perusahaan adalah nol atau EBIT (Earning Before Interest and Taxes) selalu sama. Mereka berpendapat bahwa risiko total bagi seluruh pemegang saham tidak berubah walaupun struktur modal perusahaan mengalami perubahan. Hal ini didasarkan pada pendapat bahwa pembagian struktur modal antara hutang dan modal sendiri selalu terdapat perlindungan atas nilai investasi, yaitu karena nilai investasi total perusahaan tergantung dari keuntungan dan risiko, sehingga nilai perusahaan tidak berubah walaupun struktur modalnya berubah. Asumsi yang digunakan adalah pasar modal sempurna, nilai yang diharapkan dari distribusi probabilitas semua investor sama, perusahaan mempunyai risiko usaha (business risk) yang sama dan tidak ada pajak. Kemudian pada awal tahun 1960-an, kedua ekonom tersebut


(31)

memasukkan faktor pajak ke dalam analisis mereka. Mereka sampai pada kesimpulan bahwa nilai perusahaan dengan hutang, lebih tinggi dibandingkan nilai perusahaan tanpa hutang. Kenaikan nilai tersebut dikarenakan adanya penghematan pajak dari penggunaan hutang atau dengan kata lain biaya hutang adalah biaya yang mengurangi pembayaran pajak.

Menurut Sundjaja dan Inge (2003:286) teori Modigliani dan Miller / MM Approach tersebut memberi hasil bahwa teori struktur modal yang optimal didasarkan atas keseimbangan antara manfaat dan dari pembiayaan dengan pinjaman. Sundjaja mengasumsikan bahwa manfaat utama dari pembiayaan dengan modal pinjaman adalah perlakuan pajak dari pemerintah yang mengizinkan bahwa pembayaran bunga atas pinjaman dapat dikurangi dalam menghitung pendapatan kena pajak.

Struktur modal merupakan masalah penting dalam pengambilan keputusan mengenai pembelanjaan perusahaan. Untuk mengukur struktur modal tersebut digunakan rasio struktur modal yang disebut leverage ratio. Leverage ratio adalah perbandingan yang bertujuan untuk mengukur seberapa besar suatu perusahaan dibiayai oleh hutang. Penelitian ini akan menggunakan rasio leverage antara hutang jangka panjang dengan total aset sebagai indikator variabel dependen struktur modal.


(32)

2.1.2 Teori struktur modal

2.1.2.1 Agency Theory

Teori ini dikemukakan oleh Jensen dan Meckling pada tahun 1976 (Horne dan Wachowicz, 2005), di mana manajemen merupakan agen dari pemegang saham sebagai pemilik perusahaan. Para pemegang saham berharap agen akan bertindak atas kepentingan mereka sehingga mereka mendelegasikan wewenang kepada agen. Untuk dapat melakukan fungsinya dengan baik, manajemen harus diberikan insentif dan pengawasan yang memadai. Pengawasan dapat dilakukan melalui cara-cara seperti pengikatan agen, pemeriksaan laporan keuangan dan pembatasan terhadap keputusan yang bisa diambil manajemen. Kegiatan pengawasan tentu saja membutuhkan biaya agensi (Saidi, 2004). Biaya agensi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan dengan kreditur dan pemegang saham.

Salah satu pendapat dalam teori agensi adalah siapapun yang menimbulkan biaya pengawasan, biaya yang timbul pasti merupakan tanggungan pemegang saham (Horne dan Wachowicz, 2005). Misalnya, pemegang obligasi, karena mengantisipasi biaya pengawasan, membebankan bunga yang lebih tinggi. Semakin besar peluang timbulnya pengawasan, semakin tinggi tingkat bunga, dan semakin rendah nilai perusahaan bagi pemegang saham. Biaya – biaya yang timbul ini akan berpengaruh terhadap kebijakan struktur modal yang diambil perusahaan.


(33)

2.1.2.2 Signalling Theory

Signalling theory adalah teori yang menerangkan suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk pada investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan (Brigham dan Houston, 2001). Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan modal baru dengan cara-cara yang lain, termasuk penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal yang normal. Sebaliknya, perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan akan cenderung menjual sahamnya. Pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan umumnya merupakan suatu sinyal bahwa manajemen memandang suramnya prospek perusahaan tersebut. Prospek perusahaan yang terlihat dari tindakan yang diambil manajemen tersebut akan mempengaruhi kebijakan struktur modal perusahaan yang nantinya juga akan mempengaruhi keputusan investor untuk menanamkan dananya kedalam perusahaan tersebut.

2.1.2.3 Asymmetric Information Theory

Asymmetric information, menurut Brigham dan Houston (2001) adalah situasi dimana manajemen memiliki informasi yang berbeda, yang lebih baik, mengenai prospek perusahaan daripada investor. Ketidak seimbangan informasi ini terjadi karena pihak manajemen memiliki informasi yang lebih banyak daripada para pemodal. Misalnya pihak manajemen mungkin berpikir bahwa harga saham saat ini sedang over valued (lebih tinggi daripada harga seharusnya). Jika hal ini yang


(34)

diperkirakan terjadi, maka manajemen tentu akan berpikir untuk menawarkan saham baru. Akan tetapi investor juga akan berpikir bahwa jika perusahaan menawarkan saham baru, salah satu kemungkinannya adalah karena harga saham saat ini over

valued, sehingga investor akan menawar harga saham baru dengan harga yang lebih

rendah. Maka emisi saham baru akan menurunkan harga saham.

Hal ini akan mempengaruhi struktur modal perusahaan dimana perusahaan akan mempergunakan hutang didalam struktur modalnya. Perusahaan cenderung untuk berhutang dalam mengambil kesempatan untuk berinvestasi tanpa harus menerbitkan saham baru di saat harga sedang turun serta adanya pengurangan biaya pajak akibat adanya bunga hutang.

2.1.2.4 Pecking Order Theory

Meskipun diperkenalkan pertama kali oleh Donaldson pada tahun 1961, akan tetapi penamaan pecking order sendiri dilakukan oleh Myers pada tahun 1984 (Husnan, 2001). Secara singkat teori ini menyatakan bahwa :

a. Perusahaan menyukai internal financing (pendanaan dari operasional perusahaan dengan wujud laba ditahan).

b. Apabila diperlukan pendanaan dari luar, maka perusahaan akan memulai dengan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu yaitu obligasi, kemudian sekuritas berkarakteristik opsi seperti obligasi konversi. Kemudian jika belum mencukupi, perusahaan menerbitkan saham.


(35)

Sesuai dengan teori ini, tidak ada target debt to equity ratio karena ada 2 jenis modal sendiri yaitu internal dan eksternal. Hal ini akan mempengaruhi jenis struktur modal perusahaan, sesuai dengan perbandingan pendanaan internal yang dimiliki perusahaan dan pendanaan eksternal yang dibutuhkan perusahaan.

2.1.2.5 Trade-off Theory

Menurut Brigham dan Houston (2001:34), teori trade-off mengemukakan perusahaan diharuskan mempertimbangkan risiko kebangkrutan antara pembiayaan dengan menggunakan hutang dengan pembiayaan melalui penerbitan saham. Perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat hutang tertentu, dimana penghematan pajak (tax shields) dari tambahan hutang sama dengan biaya kesulitan keuangan (financial distress). Biaya kesulitan keuangan (financial distress) adalah biaya kebangkrutan (bankruptcy costs) atau reorganization, dan biaya keagenan (agency costs) yang meningkat akibat dari

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal

turunnya kredibilitas suatu perusahaan.

Menurut Brealey dan Myers (2003:511), faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal muncul dari teori – teori tentang struktur modal. Teori yang memiliki pengaruh paling besar adalah pecking order theory. Didalam perkembangannya, faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal harus disesuaikan dengan jenis dan tujuan serta faktor – faktor internal dan eksternal dari perusahaan bersangkutan. Intinya, manajemen perusahaan harus mempertimbangkan dan memilih faktor – faktor apa yang mempengaruhi struktur modal perusahaannya sehingga nantinya


(36)

struktur modal yang dipilih oleh manajemen perusahaan merupakan struktur modal paling efektif, efisien dan menguntungkan buat perusahaan bersangkutan. Faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal antara lain :

2.1.3.1 Ukuran Perusahaan.

Ukuran perusahaan adalah tolak ukur besar – kecilnya perusahaan dengan melihat besarnya nilai ekuiti, nilai penjualan atau nilai total aset yang dimiliki perusahaan (Riyanto, 1995). Chen dan Jiang (2001) menyatakan bahwa perusahaan besar cenderung melakukan diversifikasi usaha lebih banyak daripada perusahaan kecil. Oleh karena itu kemungkinan kegagalan dalam menjalankan usaha atau kebangkrutan akan lebih kecil.

Ukuran perusahaan sering dijadikan indikator bagi kemungkinan terjadinya kebangkrutan bagi suatu perusahaan, dimana perusahaan dengan ukuran lebih besar dipandang lebih mampu menghadapi krisis dalam menjalankan usahanya. Hal ini akan mempermudah perusahaan dengan ukuran lebih besar untuk memperoleh pinjaman atau dana eksternal, serta menunjukkan adanya hubungan positif antara ukuran perusahaan dengan leverage.

Dalam hal ini, khususnya di Indonesia, banyak perusahaan kecil yang justru dapat bertahan di masa krisis dibanding perusahaan besar. Nantinya akan terlihat pada hasil penelitian apakah ukuran perusahaan yang menjadi sampel tetap memiliki hubungan positif dengan struktur modal sesuai dengan teori.


(37)

2.1.3.2 Struktur Aset.

Struktur aset menggambarkan sebagian jumlah aset yang dapat dijadikan jaminan (collateral value of assets). Kebanyakan perusahaan industri yang sebagian besar modalnya tertanam dalam aset tetap akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal yang permanen yaitu modal sendiri, sedangkan hutang bersifat sebagai pelengkap (Riyanto, 1995). Hal ini bisa dihubungkan dengan adanya aturan struktur finansial konservatif horizontal yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya paling sedikit dapat menutup jumlah aset tetap ditambah aset lain yang sifatnya permanen, sedangkan perusahaan yang sebagian besar aset nya terdiri dari aset lancar akan cenderung mengutamakan pemenuhan kebutuhan dana dengan hutang. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh struktur aset terhadap struktur modal suatu perusahaan. Struktur aset diukur dengan didasarkan pada rasio aset tetap terhadap total aset. Penggunaan rasio aset tetap terhadap total aset dikarenakan aset tetap memberikan gambaran mengenai jaminan kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang.

Menurut Riyanto (1995), terdapat hubungan positif antara struktur aset dan struktur modal. Semakin tinggi rasio struktur aset (semakin besar jumlah aset tetap), maka perusahaan pun akan memiliki jaminan kemampuan yang lebih besar dalam melakukan pendanaan eksternal yang berarti berpotensi meningkatkan leverage perusahaan.


(38)

2.1.3.3 Pertumbuhan Perusahaan.

Pertumbuhan perusahaan yaitu kesempatan perusahaan untuk melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan yang merupakan kesempatan perusahaan untuk meningkatkan ukurannya. Teori agensi menggambarkan hubungan yang negatif antara pertumbuhan perusahaan dan tingkat hutang. Maksudnya adalah perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi memiliki kecenderungan untuk menghasilkan arus kas yang tinggi di masa yang akan datang sehingga memungkinkan perusahaan untuk memiliki biaya modal yang rendah. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan, semakin rendah pula rasio hutang terhadap ekuitas. Di sisi lain, perusahaan dengan tingkat

leverage yang tinggi cenderung akan melewatkan kesempatan dalam berinvestasi

pada kesempatan investasi yang menguntungkan (Chen and Jiang, 2001). 2.1.3.4 Profitabilitas.

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periode tertentu. Pecking order theory menyatakan bahwa perusahaan lebih menyukai pendanaan internal. Perusahaan dengan profitabilitas tinggi tentu memiliki dana internal yang lebih banyak daripada perusahaan dengan profitabilitas rendah. Karena itu profitabilitas akan berhubungan negatif dengan

leverage perusahaan. Brigham dan Houston (2001) mengatakan bahwa perusahaan

dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal.


(39)

Beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan khususnya penelitian empiris yang dilakukan oleh Khrisnan dan Moyer (1996), Mayangsari (2001) serta Bhaduri (2002) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Semakin tinggi keuntungan yang diperoleh berarti semakin rendah kebutuhan dana asing (hutang) sehingga semakin rendah pula rasio struktur modalnya.

2.1.3.5 Leverage Operasi.

Menurut Hanafi (2004:327), leverage operasi bisa diartikan sebagai seberapa besar perusahaan menggunakan beban tetap operasional. Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2001:9), jika sebagian besar dari total biaya perusahaan adalah biaya tetap maka perusahaan itu dikatakan memiliki leverage operasi.

Dengan mempergunakan leverage operasi, diharapkan perubahan penjualan akan mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan pajak yang lebih besar. Efek multiplier biaya operasi tetap terhadap laba sebelum bunga dan pajak (earnings before interest and taxes / EBIT) disebut dengan tingkat leverage operasi (degree of operating leverage / DOL).

2.1.3.6 Struktur Kepemilikan.

Jahera dan Lloyd (1996) menyatakan bahwa struktur kepemilikan (ownership structure) merupakan struktur kepemilikan saham, yaitu perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen (insiders) dengan jumlah saham yang dimiliki


(40)

investor. Tinggi atau rendahnya perbandingan kepemilikan saham ini akan berpengaruh terhadap kebijakan struktur modal yang diambil perusahaan.

2.1.3.7 Risiko Bisnis.

Risiko Bisnis merupakan ketidakpastian akan perkiraan pendapatan operasi perusahaan di masa yang akan datang. Perusahaan dengan risiko yang tinggi seharusnya mempergunakan hutang yang lebih sedikit untuk menghindari kemungkinan terjadinya kebangkrutan pada perusahaan.

Risiko bisnis akan mempersulit perusahaan dalam melaksanakan pendanaan eksternal sehingga secara teori akan berpengaruh negatif terhadap leverage perusahaan.

2.2 Review Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berkaitan dengan faktor –faktor yang mempengaruhi struktur modal telah banyak dilakukan oleh sejumlah peneliti. Penelitian Saidi (2004) dengan judul faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan manufaktur yang go public di BEJ tahun 1997 - 2002 dengan variabel ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, struktur kepemilikan dan risiko bisnis. Penelitian ini menyatakan variabel ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas dan struktur kepemilikan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal, sementara risiko bisnis tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.


(41)

Penelitian Prabansari dan Kusuma (2005) dengan judul faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan manufaktur go public di Bursa Efek Jakarta dengan variabel risiko bisnis, struktur kepemilikan, profitabilitas, ukuran perusahaan dan pertumbuhan aset. Penelitian ini menyatakan risiko bisnis berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal, sementara profitabilitas, struktur kepemilikan, ukuran perusahaan dan pertumbuhan aset berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal perusahaan.

Penelitian Harjanti dan Tandelilin ( 2007 ) dengan judul pengaruh firm size, tangible asset, growth opportunity, profitability dan business risk pada struktur modal perusahaan manufaktur di Indonesia. Penelitian ini menyatakan firm size berpengaruh positif dan signifikan terhadap leverage. Tangible asset, growth opportunity, business risk tidak berpengaruh signifikan terhadap leverage.Profitability berpengaruh negatif signifikan terhadap leverage.

Tabel 2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu Nama dan

Tahun Penelitian

Judul Penelitian Variabel Penelitian Yang Digunakan Hasil Penelitian Yang diperoleh Saidi (2004)

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi

Struktur Modal Perusahaan Manufaktur

yang Go Public di BEJ Tahun 1997 – 2002.

Variabel Dependen : Struktur Modal. Variabel Independen : Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, Profitabilitas, Struktur

Kepemilikan dan Risiko Bisnis.

Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan,

Profitabilitas dan Struktur Kepemilikan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal, sementara Risiko Bisnis tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.


(42)

Prabansari dan Kusuma (2005)

Faktor – Faktor Yang mempengaruhi Struktur modal Perusahaan Manufaktur Go Public Di Bursa Efek Jakarta.

Variabel Dependen : Struktur Modal. Variabel

Independen : Risiko Bisnis, Struktur Kepemilikan,

Profitabilitas,

Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Aset.

Firm Size berpengaruh

positif dan signifikan terhadap Leverage. Tangible Asset, Growth Opportunity, Business Risk

tidak berpengaruh signifikan terhadap Leverage. Profitability berpengaruh negatif signifikan terhadap Leverage. Harjanti dan Tandelilin (2007)

Pengaruh Firm Size, Tangible Asset, Growth Opportunity,

Profitability dan Business Risk Pada

Struktur Modal Perusahaan Manufaktur

Di Indonesia : Studi Kasus Di BEJ Tahun 2004 – 2006.

Variabel Dependen : Struktur Modal. Variabel

Independen : Firm Size, Tangible Asset, Growth Opportunity,

Profitability, Business Risk.

Firm Size berpengaruh

positif dan signifikan terhadap Leverage. Tangible Asset, Growth Opportunity, Business Risk tidak berpengaruh signifikan terhadap

Leverage. Profitability

berpengaruh negatif signifikan terhadap Leverage.


(43)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep

Struktur modal perusahaan merupakan kombinasi dari hutang dan ekuitas perusahaan yang diharapkan akan memaksimumkan tingkat pengembalian keuntungan perusahaan (Brigham dan Houston, 2001). Oleh karena itu, pihak manajemen perusahaan akan berusaha menetapkan struktur modal yang paling optimal yang sesuai dengan perusahaannya.

Didalam menentukan struktur modal, ada faktor – faktor yang harus diperhatikan karena akan mempengaruhi struktur modal tersebut. Menurut Sartono (2001), faktor – faktor tersebut antara lain struktur aset, tingkat pertumbuhan perusahaan, profitabilitas dan ukuran perusahaan. Weston dan Brigham (2001) menyatakan struktur aset, leverage operasi, tingkat pertumbuhan perusahaan, serta profitabilitas sebagai faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal. Jahera dan Lloyd (1996) menambahkan faktor struktur kepemilikan saham perusahaan sebagai faktor yang mempengaruhi struktur modal.

Oleh karena itu penelitian ini akan melihat pengaruh ukuran perusahaan, struktur aset, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, struktur kepemilikan dan risiko bisnis terhadap struktur modal.


(44)

Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1

Gambar 3.1. Kerangka Konsep

Dari kerangka konsep pada gambar 3.1 dapat dilihat bahwa struktur modal perusahaan merupakan variabel dependen. Variabel independen yang dipergunakan adalah ukuran perusahaan, struktur aset, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, struktur kepemilikan dan risiko bisnis.

Ukuran Perusahaan (X1)

Struktur Aset (X2)

Pertumbuhan Perusahaan (X3)

Profitabilitas (X4)

Leverage Operasi (X5)

Struktur Modal Perusahaan

(Y)

Struktur Kepemilikan (X6)


(45)

Menururt Sjahrial (2009), ukuran perusahaan sering dijadikan indikator bagi kemungkinan terjadinya kebangkrutan bagi suatu perusahaan, dimana perusahaan dengan ukuran lebih besar dipandang lebih mampu menghadapi krisis dalam menjalankan usahanya. Hal ini akan mempermudah perusahaan dengan ukuran lebih besar untuk memperoleh pinjaman atau dana eksternal pada struktur modalnya. Riyanto (1995) menyatakan besar atau kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai ekuitas, nilai penjualan atau nilai total aset.

Perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah yang besar memiliki kemudahan dalam mendapatkan akses untuk memperoleh sumber dana dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah yang lebih kecil. Semakin tinggi rasio struktur aset (semakin besar jumlah aset tetap), maka perusahaan pun akan memiliki jaminan kemampuan yang lebih besar dalam melakukan pendanaan eksternal (Sartono, 2001). Di sisi lain, menurut Brigham dan Houston (2001) perusahaan yang sebagian besar aset nya terdiri dari aset lancar akan cenderung menggunakan hutang sedangkan perusahaan yang jumlah aset tetap nya lebih banyak akan cenderung untuk menggunakan modal sendiri.

Pertumbuhan perusahaan menggambarkan kesempatan perusahaan untuk melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan yang merupakan kesempatan perusahaan untuk meningkatkan ukurannya. Teori agensi menggambarkan hubungan yang negatif antara pertumbuhan perusahaan dan leverage. Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung akan melewatkan kesempatan dalam


(46)

berinvestasi pada kesempatan investasi yang menguntungkan. Semakin cepat pertumbuhan perusahaan maka semakin besar pula kebutuhan dana untuk pembiayaan ekspansi. Hal ini akan berhubungan dengan kebijakan struktur modal perusahaan. Contohnya dalam hal laba, apakah akan ditahan untuk pembiayaan investasi atau akan dibagikan (Sartono, 2001).

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periode tertentu. Semakin tinggi keuntungan yang diperoleh pada periode sebelumnya berarti semakin rendah kebutuhan dana asing (hutang). Hal ini sesuai dengan pecking order theory yang menyarankan penggunaan pembiayaan berturut – turut mulai dari laba, hutang dan terakhir melalui penjualan saham baru (Sartono, 2001).

Didalam leverage operasi (operating leverage), akan terlihat besar beban tetap operasional yang dipergunakan perusahaan dan berpengaruh pada struktur modal perusahaan (Sartono, 2001). Dengan mempergunakan leverage operasi, diharapkan perubahan penjualan akan mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan pajak yang lebih besar.

Struktur kepemilikan (ownership structure) merupakan struktur kepemilikan saham, yaitu perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen (insiders) dengan jumlah saham yang dimiliki investor (Jahera dan Lloyd, 1996). Besar atau kecilnya perbandingan kepemilikan saham tersebut akan berpengaruh terhadap kebijakan struktur modal yang diambil perusahaan.


(47)

Risiko bisnis merupakan ketidak pastian mengenai proyeksi pengembalian atas aset di masa yang akan datang (Brigham dan Houston, 2001). Perusahaan dengan risiko yang tinggi seharusnya mempergunakan hutang yang lebih sedikit didalam struktur modalnya untuk menghindari kemungkinan kebangkrutan. Risiko bisnis ini dapat terjadi karena adanya faktor eksternal yang sulit untuk dikendalikan, misalnya resesi dunia, globalisasi dan pembatasan perdagangan. Di sisi lain, faktor internal dari perusahaan itu sendiri juga dapat menciptakan risiko bisnis seperti perencanaan dan pengendalian yang kurang baik. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan menghadapi risiko sebagai akibat adanya operasional perusahaan itu sendiri (Husnan dan Pudjiastuti, 2004). Risiko bisnis diukur dengan standar deviasi EBIT dibagi total aset (Titman dan Wessels, 1998).

3.2 Hipotesis Penelitian

Didalam menentukan hipotesis yang diajukan sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian ini , ada hal – hal yang harus diperhatikan. Kajian teoritik dan penelitian terdahulu merupakan dasar penentuan hipotesis penelitian.

Ukuran perusahaan terlihat pada besarnya nilai ekuitas perusahaan, nilai penjualan atau nilai total aset perusahaan (Riyanto, 1995). Perusahaan dengan ukuran yang besar dipandang mampu berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan untuk memperoleh sumber dana dari luar. Hal ini juga akan mempengaruhi struktur modal yang dipergunakan perusahaan. Penelitian Saidi (2004), penelitian Prabansari dan


(48)

Kusuma (2005) serta penelitian Harjanti dan Tandelilin (2007) menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal.

Struktur aset perusahaan akan mempengaruhi kebijakan perusahaan dalam menentukan struktur modal nya. Menurut Birgham dan Houston (2001:39) perusahaan yang sebagian besar aset nya terdiri dari aset lancar akan cenderung menggunakan hutang sedangkan perusahaan yang jumlah aset tetap nya lebih banyak akan cenderung untuk menggunakan modal sendiri. Besar atau kecilnya sumber dana yang ingin diperoleh perusahaan dari pihak luar dipengaruhi cukup atau tidaknya aset tetap yang dimiliki perusahaan tersebut. Di sisi lain, perusahaan dengan tingkat rasio aset yang lebih besar memiliki jaminan kemampuan yang lebih besar dalam pendanaan eksternal (Sartono, 2001). Penelitian Harjanti dan Tandelilin (2007) menyatakan struktur aset tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Pertumbuhan perusahaan menggambarkan kesempatan perusahaan untuk melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan. Semakin cepat pertumbuhan perusahaan maka semakin besar pula kebutuhan dana untuk pembiayaan ekspansi. Kecukupan dana yang dibutuhkan perusahaan dalam proses ekspansinya tersebut akan menentukan kebijakan struktur modal yang dipergunakannya. Penelitian Saidi (2004) menyatakan pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal, sedangkan penelitian Harjanti dan Tandelilin (2007) menyatakan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.


(49)

Brigham dan Houston (2001) mengatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. Semakin tinggi keuntungan yang diperoleh berarti semakin rendah kebutuhan dana eksternal (hutang). Hal ini akan mempengaruhi kebijakan struktur modal yang diambil perusahaan. Penelitian Saidi (2004) serta Prabansari dan Kusuma (2005) menyatakan profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal. Sementara penelitian Harjanti dan Tandelilin (2007) menyatakan profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal.

Dengan mempergunakan leverage operasi, perusahaan mengharapkan bahwa dengan perubahan penjualan akan mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan pajak yang lebih besar. Menurut Warsono (2003) analisis leverage operasi digunakan untuk melihat seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menggunakan biaya operasi tetap untuk memperbesar pengaruh perubahan volume penjualan terhadap pendapatan sebelum bunga dan pajak. Perusahaan yang memiliki jumlah leverage operasi yang besar akan memiliki resiko bisnis yang tinggi akibat pengaruh yang sensitif dari fluktuasi penjualan. Di sisi lain, kreditor cenderung memberikan pinjaman bagi perusahaan yang memiliki resiko bisnis yang kecil. Hal ini akan mempengaruhi kebijakan struktur modal yang diambil oleh perusahaan.


(50)

Perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen (insiders) dengan jumlah saham yang dimiliki investor merupakan struktur kepemilikan saham perusahaan (Jahera dan Lloyd, 1996). Kepemilikan institusional akan mendorong pemilik untuk melakukan peminjaman kepada manajemen sehingga manajemen terdorong untuk meningkatkan kinerjanya, selanjutnya nilai perusahaan akan meningkat. Kepemilikan manajerial akan mendorong manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan, karena mereka juga memiliki perusahaan. Kinerja perusahaan yang meningkat akan meningkatkan nilai perusahaan. Besar atau kecilnya perbandingan kepemilikan saham antara manajemen dan investor akan mempengaruhi keputusan kebijakan struktur modal yang akan diambil perusahaan. Penelitian Saidi (2004) serta Prabansari dan Kusuma (2005) menyatakan struktur kepemilikan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal.

Risiko bisnis muncul sebagai akibat dari operasional perusahaan itu sendiri. Perusahaan dengan risiko yang tinggi seharusnya mempergunakan hutang yang lebih sedikit didalam struktur modalnya untuk menghindari kemungkinan kebangkrutan. Penelitian Prabansari dan Kusuma (2005) menyatakan risiko bisnis berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan penelitian Saidi (2004) serta Harjanti dan Tandelilin (2007) menyatakan risiko bisnis tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Dari penjelasan di atas, diketahui ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan.Selain melihat pengaruh ukuran perusahaan, struktur aset,


(51)

pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, struktur kepemilikan dan risiko bisnis secara parsial terhadap struktur modal perusahaan, penelitian ini juga akan melihat pengaruh faktor – faktor tersebut secara simultan terhadap struktur modal perusahaan. Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H1 : Ukuran perusahaan, struktur aset, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, struktur kepemilikan dan risiko bisnis berpengaruh signifikan secara simultan terhadap struktur modal perusahaan.

H2 : Ukuran perusahaan, struktur aset, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, leverage operasi, struktur kepemilikan dan risiko bisnis berpengaruh signifikan secara parsial terhadap struktur modal perusahaan.


(52)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Umar (2003 : 30) penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain.

4.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah Bursa Efek Indonesia ( BEI ) yang bertempat di jalan Jendral Sudirman, Kav. 52-53, Jakarta. Data diambil dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) Bursa Efek Indonesia.

4.3 Populasi dan Sampel

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap yang biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2004). Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi penelitian (Kuncoro, 2004). Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling method yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2005).


(53)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia selama empat tahun berturut-turut yaitu: 2007, 2008, 2009 dan 2010. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

Kriteria perusahaan yang dijadikan sampel penelitian adalah :

1. Perusahaan manufaktur terdaftar di Bursa Efek Indonesia sesuai dengan pengklasifikasian Indonesian Capital Market Directory yang menerbitkan laporan keuangannya tahun 2007, 2008, 2009 dan 2010.

2. Perusahaan manufaktur yang memiliki nilai ekuitas positif dalam laporan keuangan periode penelitian tahun 2007-2010.

3. Perusahaan manufaktur yang memperoleh laba dalam laporan keuangan periode penelitian tahun 2007-2010.

Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 139 perusahaan manufaktur. Populasi yang memenuhi kriteria untuk menjadi sampel berjumlah 29 perusahaan. Adapun proses pengambilan sampel dapat dilihat di dalam lampiran 1 yang ringkasannya dapat dilihat dalam tabel berikut:


(54)

Tabel 4.1. Proses Pengambilan Sampel

Keterangan Jumlah

Jumlah populasi (perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEI sampai tahun 2009) 139

Jumlah populasi yang tidak memenuhi kriteria 1 -41

Jumlah populasi yang tidak memenuhi kriteria 2 -22

Jumlah populasi yang tidak memenuhi kriteria 3 -47

Jumlah sampel terpilih 29

Sumber: Lampiran 1

4.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data perusahaan manufakur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data diperoleh dengan cara studi dokumentasi yang berasal dari laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan melalui situs resmi Bursa Efek Indonesi

Indonesian Capital Market Directory ( ICMD ) 2007 – 2010 dan pengambilan data

langsung dari Bursa Efek Indonesia (BEI).

4.5Defenisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel

Variabel Penelitian ini terdiri dari : a. Variabel dependen.

Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen (Y) yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur modal (Y). Struktur modal adalah perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri.


(55)

Variabel ini akan diukur dengan menghitung rasio antara hutang jangka panjang dengan total aset perusahaan. Skala yang dipergunakan adalah skala rasio.

b. Variabel independen.

Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen (X) yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Ukuran perusahaan (X1). Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki perusahaan. Variabel ini akan diukur dengan log natural dari total aset perusahaan. Skala yang dipergunakan adalah skala rasio.

2. Struktur aset (X2). Struktur aset menggambarkan sebagian jumlah aset yang dapat dijadikan jaminan (collateral value of assets), dalam hal ini adalah aset yang dimiliki oleh perusahaan dalam bentuk fisik seperti mesin, bangunan dan tanah. Variabel ini akan diukur dengan menggunakan rasio aset tetap terhadap total aset. Skala yang dipergunakan adalah skala rasio.

3. Pertumbuhan perusahaan (X3). Pertumbuhan perusahaan merupakan kesempatan perusahaan untuk meningkatkan ukurannya. Variabel ini akan diukur dengan persentase perubahan total aset. Skala yang dipergunakan adalah skala rasio.


(56)

4. Profitabilitas (X4). Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Ukuran dari profitabilitas dalam penelitian ini adalah rasio antara laba bersih setelah pajak terhadap ekuitas perusahaan. Skala yang dipergunakan adalah skala rasio.

5. Leverage operasi (X5). Leverage operasi adalah penggunaan aset atau operasi perusahaan yang disertai dengan biaya tetap. Ukuran yang dipergunakan adalah perbandingan persentase perubahan EBIT dengan persentase perubahan volume penjualan. Skala yang dipergunakan adalah skala rasio.

6. Struktur kepemilikan (X6). Struktur kepemilikan adalah struktur kepemilikan saham, yang diukur melalui perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen dengan jumlah saham yang dimiliki oleh investor. Skala yang dipergunakan adalah skala rasio. 7. Risiko bisnis (X7). Risiko bisnis merupakan gambaran ketidakpastian

yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Penelitian ini akan menggunakan perbandingan standar deviasi EBIT dengan total aset perusahaan. Skala yang dipergunakan adalah skala rasio.


(57)

Tabel 4.2. Defenisi dan Pengukuran Variabel

No Variabel Defenisi Operasional Indikator Skala

1

Struktur Modal Perusahaan ( Y )

Struktur modal adalah perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri.

Rasio antara hutang jangka panjang dengan total aset perusahaan.

Rasio

2

Ukuran Perusahaan ( X1 )

Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki perusahaan.

Log natural total aset

perusahaan. Rasio

3 Struktur Aset ( X2 )

Struktur aset menggambarkan sebagian jumlah aset yang dapat dijadikan jaminan (collateral value of assets), dalam hal ini adalah aset yang dimiliki oleh perusahaan dalam bentuk fisik

seperti mesin, bangunan dan tanah.

Rasio aset tetap

terhadap total aset. Rasio

4

Pertumbuhan Perusahaan ( X3 )

Pertumbuhan perusahaan merupakan kesempatan perusahaan untuk

meningkatkan ukurannya.

Persentase perubahan

total aset. Rasio

5 Profitabilitas ( X4 )

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba.

Rasio laba bersih setelah pajak terhadap ekuitasperusahaan.

Rasio

6

Leverage Operasi ( X5 )

Leverage operasi adalah penggunaan aset atau operasi perusahaan yang disertai

Rasio antara

persentase perubahan laba bersih sebelum bunga dan pajak


(58)

dengan biaya tetap, atau seberapa jauh perubahan tertentu dari volume penjualan berpengaruh terhadap laba operasi bersih. (EBIT) dengan persentase perubahan volume penjualan. 7 Struktur kepemilikan ( X6 )

Struktur kepemilikan merupakan struktur kepemilikan saham perusahaan.

Perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen

dengan jumlah saham yang dimiliki oleh investor.

Rasio

8 Risiko Bisnis ( X7 )

Risiko bisnis merupakan gambaran ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.

Perbandingan standar deviasi EBIT dengan total aset.

Rasio

4.6. Metode Analisis Data

Untuk menjelaskan kekuatan dan arah pengaruh beberapa variabel bebas atau variabel penjelas (independent / explanatory variable) terhadap satu variabel terikat (dependent variable), teknik analisis yang dipergunakan adalah model regresi berganda atau Multiple Regression (Ghozali, 2005).

Hubungan antara variabel dependen (Y) dengan variabel independen (X) dijelaskan dalam model regresi berganda (multiple regression model) sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 +e


(59)

Y = Struktur Modal a = Konstanta

b1-b7 = Koefisien Regresi X1 = Ukuran Perusahaan X2 = Struktur Aset

X3 = Pertumbuhan Perusahaan X4 = Profitabilitas

X5 = Leverage Operasi X6 = Struktur Kepemilikan X7 = Risiko Bisnis

e = Error Term

Model persamaan regresi berganda ini akan diuji Goodness of Fit nya yang secara statistik dapat diukur melalui :

1. Koefisien Determinasi (R²). Mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Kelemahan dari pengukuran ini, nilai R² pasti meningkat apabila suatu variabel independen ditambahkan pada suatu model tanpa melihat pengaruhnya secara signifikan. Banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R² karena nilai

Adjusted R² dapat naik atau turun apabila suatu variabel independen


(60)

kemampuan variabel – variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas.

2. Uji Signifikansi Simultan ( Uji Statistik F ). Menunjukkan apakah semua variabel independen / bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen / terikat.

Kriteria :

Ha : Variabel independen berpengaruh nyata dan signifikan secara simultan terhadap variabel dependen.

Ho : Variabel independen tidak berpengaruh nyata dan signifikan secara simuntan terhadap variabel dependen.

Nilai Sig < 0,05 , maka Ha : Diterima ; Ho : Ditolak. Nilai Sig > 0,05 , maka Ha : Ditolak ; Ho : Diterima.

3. Uji Signifikansi Parameter Individual ( Uji Statistik t ). Untuk menunjukkan pengaruh seberapa jauh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen.

4.6.1 Uji asumsi klasik

Untuk keabsahan hasil analisis regresi linier berganda ini nantinya, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, harus terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Salah satu syarat yang menjadi dasar penggunaan model regresi berganda adalah dipenuhinya semua asumsi klasik, agar hasil pengujian bersifat tidak bias dan efisien


(61)

(Best Linear Unbiased Estimator/BLUE). Dalam penelitian ini, asumsi klasik yang dianggap paling penting adalah (Gujarati, 1995):

1. Memiliki distribusi normal.

2. Tidak terjadi Multikolonieritas antar variabel independen.

3. Tidak terjadi Heteroskedastisitas atau varian variabel pengganggu yang konstan (Homoskedastisitas).

4. Tidak terjadi Autokorelasi antar residual setiap variabel independen. 4.6.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi, variabel dependen, variabel independen atau kedua-duanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Santoso, 1999).

Pada Uji Normalitas Data ini digunakan metode One Sample Smirnov Test. Pemilihan metode ini didasarkan bahwa One Sample Kolmogorov-Smirnov Test merupakan metode yang umum digunakan untuk menguji normalitas data (Hair,et al, 1998).

Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak, dengan membuat hipotesis sebagai berikut:

Ho

H

: Data terdistribusi normal


(62)

Jika sigma > 0,05, maka Ha ditolak dan Ho

Jika sigma < 0,05, maka H

diterima.

a diterima dan Ho

4.6.1.2. Uji Multikolonieritas

ditolak.

Salah satu asumsi dalam metode kuadrat terkecil adalah tidak adanya hubungan linear antara variable independen. Jika hal ini terjadi, maka dikatakan bahwa data mengalami multikolonieritas. Indikasi awal data yang mengalami multikolonieritas yaitu apabila model memiliki standard error yang besar dan nilai

statistic t yang rendah. Ada beberapa metode yang digunakan untuk mendeteksi

multikolonieritas dalam suatu model regresi. Salah satu ciri persamaan regresi yang mengalami masalah multikolonieritas adalah nilai R² yang tinggi namun memiliki sedikit variable independen yang mempengaruhi variable dependen secara signifikan. Metode yang digunakan untuk mendeteksi multikolonieritas dalam penelitian ini adalah tolerance - Variance Inflactor Factor (VIF). Multikolonieritas terjadi apabila nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10.

4.6.1.3. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada


(63)

data runtut waktu atau time series karena “gangguan” pada individu atau kelompok cenderung mempengaruhi individu atau kelompok pada periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

Pada penelitian ini, gejala autokorelasi dideteksi dengan menggunakan Uji Durbin-Watson lewat SPSS. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi ditentukan berdasarkan kriteria berikut (Ghozali, 2005):

1. Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi. 2. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl), maka

koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positif.

3. Bila nilai DW lebih besar daripada (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi negatif.

4. Bila nilai DW terletak di antara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. 4.6.1.4. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.


(64)

Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Untuk menguji ada tidaknya Heteroskedastisitas pada penelitian ini digunakan grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen (ZPRED) dengan residualnya (SRESID) melalui program SPSS. Deteksi ada tidaknya Heteroskedastisitas dapat dilihat dengan ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik

scatter plot antara SRESID dan ZPRED. Dasar pengambilan keputusan (Ghozali,

2005) :

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi Heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi terjadi Heteroskedastisitas.

4.6.2 Pengujian hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan mempergunakan uji parsial dan uji simultan. Uji simultan (F–test) dipergunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama – sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen. Sedangkan Uji parsial (t-test) dipergunakan untuk mengetahui pengaruh masing – masing variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005).

Dasar pengambilan kesimpulan pada uji simultan (F-test) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(65)

2. Untuk tingkat signifikansi nya yaitu apabila nilai probabilitas < α = 5%.

Dasar pengambilan kesimpulan pada uji parsial (t-test) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apabila t hitung > t tabel , maka H0 ditolak dan Ha diterima.


(66)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Deskriptif Data Penelitian

Dari hasil analisis deskriptif menunjukkan nilai tertinggi, nilai terendah, rata – rata, median dan standar deviasi, baik variabel terikat yaitu Struktur Modal, maupun variabel – variabel bebas yaitu Ukuran Perusahaan, Struktur Aset, Pertumbuhan Perusahaan, Profitabilitas, Leverage Operasi, Struktur Kepemilikan dan Risiko Bisnis, yang dapat dilihat pada Tabel 5.1 berikut ini :

Tabel 5.1 Descriptive Statistics

ST. MODAL UKURAN PERUS. ST. ASET PERTUMBU HAN PERUS. PROFITABILITAS LEVERAGE OPR. ST. KEPEMILI KAN RISIKO BISNIS

N Valid 116 116 116 116 116 116 116 116

Mean .833266 28.079170 .323161 .126251 .276564 1.773270 5.033313 .039663

Median .574450 27.564400 .291000 .118650 .204850 1.374450 .344200 .029450

Std. Deviation

.9848686 1.8401204 .1768560 .1046771 .3245893 5.0314381 14.7603407 .0357964

Minimum .0765 24.5621 .0428 -.1367 .0071 -24.8148 .0000 .0001

Maximum 8.4413 32.3571 .8801 .4800 3.2360 31.3174 99.0000 .1674

Pengamatan pada deskriptif data penelitian akan memperlihatkan rentang nilai data dan gambaran umum nilai data dari masing – masing variabel penelitian, baik variabel dependen maupun variabel independen. Belum ada kesimpulan yang dapat diambil bila dikaitkan dengan hipotesis penelitian. Untuk melihat hubungan antara


(67)

variabel dependen dengan variabel independen, pengolahan data lebih lanjut melalui uji statistik diperlukan (Sugiyono, 2005).

5.1.1 Deskriptif data struktur modal

Pada tabel 5.1 diatas dapat dilihat, pada data struktur modal, nilai maksimum sebesar 8,441 dan nilai minimum sebesar 0,076 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,985. Nilai rata – rata struktur modal yaitu sebesar 0,833 lebih tinggi dari nilai median struktur modal sebesar 0,574. Hal ini menunjukkan, pada data penelitian ini, kurang dari 50% perusahaan yang memiliki nilai struktur modal di atas nilai rata - rata. Hal ini dipengaruhi oleh perbedaan besar atau kecilnya nilai hutang jangka panjang dan total aset dari masing – masing perusahaan yang menjadi dasar perhitungan nilai struktur modal.

5.1.2 Deskriptif data ukuran perusahaan

Pada tabel 5.1 diatas dapat dilihat, pada data ukuran perusahaan, nilai maksimum sebesar 32,357 dan nilai minimum sebesar 24,562 dengan nilai standar deviasi sebesar 1,840. Nilai rata – rata ukuran perusahaan yaitu sebesar 28,079 lebih tinggi dari nilai median ukuran perusahaan sebesar 27,564. Hal ini menunjukkan, pada data penelitian ini, kurang dari 50% perusahaan yang memiliki nilai ukuran perusahaan di atas nilai rata - rata. Hal ini dipengaruhi oleh besar atau kecilnya nilai total aset dari masing – masing perusahaan yang menjadi dasar perhitungan nilai ukuran perusahaan.


(68)

Pada tabel 5.1 diatas dapat dilihat, pada data struktur aset, nilai maksimum sebesar 0,880 dan nilai minimum sebesar 0,042 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,177. Nilai rata – rata struktur aset yaitu sebesar 0,323 lebih tinggi dari nilai median struktur aset sebesar 0,291. Hal ini menunjukkan, pada data penelitian ini, kurang dari 50% perusahaan yang memiliki nilai struktur aset di atas nilai rata - rata. Hal ini dipengaruhi oleh besar atau kecilnya nilai aset tetap dan total aset dari masing – masing perusahaan yang menjadi dasar perhitungan nilai struktur aset.

5.1.4 Deskriptif data pertumbuhan perusahaan

Pada tabel 5.1 diatas dapat dilihat, pada data pertumbuhan perusahaan, nilai maksimum sebesar 0,480 dan nilai minimum sebesar -0,137 dengan standar deviasi sebesar 0,105. Nilai rata – rata pertumbuhan perusahaan yaitu sebesar 0,126 lebih tinggi dari nilai median pertumbuhan perusahaan sebesar 0,119. Hal ini menunjukkan, pada data penelitian ini, kurang dari 50% perusahaan yang memiliki nilai pertumbuhan perusahaan di atas nilai rata - rata. Hal ini dipengaruhi oleh besar atau kecilnya perubahan total aset dari masing – masing perusahaan yang menjadi dasar perhitungan nilai pertumbuhan perusahaan.

5.1.5 Deskriptif data profitabilitas

Pada tabel 5.1 diatas dapat dilihat, pada data profitabilitas, nilai maksimum sebesar 3,236 dan nilai minimum sebesar 0,007 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,324. Nilai rata – rata profitabilitas perusahaan yaitu sebesar 0,277 lebih tinggi dari


(1)

23 Infood Sukses Makmur Tbk √ √ √ Sampel 23

24 Tempo Scan Pacific Tbk √ √ √ Sampel 24

25 Unilever Indonesia Tbk √ √ √ Sampel 25

26 Darya Varia Laboratoria Tbk √ √ √ Sampel 26

27 Kalbe Farma Tbk √ √ √ Sampel 27

28 Arwana Citramulia Tbk √ √ √ Sampel 28

29 Betonjaya Manunggal Tbk √ √ √ Sampel 29

30 Aqua Golden Mississipi Tbk - √ √ -

31 Argha Karya Prima Industry Tbk Missipi Tbk - √ √ -

32 Lautan Luas Tbk - √ √ -

33 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk - √ √ -

34 Fajar Surya Wisesa Tbk - √ √ -

35 Indofarma (Persero) Tbk - √ √ -

36 Trias Sentosa Tbk - √ √ -

37 Mustika Ratu Tbk - √ √ -

38 Kimia Farma (Persero) Tbk - √ √ -

39 Sumi Indo Kabel Tbk - √ √ -

40 Kageo Igar Jaya Tbk - √ √ -

41 Siantar Top Tbk - √ √ -

42 Ultrajaya Milk Tbk - √ √ -

43 Kabelindo Murni Tbk - √ √ -

44 Nipress Tbk - √ √ -

45 Pelangi Indah Tbk - √ √ -

46 Pyridom Farma Tbk - √ √ -

47 Ekadharma Internasional Tbk - √ √ -

48 Budi Acid Jaya Tbk - √ √ -


(2)

50 AKR Corporindo Tbk - √ √ -

51 Fast Food Indonesia Tbk - √ √ -

52 Malindo Feedmill Tbk - √ √ -

53 Indo Rama Synthetics Tbk - √ √ -

54 Citra Tubindo Tbk - √ √ -

55 Pelangi Indah - √ √ -

56 Kedawung Setia Industri Tbk - √ √ -

57 Indal Aluminium Industry Tbk - √ √ -

58 Indomobil Sukses Internasional Tbk - √ √ -

59 Goodyear Indonesia Tbk - √ √ -

60 Gudang Garam Tbk - √ √ -

61 Indospring Tbk √ - √ -

62 Holcim Indonesia Tbk √ - √ -

63 Sucaco Tbk √ - √ -

64 Intikeramik Alamasri Industri Tbk √ - √ -

65 Voksel Electric Tbk √ - √ -

66 Sierad Produce Tbk √ - √ -

67 Unggul Indah Cahaya Tbk √ - √ -

68 Eterindo Wahanat ama Tbk √ - √ -

69 Multistrada Arah Sarana Tbk √ - √ -

70 Unitex Tbk √ - √ -

71 Sat Nusapersada Tbk √ - √ -

72 Davomas Abadi √ - √ -

73 Prasidha Aneka Niaga √ - √ -

74 Polychem Indonesia Tbk √ - √ -

75 Argo Pantes √ - √ -


(3)

77 Karwell Indonesia √ - √ -

78 Hanson International √ - √ -

79 APAC Citra Centertex Tbk √ - √ -

80 Panasia Filament inti √ - √ -

81 Pan Brothers √ - √ -

82 Polysindo Eka Perkasa Tbk √ - √ -

83 Ricky Putra Globalindo √ √ - -

84 Asahimas Flat Glass Tbk √ √ - -

85 Mulia Industrindo Tbk √ √ - -

86 Tembaga Mulia Semanan √ √ - -

87 Jakarta Kyoei Steel Works Ltd Tbk √ √ - -

88 Tembaga Mulia Canindo Tbk √ √ - -

89 Colorpark Indonesia Tbk √ √ - -

90 Duta Pertiwi Nusantara Tbk √ √ - -

91 Intanwijaya Internasional Tbk √ √ - -

92 Resources Alam Indonesia Tbk √ √ - -

93 Unggul Indah Jaya Tbk √ √ - -

94 Aneka Kemasindo Utama Tbk √ √ - -

95 Asiaplast Industries Tbk √ √ - -

96 Berlina Tbk √ √ - -

97 Dynaplast Tbk √ √ - -

98 Fatrapolindo Nusa Industri Tbk √ √ - -

99 Leyand Internasional Tbk √ √ - -

100 Siwani Makmur Tbk √ √ - -

101 Ratu Prabu Energi Tbk √ √ - -

102 Barito Pacific Timber Tbk √ √ - -


(4)

104 Sumalindo Lestari Jaya Tbk √ √ - -

105 Tirta Mahakam Resources Tbk √ √ - -

106 Indah Kiat Pulp&Paper Corp Tbk √ √ - - 107 Surabaya Agung Industry Pulp Tbk √ √ - -

108 Suparma Tbk √ √ - -

109 Twiji Kimia Tbk √ √ - -

110 Surya Dumai Tbk √ √ - -

111 Branta Mulia Tbk √ √ - -

112 Gajah Tunggal Tbk √ √ - -

113 Multi Prima Sejahtera Tbk √ √ - -

114 Prima Alloy Steel Universal Tbk √ √ - -

115 Sara Lee Body Care Indonesia √ √ - -

116 Eratex Djaja Tbk √ √ - -

117 Ever Shine Textile Industry Tbk √ √ - -

118 Panasia Filament Inti Tbk √ √ - -

119 Sunson Textile Manufacturer Tbk √ √ - -

120 Texmaco Jaya Tbk √ √ - -

121 Teijin Indonesia Fiber Tbk √ √ - -

122 Jembo Cable Company Tbk √ √ - -

123 GT Kabel Indonesia Tbk √ √ - -

124 Arona Binasejati Tbk √ √ - -

125 Trias Sentosa Tbk √ √ - -

126 Ades Water Indonesia Tbk √ √ - -

127 Yanaprima Hastapersada Tbk √ √ - -

128 Keramika Indonesia Asosiasi Tbk √ √ - -

129 Suba Indah Tbk √ √ - -


(5)

131 BAT Indonesia Tbk - √ √ -

132 Schering Plough Indonesia Tbk - √ √ -

133 Bristol Myers Squibb Ina Tbk (PS) - √ √ -

134 Kedaung Indah Can Tbk - √ √ -

135 Langgeng Makmur Ind Tbk - √ √ -

136 Keramika Indonesia Assosiasi Tbk - √ √ -

137 Itamaraya Gold Industry Tbk - √ √ -

138 Tunas Alfin Tbk - √ √ -

139 Toba Pulp Lestari Tbk - √ √ -

Lampiran 2. Data Sampel 2007

TAHUN NOMER ST.MODAKODE TAHUN NOMER UK.PERU

2007 1 1,17 ASII 2007 1 31,78

2 0,48 AUTO 2 28,87

3 0,60 BATA 3 26,53

4 0,94 HMSP 4 30,38

5 0,44 INTP 5 29,94

6 0,27 LION 6 26,10

7 1,16 LMSH 7 24,86

Lampiran 3. Data Sampel 2008

TAHUN NOMER ST.MODAKODE TAHUN NOMER UK.PERU

2008 1 1,21 ASII 2008 1 32,02

2 0,45 AUTO 2 29,01

3 0,47 BATA 3 26,72

4 1,00 HMSP 4 30,41

5 0,33 INTP 5 30,05


(6)

Lampiran 4. Data Sampel 2009

TAHUN NOMER ST.MODAKODE TAHUN NOMER UK.PERU

2009 1 1,00 ASII 2009 1 32,12

2 0,39 AUTO 2 29,17

3 0,38 BATA 3 26,76

4 0,69 HMSP 4 30,51

5 0,24 INTP 5 30,22

6 0,19 LION 6 26,33

7 0,83 LMSH 7 25,01

Lampiran 5. Data Sampel 2010

TAHUN NOMER ST.MODAKODE TAHUN NOMER UK.PERU

2010 1 1,10 ASII 2010 1 32,36

2 0,38 AUTO 2 29,35

3 0,46 BATA 3 26,91

4 1,01 HMSP 4 30,65

5 0,17 INTP 5 30,36

6 0,17 LION 6 26,44