Antisipasi Dampak Perubahan Iklim

22 provinsiBadan Penanggulanan Bencana Daerah, Pusdalkarhutla, Bapedalda, Manggala Agni, Satkorlak, Kepolisian dan instansi terkait lainnya. Menyampaikan laporan ke Bupati dengan tembusan dikirimkan ke Gubenur dan Direktur Jenderal Perkebunan. 2 Pelaporan Laporan disampaikan ke Direktur Jenderal Perkebunan berupa : a Laporan perkembangan hotspot dan kebakaran secara berkala harian, mingguan dan bulanan melalui surat fax e-mail. b Laporan akhir kondisi fire spot secara keseluruhan selama setahun disampaikan paling lambat bulan November 2013. 3 Pembinaan dilaksanakan terhadap perkebunan rakyat dan perusahaan perkebunan melalui: 23 a Sosialisasi PLTB dan Perundang-undangan tentang kebakaran. b Pengawasan dilakukan terhadap kelengkapan sarana, prasarana dan sistem pengendalian kebakaran sesuai yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 26 Permentan OT.140 2 2007 Tahun 2007 dan Pedoman Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun. 4 Prosedur Pemantauan Dampak Perubahan Iklim dan Bencana Alam Prosedur Pemantauan Dampak Perubahan Iklim dan Bencana Alam sebagai berikut: a Mengakses hotspot dan kabut asap melalui situs internet BMKG, LAPAN, BNPB dan Indofire atau melalui media elektronik lainnya atau sumber resmi lainnya; 24 b Melakukan ground check untuk melihat kondisi sesungguhnya di lapangan; c Penghitungan luas areal yang terbakar danatau terkena bencana kekeringan, banjir dan longsor. d Melakukan koordinasi dengan instansi terkait lainnya dan melaporkan kepada Bupati dengan tembusan kepada Gubenur dan Direktur Jenderal Perkebunan. b. Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim 1 Pembangunan demplot tanaman tahan kekeringan Pembangunan demplot tanaman tahan kekeringan dilaksanakan dengan berdasar pada standar budidaya masing-masing komoditas yang akan ditanam antara lain: a Persiapan lahan berupa pembersihan dari semak belukar dengan teknik 25 pembukaan lahan tanpa bakar. b Penyiapan benih tanaman dengan terlebih dahulu berkoordinasi sumber benih sesuai peruntukan. c Perbaikan drainase dan terasering. d Pembuatan lubang tanaman. e Mengajir pelindung. f Penanaman pohon pelindung tetap. g Penanaman tanaman tahan kekeringan. h Pengendalian OPT. i Pembuatan rorak yang berfungsi untuk menampung bahan organik yang berasal dari serasah atau sisa-sisa daun kering. Ukuran rorak 0,8x0,4x0,4 m dengan jumlah rorak minimal 25 dari populasi tanaman tahunan kopi, kakao, karet dan jambu mete. 26 j Pembuatan istana cacing biopori Lubang berdiameter 15 cm kedalaman 0,5 m dibuat di antara tanaman dengan jarak sesuai lebar kanopi pohon. Setiap pohon dibuat 2 buah lubang istana cacing. Lubang diisi bahan organik kotoran ternak dan serasah tanaman. Jika populasi cacing tanah setempat sangat sedikit agar ditambah diintrodusir dari tempat lain. k Pembuatan irigasi tetes drip water Penempatan bumbung bambu botol ditempatkan di atas tanah. l Pemupukan tanaman Pemupukan dilakukan dengan memberikan pupuk organik dengan alokasi yang tersedia. m Pengamatan hasil demplot dilakukan 3 bulan setelah perlakuan terhadap : 27 - Kondisi fisik tanaman antara lain : jumlah flush daunpucuk yang muncul, dan diameter batang. - Pengamatan kondisi tanah secara sederhana meliputi struktur tanah kegemburan. 2 Pembinaan dan Sosialisasi Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim, dilaksanakan dengan tahapan, sebagai berikut: a. Sosialisasi kegiatan kepada kelompok tani. b. Kegiatan dilakukan di lokasi sekitar demplot. c. Narasumber berasal dari Direktorat Perlindungan Perkebunan, Dinas PerkebunanUPTD. 28 c. Sosialisasi PLTB, Peraturan Perundang-undangan dan Demplot Pembukaan Lahan Tanpa Bakar 1 Persiapan Persiapan yang perlu dilakukan antara lain adalah: a Penyusunan buku panduan pertemuan; b Penyiapan materi sosialisasi berupa data dan informasi yang terkait dengan peraturan PLTB dan bahan simulasi pengendalian kebakaran; c Penetapan narasumber dan daftar undangan; d Penyiapan tempat pertemuan dan konsumsi; e Penyiapan lokasi pelaksanaan demplot PLTB; f Penyiapan bahanalat untuk simulasi sesuai dengan jumlah dan jenis yang ditetapkan yang selanjutnya diserah- terimakan kepada kelompok. 29 2 Peserta Peserta adalah petani yang tergabung dalam satu kelompok tani. 3 Penyelenggara Dinas kabupatenkota yang membidangi perkebunan. d. Pertemuan Koordinasi Pencegahan Kebakaran dan Dampak Perubahan Iklim 1 Persiapan Persiapan yang perlu dilakukan antara lain adalah: a Penyusunan buku panduan pertemuan; b Penyiapan materi pertemuan; c Penetapan narasumber dan daftar undangan; d Penyiapan tempat pertemuan dan konsumsi. 30 2 Peserta Peserta pertemuan adalah : - Direktorat Jenderal Perkebunan; - Dinas Provinsi yang membidangi Perkebunan; - Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan BBP2TP Medan dan BPTP Pontianak; - Dinas Kabupaten yang menangani Perkebunan pada daerah rawan kebakaran; - Dinas Kehutanan, Pertanian, BPN, Bapedalda dan dinas terkait lainnya; - Pusdalkarhutla; - Kepolisian dan TNI; - Perusahaan Perkebunan; - Badan Pengendalian Bencana Daerah BPBD; - Pihak terkait lainnya. 31

III. PELAKSANAAN KEGIATAN A.

Ruang Lingkup 1. Antisipasi Dampak Perubahan Iklim a. Fasilitasi Pemantauan Kebakaran, Dampak Perubahan Iklim dan Bencana Alam 1 Kegiatan diprioritaskan pada provinsi dan kabupaten rawan kebakaran dan bencana alam. 2 Kegiatan pemantauan dan pembinaan meliputi kompilasi data sekunder dengan mengakses data dari internet dan pengecekan lapangan ground check langsung ke tempat kejadian, berkoordinasi dengan instansi terkait. 3 Indikator Kinerja No Indikator Uraian 1 InputMasukan - Dana - SDM - Data dan informasi - Teknologi 2 OutputKeluaran Terfasilitasinya kegiatan pemantauan di 9 prov. dan 26 kab. 3 Outcomehasil Tersedianya data 32 dan informasi kebakaran, dampak perubahan Iklim dan Bencana Alam di 9 prov. dan 26 kab. b. Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim 1 Kegiatan diprioritaskan pada daerah rawan kekeringan. 2 Kegiatan meliputi pembangunan demplot mitigasi dan adaptasi. 3 Indikator Kinerja No Indikator Uraian 1 InputMasukan - Dana - SDM - Data dan informasi - Teknologi 2 OutputKeluaran Terlaksananya 13 unit demplot mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di 12 provinsi . 3 Outcomehasil Tersosialisasinya model penanganan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di 12 provinsi. 33 c. Sosialisasi PLTB, Peraturan Perundang- undangan dan Demplot Pembukaan Lahan Tanpa Bakar 1 Kegiatan diprioritaskan pada kelompok tani yang berada di daerah rawan kebakaran. 2 Kegiatan meliputi Sosialisasi dan simulasi serta demplot pembukaan lahan. 3 Indikator Kinerja No Indikator Uraian 1 InputMasukan - Dana - SDM - Data dan informasi - Teknologi 2 OutputKeluaran Terlaksananya sosialisasi dan Demplot PLTB untuk 14 kelompok tani di 9 provinsi 14 kabupaten rawan kebakaran. 3 Outcomehasil - Tersosialisasinya model penerapan PLTB di14 kelompok tani pada 14 kabupaten di 9 provinsi rawan kebakaran. - Penerapan teknologi