FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETOS KERJA ISLAMI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus : BMT Beringharjo Dan BMT Bina Ihsanul Fikri Yogyakarta)

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETOS KERJA ISLAMI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

(Studi Kasus : BMT Beringharjo Dan BMT Bina Ihsanul Fikri Yogyakarta)

SKRIPSI

Oleh : Siti Fatimah NPM : 20120730200

FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

i

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETOS KERJA ISLAMI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

(Studi Kasus : BMT Beringharjo Dan BMT Bina Ihsanul Fikri Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk mmenuhi salah satu syarat guna mmperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) Strata Satu

pada Prodi Muamalat Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh : Siti Fatimah NPM : 20120730200

FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

(4)

(5)

v MOTTO

ُ كُ ل

ُ ك

ُ مُ

ُ رُ عا

ُُ وُُ

ُ كُ ل

ُ ك

ُ مُ

ُ مُ س

ُ ؤ

ُ لو

ُُ ع

ُ نُ

ُ رُ عُ ي

ُ تُ ه

ُ

ه يلع ق ف تم

Artinya : “Kamu sekalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawabannya mengenai orang yang dipimpinya.” (H.R. Bukhari Muslim)


(6)

vi

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, aku persembahkan hasil karya selama belajar di bangku perkuliahan untuk orang yang aku cintai:

1. Ayahanda (Thomas Baharuddin) dan Ibunda (Komalasari) tercinta yang selalu mendoakan, membimbing dan mendukung dengan cinta dan kasih sayang yang tak pernah berhenti. Kebahagian kalian adalah tujuan hidupku, terima ksih ayah dan ibu untuk semuanya.

2. Abangku (Muhammad Yusuf ), dan calon imamku kelak (Benny Saputra) yang selalu ada dalam suka dan duka serta memberi semangat dan dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Agama Islam yang dengan sabar membimbing, memberikan ilmunya, semoga apa yang saya dapatkan bisa saya amalkan dan semoga bermanfat di dunia dan di akhirat.

4. Bapak Syakir Jamaluddin S.Ag., M. A selaku dosen pembimbing, yang telah sabar dalam membimbing, meluangkan banyak waktunya untuk memberikan saran, petunjuk dan bimbingan yang sangat berarti kepada saya selama penyusunan skripsi.

5. Teman-teman “Ekonomi dan Perbankan Islam angkatan 2012” yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, saya tidak akan lupa atas kenangan-kenangan kita semua.

6. Untuk segenap keluarga besar EPI D yang telah bekerja sama dan menjadi partner yang baik selama di bangku kuliahan, banyak hal yang telah kita bersama lewati, baik suka maupun duka dan semoga silaturahmi di antara kita tidak pernah putus sampai akhir nanti.

7. Sahabat-sahabat saya yang selalu ada Alfin, Lu’lu, Kiki, Uut dan Arum. Semoga persahabatan kita bisa terjaga selamanya, baik suka dan duka kita harus bisa kita lewati bersama dan silaturahmi jangan sampai pernah putus sampai kapanpun itu.


(7)

vii

8. Teman-teman kost melati 1 yang paling kece, ada Dewi, Vera, Erlinda, Ririn, Tika, Caca, Aul, Amel, Dini dan ain, yang selalu memberikan semangat untuk mnyelesaikan skripsi ini dan yang selalu mambuat kamar saya lebih pecah dari biasanya. Terima kasih untuk kalian semuanya.


(8)

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah Puja dan Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan kesehatan, dan shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW yang telah memberikan kita contoh teladan yang baik akan arti kehidupan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETOS KERJA ISLAMI

TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus : BMT Beringharjo dan BMT Bina Ihsanul Fikri, Yogyakarta). Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Dalam proses penulisan sampai dengan terselesaikannya skripsi ini, tentunya banyak sekali pihak yang berkonstribusi di dalamnya. Maka dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak diantaranya :

1. Bapak Prof Dr. Bambang Cipto, MA selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Mahli Zainudin Tago, M.SI selaku Dekan Fakultas Agama Islam.

3. Bapak Syarif As’ad, S.EI, M.SI selaku Kepala Jurusan Ekonomi dan Perbankan Islam dan selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan waktu untuk bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Syarif As’ad, S.EI, M.SI selaku Dosen Pembimbing Akademik. 5. Bapak Syakir Jamaluddin, S.Ag., M.A selaku Dosen Pembimbing


(9)

ix

6. Orang tua penulis, Ayah Thomas Baharuddin dan Ibu Komalasari, yang selalu saya cintai dan sayangi, yang selalu berjuang dan berkorban apa pun dalam mendukung, membesarkan, mendidik serta yang selalu mendoakan saya.

7. Terima kasih kepada Abang Muhammad Yusuf S.E dan spesial untuk laki-laki yang saya saya sayangi Benny Saputra yang selalu mengingatkan, memotivasi, memberiku semangat dalam proses menyelesaikan skripsi ini.

8. Terima kasih kepada pihak BMT Beringharjo yang telah memberikan penulis izin untuk melakukan penelitian dan memberikan data-data yang penulis perlukan selama proses menyelesaikan skripsi ini.

9. Terima kasih juga kepada pihak BMT Bina Ihsanul Fikri yang telah memberikan penulis izin untuk melakukan penelitian dan memberikan data-data yang penulis perlukan selama proses menyelesaikan skripsi ini. 10. Terima kasih untuk segenap Keluarga Besar Epi D yang telah

memberikan semangat untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga kesuksesan selalu menyertai kita.

11. Terima kasih juga untuk segenap Keluarga Besar Kost Melati 1 yang juga selalu menyemangati dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan wacana bagi semua pihak yang membutuhkan serta bisa memberikan konstribusi yang berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan di dalamnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 24 Agustus 2016


(10)

x DAFTAR ISI

Halaman Judul...i

Halaman Nota Dinas...ii

Halaman Pengesahan...iii

Halaman Pernyataan...iv

Halaman Motto...v

Halaman Persembahan...vi

Kata Pengantar...viii

Daftar Isi...x

Daftar Tabel...xvi

Daftar Grafik...xvii

Daftar Gambar...xx

Abstrak...xxi

Abstract...xxii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah...5

C. Tujuan Penelitian...5

D. Manfaat Penelitian...6

E. Kajian Pustaka...7

F. Kerangka Teori...10

1. Pengertian Etos Kerja...10

a. Pengertian Etos...10

b. Pengertian Kerja...12

c. Pengertian Etos Kerja Islami...13

d. Konsep Etos Kerja Islami...14

e. Indikator-Indikator Etos Kerja...16

f. Ciri Etos Kerja Muslim...17


(11)

xi

a. Sejarah Berdiri BMT...31

b. Pengertian BMT...32

c. Organisasi...33

d. Prinsip Operasi BMT...34

e. Penghimpun Dana...35

3. Kinerja Karyawan...39

a. Pengertian Kinerja Karyawan...39

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan...40

G. Sistematika Penulisan...41

BAB II METODE PENELITIAN...43

A. Jenis Penelitian...43

B. Obyek Dan Subyek Penelitian...43

C. Populasi Dan Sampel...44

1. Populasi...44

2. Sampel...44

D. Sumber Dan Jenis Data...45

1. Data Primer...45

2. Data Sekunder...45

E. Teknik Pengumpulan Data...45

1. Observasi...45

2. Wawancara...46

3. Angket Atau Kuesioner...46

4. Dokumentasi...47

F. Teknik Analisis Data...47

1. Data Reduction (Reduksi Data)...47

2. Data Display (Penyajian Data)...47


(12)

xii BAB III

GAMBARAN UMUM BMT BERINGHARJO DAN BMT BINA IHSANUL FIKRI

A. BMT Beringharjo...49

1. Sejarah Berdirinya BMT Beringharjo...49

2. Visi, Misi, Tagline Dan Tujuan BMT Beringharjo...52

3. Letak Geografis...54

4. Susunan Pengurus BMT Beringharjo...54

5. Struktur Organisasi...55

6. Produk Pelayanan...56

7. Tugas Masing-Masing Personal...56

B. Karakteristik Responden Karyawan BMT Beringharjo...66

1. Jenis Kelamin Responden...66

2. Umur Responden...67

3. Pendidikan Responden...68

4. Jabatan Responden...69

C. Hasil Kuesioner Dari Karyawan BMT Beringharjo...71

1. Efisien...72

2. Rajin...72

3. Teratur...73

4. Disiplin Atau Tepat Waktu...73

5. Hemat...74

6. Jujur Dan Teliti...75

7. Rasional Dalam Mengambil Keputusan Tindakan...75

8. Bersedia Menerima Perubahan...76

9. Gesit Dalam Memanfaatkan Kesempatan...77

10. Energik...77

11. Ketulusan Dan Percaya Diri...78

12. Mampu Bekerjasama...79

13. Mempunyai Visi Yang Jauh Ke Depan...79


(13)

xiii

1. Jenis Kelamin Responden...80

2. Umur Responden...81

3. Pendidikan Responden...82

4. Jabatan Responden...84

E. Hasil Kuesioner Dari Nasabah BMT Beringharjo...85

1. Efisien...85

2. Rajin...86

3. Teratur...87

4. Disiplin Atau Tepat Waktu...87

5. Hemat...88

6. Jujur Dan Teliti...89

7. Rasional Dalam Mengambil Keputusan Tindakan...89

8. Bersedia Menerima Perubahan...90

9. Gesit Dalam Memanfaatkan Kesempatan...91

10. Energik...91

11. Ketulusan Dan Percaya Diri...92

12. Mampu Bekerjasama...93

13. Mempunyai Visi Yang Jauh Ke Depan...93

F. BMT Bina Ihsanul Fikri (BIF)...94

1. Sejarah Berdirinya BMT Bina Ihsanul Fikri (BIF)...94

2. Visi, Misi, Tujuan Dan Motto BMT Bina Ihsanul Fikri (BIF)...96

3. Letak Geografis...97

4. Susunan Pengurus BMT Bina Ihsanul Fikri (BIF)...98

5. Struktur Organisasi...100

6. Produk Pelayanan...100

G. Karekteristik Responden Karyawan BMT BIF...101

1. Jenis Kelamin Responden...101

2. Umur Responden...102


(14)

xiv

4. Jabatan Responden...104

H. Hasil Kuesioner Dari Karyawan BMT BIF...105

1. Efisien...105

2. Rajin...106

3. Teratur...107

4. Disiplin Atau Tepat Waktu...107

5. Hemat...108

6. Jujur Dan Teliti...108

7. Rasional Dalam Mengambil Keputusan Tindakan...109

8. Bersedia Menerima Perubahan...109

9. Gesit Dalam Memanfaatkan Kesempatan...110

10. Energik...111

11. Ketulusan Dan Percaya Diri...111

12. Mampu Bekerjasama...112

13. Mempunyai Visi Yang Jauh Ke Depan...112

I. Karekteristik Responden Nasabah BMT BIF...113

1. Jenis Kelamin Responden...113

2. Umur Responden...114

3. Pendidikan Responden...115

4. Jabatan Responden...117

J. Hasil Kuesioner Dari Karyawan BMT BIF...118

1. Efisien...118

2. Rajin...119

3. Teratur...119

4. Disiplin Atau Tepat Waktu...120

5. Hemat………121

6. Jujur Dan Teliti...121

7. Rasional Dalam Mengambil Keputusan Tindakan...122

8. Bersedia Menerima Perubahan...123


(15)

xv

10. Energik...124

11. Ketulusan Dan Percaya Diri...125

12. Mampu Bekerjasama...125

13. Mempunyai Visi Yang Jauh Ke Depan...126

BAB IV PEMBAHASAN A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Etos Kerja Islami Di BMT...127

1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Etos Kerja Islami Di BMT Beringharjo...127

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Etos Kerja Islami Di BMT BIF...130

3. Faktor-Faktor Etos Kerja Islami Yang Sangat Berpengaruh Di BMT...131

B. Upaya Peningkatan Etos Kerja Islami Di BMT...132

1. Upaya Strategi Dalam Meningkatkan Kualitas Etos Kerja Islami Di BMT Beringharjo...132

2. Upaya Strategi Dalam Meningkatakan Kualitas Etos Kerja Islami Di BMT BI...135

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan...137

B. Saran...137


(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1……….66

Tabel 3.2……….67

Tabel 3.1……….68

Tabel 3.4……….70

Tabel 3.5……….80

Tabel 3.6……….81

Tabel 3.7……….81

Tabel 3.8……….84

Tabel 3.9………...101

Tabel 3.10……….102

Tabel 3.11……….101

Tabel 3.12……….104

Tabel 3.11……….111

Tabel 3.14……….114

Tabel 3.15……….116


(17)

xvii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1………...72

Grafik 3.2………...72

Grafik 1.1………...71

Grafik 3.4………...71

Grafik 3.5………...74

Grafik 1.6………...75

Grafik 1.7………...75

Grafik 3.8………...76

Grafik 1.9………...77

Grafi 3.10………...77

Grafik 3.11……….78

Grafik 3.12……….79

Grafik 3.11……….79

Grafik 3.14……….85

Grafik 1.15……….86

Grafik 3.16……….87


(18)

xviii

Grafik 3.18……….88

Grafik 3.19……….89

Grafik 3.20……….………89

Grafik 1.21……….90

Grafik 3.22……….91

Grafik 3.21……….91

Grafik 3.24……….92

Grafik 3.25……….91

Grafik 1.26……….93

Grafik 1.27………...105

Grafik 3.28………...106

Grafik 3.29………...106

Grafik 3.30………...107

Grafik 3.31………...108

Grafik 3.32………...108

Grafik 1.11………...109

Grafik 3.34………...109

Grafik 3.35………...110

Grafik 3.36………...111

Grafik 1.17………...111


(19)

xix

Grafik 1.19………...112

Grafik 3.40………...118

Grafik 3.41………...119

Grafik 1.42………...119

Grafik 3.43………...120

Grafik 3.44………...121

Grafik 3.45………...121

Grafik 3.46………...122

Grafik 1.47………...121

Grafik 3.48………...121

Grafik 1.49………...124

Grafik 1.50………...125

Grafik 3.51………...125


(20)

xx

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1……….55

Gambar 3.2……….67

Gambar 3.1……….68

Gambar 1.4……….69

Gambar 3.5……….71

Gambar 3.6……….81

Gambar 3.7……….82

Gambar 3.8……….84

Gambar 3.9……….85

Gambar 3.10………...99

Gambar 3.11……….101

Gambar 3.12……….101

Gambar 3.13……….104

Gambar 3.14……….105

Gambar 3.15……….114

Gambar 1.16……….115


(21)

xxi


(22)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Etos Kerja lslami Terhadap Kinerla Karyawan (Studi Kasus BMT Beringharjo Dan BMT Bina lhsanul Fikri

Yoryakarta)

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Telah dimunaqasyahkan di de, an Sidang Muraqasyah Prr:di Ekonomi dan Perbanlian Islam pada tanggal 24 Agustus 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat unruk diterima:

Nama N P \ I

Netua Sidang Pembimbing Penglii

: Siti Fatimah :2Q12QfiA20A

Sidang Dewan Munaqasyah : Julia NoetrnawatiEka S. S.EI. M.SI : Syakil Jamaluddin, S.Ag., M.A : Mukltlis Rahmanto, Lc, M.A

Yogyakarta, 24 Agustus 201 6 Fakultas Agama Islam

adiyah Yog;'akarta

11,

iii

frun?-l

ffi

4 . 1

t o t

-1'

( ' > / : t


(23)

xxi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi etos kerja Islami terhadap kinerja karyawan yang ada di BMT Beringharjo dan BMT Bina Ihsanul Fikri (BIF) Yogyakarta. Pentingnya penelitian ini dikarenakan dengan berkembangnya lembaga keuangan yang berbasis syariah yang membutuhkan karyawan yang mempunya etos kerja Islami yang tinggi, untuk itu diperlukan mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi etos kerja Islami.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan pengambilan sampel menggunakan kuota sampling sebanyak 15 karyawan dari kedua BMT dan 10 nasabah dari setiap BMT. Data dikumpulkan dengan dengan angket kuesioner dan wawancara kemudian hasil data tersebut dapat dideskripsikan dan ditarik kesimpulan. Hasilnya menunjukkan bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi etos kerja Islami dari ke dua BMT. Faktor yang mempengaruhi etos kerja Islami di BMT Beringharjo terdapat jujur, amanah, empati, resik dan cepat. Sedangkan yang ada di BMT BIF faktor utama mereka adalah semangat spiritual.


(24)

xxii

ABSTRACT

This research is aimed to find out the influence factors of Islamic work ethic toward the performance of the employee at BMT Beringharjo and BMT Bina Ihsanul Fikri (BIF) Yogyakarta. The research is important, because of the development of Syariah financial institutions need the employee who has high Islamic work ethic, therefore, it is needed to find out the factors can influence Islamic work ethic.

The research employed descriptive qualitative approach with 15 employees and 10 customers of both BMT as the data sample. The data were collected by questionnaire and interview then the data were described and concluded. The result showed that, there were many factors influenced their

Islamic work ethic of both BMT’s. The factors influenced at BMT Beringharjo

were; honesty, amanah (mandate) empathy, cleanliness, and quick response. Whereas the main factors influenced at BMT BIF was spiritual soul.


(25)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tingkat kemajuan dan kemunduran suatu bangsa sangat terkait dengan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. Semakin tinggi kualitas sumber daya manusia yang dimilki suatu bangsa, maka semakin maju bangsa tersebut dan sebaliknya apabila suatu bangsa mengalami kemunduran, hal itu disebabkan rendahnya kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut.

Peran sumber daya manusia sangat penting dalam memajukan bangsa, termasuk dalam memajukan lembaga keuangan. Sumber daya manusia yang pantang menyerah, selalu semangat dalam menghadapi apapun, mempunyai jiwa pejuang dalam dirinya agar mau berjuang untuk memajukan bangsa. Selain memajukan bangsa sumber daya manusia juga harus memajukan lembaga keuangan, sumber daya manusia harus memiliki pengetahuan yang luas, budi pekerti yang luhur, berbadan sehat dan lain sebagainya. Semua ini demi memajukan bangsa dan lembaga keuangan.

Lembaga keuangan pertama yang menerapkan basis syariah adalah Bank Mualamat Indonesia (BMI), lalu diikuti oleh bank umum lainnya yang membuka anak perusahaan berbasis syariah. Selain itu, koperasi kini telah


(26)

2 hadir menjadi sebuah lembaga yang melayani keuangan berbasis syariah yang kita kenal dengan sebutan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT).

Hingga saat ini kemajuan lembaga tersebut telah berkembang pesat bahkan sangat berpengaruh terhadap roda perekonomian di Indonesia. Kemajuan lembaga didukung d+engan kinerja para karyawannya yang baik serta berkualitas baik dari segi pengalaman maupun pengetahuannya. Dalam dunia perbankan sangatlah mudah untuk mendapatkan sumber daya manusia yang memiliki skill khususnya terkait perbankan, berbeda halnya dengan lembaga koperasi simpan pinjam yang berbasis syariah. Untuk BMT sendiri bukanlah hal yang mudah dalam menghasilkan sumber daya manusia yang baik, lembaga ini membutuhkan sebuah pedoman dalam mengembangkan kinerja karyawannya demi tercapainya tujuan bersama.

Namun, tidak semua BMT mampu menghasilakn kinerja karyawan yang baik. Kinerja yang baik tercipta oleh karena adanya budaya di dalam organisasi yang baik pula. Seperti halnya beberapa kasus yang terjadi belakangan ini, yakni beberapa BMT harus mengalami gulung tikar. Hal ini disebabkan kinerja yang kurang baik dari karyawan BMT dalam organisasi. Selain itu, budaya organisasi sebagai pedoman dalam suatu perusahaan kurang mampu mumpuni feed back antara perusahaan dengan karyawan.

Kenyataannya tidak semua BMT dianggap kurang mampu dalam pengelolaannya, bahkan beberapa BMT sangat berpengaruh akan kemajuan ekonomi masyarakat di suatu daerah. Hal ini tidak hanya dipengaruhi oleh


(27)

3 produk ataupun strategi yang mereka miliki, tetapi juga dipengaruhi bagaimana sumber daya masusia tersebut dalam melaksnakan tugas.

Sutono dan Fuad Ali Budiman dalam tulisannya mengemukakan bahwa sebuah perusahaan akan mendapat timbal balik yang berkelanjutan jika sumber daya manusia memberikan total quality service kepada costumer sehingga timbul on going relationship antara costumer dan perusahaan.1 Sebuah teori dasar sungguh membuktikan akan manfaat dari terlaksananya teori tersebut, dengan pelayanan dan pelaksaan kerja yang baik maka hasil yang didapatkan juga akan semakin baik.

I Wayan menjelaskan dalam tulisannya bahwa peran sumber daya manusia dalam memajukan suatu perusahaan sangatlah penting dalam dunia Islam khususnya, salah satu pendekatan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah melalui pendekatan agama. Dalam agama Islam terdapat konsep etos kerja Islami yang berlandaskan Al-Qur’an serta contoh dari Nabi Muhammad SAW.2 Terbentuknya etos ekonomi dalam Islam adalah bersinerginya nilai moral keagamaan dengan rasionalitas kalkulasi untung rugi, sehingga terjadi keseimbangan di antara kedua elemen dasar ini.3

1

Sutono dan Budiman, Fuad Ali. Pengaruh Kepemimpinan Dan Etos Kerja Islami Terhadap Kinerja Karyawan Di Koprasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal Wat Tamwil Di Kecamatan Rembang. Analisis Manajemen, 4(1) Desember 2009. Hal.12.

2

Indica, I Wayan Marsalia. Pengaruh Etos Kerja Islami dan Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap Komitmen Organisasional dan Kinerja Karyawan (Studi pada Waroeng Stike and Shake di Kota Malang). Fakultas Ekonomi Dan Bisnis , Universitas Brawijaya.

3

Malik, M. Lutfi. Etos Kerja, Pasar dan Masjid. Penerbit LP3ES: Jakarta 2013. Hal. 51


(28)

4 Dalam mencapai kesuksesannya, BMT tentunya harus menganut konsep etos kerja Islami, mengingat bahwa lembaga ini merupakan lembaga yang dalam operasinya menggunakan basis syariah. Jika terdapat beberapa BMT yang tidak memiliki konsep tersebut maka tidak heran lembaga tersebut akan mengalami kerugian akibat cara kerja yang mereka lakukan kurang baik. Bagi beberapa BMT yang sumber daya manusianya awam akan pengetahuan dan pemahaman mengenai agama Islam setidaknya diharuskan menganut konsep etos kerja Islami agar sumber daya manusia tersebut mampu melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan basis syariah. Keharusan BMT dalam menganut konsep etos kerja Islami akan memudahkan dalam pengoperasian berbagai kegiatan keuangan serta menghasilkan manfaat yang besar. Oleh karena itu seluruh BMT di Indonesia setidaknya wajib menganut konsep etos kerja Islami seperti yang telah dijalankan BMT lain pada umumnya yang hingga kini telah membuktikan kesuksesannya.

Berdasarkan hasil obesrvasi yang saya lakukan, BMT Beringharjo sangatlah berkembang dengan pesat hal ini dibuktikan dengan jumlah anggota atau nasabah yang bertambah yaitu sebanyak 4.645 orang4 dan memiliki 3 kantor cabang dan 1 kantor pusat di Yogyakarta, sedangkan BMT Bina Ihsanul Fikri (BIF) yang kini juga dianggap salah satu BMT terbesar di Yogyakarta, hal ini terbukti dengan beberapa kantor cabang yang dimiliki oleh BMT BIF ini.

4


(29)

5 Maka berdasarkan uraian di atas, penulis ingin meneliti lebih lanjut tentang bagaimana konsep etos kerja Islami dan faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja Islami yang ada di BMT serta upaya dalam meningkatkan etos kerja Islami bagi karyawan yang ada di BMT tersebut. Maka dalam hal ini penulis ingin mengangkat satu tema penelitian yang

berjudul ”FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ETOS

KERJA ISLAMI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS BMT BERINGHARJO DAN BMT BINA IHSANUL FIKRI YOGYAKARTA)”

B. Rumusan Masalah

1. Faktor apa saja yang mempengaruhi etos kerja Islami terhadap kinerja karyawan di BMT Beringharjo dan BMT Bina Ihsanul Fikri Yogyakarta? 2. Upaya apa saja yang dilakukan BMT Beringharjo dan BMT Bina Ihsanul

Fikri dalam meningkatkan kualitas etos kerja Islami para karyawan? C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis dapat menetapkan tujuan dalam penelitian ini. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja Islami yang ada di BMT Beringharjo dan BMT Bina Ihsanul Fikri.

2. Untuk mengetahui upaya dalam meningkatkan kualitas etos kerja Islami pada karyawan BMT Beringharjo dan BMT Bina Ihsanul Fikri.


(30)

6 D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Etos Kerja Islami terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus di BMT Beringharjo dan BMT Bina Ihsanul Fikri Yogyakarta)” adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Sebagai media dalam mengemukakan teori terkini yang bermanfaat sesuai dengan teori-teori yang telah didapatkan selama di bangku perkuliahan. Maka dengan penelitian inilah, penulis dapat mengemukakan teori ini kedalam aksi yang nyata sehingga dapat dipraktekkan pada lembaga keungan atau BMT di berbagai daerah, khususnya di Indonesia.

2. Bagi BMT Beringharjo dan Bagi BMT Bina Ihsanul Fikri

Hasil penelitian ini juga dapat menjadi acuan motivasi bagi BMT Beringharjo dan BMT Bina Ihsanul Fikri (BIF) agar meningkatkan kinerja karyawan, sehingga BMT Beringharjo dan BMT Bna Ihsanul Fikri (BIF) menjadi acuan bagi BMT atau lembaga keuangan lainnya dan dengan adanya ini dapat mengembangkan BMT Beringharjo dan BMT Bina Ihsanul Fikri tersebut serta jasa keuangan lainnya.


(31)

7 3. Bagi BMT dan lembaga keuangan yang lainnya

Hasil penelitian ini juga dapat memberikan informasi tentang etos kerja Islami yang harus diterapkan ke dalam diri karyawan yang bekerja di lembaga keuangan atau BMT lainnya.

E. Kajian Pustaka

Beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja Islami terhadap kinerja karyawan.

Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Hidayah (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2015, Yogyakarta) meneliti tentang “Analisis Pengaruh Etika Kerja Islami terhadap Loyalitas Kerja Karyawan di Baitul Maal Wat Tamwil” (Studi Kasus di BMT Barokah Ngluwar Kabupaten Magelang). Penelitian ini menjelaskan pengaruh etika kerja Islami dan loyalitas kerja karyawan pada BMT Barokah Ngluwar Kabupaten Magelang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana dengan uji hipotesis menggunakan uji t dan uji F dan subyek dari penelitian ini adalah karyawan BMT Barokah. Hasil penelitian ini adalah bahwa etika kerja Islami sangat berpengaruh signifikan terhadap loyalitas kinerja karyawan di BMT Barokah.

Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Fajar Rian Fitrianto (Institut Agama Islam Negeri Walisongo, 2011, Semarang) meneliti tentang


(32)

8

“Pengaruh Etos Kerja Islam terhadap Kinerja Karyawan PT BPRS Buana

Mitra Perwira Purbalingga”. Penelitian ini menjelaskan bahwa setiap karyawan terkhususnya karyawan yang ada di PT BPRS Buana Mitra Perwira Purbalingga harus memiliki etos kerja Islam, karena etos kerja Islam sangat mempengaruhi kinerja karyawan. Penelitian ini menggunakan jenis dan sumber data primer, sekunder, populasi, sampel dan beberapa metode penelitian lainnya, diantaranya adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yaitu pengumpulan data berupa pertanyaan tertulis untuk memperoleh keterangan dari beberapa jumlah rensponden. Hasil dari penelitian ini mengatakan bahwa meskipun setiap orang tidak memiliki etos kerja Islam tetapi tetap memiliki kinerja, dikarenakan kinerja karyawan masih bisa dipengaruhi oleh faktor lainnnya selain etos kerja Islam. Hal ini menyatakan bahwa etos kerja Islam bukanlah faktor utama yang mempengaruhi kinerja karyawan di PT BPRS Buana Mitra Perwira Purbalingga, karena masih ada faktor-faktor yang lain yang bisa meningkatkan kinerja di lembaga tersebut. Penelitian ini juga mengatakan bahwa semakin tinggi etos kerja Islam maka semakin tinggi pula kinerja seseorang.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Isny Choiriyati (Institut Agama Islam Negeri Walisongo, 2011, Semarang) meneliti tentang

“Pengaruh Motivasi dan Etos Kerja Islam terhadap Kinerja Karyawan” (Studi Kasus pada Karyawan KJKS BMT Fastabiq di Pati). Penelitian ini menjelaskan bahwa karyawan KJKS BMT Fastabiq sudah melaksanakan


(33)

9 pekerjaannya dengan maksimal, meskipun kompensasi karyawan KJKS BMT Fastabiq masih minim dibandingkan dengan kompensasi lembaga keuangan syariah lainnya. Padahal kompensasi berpengaruh terhadap motivasi, selain motivasi karyawan juga harus memiliki kepribadian dan etos kerja yang baik agar masyarakat tertarik untuk menjadi nasabah di KJKS BMT Fastabiq. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner, dokumentasi dan wawancara, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Dari hasil perhitungan secara simultan terlihat F hitung (4,090) > F table (3,156) yang berarti motivasi dan etos kerja Islam mempunyai andil dalam mempengaruhi kinerja karyawan di KJKS BMT Fastabiq Pati. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa variable motivasi (X1) tidak terlalu

berpengaruh terhadap kinerja karyawan di KJKS BMT Fastabiq sedangkan variable etos kerja Islam (X2) sangat berpengaruh signifikan terhadap kinerja

karyawan yang ada di KJKS BMT Fastabiq.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Sutono dan Fuad Ali Budiman, meneliti tentang “Pengaruh Kepemimpinan dan Etos Kerja Islami terhadap Kinerja Karyawan di Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal Wat Tamwil di Kecamatan Rembang”. Penelitian ini menjelaskan bahwa kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan semangat dan kekuatan moral yang kreatif yang mampu mempengaruhi seorang karyawan untuk berprestasi dalam melaksanakan pekerjaan. Selain jiwa kepemimpinan seorang karyawan harus mempunyai jiwa etos kerja yang tinggi, karena itu adalah salah satu dari kepribadian muslim yang baik. Penelitian ini


(34)

10 menggunakan metode penelitian kuantitatif, analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa variabel kepemimpinan dan etos kerja Islami secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan yang ada di KJKS BMT di Kecamatan Rembang.

Dari beberapa penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian yang akan peneliti lakukan berbeda dari penelitian-penelitian terdahulu, karena di sini peneliti lebih memfokuskan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja Islami terhadap kinerja karyawan dan metode yang peneliti gunakan adalah metode penelitian kualitatif.

F. Kerangka Teori

1. Pengertian Etos Kerja Islam a. Pengertian Etos

Dalam kamus besar bahasa Indonesia etos berarti pandangan hidup yang khas dari suatu golongan sosial. Pandangan atau sifat-sifat yang dominan dari kebudayaan suatu ras atau golongan. Etos dalam kebudayan berarti sifat, nilai dan adat istiadat khas yang memberi watak kepada kebudayaan suatu golongan sosial


(35)

11 di masyarakat. Etos dalam kerja berarti semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok.5

Etos yang berasal dari kata Yunani, dapat mempunyai arti sebagai sesuatu yang diyakini, cara berbuat, sikap serta persepsi terhadap nilai bekerja. Dari kata ini lahirlah kata “ethic” yaitu, pedoman, moral dan perilaku atau dikenal pula dengan etiket yang artinya cara bersopan santun.

Karena etika berkaitan dengan dngan nilai kejiwaan seseorang, maka hendaknya setiap pribadi muslim harus mengisi etika tersebut dengan keislamannya dalam arti yang aktual, sehinga cara dirinya mempersepsi sesuatu selalu positif dan sejauh mungkin terus berupaya untuk menghindari yang negatif. Etika yang juga mempunyai makna nilai kesusilaan, adalah suatu pandangan batin yang bersifat mendarah daging. Dengan demikian yang dimaksud etos adalah norma, serta cara dirinya mempersepsi, memandang dan meyakini sesuatu.6

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa etos selalu berkaitan dengan kejiwaan seseorang. Oleh karena itu setiap orang muslim harus mengisinya dengan kegiatan yang positif, sehingga dapat mencerminkan sebagai seorang muslim yang sejati

5

Kepustakaan Nasional Katalog dalam Terbitan (KDT) Pustaka Phoenix. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru. Hal. 231

6

Tasmara, Toto. Etos Kerja Pribadi Muslim. PT. Dana Bhakti Wakaf : Yogyakarta 1994. Hal. 25


(36)

12 dan seorang muslim sejati dapat melakukan pekerjaan apapun dengan baik dan akan memberikan hasil yang baik.

b. Pengertian Kerja

Dalam kamus besar bahasa Indonesia kerja berarti perbuatan melakukan pekerjaan : sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah, perayaan perkawinan, khitanan dan sebagainya.7

Kata kerja merujuk pada arti kegiatan (aktivitas) yang memiliki tujuan serta usaha (ikhtiar) yang sangat bersungguh-sungguh untuk mewujudkan aktivitasnya tersebut mempunyai arti. Tetapi tidak semua aktivitas manusia dapat dikategorikan sebagai bentuk pekerjaan. Karena di dalam makna pekerjaan terkandung tiga aspek yang harus dipenuhinya secara nalar, yaitu :

1) Bahwa aktivitasnya dilakukan karena ada dorongan tanggung jawab (motivsi).

2) Bahwa apa yang mereka lakukan tersebut dilakukan karena kesengajaan, sesuatu yang direncanakan, karenanya terkandung di dalamnya suatu gabungan antara rasa dan rasio. 3) Bahwa yang mereka lakukan itu, dikarenakan adanya sesuatu

arah dan tujuan yang luhur, yang secara dinamis memberikan makna bagi dirinya sendiri, bukan hanya sekedar kepuasan biologis statis seperti misalnya (suami istri melakukan

7


(37)

13 hubungan sebadan), tetapi adalah sebuah kegiatan untuk mewujudkan apa yang diinginkannya agar dirinya mempunyai arti.

Maka makna bekerja bagi seorang muslim adalah suatu upaya yang sungguh-sungguh, dengan mengerahkan seluruh aset, fikir dan dzikirnya untuk mengaktualisasikan atau menampakkan arti dirinya sebagai hamba Allah SWT yang harus menundukkan dunia dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik (khoira ummah) atau dengan kata lain dapat juga kita katakana bahwa hanya dengan bekerja manusia itu memanusiakan dirinya.8

Dari pemarapan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa kerja adalah aktivitas yang dilakukan seseorang untuk dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari, bekerja adalah amanah yang harus dijalankan oleh setiap manusia dan dengan bekerja seseorang dapat memanusiakan dirinya sendiri.

c. Pengertian Etos Kerja Islam

Menurut Toto Tasmara etos kerja muslim atau etos kerja Islam adalah cara pandang yang diyakini seorang muslim bahwa bekerja itu bukan saja untuk memuliakan dirinya, menampakkan

8


(38)

14 kemanusiaannya, tetapi juga sebagai suatu manifestasi dari amal shaleh dan oleh karenanya mempunyai nilai ibadah yang luhur.9

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa etos kerja Islami adalah cara pandang seorang muslim dalam melakukan pekerjaan, yang pekerjaannya itu harus dilakukan dengan penuh ikhlas dan amanah karena pekerjaan yang dilakukannya itu berdasarkan nilai ibadah.

d. Konsep Etos Kerja Islami

Konsep etos kerja Islami muncul dari nilai-nilai tertentu dalam kehidupan manusia yang bersumber dari rangkaian hasil kerjanya.10 Maka dari itu tanggung jawab dan kejujuran merupakan sebuah langkah awal dalam menciptakan konsep etos kerja yang baik sekaligus sebagai konsep pedoman untuk menjaga kinerja dari kualitas pekerjaan yang dilaksanakan, sebagaimana yang telah dijelaskan Allah SWT di dalam Al-Qur’an, sebagaimana firman -Nya:

ِلُقَو

ىَرَ يَسَف اوُلَمْع

َو ُُلوُسَرَو ْمُكَلَمَع ُ

...َنوُِمؤُ م

٥

٠١۝

ة بو تلا

ٮ

:

ٔٓ٪

Artinya :

Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan

Melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang

Mukmin...” (QS. At-Taubah : 9 : 105)

9

Ibid. Hal. 28 10


(39)

15 Menurut Rahmawati Caco etos kerja Islami digali dan dirumuskan berdasarkan konsep iman dan amal shaleh. Tanpa landasan iman dan amal shaleh, etos kerja apapun tidak dapat menjadi Islami. Tidak ada amal shaleh tanpa iman dan iman merupakan sesuatu yang mandul apabila tidak melahirkan amal shaleh. Kesemuanya itu mengisyaratkan bahwa iman dan amal shaleh merupakan suatu rangkaian yang terkait erat, bakan tidak dapat terpisahkan.11

Setiap umat muslim memiliki dasar keimanan, baik dari berbagai latar belakang iman merupakan dasar dari seorang muslim. Namun seorang muslim tidak cukup hanya memiliki modal keimanan saja, tetapi harus disertai dengan amal shaleh seperti: mengerjakan segala perintah-Nya (shalat 5 waktu, berbuat baik, menghindari laranga-Nya), membantu sesama muslim (zakat, infaq, shadakah, wakaf) dan lain-lain sebagainya.

Dengan meyeimbangkan keduanya, maka kepribadian seorang muslim akan menjadi baik dan akan memberikan efek bagi lingkungan sekitarnya. Seperti halnya dalam lingkungan bekerja, seseorang akan lebih memiliki rasa bertanggung jawab yang kuat dalam menunaikan kewajibannya untuk menyelesaikan segala

11

Caco, Rahmawati, et.al. (2006) dalam Mohammad Irham. Etos Kerja Dalam Perspektif Islam. Jurnal Substansi. Fakultas Ushuluddin IAIN Ar-Raniry. Aceh 2012. Hal. 15. 14(1)


(40)

16 bentuk tugas dan pekerjaanya agar terselesaikan dengan hasil yang memuaskan.

Tidak hanya sekedar individu saja tetapi lembaga juga dapat menerapkan hal tersebut. Demi membangun suasana kerja yang Islami dan diridhoi oleh Allah SWT agar segala apa yang dilakukan mendapat rahmat-Nya, maka lembaga apapun dapat membuat sebuah konsep suasana kerja yang diimbangi antara iman dan taqwa agar segala aktivitas yang dijalankan menjadi lancar dan membuahkan hasil sesuai yang diharapkan.

e. Indikator-Indikator Etos Kerja

Menurut Gunnar Myrdal dalam bukunya Asian Drama ada 13 indikator-indikator mengenai orang atau masyarakat yang mempunyai etos kerja yang tinggi, yaitu:

1) Efisien 2) Rajin 3) Teratur

4) Disiplin atau tepat waktu

5) Hemat

6) Jujur dan teliti

7) Rasional dalam mengambil keputusan dan tindakan 8) Bersedia menerima perubahan


(41)

17 10) Energik

11) Ketulusan dan percaya diri 12) Mampu bekerjasama

13) Mempunyai visi yang jauh ke depan.12 f. Ciri Etos Kerja Muslim

Toto Tasmara menyimpulkan bahwa ciri-ciri orang yang mempunyai etos kerja Islam akan tampak dalam sikap dan tingkah lakunya, di antaranya adalah :

1) Memiliki jiwa kepemimpinan (leadership)

Kepemimpinan berarti kemampuan untuk mengambil posisi dan sekaligus memainkan peran (role), sehingga kehadiran dirinya memberikan pengaruh pada lingkungannya.

Seorang pemimpin adalah seorang yang mempunyai personalitas yang tinggi. Dia larut dalam keyakinannya tetapi tidak segan untuk menerima kritik, bahkan mengikuti apa yang terbaik. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW :

ىّلص ه لوسر ّنأ ، ع ه ىضر رمع نب هدبع ثيدح

ىلع ىذّلا رمأاف ، تّيعر نع لؤسمف عار مكّلك :لاق ،مّلسو يلع ه

ا

لؤسمو و تيب ل أ ىلع عار لجّرلاو ،مه ع لوؤسم و و عار ساّل

12

Mrydal, Gunnar, et.al. (1970) dalam Mohammad Irham. Etos Kerja Dalam Perspektif Islam. Jurnal Substansi. Fakultas Ushuluddin IAIN Ar-Raniry. Aceh 2012. Hal. 12. 14(1)


(42)

18

دبعلاو ،مه ع ةلؤسم ى و دلوو اهلعب تيب ىلع ةيعار ةأرماو ،مه ع

لؤسم مكّلكو عار مكّلكف اأ ، ع لؤسم و و دّيس لام ىلع عار

تّيعر نع

.

ىراخبلا جرخأ

٩ٮ

:قتعلا باتك

ٔ٬

ىلع لواطتلا ةي ارك با

قيقرلا

Artinya :

Hadits dari Abdullah bin Umar r.a bahwa Rasulullah

SAW bersabda: “Semua kamu adalah pemimpin dan

bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang imam (amir) pemimpin dan bertanggung jawab atas rakyatnya. Seorang suami pemimpin dalam keluarganya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang isteri pemimpin dan bertanggung jawab atas penggunaan harta suaminya. Seorang pelayan (karyawan) bertanggung jawab atas harta majikannya. Seorang anak bertanggung jawab atas penggunaan harta ayahnya. (HR. Bukhari)

2) Selalu berhitung

Setiap langkah dalam kehidupan seseorang selalu memperhitungkan segala aspek dan resikonya dan tentu saja sebuah perhitungan yang rasional, tidak percaya dengan tahayul dan hal-hal yang berbau mistik. Komitmen pada janji dan disiplin pada waktu merupakan citra seorang muslim sejati.

Di dalam bekerja dan berusaha, akan tampaklah jejak seorang muslim yang selalu teguh pendirian, tepat janji dan berhitung dengan waktu.


(43)

19 Dalam sebuah ayat dijelaskan bahwa Allah SWT senagaja membuat siang itu terang agar orang-orang mencari rezeki dan karunia Allah SWT di siang hari, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Isra’ ayat 12 yang berbunyi :

َِْْ تَ يآ َراَه لاَو َلْيللا اَْلَعَجَو

ۖ

َنْوَحَمَف

َةَيآ

ِلْيللا

اَْلَعَجَو

َةَيآ

َِِّْسلا َدَدَع اوُمَلْعَ تِلَو ْمُكِّبَر ْنِم ًًْضَف اوُغَ تْ بَ تِل ًةَرِصْبُم ِراَه لا

َباَسِْْاَو

ۖ

لُكَو

ٍءْيَش

ُاَْلصَف

ًًيِصْفَ ت

ارساا

: ﺀ

۷۱

:

۷۱

Artinya :

“Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua

tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan

dengan jelas.” (Q.S. Al-Isra’ : 17 : 12)

3) Menghargai waktu

Kita tahu bahwa menghargai waktu sangat penting dalam kehidupan kita, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Ashr ayat 1-3 yang berbunyi :

َو ْلا َع

ْص

ِر

٥٠

ِفَل َناَسْن ِاْا نِا

ْي

ُخ

ْس ٍر

٥۝

ِا

ا

لا

ِذ ْي

َن ا

َم ُ ْ

و ا

َو َع

ِم ُل

ْو

ّصلا ا

ِل

ح

ِت

َو َ ت

َو

َص ا

ْو ِ ا

ِا

َْْ

ِّق

َو َ ت َو

َص ا

ْو

ِا ا

صل

ِْب

٥۝

صعلا ﴿

ر

۷۰۱ : ۷ -۱ Artinya :

“1. Demi masa, 2. Sungguh, manusia berada dalam

kerugian, 3. Kecuali orang-orang yang mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan ssaling menasihati


(44)

20 Waktu bagi seseorang adalah rahmat yang tiada terhitung nilainya. Baginya pengertian terhadap makna waktu merupakan tanggung jawab yang sangat besar. Sehingga sebagai konsekuensi logisnya seseorang menjadikan waktu sebagai wadah produktivitas. Menyusun tujuan (goal), membuat perencanaan kerja dan kemudian melakukan evaluasi atas hasil kerja dirinya, merupakan salah satu ciri dan karakter seorang mujahid.

4) Dia tidak pernah merasa puas berbuat kebaikan (positive improvements)

Tipe seorang mujahid itu akan tampak dari semangat juangnya, yang tak kenal lelah, tidak ada kata menyerah, pantang surut apalagi terbelenggu dalam kemalasan yang nista.

Bagi seorang mujahid sekali berniat untuk melakukan hal baik, tidak ada satupun yang dapat menghalanginya untuk melakukan kebaikan tersebut sehingga tercapainya suatu tujuan. Bagi mereka, seseorang disebut berani bukanlah karena mereka mampu membunuh musuh sebanyak-banyaknya, tetapi keberanian yang paling hakiki, ialah kemampuan menundukkan dirinya sendiri, menghancurkan perasaan pengecut dan rendah diri.


(45)

21 Orang-orang yang selalu berbuat kebaikan akan selalu berada di jalan Allah SWT, sebgaimana firman Allah SWT dalam surat An-Nahl ayat 128 yang berbunyi :

يِذلا َعَم َ ّّا نِا

َن

اْوَق تا

ىذلاو

َن

مُ

ّم

نوُِس

َ

: لح لا

۷٫

:

۷۱٭

Artinya :

“Sesungguhnya Allah swt. beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” (Q.S.An-nahl : 16 : 129)

5) Hidup berhemat dan efisien

Seorang mujahid selalu menjauhkan dirinya dari sikap yang tidak produktif dan mubazir, karena mubazir adalah sekutunya setan yang maha jelas. Sebagimana firman Allah SWT dalam surat Al-isra’ ayat 27 yang berbunyi :

ُناَطْيشلا َناَكَو ِِْطاَيشلا َناَوْخِإ ْاوُناَك َنيِرِّذَبُمْلا نِإ

ِِّبَرِل

ًاروُفَك

ارساا

: ﺀ

۷۱

:

۱۱

Artinya :

“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (Q.S. Al-Isra’ : 17 : 27)

Seseorang harus hidup hemat, hemat dalam segala hal baik dari materi, waktu dan lain-lainya. Apalagi dalam


(46)

22 menggunakan waktu, seseorang harus menggunakan waktu dalam kehidupannya secara efisien untuk hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan bagi orang lain.

6) Memiliki jiwa wiraswasta (enterpreneurship)

Seseorang harus memiliki jiwa wiraswasta, karena hal ini sudah dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang sudah memiliki jiwa wiraswasta sejak kecil. Jiwa wiraswasta tidak jauh dari perhitungan laba rugi dan juga manfaat atau mudharat dari usaha yang dimiliki.

Sungguh bijak apabila kita mau mengahayati dengan penuh rasa tanggung jawab akan sabda Rasulullah SAW yang mengatakan :

لاق ، يبأ نع ، ماس نع ، ه دبع نب مصاع نع

م ه لوسر لاق :

:

{

ةياور و }ر ا نمؤما بح ه نإ

فر ا باشلا { : نادبع نبا

}

يقهيبلا جرخأ ُ

َ

Artinya :

Dari Ashim bin Ubaidillah, dari Salim, dari bapaknya, dia berkata, Rasulullah SAW. telah bersabda

“sesungguhnya Allah mencintai seorang mukmin yang berkarya/ bekerja keras.” Dan di dalam riwayat Ibnu Abdan, “pemuda yang berkarya/ bekerja keras.” (H.R. Baihaqy)


(47)

23 Semangat bertanding merupakan sisi lain dari citra seorang muslim yang memiliki semangat jihad. Panggilan untuk bertanding dalam segala lapangan kebajikan dan meraih prestasi, dihayatinya dengan penuh rasa tanggung jawab sebagai panggilan Allah SWT.

Insting bertanding merupakan butir darah dan sekaligus mahkota kebesaran setiap muslim, yang sangat obsesif untuk selalu tampil meraih prestasi yang tinggi.

Seseorang harus mengetahui dan mengakui kelemahan dirinya sendiri sebagai persiapan untuk bangkit daripada bertanding tanpa mengetahui potensi diri, karena hal ini sama saja dengan seorang yang bertindak nekad.

Seorang mujahid dan ciri pribadi muslim yang memilki etos kerja Islami tidak pernah menyerah pada kegagalan. Seorang mujahid harus bersaing secara baik dengan muslim lainnya, sebgaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 148, yang berbunyi :

اَهيِّلَوُم َوُ ٌةَهْجِو ٍّلُكِلَو

ۖ

ِتاَرْ يَْْا اوُقِبَتْساَف

ۖ

اَم َنْيَأ

اًعيََِ ُّا ُمُكِب ِتََْ اوُنوُكَت

ۖ

نِإ

َّا

ريِدَق ٍءْيَش ِّلُك ىَلَع

: ةرقبلا

۱

:

۷٩٭


(48)

24

“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat).

Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Q.S. Al -Baqarah : 2 : 148)

8) Keinginan untuk mandiri (independent)

Keyakinannya akan nilai tauhid penghayatannya terhadap ikrar-iyyaka na’budu, menyebabkan setiap pribadi muslim yang memiliki semangat jihad sebagai etos kerjanya adalah jiwa yang merdeka. Kemandirian bagi seorang muslim adalah lambang perjuanagan sebuah semangat jihad yang sangat mahal harganya. Sebgaiaman firman Allah SWT tentang kemandirian dalam surat Al-Muddasir ayat 38 yang berbunyi :

ٌةَيَِر ْتَبَسَك اَِِ ٍسْفَ ن لُك

ما

:رثد

۱٩

:

٨٭

Artinya :

“Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang

telah diperbuatnya.” (Q.S. Al-Muddasir : 74 : 38)

Salah satu identitas seorang muslim adalah kemampuan dirinya untuk tampil sebagai khalifah fil ardhi, dan bahkan harus tampil menjadi syuhada’alannaas, menjadi pilar-pilar kebenaran yang kokoh.


(49)

25 Setiap pribadi muslim diajarkan untuk mampu membaca environment dari mulai yang mikro (dirinya sendiri) sampai pada yang makro (universe) dan bahkan memasuki ruang yang lebih hakiki yaitu metafisik, falsafah keilmuan dengan menempatkan dirinya pada posisi sebagai subjek yang mampu berpikir radikal, yaitu mempertanyakan, menyangsikan dan kemudian mengambil kesimpulan untuk memperkuat argumentasi keimananya.

Seorang mujahid adalah seorang yang haus dahaga untuk mencicipi ilmu, karena dia sadar bahwa Rasulullah SAW mewajibkan kepada setiap muslimin dan muslimat untuk mencari dan menggali ilmu mulai dari buaian dan sampai di liang lahat bahkan demi ilmu dia tidak peduli sejauh mana tempat yang harus dia tempuh.

Allah SWT akan mengangkat orang-orang yang beriman dan berilmu itu lebih tinggi beberapa derajat dari mereka yang tidak memiliki ilmu. Sikap orang yang berilmu adalah cara dirinya berhadapan dengan lingkungan, berinteraksi dengan orang yang ada di sekitarnya. Sebgaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi :

...

َنيِذلا ُّا ِعَفْرَ ي

َمْلِعْلا اوُتوُأ َنيِذلاَو ْمُكِْم اوَُمآ

ٍتاَجَرَد

ۖ

اَو

رِبَخ َنوُلَمْعَ ت اَِِ ُّ

: ةلداجا

٪٭

:

۷۷


(50)

26 Artinya :

“…niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa

yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Mujadilah : 58 : 11)

Inilah salah satu bukti, bahwa etos kerja yang dihayati oleh pribadi muslim tersebut akan memberikan efek serta dampak yang sangat mendalam dan berumur panjang.

10) Berwawasan makro- universal

Dengan memilki wawasan makro, seorang muslim menjadi manusia yang bijaksana. Mampu membuat pertimbangan yang tepat, serta setiap keputusannya lebih mendekati kepada tingkat ketepatan yang terarah dan benar.

Wawasannya yang luas, mendorong dirinya lebih realistis dalam membuat perencanaan dan tindakan. Dia akan menjelaskan arah dan tujuannya dan kemudian menukik pada tindakan-tindakan operasional yang membumi.

Orang yang memiliki ilmu banyak dengan orang yang tidak memiliki ilmu sangatlah berbeda, karena orang yang ilmu derajatnya lebih tinggi dari orang yang tidak memiliki ilmu. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Az-Zumar ayat 9 :


(51)

27

َةَرِخاَءْلٱ ُرَذَْح اًمِئٓاَقَو اًدِجاَس ِلْيلٱ َءَٓناَء ٌتِ َق َوُ ْنمَأ

اوُجْرَ يَو

ۖ

َةََْْر

ِِّبَر

ۦ

ۖ

ْلُق

ْلَ

ىِوَتْسَي

َا َنيِذلٱَو َنوُمَلْعَ ي َنيِذلٱ

َنوُمَلْعَ ي

ۖ

َِّإا

ُركَذَتَ ي

وُأ

اوُل

َبْلَْأٱ

ِب

: رمزلا

٨ٮ

:

ٮ

Artinya :

“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih

beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang-orang yang

berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (Q.S. Az-Zumar : 39 : 9)

11) Memperhatikan kesehatan dan gizi

Etos kerja pribadi muslim adalah etos yang sangat erat kaitannya dengan cara dirinya memelihara kebugaran dan kesegaran jasmaninya. Salah satu persyaratan untuk menjadi sehat adalah cara dan ciri dirinya untuk memelih dan menjadikan konsumsi makannya yang sehat dan bergizi sehingga dapat menunjang dinamika kehidupan dirinya dalam mengemban amanah Allah SWT.

Sebagimana firman Allah SWT menjelaskan tentang makanan yang baik, yaitu dalam surat Al-Baqarah ayat 168 :

ُطُخ اوُعِبتَ ت َاَو اًبِّيَط ًا ًََح ِضْرَْأا ِ ا ِِ اوُلُك ُسا لا اَه يَأ ََ

ِتاَو

ِناَطْيشلا

ۖ

ٌِْبُم ّوُدَع ْمُكَل ُنِإ

: ةرقبلا

۱

:

۷٫٭


(52)

28 Artinya :

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah

musuh yang nyata bagimu.” (Q.S. Al-Baqarah : 2 : 168)

12) Ulet, pantang menyerah

Keuletan merupakan modal yang sangat besar di dalam menghadapi segala macam tantangan atau tekanan. Sikap istiqomah, kerja keras, tangguh dan ulet akan tumbuh sebagai bagian dari kepribadian diri kita dalam menghadapi tantangan.

Seorang muslim yang mempunyai etos kerja, berupaya untuk membuat tantangan, target dan arah tujuan ke mana mereka harus menuju. Setiap muslim harus memiliki keuletan dalam hal apapun dan juga harus memiliki sikap pantang menyerah dalam menghadapi apapun.

Di dalam al-qur’an sudah dijelaskan bahwa setiap kesulitan selalu ada kemudahan, kata-kata ini terdapat pada surat Al-Insyirah ayat 5 dan 6 :

اًرْسُي ِرْسُعْلا َعَم نِإَف

٥۝

ِرْسُعْلا َعَم نِإ

اًرْسُي

٥۝

: ةرشناا

ٮ٩

:

٪

Artinya :

“5. Karena sesungguhnya bersama setiap kesulitan

ada kemudahan, 6. sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada kemudahan.” (Q.S. Al-Insyirah : 94 : 5-6)


(53)

29 13) Berorientasi pada produktivitas

Seorang muslim itu seharusnya sangat menghayati makna yang difirmankan Allah SWT yang dengan sangat tegas melarang sikap mubazir karena sesungguhnya kemubaziran itu adalah benar-benar temannya syaitan.

ُناَطْيشلا َناَكَو ِِْطاَيشلا َناَوْخِإ اوُناَك َنيِرِّذَبُمْلا نِإ

ِِّبَرِل

اًروُفَك

٥

۝۝

ا

ارسال

۷۱

:

۷۱

Artinya :

Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudaranya setan dan sesungguhnya setan itu sangat ingkar kepada tuhannya.” (QS. Al-Isra’ : 17 : 27)

Dengan penghayatan ini timbuhlah sikap yang konsekuen dalam bentuk perilaku yang selalu mengarah pada cara kerja yang efisien (hemat energi). Sikap seperti ini merupakan modal dasar dalam upaya untuk menjadikan dirinya sebagai manusia yang selalu berorientasi kepada nilai-nilai produktif.


(54)

30 14) Memperkaya jaringan silaturrahmi

Kualitas silaturrahmi yang dinyatakan dalam bentuk sambung rasa yang dinamis dapat memberikan dampak yang sangat luas. Apalagi dunia bisnis adalah dunia relasi, sebuah jaringan kegiatan yang membutuhkan lebih banyak informasi dan komunikasi, sebab itu tidak ada alasan sedikitpun bagi seorang muslim untuk mengisolasi diri dari tatanan pergaulan sosial.

Silaturrahmi adalah lampu penerang dalam tatanan pergaulan kehidupan yang apabila dilakukan dengan penuh tanggung jawab maka dalam perkembangan selanjutnya dapat mengangkat martabat dirinya dihadapan manusia. Menyambung silaturrahmi dapat mengalirkan rezeki atau melancarkan rezeki, sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

م َِّا ُلوُسَر َلاَق :َلاَق ه َةَرْ يَرُ َِِأ ْنَع

ْنَأ بَحَأ ْنَم

َُجَرْخَأ ََُِْر ْلِصَيْلَ ف ,ِِرَثَأ ِ َُل َأَسُْ ي ْنَأَو ,ِِقْزِر ِ ِْيَلَع َطَسْبُ ي

يِراَخُبْلَا

Artinya :

“Dari Abu Hurairoh r.a: Rosul bersabda barang

siapa yang ingin diluaskan rizkinya, dan di panjangkan umurnya, hendaklah dia menyambungkan silaturahmi (H.R.


(55)

31 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa silaturrahmi mempunyai tiga sisi yang menguntungkan bagi kita yaitu, pertama: memberikan nilai ibadah, kedua: apabila dilakukan dengan kualitas akhlak yang mulia akan memberikan impretasi bagi orang lain sehingga dikenang, dicatat dan dibicarakan oleh banyak orang dan yang ketiga: bahwa silaturrahmi dapat memberikan satu alur informasi yang memberikan peluang dan kesempatan usaha.13

2. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) a. Sejarah Berdiri BMT

Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang yang besar untuk mendirikan bank-bank yang berperinsip dan berbasis syariah. Operasionalisasi BMI kurang menjangkau usaha-usaha masyarakat kecil dan menengah, maka muncul usaha untuk mendirikan bank dan lembaga keuangan mikro, seperti BPR syariah dan BMT yang bertujuan untuk mengatasi hambatan operasional di daerah.14

Selain itu di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang hidup berkecukupan, muncullah ketakutan akan pengikisan akidah. Hal ini bukan hanya disebabkan oleh syiar Islam saja tapi juga

13

Tasmara, Toto. Etos., hal. 29 14

Sudarsono, Heri. Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi Dan Ilustrasi. Ekonosia : Yogyakarta 2008. Hal. 104


(56)

32 dipengaruhi oleh aspek ekonomi masyarakat. Dengan adanya BMT diharapkan dapat mengatasi segala kebutuhan-kebutuhan ekonomi masyarakat mennengah ke bawah, sehingga perekonomian di Indonesia bisa lebih membaik lagi ke depannya.

b. Pengertian BMT

Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul Maal dan Baitul Tamwil. Baitul Maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non-profit, seperti: zakat, infaq dan shadaqoh. Sedangkan baitul tamwil sebagai usaha pengumpulan dana dan penyaluran dana komersial. Usaha-usaha tersebut menjadi bagian yang terpisahkan dari BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan syariah.

Secara kelembagaan BMT didampingi atau didukung Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK). PINBUK sebagai lembaga primer karena mengemban misi yang lebih luas, yakni menetaskan usaha kecil. Dalam prakteknya, PINBUK menetaskan BMT dan pada gilirannya BMT menetaskan usaha kecil.

Peran umum BMT yang dilakukan adalah melakukan pembinaan dan pendanaan yang berdasrkan sistem syariah. Peran ini


(57)

33 menegaskan arti penting prinsip-prinsip syariah dalam kehidupan ekonomi masyarakat.15

c. Organisasi

Untuk memperlancar tugas dan kegiatan BMT, maka diperlukan struktur yang mendeskripsikan alur kerja yang harus dilakukan oleh personil BMT tersebut. Struktur dan tugas organisasi BMT meliputi :

1) Musyawarah Anggota Pemgenag Simpanan Pokok : memegang kekuasaan tertinggi di dalam memutuskan kebijakan-kebijakan makro BMT.

2) Dewan Syariah : mengawasi dan menilai operasional BMT. 3) Pembina Manajemen : untuk membina jalannya BMT dalam

merealisasikan programnya.

4) Manajer : menjalankan amanat musyawarah anggota BMT dan memimpin BMT dalam merealisasikan programnya.

5) Pemasaran : untuk mensosialisasikan dan mengelola produk-produk BMT.

6) Kasir : melayani nasabah.

7) Pembukuan : untuk melakukan pembukuan atas aset dan omzet BMT.16

15

Ibid. Hal. 103 16


(58)

34 d. Prinsip Operasi BMT

Dalam menjalankan usahanya BMT tidak jauh dengan BPRS, yakni menggunakan 3 prinsip :

1) Prinsip bagi hasil

Dengan prinsip ini ada pembagian hasil dari pinjaman dengan BMT. akad-akad yang menggunakan bagi hasil : Al-Mudharabah, Al-Musyarakah, Al-Muzara’ah dan Al-Musaqah. 2) Sistem jual beli

Sistem ini merupakan suatu tata cara jual beli yang dalam pelaksanaannya BMT mengangkat nasabah sebagai agen yang diberi kuasa melakukan pembelian barang atas nama BMT dan kemudian bertindak sebagai penjual, dengan menjual barang yang telah dibelinya tersebut ditambah mark-up. Keuntungan BMT nantinya akan dibagi kepada penyedia dana. Akad-akad jual beli : Bai’ Al-Murabahah, Bai’ As-Salam, Bai Al-Istishna dan Bai’ Bitsaman Ajil.

3) Sistem non-profit

Sistem yang sering disebut sebagai pembiayaan kebajikan ini merupan pembiayaan yang bersifat sosial dan non-komersial. Nasabah cukup mengembalikan pokok pinjamannya. Akad tersebut ialah Al-Qordhul Hasan.


(59)

35 4) Akad bersyarikat

Akad bersyarikat adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih dan masing-masing pihak mengikutsertakan modal (dalam berbagai bentuk)dengan perjanjian pembagian keuntungan/kerugian yang disepakati bersama. Akad-akadnya ialah : Al-Musyarakah dan Al-Mudharabah.

5) Produk pembiayaan

Penyediaan uang dan tagihan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam di antara BMT dengan pihak lain yang mewajibkan pihak pinjam meminjam untuk melunasi utangnya beserta bagi hasil setelah jangka waktu tertentu. Produk-produk pembiayaan : Pembiayaan al-Murabahah (MBA), Pembiayaan al-Bai’Bitsaman Ajil (BBA), Pembiayaan al-Mudharabah (MDA) dan Pembiayaan al-Musyarakah (MSA).

e. Penghimpun Dana

1) Penyimpanan dan penggunaan dana a) Sumber dana BMT

Asal sumber dana BMT adalah : dana masyarakat, simpanan biasa, simpanan berjangka atau deposito dan lewat kerja antara lebaga atau institusi. Dalam


(60)

36 penggalangan dana BMT biasanya terjadi transaksi yang berulang-ulang, baik penyetoran maupun penarikan.

b) Kebiasaan penggalangan dana

Penyandang dana rutin tapi tetap, besarnya dana baiasanya variatif, penyandang dana rutin tidak tetap besarnya dana biasanya variatif, penyandang dana rutin temporal-deposito minimal RP 1.000.000,- sampai Rp 5.000.000,-.

c) Pengembalian dana

Pengambilan dana meliputi : Pengambilan dana rutin tertentu yang tetap, pengambilan dana tidak rutin tetapi tertentu, pengambilan dana tidak tertentu, pengambilan dana sejumlah tertentu tapi pasti.

d) Penyimpanan dan penggalangan dalam masyarakat

Dipengaruhi oleh : Memperhatikan momentum, mampu memberikan keuntungan, memberikan rasa aman, pelayanan optimal dan profesionalisme.


(61)

37 2) Penggunaan dana

a) Penggalangan dana digunakan untuk :

Penyaluran melalui pembiayaan, kas tangan dan ditabungkan di BPRS atau di Bank Syariah.

b) Penggunaan dana masyarakat yang harus disalurkan kepada:

Penggunaan dana BMT yang rutin dan tetap, Penggunaan dana BMT yang rutin tapi tidak tetap, penggunaan dana BMT yang tidak tentu tapi tetap dan penggunaan dana BMT tidak tentu.

c) Sistem pengangsuran atau pengambilan dana :

Pengangsuran yang rutin dan tetap, pengangsuran yang tidak rutin dan tetap, pengangsuran yang jatuh tempo dan pengangsuran yang tidak tentu (kredit macet).

d) Klasifikasi pembiayaan :

Perdagangan, industri rumah tangga, pertanian/ peternakan/ perikanan, konveksi, konstruksi, percetakan dan jasa-jasa lainnya.


(62)

38 e) Jenis angsuran :

Harian, mingguan, 2 mingguan, bulanan dan jatuh tempo.

f) Antisipasi kemacetan dalam pembiayaan BMT :

Evaluasi terhadap kegiatan pembiayaan, merevisi segala kegiatan pembiayaan, pemindahan akad baru dan mencarikan donator yang bisa menutup pembiayaan.

3) Pelayanan zakat dan shadaqoh

a) Penggalangan dana zakat, infaq dan shadaqoh (ZIS) :

ZIS masyarakat dan lewat kerjasama antara BMT dengan Lembaga Badan Amil Zakat, Infaq Dan Shadaqoh (BAZIS).

b) Dalam penyaluran dana ZIS :

Digunakan untuk pemberian pembiayaan yang sifatnya hanya membantu, pemberian beasiswa bagi peserta yang berprestasi atau kurang mampu dalam membayar SPP, penutupan terhadap pembiayaan yang macet karena faktor


(63)

39 kesulitan pelunasan dan membantu masyarakat yang perlu pengobatan.17

3. Kinerja Karyawan

a. Pengertian Kinerja Karyawan

Kinerja merupakan hasil dari tingkah laku.18 Pengertian kinerja ini mengaitkan anatar hasil kerja dengan tingkah laku karyawan . sebagai tingkah laku, kinerja merupakan aktivitas karyawan atau sumber daya manusia yang diarahkan pada pelaksanaan tugas organisasi atau tugas perusahaan yang diberikan kepadanya.

Sedangkan menurut Mathis dan Jackson menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan pegawai atau karyawan.19 Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut.

17

Ibid. Hal. 108 18

Armstrong, Mischael. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Elex Media Komputindo : Jakarta 1999. Hal. 15

19

Mathis, R. L. Dan J. H. Jackson. Human Resource Management : Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Salemba Empat : Jakarta 2006. Hal. 65


(64)

40 b. Faktok-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Menurut Prawirosentono ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan, yaitu:

1) Efektivitas dan efisiensi

Bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, kita boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebut efektif tetapi apabila akibat-akibat yang tidak dicari kegiatan menilai yang penting dari hasil yang dicapai sehingga mengakibatkan kepuasan walaupun efektif dinamakan tidak efisien. Sebaliknya, bila akibat yang dicari-cari tidak penting atau remeh maka kegiatan tersebut efisien.

2) Otoritas (wewenang)

Otoritas adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam suatu organisasi atau perusahaan formal yang dimiliki seorang anggota organisasi kepada anggota yang lain untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai dengan kontribusinya. Perintah tersebut mengatakan apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.

3) Disiplin

Disiplin adalah taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku. Jadi, disiplin karyawan adalah kegiatan karyawan yang


(65)

41 bersangkutan dalam menghormati perjanjian dan mentaati segala peraturan yang ada dalam organisasi atau perusahaan tersebut.

4) Inisiatif

Inisiatif adalah berkaitan dengan daya pikir dan kreatifitas dalam membentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi.20

G. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka dan kerangka teori dan sistematika penulisan.

b. BAB II METODE PENELITIAN

Memuat secara rinci metode penelitian yang digunakan peneliti beserta alasannya, jenis penelitian, lokasi, metode pengumpulan data serta analisis data yang digunakan.

20

Prawirosentoso, Suryadi. Kebijakan Kinerja Karyawan. BPEF : Yogyakarta 1999. Hal. 27


(66)

42 c. BAB III GAMBARAN UMUM BMT BERINGHARJO DAN BMT

BINA IHSANUL FIKRI (BIF) YOGYAKARTA

Berisi tentang profil BMT Beringharjo dan BMT Bina Ihsanul Fikri (BIF) yang berlokasikan di daerah Yogyakarta, selanjutnya akan menjelaskan lebih mendalam baik dari sumber daya manusianya, produk dan aktivitas yang ada di lembaga tersebut dan lain sebagainya.

d. BAB IV PEMBAHASAN

Berisikan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja Islami terhadap kinerja karyawan yang ada di BMT Beringharjo dan BMT Bina Ihsanul Fikri Yogyakarta serta penjelasan upaya dalam peningkatan etos kerja Islami.

e. BAB V PENUTUP


(67)

BAB II

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan atau penelitian kualitatif, penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan purposive dan snow baal, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/ kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.21

B. Obyek dan Subyek Penelitian

Obyek dari penelitian ini adalah BMT Beringharjo dan BMT Bina Ihsanul Fikri Yogyakarta dan subyek penelitian ini adalah para karyawan-karyawan BMT Beringharjo dan BMT Bina Ihsanul Fikri Yogyakarta.

21

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatfi, Kualitatif dan R&D. Alfabeta : Jakarta 2010. Hal. 14.


(68)

44 C. Populasi dan Sample

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 22

2. Sampel

Sampel adalah jumlah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti menggunakan sampel yang dapat diambil dari populasi. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili).23

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan sampel tidak penuh atau setengah dari karyawan yang ada di BMT Beringharjo dan BMT Bina Ihsanul Fikri Yogyakarta.

22

Sugiyono. Metode., hal. 115 23


(69)

45 D. Sumber dan Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu :

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat secara langsung. Dalam penelitian ini data primer didapatkan dengan observasi, wawancara dan kuesioner. Wawancara kepada pihak manager dan kuesioner untuk beberapa karyawan.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh melalui studi pustaka yang berhubungan dengan materi skripsi ini, yaitu dengan mempelajari buku kepustakaan, literature, buletin, jurnal, majalah dan karya ilmiah lainnya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling utama dalam melakukan penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah guna memperoleh data. Beberapa teknik pengumpulan data, yaitu :

1. Observasi

Obeservasi sering disebut juga sebagai metode pengamatan. Metode pengamatan adalah cara pengumpulan data dengan cara


(70)

46 melakukan pencatatan secara cermat dan sistematik.24 Di peneliti akan melihat keadaan yang ada di sekitar BMT Beringharjo dan BMT Bina Ihsanul Fikri.

2. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara bertanya langsung (berkomunikasi langsung) dengan responden. Dalam berwawancara terdapat proses interaksi antara pewawancara dengan

responden. Karena sifatnya yang “berhadap-hadapan”, maka memberikan kesan baik terhadap responden mutlak diperlukan. Yang akan peneliti wawancarai adalah manajer dari kedua BMT tersebut.

3. Angket atau kuesioner

Angket (kuesioner atau daftar pertanyaan) merupakan cara pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi. Sudah barang tentu respondennya ditentukan terlebih dahulu berdasarkan teknik sampling. Peneliti dapat mendatangi sendiri responden atau mengirim daftar pertanyaan itu melalui pos.

karena “kepraktisannya” itulah angket banyak digunakan peneliti.25

Setelah peneliti mewawancarai manajer BMT, peneliti akan memberikan kuesiner kepada para karyawan yang bertujuan untuk

24

Soeratno dan Arsyad, Lincollin. Metodologi Penelitian Untuk Ekonomi Dan Bisnis. BPEF : Yogyakarta 1998. Hal. 111.

25


(1)

13. Jiwa kepemimpinan sangat penting untuk dimiliki setiap karyawan, apakah seorang karyawan dapat memberikan keputusan dan bertindak bila ada kejadian yang darurat? (tanpa bertanya ke atasan terlebih dahulu?)

itu sesuai dengan kewenangannya, kalau tidak sesuai dengan kewenangannya dapat melanggar aturan. Sekarangkan sudah zaman teknologi, kalau sifatnya penyelamatan untuk kantor masih bisa, tetapi kan masih ada upaya-upaya untuk telepon, sms atau apa. Jadi tidak ada karyawan yang bertindak di luar wewenagnya.

14. Apakah setiap karyawan dibentuk untuk mempunyai sifat gesit dalam melihat peluang dalam bekerja? (apa ada program bagi para karyawan, seperti : pelatihan, dll)

iya BMT kan adanya itu dari improvisasi-improvisasi, jadi kita itu kan belum ada contoh nyata akan BMT. BMT yang seharusnya itu bagaimana, jadi adanya BMT kan adanya try and error, jadi salah itu adalah hal yang biasa dan semuanya boleh berimprovisasi untuk kemajuan BMT BIF. Program untuk membentuk karyawan yang gesit, memang dari BMT BIF ini dari waktu ke waktu harus memilah-milah karyawan, siapa yang bisa dan siapa yang tidak bisa, tapi semua kita kasih kebebasan untuk menyampaikan. Kita juga ajak ke BMT lain biar ada pandangan dan lain-lain. 15. Jiwa yang tulus dan percaya diri adalah salah satu sifat yang harus dimiliki karyawan,

hal ini dapat mendorong karyawan tersebut untuk mengerjakan tugasnya dengan baik. Bagaimana pendapat bapak mengenai hal ini?

sifat yang tulus dan percaya diri sudah pasti dapat mendorong karyawan untuk menyelesaikan tugasnya secara baik.

16. Menurut bapak, faktor-faktor apa saja yang dapat meningkatkan etos kerja Islami yang ada di BMT ini? (sebutkan dan jelaskan!)

faktor yang mempengaruhi etos kerja di BMT BIF ini adalah semangat spiritual, jadi bekerja secara atas kepribadian dan semangat pribadi yang menjadi landasan dalam bekerja. Kemudian bekerja secara ikhlas dan harus ditanamkan bahwa bekerja itu niatnya adalah ibadah.

17. Apakah ada reward bagi mereka yang bekerja dengan baik? (dalam bentuk apa?) reward yang diberikan kepada karyawan bisa dalam berbentuk uang cash/tunai, promosi jabatan lebih tinggi. Untuk hadiah barang itu insidental kalau ada program-program saja.

18. Dan apakah ada hukuman atau punishment bagi karyawan yang melanggar peraturan kerja di BMT ini?

punishment juga sering, kita ada SP (Surat Peringatan) 1, SP 2. Ini semua tergantung tingkat pelanggaran, kalau yang ringan dan sedang itu SP penundaan gaji, sedangkan yang melakukan pelanggaran berat akan dikeluarkan dan ada juga yang di mutasi di tempat yang agak jauh.


(2)

C. Kuesioner untuk karywan BMT Beringharjo dan BMT BIF ANGKET RESPONDEN A. Identitas Responden

Mohon dengan hormat kesedian bapak/ ibu/ saudara/ i untuk menjawab pertanyaaan di kuesioner ini dengan memberikan tanda ( √ ) :

1. Nama : (boleh dikosongkan) 2. Jenis kelamin :

1. Laki-laki 2. Perempuan 3. Berapa usia anda?

a. 20 – 29 th b. 30 – 39 th c. 40 – 49 th d. 50 th ke atas 4. Pendidikan :

a. SMA b. S1 c. S2 5. Jabatan :

a. Divisi Marketing b. Divisi Operasional c. Staff

B. Keterangan

SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju


(3)

No. Pernyataaan Jawaban

SS S TS STS

1 Karyawan bekerja secara efisien tanpa membuang tenaga dan pekerjaan yang sia-sia 2 Karyawan melaksanakan pekerjaan yang

produktif dalam memberikan kontribusi terhadap BMT

3 Karyawan bekerja sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkab oleh BMT

4 Karyawan bekerja dengan mengikuti aturan kedisiplinan yang ada di BMT

5 Karyawan mampu bekerja secara hemat tanpa mengeluarkan dana dan waktu yang berlebihan 6 Karyawan bekerja secara jujur dan teliti

7 Karyawan bekerja secara rasional dalam mengambil kepuusan dan tindakan

8 Karyawan bersifat lapang dada dalam menerima segala perubahan dan masukan dari atasan ataupun dari yang lainnya

9 Karyawan bekerja secara cerdik dan tangkas dalam memanfaatkan peluang yang ada

10 Karyawan selalu semngat dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari

11 Karyawan bekerja secara tulus dan percaya diri 12 Karyawan mampu bekerjasama dengan

karyawan lainnya

13 Dalam melaksanakan pekerjaan karyawan memiliki visi dan misi yang sejalan dengan BMT


(4)

D. Kuesioner untuk nasabah BMT Beringharjo dan BMT BIF ANGKET RESPONDEN A. Identitas Responden

Mohon dengan hormat kesedian bapak/ ibu/ saudara/ i untuk menjawab pertanyaaan di kuesioner ini dengan memberikan tanda ( √ ) :

1. Nama : (boleh dikosongkan) 2. Jenis kelamin :

a. Laki-laki b. Perempuan 3. Berapa usia anda?

a. 20 – 29 th b. 30 – 39 th c. 40 – 49 th d. 50 th ke atas 4. Pendidikan :

a. SD b. SMP c. SMA 5. Jenis usaha :

a. Toko Sembako b. Toko Pakaian c. Toko Makanan d. Lain-lain

B. Keterangan

SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju


(5)

No. Pernyataan Jawaban

SS S TS STS

1

Karyawan BMT melaksanakan tugasnya dengan tepat dan cermat

dalam melayani nasabah

2

Karyawan BMT memberikan pelayanan yang terbaik dalam melayani nasabah

3 Karyawan BMT bekerja sesuai aturan dalam melayani nasabah 4 Karyawan BMT bekerja dengan disiplin atau tepat waktu 5

Dalam melayani nasabah karyawan BMT melayani dengan cepat, teap dan singkat

6 Karyawan BMT selalu bersifat jujur dan teliti dalam melaksanakan tugas 7

Karyawan BMT mampu memberi solusi yang baik dalam memecahkan

masalah nasabah

8 karyawan BMT mampu menerima kritikan dan saran dari nasabah

9

Karyawan BMT mampu

memanfaatkan peluang akan potensi nasabah dalam pengembangan usaha nasabah

10

Karyawan BMT selalu semangat dalam melaksanakan tugas, terutama dalam melayani nasabah

11

Karyawan BMT tulus dan percaya diri dalam menyelesaikan tugas-tugasnya

12

Karyawan BMT mampu bekerjasama dengan karyawan yang lain, begitu

pula dengan nasabah

13

Karyawan BMT memiliki prinsip yang kuat dalam menjalankan


(6)

E. Dokumentasi foto


Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI POLA DAKWAH BIL MAAL DALAM STRATEGI PENGEMBANGAN BMT (STUDI KASUS PADA BMT BRINGHARJO DAN BMT BINA IHSANUL FIKRI YOGYAKARTA)

0 37 155

OPTIMALISASI PERAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PEMBIAYAAN USAHA KECIL (Studi Kasus Pada BMT Bina Ihsanul Fikri Yogyakarta)

2 30 153

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN KECERDASAN EMOSI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Pada BMT Beringharjo Yogyakarta)

3 21 108

STRATEGI BMT DALAM PENINGKATAN LOYALITAS ANGGOTA ( Studi Kasus BMT Bina Ihsanul Fikri dan BMT Beringharjo Yogyakarta)

4 52 143

STRATEGI MANAJEMEN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK MURABAHAH DI BMT ( Studi Kasus BMT Bina Ikhsanul Fikri dan BMT Beringharjo Yogyakarta)

3 92 192

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMITMEN KERJA KARYAWAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komitmen Kerja Karyawan Studi Pada Karyawan Batik Brotoseno Sragen.

0 2 14

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN ETOS KERJA ISLAMI Pengaruh Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Etos Kerja Islami Sebagai Variabel Moderasi (Studi pada KJKS Bina Insan Mandiri, Gondang

0 2 14

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN ETOS KERJA ISLAMI SEBAGAI Pengaruh Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Etos Kerja Islami Sebagai Variabel Moderasi (Studi pada KJKS Bina Insan Mandiri

0 3 19

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum

0 1 2

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN BMT BINA IHSANUL FIKRI (BIF) YOGYAKARTA - STIE Widya Wiwaha Repository

0 1 84