Visi dan misi penanggulangan tuberkulosis Tujuan dan target Kebijakan penanggulangan tuberkulosis

3. Pengobatan jangka pendek yang standar bagi semua kasus TB dengan tatalaksana kasus yang tepat, termasuk pengawasan langsung pengobatan. 4. Jaminan ketersediaan OAT yang bermutu. 5. Sistem pencatatan dan pelaporan yang mampu memberikan penilaian terhadap hasil pengobatan pasien dan kinerja program secara keseluruhan Depkes RI, 2007.

2.3.1. Visi dan misi penanggulangan tuberkulosis

Strategi penanggulangan tuberkulosis memiliki visi yaitu masyarakat yang mandiri dalam hidup sehat di mana tuberkulosis tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. Strategi penanggulangan tuberkulosis memiliki misi yaitu menjamin bahwa setiap pasien TB mempunyai akses terhadap pelayanan yang bermutu, untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian karena TB, menurunkan resiko penularan TB dan mengurangi dampak sosial dan ekonomi akibat TB.

2.3.2. Tujuan dan target

Tujuan penanggulangan Tuberkulosis yaitu menurunkan angka kesakitan dan angka kematian TB, memutuskan rantai penularan, serta mencegah terjadinya MDR TB. Target program penanggulangan TB adalah tercapainya penemuan pasien baru TB BTA positif paling sedikit 70 dari perkiraan dan menyembuhkan 85 dari semua pasien tersebut serta mempertahankannya. Target ini diharapkan dapat Universitas Sumatera Utara menurunkan tingkat prevalensi dan kematian akibat TB hingga separuhnya pada tahun 2010 dibanding tahun 1990, dan mencapai tujuan millenium development goals MDGs pada tahun 2015 Depkes RI, 2007.

2.3.3. Kebijakan penanggulangan tuberkulosis

Menurut Depkes RI 2007 Penanggulangan tuberkulosis di Indonesia ditempuh melalui kebijakan - kebijakan yakni; 1. Penanggulangan TB di Indonesia dilaksanakan sesuai dengan azas desentralisasi dengan Kabupatenkota sebagai titik berat manajemen program dalam kerangka otonomi yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta menjamin ketersediaan sumber daya dana, tenaga, sarana dan prasarana. 2. Penanggulangan TB dilaksanakan dengan menggunakan strategi DOTS 3. Penguatan kebijakan untuk meningkatkan komitmen daerah terhadap program penanggulangan TB. 4. Penguatan strategi DOTS dan pengembangannya ditujukan terhadap peningkatan mutu pelayanan, kemudahan akses untuk penemuan dan pengobatan sehingga mampu memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya MDR-TB. 5. Penemuan dan pengobatan dalam rangka penanggulangan TB dilaksanakan oleh seluruh Unit Pelayanan Kesehatan UPK, meliputi Puskesmas, Rumah Sakit Pemerintah dan swasta, Rumah Sakit Paru RSP, Balai Pengobatan Penyakit Paru Paru BP4, Klinik Pengobatan lain serta Dokter Praktek Swasta DPS. Universitas Sumatera Utara 6. Penanggulangan TB dilaksanakan melalui promosi, penggalangan kerja sama dan kemitraan dengan program terkait, sektor pemerintah, non pemerintah dan swasta dalam wujud Gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan TB Gerdunas TB. 7. Peningkatan kemampuan laboratorium diberbagai tingkat pelayanan ditujukan untuk peningkatan mutu pelayanan dan jejaring. 8. Obat Anti Tuberkulosis OAT untuk penanggulangan TB diberikan kepada pasien secara gratis dan dijamin ketersediaannya. 9. Ketersediaan sumberdaya manusia yang kompeten dalam jumlah yang memadai untuk meningkatkan dan mempertahankan kinerja program. 10. Penanggulangan TB lebih diprioritaskan kepada kelompok miskin dan kelompok rentan terhadap TB. 11. Penanggulangan TB harus berkolaborasi dengan penanggulangan HIV. 12. Pasien TB tidak dijauhkan dari keluarga, masyarakat dan pekerjaannya. 13. Memperhatikan komitmen internasional yang termuat dalam MDGs.

2.3.4. Strategi advokasi, komunikasi, dan mobilisasi sosial AKMS dalam penanggulangan tuberkulosis

Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS PROGRAM PENYULUHAN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP PERILAKU SEHAT PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JANTI DAN MULYOREJO KOTA MALANG

5 45 31

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KELUARGA TERHADAP KESEMBUHAN PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNGU KABUPATEN BANYUWANGI

1 34 28

PENGARUH MEROKOK TERHADAP KEJADIAN KONVERSI SPUTUM PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANJANG

1 30 76

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP KLIEN DAN KELUARGA TB PARU DI Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan, Sikap Klien Dan Keluarga TB Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Miri Sragen.

0 7 15

PENDAHULUAN Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan, Sikap Klien Dan Keluarga TB Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Miri Sragen.

0 6 7

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Keluarga Pasien Tuberkulosis Paru dengan Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Kesunean dan Pegambiran Kota Cirebon Jawa Barat

0 0 10

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU TENTANG AIR SUSU IBU (ASI) DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI KELURAHAN TAROK DIPO WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUGUK PANJANG KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014

0 2 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Promosi Kesehatan - Pengaruh Metode Ceramah dan Media Leaflet terhadap Pengetahuan dan Sikap Masyarakat untuk mencegah TB paru di Desa Meunasah Meucat Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara Tahun 2014

0 0 33

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Metode Ceramah dan Media Leaflet terhadap Pengetahuan dan Sikap Masyarakat untuk mencegah TB paru di Desa Meunasah Meucat Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara Tahun 2014

0 0 8

THE INFLUENCE OF LECTURE AND LEAFLET MEDIA METHODS ON THE KNOWLEDGE AND ATTITUDE OF COMMUNITY IN PREVENTING LUNG TB IN DESA MEUNASAH MEUCAT, NISAM SUBDISTRICT, ACEH UTARA DISTRICT IN 2014 THESIS BY

0 0 18