PENGARUH PROFITABILITAS, KEPEMILIKAN KELUARGA, CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, KUALITAS AUDIT, DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

(1)

PENGARUH PROFITABILITAS, KEPEMILIKAN KELUARGA, CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, KUALITAS AUDIT, DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP

PENGHINDARAN PAJAK

(Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015)

The Influence Of Profitabiility, Family Ownership, Corporate Governance, Leverage, Firm Size, Audit Quality, And Institutional Ownership To Tax

Avoidance

(Study on Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Year2013-2015)

Oleh

AHMAD ADITAMA 20120420265

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

i

PENGARUH PROFITABILITAS, KEPEMILIKAN KELUARGA, CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, KUALITAS AUDIT, DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK

(Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015)

The Influence Of Profitabiility, Family Ownership, Corporate Governance, Leverage, Firm Size, Audit Quality, And Institutional Ownership To Tax Avoidance

(Study on Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Year 2013-2015)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

AHMAD ADITAMA 20120420265

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

ii

PERNYATAAN

Dengan ini saya,

Nama : Ahmad Aditma

Nomor Mahasiswa : 20120420265

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “PENGARUH PROFITABILITAS, KEPEMILIKAN KELUARGA, CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, KUALITAS AUDIT, DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah diterbitkan orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 26 September 2016


(4)

iii

MOTTO

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (QS. Al Mujadalah : 11)

“Ilmu itu lebih baik dari pada harta,

Ilmu itu menjagamu sedangkan kamu menjaga harta. Ilmu itu hakim sedangkan harta dikenai hukum.

Harta bisa berkurang karena penggunaan, Sedangkan ilmu akan bertambah bila digunakan”

(Ali Bin Abu Thalib)

“Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia maka dengan ilmu,

barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat maka dengan ilmu, dan barangsiapa yang menghendaki keduanya (kehidupan dunia dan akhirat),

maka dengan ilmu (Imam Syafi’i)

“Kekayaan tak dilihat dari melimpahnya harta, tetapi dari perasaan berpuas diri”

(Nabi Muhammad SAW)

“Hidup hanyalah sementara, gunakan hidupmu sebaik mungkin dengan sesuatu yang bermanfaat”

(penulis)

PERSEMBAHAN Skripsi Ini Kupersembahkan untuk Orang Tua Saya Untuk Ibunda dan Ayahanda tercinta Almamaterku tercinta


(5)

iv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

INTISARI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Batasan Masalah Penelitian... 7

C. Rumusan Masalah ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

A. Landasan Teori ... 11

1. Profitabilitas ... 11

2. Kepemilikan Keluarga ... 12

3. Komisaris Independen ... 13

4. Komite Audit ... 14

5. Leverage ... 15

6. Ukuran Perusahaan... 15

7. Kualitas Audit ... 16

8. Kepemilikan Institusional ... 17

B. Hipotesis ... 18

C. Model Penelitian ... 25 BAB III METODE PENELITIAN ...


(6)

v

A. Obyek/Subyek Penelitian ... 26

B. Jenis Data ... 26

C. Teknik Pengambilan Sampel ... 26

D. Teknik Pengumpulan Data ... 27

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 27

F. Uji Kualitas Instrumen dan Data ... 31

G. Uji Hipotesis dan Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 36

B. Deskriptif Data Perusahaan ... 36

C. Uji Statistik Deskriptif ... 38

D. Uji Asumsi Klasik ... 40

E. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) ... 44

F. Pembahasan (Interpretasi) ... 51

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBASAN PENELITIAN ... 59

A. Simpulan ... 59

B. Saran ... 60

C. Keterbatasan Penelitian ... 60 DAFTAR PUSTAKA


(7)

vi

DAFTAR TABEL

4.1 Proses Pemilihan Sampel ... 37

4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 38

4.3 Hasil Uji Normalitas ... 40

4.4 Hasil Uji Multikolinieritas ... 41

4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 42

4.6 Hasil Uji Autokorelasi... 43

4.7 Hasil Uji Nilai F ... 44

4.8 Hasil Uji Nilai t ... 45

4.9 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis ... 49

4.10 Hasil Uji Determinasi ... 50

DAFTAR GAMBAR 2.1 Model Penelitian ... 25


(8)

,...­­

­ ­ ­

SKRIPSI

PENGARUH PROFITABILITAS, KEPEMILIKAN KELUARGA, CORPORATE

GOVERNANCE, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, KUALITAS AUDIT,

DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK (Studi pada Perusahaan manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tabun 2013­2015)

The Infl uence OfProfitabiiJity, Family Ownership, Corporate Governance, Leverage, Firm Size, Audit Quality, And Institutional Ownership To Tax Avoidance

(Study on Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Year2013-2015)

Diajukan oleh AHMAD ADITAMA

20120420265

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Pembimbing

Rizal Yay,* S.E ., M.Sc., Ph.D., Ak., C.A Tanggal, 26 September 2016 NIK: 1973 1218 199904143068


(9)

­

SKRIPSI

PENGARUH PROFITABILITAS, KEPEMILIKAN KELUARGA, CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, KUALITAS AUDIT, DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERIIADAP PENGHINDARAN PAJAK (Studi pada Perusahaan manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tabun 2013­2015)

The Influence OfProtitabiility, Family Ownership, Corporate Governance, Leverage, Firm Size, Audit Q uality, And Institutional Ownership To Tax Avoidance

(Study on Man ufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Year2013-2015j

Diaj ukan oleh AHMAD ADITAMA

20120420265

Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan di depan Dewan Penguji Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Muhamniadiyah Y ogyakarta Tanggal 17 De* mber 2016

Yang terctlri dari

Ph.D •• A k.. C.A .

セ@

Mrizal Tabar, Drs.,

sセ

Si

セ ッl N@

M .Acc. AI<. CA

Anggota Tim Penguji Anggota Tim Penguji

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

セ オィ。ュュ。 、ゥケ 。ィ@ Y ogyakarta

lRIK?u,A 199202 143 016

セ エッN@ S.E .• M.Si.


(10)

ABSTRACT

This research aims to analyze The Influence Of Profitabiility, Family Ownership, Corporate Governance, Leverage, Firm Size, Audit Quality, And Institutional Ownership To Tax Avoidance. This research uses 75 companies of manufacturing as the samples that were selected through purposive sampling method. The analysis tools used were double liner regression.

Based on the analysis of double linier regression, it is resulted that leverage positively influence the tax avoidance. Profitabiility, family ownership, corporate governance, firm size, audit quality, and institutional ownership do not influence the tax avoidance.

Keywords: Profitabiility, Family Ownership, Audit Commite, Independent Commisioner, Leverage, Firm Size, Audit Quality, And Institutional Ownership


(11)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penerimaan Negara Indonesia mayoritas berasal dari sektor pajak. Pembangunan Negara yang digunakan untuk infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya berasal dari penerimaan pajak. Oleh karena itu, berjalan atau tidaknya pembangunan Negara bergantung pada penerimaan pajak. Selain itu, pajak juga digunakan untuk mengatur perekonomian Negara, sebagai contoh untuk meningkatkan ekspor dan mengurangi impor. Indonesia menetapkan tidak membebankan pajak untuk warga Negara yang melakukan ekspor, sedangkan menetapkan beban pajak bagi warga negaranya yang melakukan impor, sehingga warga Indonesia akan terdorong untuk melakukan ekspor dan berfikir ulang untuk melakukan impor. Dengan demikian ekspor Indonesia akan naik dan impor akan turun dikarenakan penetapan mengenai beban pajak yang dilakukan oleh pemerintah.

Usaha­usaha untuk mengoptimalkan penerimaan sektor pajak di Indonesia dilakukan melalui usaha intensifikasi dan ekstensifikasi penerimaan pajak (Surat direktur jenderal pajak No. S ­ 14/PJ.7/2003, 2003). Namun ada beberapa kendala dalam mengoptimalkan penerimaan sektor pajak. Salah satu kendala dalam rangka optimalisasi penerimaan pajak adalah adanya penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan, bahkan tidak sedikit perusahaan yang melakukan penghindaran pajak. Terkait dengan ini di Indonesia pada tahun 2005 terdapat 750 perusahaan Penanaman


(12)

2

Modal Asing yang ditengarai melakukan penghindaran pajak dengan melaporkan rugi dalam waktu 5 tahun berturut­turut dan tidak membayar pajak (Bappenas, 2005). Menurut penelitian Prakosa (2014) berdasarkan data pajak yang di sampaikan oleh Dirjen Pajak pada tahun 2012 ada 4.000 perusahaan PMA yang melaporkan nihil nilai pajaknya, perusahaan tersebut diketahui ada yang mengalami kerugian selama 7 tahun berturut­turut. Perusahaan tersebut umumnya bergerak pada sektor manufaktur dan pengolahan bahan baku (DJP, 2013). Sedangkan di Amerika paling tidak terdapat seperempat dari jumlah perusahaan telah melakukan penghindaran pajak yakni dengan membayar pajak kurang dari 20% padahal rata­rata pajak yg dibayarkan perusahaan mendekati 30% (Dyreng at al., 2008). Rendahnya tingkat kepatuhan perpajakan di Indonesia merupakan salah satu indikasi adanya praktik penghindaran pajak, data dari Direktorat Perpajakan menginformasikan bahwa jumlah badan usaha yang terdaftar sebanyak 5 juta, sedangkan yang terdaftar sebagai wajib pajak hanya 1,9 juta serta yang membayar pajak/melapor Surat Pemberitahuan (SPT) hanya 520 ribu badan usaha dengan rasio SPT sekitar 10,4 persen (www.pajak.go.id; 05 Maret 2014).

Tahun 2015 Dirjen Pajak mengundurkan diri dari jabatannya dikarenakan penerimaan pajak tidak mencapai target yang telah ditentukan (www.pajak.go.id; 02 Desember 2015). Berita ini merupakan berita yang mengejutkan dimana banyak kabar terjadinya tindakan korupsi di Indonesia, namun untuk berita ini adalah pejabat lepas dari jabatanya bukan karena korupsi karena gagal dalam menjabat sebagai Dirjen Pajak. Padahal Dirjen Pajak gagal mencapai target yang ditentukan belum


(13)

3

tentu bukan karena faktor internal dalam memimpin, namun bisa dikarenakan faktor eksternal diantaranya adalah penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan. Dalam beberapa tahun terakhir otoritas pajak tampaknya telah berusaha dengan semaksimal mungkin tidak hanya menegakkan batas yang jelas antara penghindaran pajak dan penggelapan pajak dalam upaya perencanaan pajak, tetapi juga untuk mencegah Wajib Pajak masuk ke dalam ambiguitas yang ditimbulkan oleh peraturan perpajakan (Bovi, 2005; Annisa & Kurniasih, 2012).

Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang­undang dan pribadi atau badan tidak mendapatkan timbal balik secara langsung. Karena signifikannya beban pajak yang ditanggung oleh perusahaan dan pemiliknya (pemegang saham), dapat diduga pemegang saham menginginkan penghindaran pajak (Chen et al., 2010). Perusahaan menghindari pajak dengan memanfaatkan regulasi tidak jelas untuk memperoleh outcome pajak yang menguntungkannya (Dyreng, Hanlon, dan Maydew, 2008). Penghindaran pajak didefiniskan kemampuan untuk membayar jumlah kas pajak yang rendah/Cash-ETR (sebagai lawan GAAP­beban pajak yang ada dalam catatan pajak perusahaan) terhadap laba sebelum pajak pada perusahaan (Dyreng et.al).

Pajak bagi perusahaan pajak merupakan beban yang akan mengurangi laba bersih, dan sudah menjadi rahasia umum perusahaan selalu menginginkan pembayaran pajak seminimal mungkin (Hardika,2007; Kurniasih & Sari, 2013). Ada tiga tahapan/langkah akan dilakukan perusahaan dalam meminimalkan pajak yang


(14)

4

dikenakan (Marihot Pahala Siahaan, 2010). Langkah pertama, perusahaan berusaha untuk menghindari pajak baik secara legal maupun ilegal. Langkah kedua, perusahaan mengurangi beban pajak seminimal mungkin baik secara legal maupun ilegal. Langkah terakhir adalah langkah pertama dan kedua tidak dapat dilakukan maka wajib pajak atau perusahaan akan membayar pajak tersebut. Hal ini merupakan salah satu strategi perusahaan dalam memaksimalkan labanya. Tidak sedikit perusahaan yang melakukan perencanaan pajak (tax planning)dengan tujuan untuk meminimalisasi pajak yang harus dibayar oleh perusahaan ( Prakosa, 2014 ). Perencanaan pajak yang masih dalam koridor Undang­Undang disebut penghindaran pajak (tax avoidance) ( Prakosa, 2014 ).

Penghindaran pajak merupakan usaha untuk mengurangi hutang pajak yang bersifat legal, kegiatan ini memunculkan resiko bagi perusahaan antara lain denda dan buruknya reputasi perusahaan dimata publik, sedangkan penggelapan pajak adalah usaha untuk mengurangi hutang pajak yang bersifat illegal (Prakosa, 2014). Maka dari itu penghindaran pajak menjadi persoalan yang unik dan rumit.

Anderson dan Reeb (2003) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki profitabilitas yang lebih baik serta perusahaan yang memiliki nilai kompensasi rugi fiskal yang lebih sedikit, terlihat memiliki nilai effective tax rates (ETRs) yang lebih tinggi. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dalam periode tertentu pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham tertentu. Profitabilitas terdiri dari beberapa rasio, salah satunya adalah Return On Asset(ROA). ROA merupakan indikator kinerja keuangan perusahaan. Semakin tinggi ROA di


(15)

5

perusahaan tersebut , semakin tinggi pula kinerja keuangan perusahaan tersebut. ROA memiliki keterkaitan dengan laba bersih perusahaan dan pengenaan pajak penghasilan untuk perusahaan (Kurniasih & Sari, 2013). Tommy Kurniasih dan Maria M. Ratnasari (2013) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh ROA terhadap penghindaran pajak dan diperoleh hasil bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak.

Isu mengenai corporate governance mulai mengemuka, khususnya di Indonesia pada tahun 1998 ketika Indonesia mengalami krisis yang berkepanjangan. Banyak pihak yang mengatakan lamanya proses perbaikan di Indonesia disebabkan oleh sangat lemahnya corporate governance yang diterapkan dalam perusahaan di Indonesia. Sejak saat itu, baik pemerintah maupun investor mulai memberikan perhatian yang cukup signifikan dalam praktik corporate governance.

Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang menentukan arah kinerja perusahaan (Haruman, 2008). Menurut Haruman (2008), CG (corporate governance) dalam perusahaan akan menetukan arah kinerja perusahaan. Ketika suatu perusahaan telah menerapkan CG dengan baik maka akan tercipta kinerja perusahaan yang lebih efektif dan berdampak pada keputusan yang efektif dalam menentukan kebijakan yang terkait besaran tarif pajak efektif perusahaan (Hanum & Zulaikha, 2013).

Penelitian tentang pengaruh corporate governance terhadap penghindaran pajak, dilakukan oleh Sartori (2010); Friese, Link dan Mayer (2006); Chen dan Chu (2010);


(16)

6

dll. Sejumlah penelitian di luar negeri menunjukkan bahwa corporate governance yang efektif berpengaruh negatif pada aktivitas penghindaran pajak (Annisa & Kurniasih, 2012). Beberapa penelitian mengenai kepemilikan keluarga juga dilakukan oleh Siregar (2005), Aditomo (2009), Sari dan Martani (2010), Chen et al. (2010), secara umum menyatatakan bahwa ada hubungan negatif antara corporate governance dengan penghindaran pajak. Namun hasil penelitian Sartori (2010) menyatakan bahwa hubungan antara corporate governance dengan penghindaran pajak adalah positif jika diikuti dengan rendahnya biaya agensi dan biaya transaksi.

Pajak penghasilan yang disetorkan, bagi pemilik perusahaan juga dianggap merupakan biaya perusahaan. Walaupun pajak merupakan biaya bagi perusahaan (agency) dan pemilik (principles) ,namun tidak serta merta membuat perusahaan melakukan tindakan penghindaran pajak (Prakosa, 2014). Menurut Prakosa (2014) tindakan perusahaan untuk melakukan penghindaran pajak dapat menimbulkan konsekuensi biaya lain, yaitu biaya akibat dari masalah yang timbul akibat adanya masalah keagenan (agency problem). Menurut Chen et al. (2010) perbandingan tingkat kecenderungan menghindari pajak antara perusahaan keluarga dengan perusahaan non­keluarga tergantung dari besarnya efek manfaat atau biaya yang timbul dari tindakan penghindaran pajak tersebut. Perusahaan keluarga lebih rela membayar pajak lebih tinggi daripada membayar denda dikarenakan khawatir akan rusaknya reputasi keluarga yang disebabkan karena pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh pemerintah. Hasil penelitian Chen et al. (2010) yang mengindikasikan bahwa peusahaan non­keluarga memiliki tingkat kecenderungan menghindari bayar


(17)

7

pajak yang lebih tinggi daripada perusahaan keluarga. Namun hasil penelitian Sari dan Martani (2010) berbeda dengan hasil penelitian Chen et al. (2010) yang memperlihatkan bahwa kepemilikan keluarga cenderung bertindak lebih agresif dalam melakukan penghindaran pajak daripada perusahaan non­keluarga.

Banyak perusahaan yang melakukan utang ke pihak lain seperti bank, instansi, perusahaan keuangan dan lain sebagainya. Tujuan perusahaan melakukan utang berbeda­beda.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Corporate Governance, Kepemilikan Keluarga, Leverage, Ukuran Perusahaan, Kualitas Audit, dan Kepemilikan Institusional terhadap Penghindaran Pajak di Indonesia. Penelitian ini merupakan kompilasi dari penelitian­penelitian terdahulu. Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah karakteristik dari corporate governance yang berbeda dengan penelitian sebelumnya, yaitu kepemilikan institusional dan kualitas audit, serta penggantian periode objek penelitian yaitu periode 2013­2015 yang merujuk pada Kesit Bambang Prakosa (2014).

B. Batasan Masalah Penelitian

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dalam penelitian ini mekanisme corporate governance yang akan di teliti mencakup, komisaris independen, dan komite audit.


(18)

8

2. Dalam penelitian ini industri yang digunakan adalah industri manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2013­ 2015, yang masih aktif, tidak mengalami keugian selama tahun 2013 – 2015, dan menggunakan nilai rupiah.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditarik permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan manufaktur di Indonesia?

2. Apakah kepemilikan keluarga berpengaruh terhadap penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan manufaktur di Indonesia?

3. Apakah komisaris independen berpengaruh terhadap penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan manufaktur di Indonesia?

4. Apakah komite audit berpengaruh terhadap penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan manufaktur di Indonesia?

5. Apakah leverage berpengaruh terhadap penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan manufaktur di Indonesia?

6. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan manufaktur di Indonesia?

7. Apakah kualitas audit berpengaruh terhadap penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan manufaktur di Indonesia?

8. Apakah kepemilikan institutional berpengaruh terhadap penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan manufaktur di Indonesia?


(19)

9

D. Tujuan Penelitian

Berdasarakan rumusan masalah yang ada maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memberikan bukti empiris:

1. Untuk menguji apakah profitabilitas berpengaruh terhadap penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan manufaktur di Indonesia.

2. Untuk menguji apakah kepemilikan keluarga berpengaruh terhadap penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan manufaktur di Indonesia.

3. Untuk menguji apakah komisaris independen berpengaruh terhadap penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan manufaktur di Indonesia.

4. Untuk menguji apakah komite audit berpengaruh terhadap penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan manufaktur di Indonesia.

5. Untuk menguji apakah leverage berpengaruh terhadap penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan manufaktur di Indonesia.

6. Untuk menguji apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan manufaktur di Indonesia.

7. Untuk menguji apakah kualitas audit berpengaruh terhadap penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan manufaktur di Indonesia.

8. Untuk menguji apakah kepemilikan institutional berpengaruh terhadap penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan manufaktur di Indonesia.


(20)

10

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan mampu menambah ilmu mengenai faktor­faktor yang berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi alternatif rujukan bagi penelitian­penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penghindaran pajak.

2. Manfaat Praktik

a. Bagi pemerintah, dapat mengetahui faktor­faktor yang mempengaruhi

penghindaran pajak, sehingga dengan mengetahui faktor­faktor tersebut pemerintah dapat memberikan kebijakan yang lebih baik untuk mengantisipasi penghindaran pajak.

b. Bagi perusahaan, akan lebih sadar dalam membayar pajak ke negara karena

apa penyebab perusahaan menghindari pajak akan diketahui.

c. Bagi lembaga­lembaga pembuat peraturan/standar, misalnya Bapepam, IAI

dan sebagainya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi penyusunan standar akuntansi pajak dan sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas standar dan peraturan yang sudah ada.


(21)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan gambaran kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba dari pengelolaan aktiva yang dikenal dengan Return On Asset (ROA) (Prakosa, 2014). Profitabilitas merupakan alat ukur untuk kinerja keuangan suatu perusahaan dan menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada periode tertenu. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dan mengukur tingkat efisiensi operasional dan efisiensi dalam menggunakan harta yang dimilikinya (Chen, 2004). Menurut Petronila dan Mukhlasin (2003) profitabilitas merupakan gambaran dan kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan. Jadi profitabilitas dapat dijadikan tolok ukur efektivitas manajemen dalam mengelola perusahaan. Salah satu rasio yang mengukur profitabilitas adalah ROA (Return On Asset) yang merupakan indikator untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan. Semakin tinggi nilai ROA dari suatu perusahaan, semakin tinggi pula kinerja keuangan perusahaan tersebut, begitu sebaliknya. Analisis ROA mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya­biaya untuk mendanai aset tersebut (Halim, 2009).


(22)

12 Profitabilitas sangat penting bagi pihak luar. Salah satunya adalah investor yang berfikir bahwa apakah modal yang diinvestasikan akan mendapatkan laba yang yang maksimal sehingga mendapatkan deviden yang tinggi. Profitabilitas memang perlu perhatian yang ketat agar keberlangsungan perusahaan tetap terjaga karena tidak ada perusahaaan yang bertahan tanpa adanya profit yang berkelanjuatan dan untuk mendapatkan investasi dari investor pun harus mempunyai profitabilitas perusahaaan yang bagus.

2. Kepemilikan Keluarga

Penelitian Anderson dan Reeb (2003) yang menyebutkan bahwa perusahaan keluarga (family firm) adalah setiap perusahaan yang memiliki pemegang saham yang dominan. Sedangkan Morck dan Yeung (2004) mendefinisikan perusahaan keluarga sebagai meliputi perusahaan yang dijalankan berdasarkan keturunan atau warisan dari orang­orang yang sudah lebih dulu menjalankannya atau oleh keluarga yang secara terang­terangan mewariskan perusahaannya kepada generasi selanjutnya. Dalam penelitiannya, Arifin (2003) mengungkapkan bahwa perusahaan yang dikendalikan oleh keluarga, negara, atau institusi keuangan pengurangan masalah agensinya akan lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang dikendalikan oleh perusahaan publik atau perusahaan tanpa pengendali utama. Karakteristik saham keluarga berbeda dengan karakteristik saham biasa, dimana saham keluarga perhatiannya terhadap perusahaan lebih jangka panjang daripada saham biasa karena kepemilikan saham keluarga dimiliki keluarga it secara turun temurun. Ketika


(23)

13 anggota keluarga yang memiliki saham keluarga meninggal dunia maka saham keluarga tersebut akan dimiliki oleh anak keturunannya.

3. Komisaris Independen

Komisaris independen didefinisikan sebagai seorang yang tidak terafiliasi dalam segala hal dengan pemegang saham pengendali, tidak memiliki hubungan afiliasi dengan direksi atau dewan komisaris serta tidak menjabat sebagai direktur pada suatu perusahaan yang terkait dengan perusahaan pemilik menurut peraturan yang dikelurkan oleh BEI ( Fadhilah, 2014 )Komisaris Independen adalah sekelompok orang yang ditunjuk atau dipilih untuk mengawasi perusahaan atau organisasi. Komisaris Independen dapat melaksanakan fungsi monitoring untuk mendukung pengelolaan perusahaan yang baik dan menjadikan laporan keuangan lebih objektif (Kurniasih & Sari, 2013). Komisaris independen dibutuhkan untuk mengawasi dan mengontrol kinerja direksi. Komisaris independen Independen merupakan salah satu corporate governance yang mana harus ada di setiap perusahaan agar mentaati aturan pemerintah dan memberikan pengawasan terhadap perusahaan sehingga mengurangi kesempatan perusahaan dalam melakukan penyelewengan. Komisaris independen juga menjadi penengah antara manajemen dan pemegang saham dalam membuat keputusan mengenai kebijkan­kebijakan dan strategi­strategi agar tujuan dari perusahaan itu tercapai dan mengurangi adanya konflik agensi antara pihak manajemen dan pemegang saham. Kebijakan­kebijakan tersebut termasuk kebijakan perpajakan. Oleh karena itu komisaris independen harus benar­benar independen


(24)

14 dalam hal menengahi antara manajemen dan pemegang saham. Semakin banyak jumlah komisaris independen dalam perusahaan, maka semakin baik pengawasan terhadap perusahaan tersebut.

4. Komite Audit

Sejak direkomendasikan GCG di Bursa Efek Indonesia tahun 2000, komite audit telah menjadi komponen umum dalam struktur corporate governance perusahaan publik (Daniri dalam Pohan: 2008). Komite audit bertugas melakukan kontrol dan pengawasan terhadap proses penyusunan laporan keuangan perusahaan untuk menghindari kecurangan yang dilakukan oleh pihak manajemen ( Prakosa, 2014 ). Pada dasarnya komite audit berfungsi sebagai pengawas pembuatan laporan keuangan dan pengawasan internal perusahaan. Komite audit membantu dewan komisaris dalam menjalankan tugasnya sebagai pengawas. Pengawasan yang dilakukan adalah pengawasan terhadap laporan keuangan ,manajemen resiko, pelaksanaan audit, dan penerapan corporate governance di perusahaan. Objek­obejk pengawasan tersebut berkaitan dengan kebijkan­kebijakan pajak. Komite audit meningkatkan integritas dan kredibilitas pelaporan keuangan melalui (Siallagan, 2006) menjelaskan:

a) Pengawasan atas proses pelaporan termasuk sistem pengendalian internal b) Penggunaan prinsip akuntansi berterima umum


(25)

15 5. Leverage

Definisi leverage menurut Sartono dalam Kurniasih dan Sari (2013) adalah penggunaan hutang untuk membiayai investasi. Leverage merupakan rasio yang berfungsi untuk mengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan hutang dalam pembiayaan. Leverage juga menggambarkan hubungan antara total assets dengan modal saham biasa atau menunjukkan penggunaan hutang untuk meningkatkan laba menurut Husnan dalam Kurniasih dan Sari (2013: 59). Menurut Kurniasih dan Sari (2013: 63) leverage adalah rasio yang mengukur kemampuan hutang baik jangka panjang maupun jangka pendek untuk membiayai aktiva perusahaan. Dari definisi diatas dismpulkan bahwa leverage merupakan penggunaan dana dari pihak luar berupa utang yang digunakan untuk membiayai investasi dan asset. Utang kepada pihak lain tentunya akan menimbulkan beban bunga yang akan mengurangi beban pajak.

6. Ukuran Perusahaan

Machfoedz dalam Suwito dan Herawati (2005) menyatakan bahwa ukuran perusahaan adalah suatu skala yang dapat mengklasifikasikan perusahaan menjadi perusahaan besar dan kecil menurut berbagai cara seperti total aktiva atau total asset perusahaan, nilai pasar saham, rata­rata tingkat penjualan, dan jumlah penjualan. Definisi ukuran perusahaan menurut Riyanto (2008) yaitu besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity, nilai penjualan atau nilai aktiva. Ukuran perusahaan dibagi menjadi 3 kategori ,yaitu perusahaan kecil, perusahaan menengah, dan


(26)

16 perusahaan besar. Penentuan besar kecilnya perusahaan dilihat dari besar kecilnya asset. Semakin besar asset yang dimiliki perusahaan, semakin besar pula ukuran perusahaan.Semakin kecil asset yang dimiliki perusahaan,semakin kecil pula ukuran perusahaan.

7. Kualitas Audit

Kualitas audit adalah segala kemungkinan yang dapat terjadi saat auditor mengaudit laporan keuangan klien dan menemukan pelanggaran atau kesalahan yang terjadi dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan (Dewi dan Jati ,2014). Dalam mengaudit perusahaan hal yang paling penting adalah transaparasi. Transparansi merupakan hal penting yang harus dilakukan perusahaan. Salah satu transparansi yang harus dilakukan perusahaan adalah transparansi laporan keuangan kepada pihak pemegang saham. Transparasi pajak kepada pemegang saham merupakan hal yang harus dilakukan perusahaan. Peningkatan transparansi terhadap pemegang saham dalam hal pajak semakin dituntut oleh otoritas publik (Sartori: 2010). Hal­hal yang berhubungan dengan kualitas audit antara lain (Deis dalam Suartana, 2007) memaparkan:

a) Lamanya auditor / umur audit, semakin lama maka semakin rendah kualitas auditnya.


(27)

17 c) Kesehatan keuangan klien, makin sehat ada kecenderungan kien menekan auditor untuk mengikuti standar yang berlaku.

d) Review oleh pihak ketiga, kualitas audit semakin tinggi apabila direview oleh pihak ketiga.

8. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional merupakan proporsi kepemilikan saham oleh institusi pendiri perusahaan, bukan institusi pemegang saham publik yang diukur dengan persentase jumlah saham yang dimiliki oleh investor institusi intern (Sujoko :2007). Siregar dan Utama (2005: 480) mendefinisikan kepemilikan institusional sebagai kepemilikan saham oleh institusi keuangan, seperti perusahaan asuransi, bank, dana pensiun, dan investment banking. Menurut Faisal (2004: 199), kepemilikan institusional merupakan pihak yang memonitor perusahaan dengan kepemilikan institusi yang besar (lebih dari 5%) mengidentifikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen lebih besar. Dari definisi tersebut disimpulkan bahwa kepemilikan institusional yaitu instansi yang memiliki saham dari perusahaan lebih dari 5%. Institusi akan lebih ketat dalam melakukan pengawasan terhadap manajemen jika institusi tersebut mempunyai saham yang lebih banyak dibandingkan dengan kepemilikan saham lainnya. Kepemilikan institusional memiliki harapan bahwa manajemen perusahaan bisa mensejahterakan pemegang saham sehingga kepemilikan


(28)

18 institusional melakukan monitoring terhadap manajemen perusahaan agar kesejahteraan pemegang saham terjaga.

B. Hipotesis

1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Penghindaran Pajak

Penelitian Kurnia dan Sari (2013) menyatakan bahwa ROA berpengaruh secara signifikan terhadap penghindaran pajak. Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi memiliki kesempatan untuk memposisikan diri dalam tax planning yang mengurangi jumlah beban kewajiban perpajakan (Chen et al. 2010). ROA merupakan pengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva. Semakin tinggi nilai dari ROA, berarti semakin tinggi nilai dari laba bersih perusahaan dan semakin tinggi profitabilitasnya (Prakosa, 2014). Tommy Kurniasih dan Maria M. Ratnasari (2013) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh ROA terhadap penghindaran pajak dan diperoleh hasil bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak. ROA memiliki keterkaitan dengan laba bersih perusahaan dan pengenaan pajak penghasilan untuk perusahaan (Kurniasih & Sari, 2013). Perusahaan yang mempunyai ROA yang tinggi, maka laba perusahaan tersebut juga tinggi. Diasumsikan bahwa perusahaan yang memiliki laba yang tinggi, maka perusahaan tersebut dapat mengatur pendapatan dan pembayaran pajak. Perusahaan yang mempunyai profitabilitas yang tinggi maka perusahaan tersebut dapat melakukan manajemen pajak dengan baik, artinya perusahaan tersebut bisa meminimalisir beban


(29)

19 pajak perusahaan tersebut yang dikarenakan kemampuan perusahaan dalam memanajemen pajak. Dari pernyataan diatas ,diperoleh hipitesis:

H1:Profitabiitas berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak

2. Pengaruh Kepemilikan Keluarga terhadap Penghindaran Pajak

Salah satu definisi kepemilikan keluarga terdapat dalam penelitian Anderson dan Reeb (2003) yang menyebutkan bahwa perusahaan keluarga (family firm) adalah setiap perusahaan yang memiliki pemegang saham yang dominan. Dalam penelitiannya, Arifin (2003) mengungkapkan bahwa perusahaan yang dikendalikan oleh keluarga, negara, atau institusi keuangan pengurangan masalah agensinya akan lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang dikendalikan oleh perusahaan publik atau perusahaan tanpa pengendali utama. Penelitian Chen et al. (2010) menunjukkan bahwa pada perusahaan­perusahaan yang termasuk dalam S&P 1500 Index (1996­2000), perusahaan keluarga memiliki tingkat keagresifan pajak yang lebih kecil daripada perusahaan non­keluarga, family owners lebih rela membayar pajak lebih tinggi, daripada harus membayar denda pajak dan menghadapi kemungkinan rusaknya reputasi perusahaan akibat audit dari fiskus pajak. Selain itu saham keluarga cenderung lebih jangka panjang daripada saham biasa karena saham keluarga merupakan saham yang berasal dari keturunan dan akan diserahkan ke anak cucu secara turun temurun sehingga keluarga akan menjaga reputasi baiknya untuk tidak melakuakan penghindaran pajak. Dari uraian tersebut dapat diperoleh hipotesis: H2:Kepemilikan keluarga berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak


(30)

20 3. Pengaruh Komisaris Independen terhadap Penghindaran Pajak

Dalam teori keagenan menjelaskan bahwa semakin banyak komisaris independen dalam dewan komisaris, semakin baik dewan komisaris dalam mengawasi perusahaan. Premis dari teori keagenan adalah bahwa komisaris independen dibutuhkan pada dewan komisaris untuk mengawasi dan mengontrol tindakan­ tindakan direksi, sehubungan dengan perilaku oportunistik mereka (Jensen dan Meckling, 1976). Komisaris Independen dapat melaksanakan fungsi monitoring untuk mendukung pengelolaan perusahaan yang baik dan menjadikan laporan keuangan lebih objektif (Kurniasih & Sari, 2013). Hasil penelitian Rachmithasari (2015) menyatakan komposisi komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance.

Di dalam laporan keuangan ada item dan nilai nominal dari pajak dan yang menghitung nilai nominal pajak tersebut adalah pihak dari perusahaan itu sendiri. Namun terkadang perusahaan dalam menghitung nilai pajak yang harus dibayarkan tidak sesuai dengan kenyataan tetapi tidak melanggar undang­undang perpajakan. Sehingga dengan adanya komisaris independen yang banyak akan mudah untuk memonitoring perusahaan dalam menjadikan laporan keuangan yang objektif. Komisaris independen juga menjadi penengah antara manajemen perusahaan dengan pemegang saham dan mengarahkan perusahaan menjalankan operasinya sesuai dengan aturan aturan yang berlaku. Dengan demikian perusahaan dalam menjalankan operasinya tidak akan tidak akan melakukan penghindaran pajak. Komisaris yang


(31)

21 banyak akan membuat perusahaan menjalankan operasinya lebih cenderung sesuai dengan aturan yang berlaku daripada komisasaris indepnden yang sedikit. Dari pernyataan di atas dapat diperoleh hipotesis sebagai berkut:

H3:Komisaris independen berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak

4. Pengaruh Komite Audit terhadap Penghindaran Pajak

Komite audit berfungsi memberikan pandangan mengenai masalah­masalah yang berhubungan dengan kebijakan keuangan, akuntansi dan pengendalian internal perusahaan (Mayangsari, 2003) dalam (Hanum & Zulaikha, 2013). Komite audit bertugas melakukan kontrol dan pengawasan terhadap proses penyusunan laporan keuangan perusahaan untuk menghindari kecurangan yang dilakukan oleh pihak manajemen (Prakosa, 2014). Berjalannya fungsi komite audit secara efektif memungkinkan pengendalian pada perusahaan dan laporan keuangan yang lebih baik serta mendukung good corporate governance (Andriyani, 2008). Hasil penelitian Fadhilah (2014) dan Annisa & Kurniasih (2012) menyatakan komite audit berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. Dari penelitian diatas menunjukkan bahwa komite audit membantu perusahaan dalam bidang keuangan ,sehingga komite tentunya juga membantu dalam laporan laba rugi perusahaan yang mana juga berkaitan dengan pembayaran pajak. Dengan komite audit membantu hal tersebut maka laporan keuangan dimungkinkan akan lebih akurat. Dari pernyataan tersebut diperoleh hipotesis sebagai berikut:


(32)

22 5. Pengaruh Leverage terhadap Penghindaran Pajak

Perusahaan melakukan utang kepada pihak lain bertujuan untuk dapat menjalankan operasi perusahaannya dengan maksimal. Namun dengan adanya utang perusahaan tersebut, maka bank atau pihak yang meminjamkan utang kepada perusahaan tersebut akan memantau perusahaan tersebut agar tidak melakukan kecurangan. Sehingga semakin besar utang perusahaan, semakin besar pihak yang memberi pinjaman dalam memantau atau mengawasi perusahaan tersebut karena kekhawatiran perusahaan atau pihak pemberi utang akan utangnya jika tidak terlunasi. Hal ini akan membuat perusahaan yang memiliki utang yang besar akan berhati­hati dalam pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan ini berkaitan dengan penghindaran pajak. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa semakin besar utang perusahaan, semakin rendah penghindaran pajak. Maka dapat diperoleh hipotesis sebagai berikut:

H5:Leverage berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak

6. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak

Kurniasih dan Sari (2013: 65) melakukan penelitian atas pengaruh ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak. Hasilnya ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Richardson dan Lanis (2007) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap penghindaran pajak. Dari hasil penelitian di atas ,menunjukkan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan


(33)

23 negatif. Perusahaan yang ukurannya besar, tentunya memiliki asset yang besar. Sehingga dengan memiliki asset yang besar maka perusahaan tersebut akan menghasilkan beban penyusutan yang besar. Dengan beban penyusutan yang besar maka akan mengurangi laba perusahaan. Jika laba perusahaan berkurang maka pembayaran pajak juga berkurang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingginya aset akan mengurangi pembayaran pajak. Dari pernyataan di atas dapat diperoleh hipotesis sebagai berikut:

H6:Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak

7. Pengaruh Kualitas Audit terhadap Penghindaran Pajak

Kualitas audit adalah segala kemungkinan yang dapat terjadi saat auditor mengaudit laporan keuangan klien dan menemukan pelanggaran atau kesalahan yang terjadi dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan ( Dewi dan Jati ,2014). Dari pengertian diatas menjelaskan bahwa auditor bertugas mengaudit laporan keuangan dan melaporkan kesalahan dan pelanggaran. Transparasi terhadap pemegang saham dapat dipenuhi dengan melaporkan hal­hal yang terkait dengan pajak. Salah satu pelanggaran yang terjadi adalah penghindaran pajak. Maka dari itu ,transparansi yang dilakukan oleh perusahaan harus dilakukan. Peningkatan transparansi terhadap pemegang saham dalam hal pajak semakin dituntut oleh otoritas publik (Sartori , 2010). Dari pernyataan diatas dapat diperoleh hipotesis sebagai berikut:


(34)

24 8. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Penghindaran Pajak

Wahidahwati (2002: 5) menyatakan bahwa kepemilikan institusional merupakan persentase saham yang dimiliki oleh pihak institusi perusahaan pada akhir tahun. Hasil penelitian Ngadiman & Puspitasari (2014) menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terhadap tax avoidance. Perusahaan bertanggung jawab atas pemegang saham, oleh karena itu pemilik institusi memastikan perusahaan menjalankan perusahaan dengan baik dan sesuai aturan yang berlaku. Sehingga semakin besar saham yang dimiliki intansi ,semakin besar pula pengawasan yang dilakukan oleh instansi tersebut. Dengan besarnya pengawasan yang dilakukan oleh intansi ,akan mengurangi manajer dalam melakukan kecurangan. Salah satu kecurangan tersebut adalah melakukan penghindaran pajak. Dari pernyataan diatas dapat diperoleh hipotesis sebagai berikut :

H8:Kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak


(35)

25 C. MODEL PENELITIAN

Berdasar uraian telaah literatur tersebut, rerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat dalam gambar berikut ini:

Dasar pijakan teori dari variabel­variabel yang dikaji pada penelitian ini dikelompokkan dalam variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen pada penelitian ini adalah penghindaran pajak. Variabel independennya meliputi profitabilitas, kepemilikan keluarga, corporate governance, leverage, ukuran perusahaan, kualitas audit, dan kepemilikan intitusional.

Profitabilitas

Kepemilikan Keluarga

Kualitas Audit Ukuran Perusahaan

Corporate Governance

Leverage

Kepemilikan Institusional

Penghindaran Pajak

Gambar 1 Rerangka Pemikiran


(36)

26 BAB III

METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian

Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2013­2015 dan melaporkan laporan keuangan secara berkala. Penelitian ini menggunakan perusahaan yang telah memenuhi kriteria sampelnya adalah perusahaan aktif dan data lengkap, menggunakan nilai mata uang rupiah, nilai laba positif dan nilai Cash Effective Tax Ratenya kurang dari satu (CETR< 1). Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan auditan dan data kepemilikan perusahaan melalui website BEI.

B. Jenis Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yaitu jenis data yang didapat melalui perantara atau pihak ketiga dengan kata lain tidak langsung didapat dari sumbernya. Data sekunder yang dijadikan sampel adalah laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu www.idx.co.id.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah metode purposive sampling dengan kriteria tertentu. Kriteria sampelnya


(37)

27 adalah perusahaan aktif dan data lengkap, menggunakan nilai mata uang rupiah, nilai laba positif dan nilai Cash Effective Tax Ratenya kurang dari satu (CETR< 1)

D. Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan menggunakan penelusuran data sekunder melalui metode dokumentasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan tahunan yang terdaftar di BEI dan situs www.idx.co.id yang diperoleh dengan cara men­download.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penghindaran pajak sebagai variabel dependen. Penghindaran pajak, merupakan usaha untuk mengurangi, atau bahkan meniadakan hutang pajak yang harus dibayar perusahaan dengan tidak melanggar undang­undang yang ada. Pengukuran Tax Avoidance dalam penelitian ini menggunakan model Cash Effective Tax Rate (CETR) yang diharapkan mampu mengidentifikasi keagresifan perencanaan pajak perusahaan yang dilakukan menggunakan perbedaan tetap maupun perbedaan temporer (Chen et al. 2010) dengan rumus sebagai berikut:


(38)

28

2. Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang memengaruhi variabel dependen. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan profitabilitas, kepemilikan keluarga,corporate governance, leverage, ukuran perusahaan, kualitas audit, dan kepemilikan institusional ksebagai variabel independennya.

Profitabilitas, diproksikan dengan menggunakan Return On Assets yaitu perbandingan antara laba bersih dengan total aset pada akhir periode, yang digunakan sebagai indikator kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Kurniasih & Sari, 2013), dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Kepemilikan keluarga, penelitian ini menggunakan definisi kepemilikan keluarga yang digunakan oleh Arifin (2003), yaitu semua individu dan perusahaan yang kepemilikannya tercatat (kepemilikan > 5% wajib dicatat), yang bukan perusahaan publik, negara, institusi keuangan, dan publik (individu yang kepemilikannya tidak wajib dicatat). Kepemilikan keluarga merupakan dummy variable, bernilai 1 jika proporsi kepemilikan keluarga > 50%, dan bernilai 0 jika sebaliknya.


(39)

29 Corporate govenance, diukur dengan dua proksi, yakni proksi komposisi komisaris independen dan proksi keberadaan komite audit. Proksi komposisi komisaris independen diukur menggunakan persentase jumlah komisaris independen terhadap jumlah total komisaris dalam susunan dewan komisaris perusahaan sampel tahun amatan (Andriyani, 2008). Variabel komite audit diukur dengan jumlah total anggota komite dalam suatu perusahaan (Hanum & Zulaikha, 2013).

Leverage, merupakan sumber pendanaan eksternal dari utang jangka panjang. Variabel leverage diukur dengan menggunakan rasio antara total kewajiban jangka pajang dengan total asset perusahaan (Brad Badertscher at.all, 2009). Leverage merupakan rasio yang mengukur kemampuan utang baik jangka panjang maupun jangka pendek membiayai aktiva perusahaan (Kurniasih & Sari, 2013). Dalam penelitian ini leverage diukur dari total utang baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan total debt to equity ratio dengan rumus sebagai berikut:

Ukuran perusahaan, Ferry dan Jones (1979) mendefinisikan ukuran perusahaan sebagai gambran besar kecilnya perusahaan. Menurut Jogiyanto (2000) ukuran perusahaan ditunjukkan melalui log total aktiva, dinilai lebik baik karena ukuran perusahaan ini memiliki tingkat kestabilan yang lebih dibandingkan proksi­ proksi yang lainnya dan cenderung berkesinambungan antar periode satu dengan


(40)

30 periode berikutnya. Variabel ukuran perusahaan (Size) diukur dengan menggunakan natural logarithm total assets.(Guire. et.all, 2011).

Kualitas audit yang diproksikan dengan akrual lancar dan telah digunakan beberapa peneliti sebelumnya (Myers et al., 2003; Manry et al., 2008; dan Giri, 2010). Myers et al. (2003) menyatakan bahwa tingginya tingkat akrual berhubungan positif dengan kegagalan audit serta kurangnya konservatisme auditor. Tingkat akrual yang rendah diasosiaskan dengan tingginya tingkat konservatisme yang dimiliki seorang auditor sehingga dipandang dapat meningkatkan kualitas audit. Adapun akrual lancar dapat dirumuskan sebagai berikut:

Akrual Lancar = (ΔAL –ΔKAS) –(ΔLL ­ ΔLJP)

Keterangan:

ΔAL = Perubahan aset lancar

ΔKas = Perubahan kas dan ekuivalen kas ΔLL = Perubahan liabilitas lancar

ΔLJP = Perubahan dalam utang wesel jangka pendek dan utang jangka panjang yang akan jatuh tempo

.

Kepemilikan institusional merupakan proporsi kepemilikan saham oleh institusi pendiri perusahaan, bukan institusi pemegang besar kecilnya kepemilikan institusional maka akan mempengaruhi kebijakan agresif yang dilakukan oleh perusahaan. Dalam penelitian ini kepemilikan institusional diukur menggunakan


(41)

31 presentase (Khurana: 2009). Kepemilikan institusional dapat diukur dengan menggunakan rasio sebagai berikut :

F. Uji Kualitas Instrumen dan Data 1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata­rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, SUM, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi).

2. Uji Kualitas Data

Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji kualitas data yaitu uji asumsi klasik. Terdapat empat uji asumsi klasik yang akan dilakukan yaitu :

a) Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Cara untuk megetahui apakah data tersebut terdistribusi secara normal atau tidak yaitu dengan uji statistik non­parametrik Kolmogorov­Smirnov (K­S). Data terdistribusi normal apabila


(42)

32 hasil Kolmogorov­Smirnov menunjukkan nilai signifikan diatas 0,05 (Ghozali, 2006).

b) Uji multikolinieritas

Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Cara untuk mengetahui apakah terjadi multikolonieritas atau tidak yaitu dengan melihat nilai Tolerancapital employed dan Variancapital employed Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregresi terhadap variabel independen lainnya. Tolerancapital employed mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai Tolerancapital employed yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerancapital employed). Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerancapital employed atau VIF, jika VIF < 10 dan nilai tolerancapital employed > 0,1 maka data bebas multikolinieritas.

c) Uji Autokorelasi

Tujuan uji autokorelasi adalah menguji tentang ada tidaknya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan


(43)

33 periode t­1 pada persamaan regresi linear. Apabila terjadi korelasi maka menunjukkan adanya problem autokorelasi. Problem autokorelasi mungkin terjadi pada data timeseries (data runtun waktu). Autokorelasi diuji dengan menggunakan Run Test, α yang ditentukan adalah 5%, maka jika hasil run test lebih besar daripada 0,05 maka data yang dipergunakan cukup random sehingga tidak terdapat masalah otokorelasi pada data yang diuji. d) Uji Heteroskedastisitas.

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian (Heteroskedastisitas) atau data mempunyai varian yang sama (Homoskedastisitas). Model regresi yang baik adalah apabila tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan metode glejtser. Jika nilai sig > α (0,05) maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011).

G. Uji Hipotesis dan Analisis Data

Model analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda dimaksudkan untuk menguji sejauh mana dan bagaimana arah variabel­variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Model persamaan regresi tersebut sebagai berikut: Y


(44)

34 = + 1��1+ 2��2+ 3��3+ 4��4+ 5��5+ 6��6+ 7��7+

8��8+ Keterangan:

Y = Tax Avoidance (CETR)

α = Konstanta

X

1 = Profitabilitass (ROA) X

2 = Kepemilikan Keluarga X

3 = Komisaris Independen X

4 = Komite Audit X

5 = Leverage X

6 = SIZE X

7 = Kualitas Audit

X8 = Kepemilikan Institusional e = error

Untuk mengetahui pengaruh antara variabel­variabel independen terhadap variable dependen maka dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan alat analisis SPSS 20.0. Pengujian hipotesis tersebut diantaranya menggunakan :


(45)

35 1. Uji koefisien determinasi (Adjusted R2)

Uji koefisien determinasi dilakukan untuk melihat kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi perubahan variabel dependen. Koefisien determinasi dapat dilihat dari nilai Adjusted R2 dimana untuk menginterpretasikan besarnya nilai koefisien determinasi harus diubah dalam bentuk presentase, kemudian sisanya (100%­ persentase koefisien determinasi) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model.

2. Uji Parsial (Nilai t)

Uji nilai t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial atau individu. Pengujian ini juga menggunakan nilai sig, yaitu hipoteis diterima jika sig < α (0,05) artinya terdapat pengaruh secara parsial variabel independen terhadap variabel dependen, dan tidak jika nilai sig > α (0,05).


(46)

36 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Perusahaan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013­2015. Berdasarkan metode purposive sampling diperoleh 28 perusahaan dan 84 laporan tahunan perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria.

B. Deskriptif Data Perusahaan

Data yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 84 sampel. Data dalam penelitian ini dilakukan melalui tahap perhitungan outlier. Outlier adalah kasus atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi­observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi (Ghozali: 2009). Penelitian ini menggunakan outlier metode casewise list. Casewise list menghasilkan daftar data yang tidak fit dengan model atau yang menyimpang terlalu jauh dari data lainnya. Data ini mengakibatkan model menjadi kurang baik sehingga harus dikeluarkan dari model penelitian. Secara spesifik data terkena Autokorelasi sehingga data harus dihilangkan. Data yang terkena


(47)

37 outlier berjumlah 9 sampel sehingga data yang tersisa dari 84 sampel menjadi 75 sampel.

Tabel 4.1

Proses Pemilihan Sampel

No Keterangan

Tahun

2013 2014 2015

1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 136 145 151 2 Perusahaan yang datanya tidak lengkap (99) (101) (107) 3 Perusahaan yang memenuhi kriteria sampel 28 28

28

4 Sampel Perusahaan sebelum outlier 84

5 Data Outlier 9


(48)

38 C. Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif pada penelitian ini menyajikan jumlah data, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata­rata (mean), dan standar deviation. Adapun statistik deskriptif disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.2

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N

Minimu m

Maximu

m Mean

Std. Deviation

CETR 75 .14 .56 .2731 .08573

ROA 75 .00 .39 .0862 .07544

K.KEL 75 0 1 .23 .421

KOMISARIS 75 .29 .80 .3827 .09121

KOMITE 75 0 5 2.97 .519

LEVERAGE 75 .07 5.15 .9106 1.01367

SIZE 75 25.62 32.80 28.0390 1.53706

AL 75 21.55 29.55 24.7305 1.64720

K.INS 75 .00 1.79 .6612 .28490

Valid N

(listwise) 75

Table 4.2 merupakan table yang memberikan gambaran statistic deskriptif dari setiap variable penelitian. Jumlah pengamatan dalam penelitian ini 75 sampel. Variable penghindaran pajak (CETR) memiliki nilai minimum sebesar .14; nilai maksimum .56; nilai rata­rata .2731; niali standar deviasi 0,08573. Untuk variable independen yaitu:


(49)

39 1. Variabel Profitabilitas (ROA) memiiki nilai minimum 0,00; nilai

maksimum 0,39; nilai rata­rata 0,0862; nilai standar deviasi 0,07544. 2. Variabel Kepemilikan Keluarga (K.KEL) memiliki nilai minimum 0; nilai

maksimum 1; nilai rata­rata 0,23; dan nilai standar deviasi sebesar 0,421. 3. Variabel Komisaris Independen (KOMISARIS) memiliki nilai minimum

0,29; nilai maksimum 0,80; nilai rata­rata 32,80; dan nilai standar deviasi 0,09121.

4. Variabel Komite Audit (KOMITE) memiliki nilai minimum 0; nilai maksimum 5; nilai rata­rata 2,97; dan nilai standar deviasi sebesar 0,519. 5. Variabel Leverage (LEVERAGE) memiliki nilai minimum 0,07; nilai

maksimum 5,15; nilai rata­rata 0,9106; dan nilai standar deviasi 1.01367 6. Variabel Ukuran Perusahaan (Size) memiliki nilai minimum 25.62; nilai

maksimum 32,80; nilai rata­rata 28.0390; dan nilai standar deviasi sebesar 1,53706.

7. Variabel Kualitas Audit (AL) memiliki nilai minimum 21,55; nilai maksimum 29,55; nilai rata­rata 24,7305; dan nilai standar deviasi sebesar 1,64720.

8. Variabel Kepemilikan Instutisional(K.INS) memiliki nilai minimum 0,00; nilai maksimum 1,79; nilai rata­rata 0,6612; dan nilai standar devisasi sebesar 0,28490.


(50)

40 D. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Hasil pengujian Normalitas disajikan pada tabel 4.3 : Tabel 4.3

Hasil Uji Asumsi Klasik

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardi zed Residual

N 75

Normal

Parameters(a,b)

Mean .0000000

Std. Deviation .07559915 Most Extreme

Differences

Absolute .156

Positive .156

Negative ­.091

Kolmogorov­Smirnov Z 1.354

Asymp. Sig. (2­tailed) .051

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Sumber: Output Spss

Nilai Asymp Sig (2­tailed) yang diperoleh melalui uji one­sample Kolmogorov­smirnov (KS) sebesar 0,051 menunjukkan lebih besar dari α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal.


(51)

41 2. Uji Multikolinearitas

Hasil pengujian Multikolinearitas disajikan pada tabel 4.4 sebagai berikut :

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta

Toleranc

e VIF

1 (Constant) .500 .197 2.544 .013

ROA ­.109 .151 ­.096 ­.718 .475 .665 1.505

K.KEL .016 .031 .079 .518 .606 .502 1.993

KOMISRIS ­.024 .112 ­.025 ­.211 .834 .831 1.203

KOMITE .006 .019 .038 .329 .743 .892 1.121

LEVERE .030 .010 .355 2.876 .005 .775 1.290

SIZE ­.009 .007 ­.162 ­1.250 .216 .705 1.418

AL .000 .000 .065 .580 .564 .937 1.068

K.INS ­.011 .047 ­.037 ­.236 .814 .480 2.083

a Dependent Variable: CETR Sumber: Output Spss

Tabel 4.4 menunjukkan nilai tolerance menunjukkan semua variabel independen dalam penelitian ini lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF (Variance Inflation Factor) untuk semua variabel kurang dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas.


(52)

42 3. Uji Heteroskedastisitas

Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan metode glejser, disajikan pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5

Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients(a)

Mode

l

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B

Std.

Error Beta

1 (Constant) .175 .131 1.339 .185

ROA ­.168 .100 ­.229 ­1.671 .100

K.KEL .006 .021 .049 .310 .757

KOMISARS ­.005 .074 ­.008 ­.065 .949

KOMITE .008 .013 .078 .664 .509

LEVERAGE .004 .007 .078 .612 .543

SIZE ­.006 .005 ­.160 ­1.201 .234

AL .000 .000 .180 1.564 .123

K.INS .031 .031 .161 .997 .323

a Dependent Variable: Abs_Res

Sumber: Output Spss

Hasil uji glejser menunjukkan tidak satupun variabel bebas yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat. Hal ini terlihat dari tingkat probabilitas signifikansi di atas 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.


(53)

43 4. Uji Autokorelasi

Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (D-W), disajikan pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin­ Watson

1 .472(a) .222 .128 .08004990 2.121

a Predictors: (Constant), K.INS, ROA, AL, KOMITE, KOMISARIS, LEVERAGE, SIZE, K.KEL

b Dependent Variable: CETR

Dalam penelitian ini mendapatkan bahwa data yang digunakan tidak terjadi autokorelasi. Dari tabel di atas pada model persamaan menunjukkan bahwa nilai sebesar

D­W = du < dw < 4­du (1.867< 2.121< 4 ­1.867) 1.867 <2.121< 2,133 berarti model regresi tidak terjadi autokorelasi


(54)

44 E. Uji Hipotesis

1. Uji Pengaruh Simultan Uji Nilai F

Hasil uji nilai F disajikan pada tabel 4.7 sebagai berikut : Tabel 4.7

Hasil Uji Nilai F ANOVA(b) Mode

l

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression .121 8 .015 2.358 .027(a)

Residual .423 66 .006

Total .544 74

a Predictors: (Constant), K.INS, ROA, AL, KOMITE, KOMISARIS, LEVERAGE, SIZE, K.KEL

b Dependent Variable: CETR

Sumber: Output Spss

Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh nilai signifikansi (0,027) < alpha (0,05) yang berarti terdapat pengaruh secara bersama­sama variabel independen dalam hal ini profitabilitas, kepemilikan keluarga, komisaris independen, komite audit, leverage, ukuran perusahaan, kualitas audit, dan kepemlikan institusional.


(55)

45 2. Uji Parsial Uji Nilai t

Hasil uji nilai t adalah sebagai berikut : Tabel 4.8 Hasil Uji Nilai t

Coefficients(a) Mode

l

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .500 .197 2.544 .013

ROA ­.109 .151 ­.096 ­.718 .475

K.KEL .016 .031 .079 .518 .606

KOMISARIS ­.024 .112 ­.025 ­.211 .834

KOMITE .006 .019 .038 .329 .743

LEVERAGE .030 .010 .355 2.876 .005

SIZE ­.009 .007 ­.162 ­1.250 .216

AL .000 .000 .065 .580 .564

K.INS ­.011 .047 ­.037 ­.236 .814

a Dependent Variable: CETR Sumber: Output Spss

Dari tabel 4.8. dapat dirumuskan persamaan regresi sebagai berikut:

CETR = 0,500­0,109 (ROA) +0,016 (K.KEL) ­0,024 (KOMISARIS) + 0,006 (KOMITE) +0,030 (LEVERAGE) ­0,009 (SIZE) +0,000 (AL) ­0,011 (K.INS) + e


(56)

46 Hasil pengujian terhadap hipotesis­hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

a. Profitabilitas terhadap Penghindaran pajak

Berdasarkan tabel 4.8. menunjukkan profitablitas memiliki nilai koefisien regresi sebesar ­.109 dengan signifikansi sebesar 0,475> alpha (0,05) sehingga profitabilitas tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Karena memiliki signifikansi lebih dari alpha maka hipotesis keempat ditolak..

b. Kepemilikan Keluarga terhadap Penghindaran Pajak

Berdasarkan tabel 4.8. menunjukkan kepemilikan keluarga memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,016 dengan signifikansi sebesar 0,606> alpha (0,05) sehingga kepemilikan keluarga tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Karena memiliki signifikansi lebih dari alpha maka hipotesis keempat ditolak..

c. Komisaris Independen terhadap Penghindaran pajak

Berdasarkan tabel 4.8. menunjukkan komisaris independen memiliki nilai koefisien regresi sebesar ­0,024 dengan signifikansi


(57)

47 sebesar 0,834< alpha (0,05) sehingga komisaris independen tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Karena memiliki signifikansi lebih dari alpha maka hipotesis ketiga ditolak..

d. Komite Audit terhadap Penghindaran pajak

Berdasarkan tabel 4.8. menunjukkan komite audit memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,006 dengan signifikansi sebesar 0,743< alpha (0,05) sehingga komite audit tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Karena memiliki signifikansi lebih dari alpha maka hipotesis keempat ditolak.

e. Leverage terhadap Penghindaran pajak

Berdasarkan tabel 4.8. menunjukkan Leverage memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,030 dengan signifikansi sebesar 0,005< alpha (0,05) sehingga leverage berpengaruh positif terhadap CETR. Namun CETR berbanding terbalik dengan penghindaran pajak sehingga jika CETR positif maka penghindaran pajak negatif. Oleh karena itu, hipotesis kelima diterima.

f. Ukuran Perusahaan terhadap Penghindaran pajak

Berdasarkan tabel 4.8. menunjukkan ukuran perusahaan memiliki nilai koefisien regresi sebesar ­0,009 dengan signifikansi sebesar 0,216< alpha (0,05) sehingga ukuran perusahaan tidak berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak. Karena memiliki signifikansi lebih dari alpha maka hipotesis keenam ditolak.


(58)

48 g. Kualitas Audit Terhadap Penghindaran pajak

Berdasarkan tabel 4.8. menunjukkan kualitas audit memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,000 dengan signifikansi sebesar 0,564< alpha (0,05) sehingga kualitas audit tidak berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak. Karena memiliki signifikansi lebih dari alpha maka hipotesis ketujuh ditolak.

h. Kepemilikan Institusional Terhadap Penghindaran pajak

Berdasarkan tabel 4.8. menunjukkan kepemilikan institusional memiliki nilai koefisien regresi sebesar ­.011dengan signifikansi sebesar 0,814< alpha (0,05) sehingga kepemilikan institusional tidak berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak .Karena memiliki signifikansi lebih dari alpha maka hipotesis keempat ditolak..


(59)

49 TABEL 4.9

Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis

Kode Hipotesis Hasil

H1

Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap

penghindaran pajak Ditolak

H2

Kepemilikan Keluarga tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak

Ditolak

H3 Komisaris Independen tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak

Ditolak

H4

Komite Audit tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak

Ditolak

H5

Leverage berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak

Diterima

H6

Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap

penghindaran pajak Ditolak

H7

Kualitas Audit tidak berpengaruh terhadap

penghindaran pajak Ditolak

H8

Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh


(60)

50 3. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Hasil uji koefisien determinasi adalah sebagai berikut : Tabel 4.10

Hasil Uji Determinasi Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin­ Watson

1 .472(a) .222 .128 .08004990 2.121

a Predictors: (Constant), K.INS, ROA, AL, KOMITE, KOMISARIS, LEVERAGE, SIZE, K.KEL

b Dependent Variable: CETR Sumber: Output Spss

Dari hasil tabel 4.10 tersebut diketahui bahwa nilai Adjusted R2 sebesar 0,128 atau 12,8%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel dependen penghindaran pajak dapat dijelaskan sebesar 12,8% oleh variabel­variabel independen yaitu profitabilitas, kepemilikan keluarga, komisaris independen, komite audit, leverage, ukuran perusahaan, kualitas audit, dan kepemilikan institusional. Sedangkan sisanya sebesar 88,2 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.


(61)

51 F. Pembahasan

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan terhadap beberapa hipotesis dalam penelitian ini, hasilnya menunjukkan bahwa tidak semua variabel independen dalam penelitian ini berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu penghindaran pajak. Variabel independen yang terbukti berpengaruh terhadap penghindaran pajakadalahvariabel leverage.

1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Penghindaran Pajak

Hipotesis yang pertama membuktikan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak, artinya hipotesis ini ditolak. Profitabilitas merupakan kemampuan keuangan perusahaan dalam memperoleh laba dengan memanfaatkan aset yang dimiliki. Salah satu indikasi tingginya profitabilitas adalah ROA, semakin tinggi ROA semakin tinggi kinerja keuangan perusahaan. Terbukti setelah diukur dengan ROA, profitabilitas tidak memberikan pengaruh terhadap penghindaran pajak dikarenakan kemungkinan besar beberapa perusahaan melakukan manajemen laba sehingga tidak bisa diketahui laba yang sebenarnya. Karena tidak bisa mengetahui laba yang sebenarnya, maka tidak bisa diketahui pengaruh profitabilitas terhadap penghindaran pajak.


(62)

52 Selain itu tingginnya profitabilitas, dimana laba yang didapat oleh perusahaan tinggi memungkinkan perusahaan memberikan kesejahteraan kepada KAP yang melakukan audit di perusahaan tersebut sehingga keakuratan laporan keuangan yang sudah diaudit kurang dapat dipercaya. Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Prakosa (2014) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak. Namun sejalan dengan penelitian (Rego dan Wilson, 2012) yang menyatakan bahwa profotabilitas tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak

2. Pengaruh Kepemilikan Keluarga terhadap Penghindaran Pajak

Hipotesis yang kedua membuktikan bahwa kepemilikan keluarga tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Kepemilikan keluarga adalah kepemilikan saham yang mayoritas dimiliki oleh keluarga di suatu perusahaan. Perusahaan yang didominasi oleh keluarga dimungkinkan tidak akan melakuakan penghindaran pajak karena jika diketahui perusahaan melakukan penghindaran pajak maka perusahaan akan merasa malu dengan tujuan untuk menjaga reputasinya. Hal ini tidak terbukti dikarenakan kemungkinan reputasi keluarga bukan menjadi suatu hal yang penting dan bukan menjadi prioritas utama, namun lebih mengutamakan laba yang maksimal sehingga perusahaan melakukan penghindaran pajak atau tidak menjadi hal yang diabaikan. Dan kemungkinan lain adalah saham yang tercatat di perusahaan adalah


(1)

institusinya mengalami kerugian dan mungkin kepemilikan saham dari institusi di suatu perusahaan hanya sebagai penghasilan tambahan dari institusi itu sendiri dan kepemilikan institusional mempercayakan dewan komisaris dalam hal pengawasan sehingga kepemilikan institusi tidak begitu peduli kebijakan­ kebijakan yang dibuat oleh manajemen perusahaan. Selain itu mungkin kepemilikan institusional tidak bisa mengontrol manajemen perusahaan sehingga pemilik institusi tidak terlalu memperhatikan apakah perusahaan melakukan manajemen laba atau tidak.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah profitabilitas, kepemilikan keluarga, corporate govrnance, leverage, ukuran perusahaan, kualitas audit, dan kepemilikan institusional. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan purposive sampling diperoleh sebanyak 25 perusahaan dengan 75 laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2013 – 2015.

Berdasarkan analisis data, beberapa pengujian yang telah dilakukan dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan dari penelitian sebagai berikut :

1. Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak

2. Kepemilikan keluarga tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. 3. Komisaris independen tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak 4. Komite audit tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak


(2)

6. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak 7. Kualitas Audit tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak’

8. Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan serta simpulan tersebut, maka peneliti memberikan saran

1. Penelitian selanjutnya bisa melakukan penelitian dengan membandingkan negara lain.

2. Penelitian selanjutnya bisa mempertimbangan variable­variabel lain yang berpengaruh terhadap penghindaran pajak dalam laporan tahunan.

3. Memperluas objek penelitan, tidak hannya perusahaan manufaktur saja tetapi semua jenis perusahaan. Sehingga bisa membandingkan indeks pengungkapan dari berbagai jenis perusahaan.

4. Menambahkan variabel moderating yaitu manajemen laba

DAFTAR PUSTAKA

Aditomo, D. (2009). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Kepemilikan Keluarga dan Kepemilikan Asing terhadap Nilai Perusahaan“Studi Empiris pada Perusahaan Public yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2008”. Tesis.Depok Jakarta:Program Studi MAKSI, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.


(3)

Anderson, R. Dan Reeb, D. 2003. Founding Family Ownership and Firm Performance: Evidence from the S&P 500. Journal of Finance 58, 1301-1328.

Andriyani, Ni Ketut. 2008. Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS), Mekanisme Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Leverage pada Kualitas Laba (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2007). Skripsi. Denpasar: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

Annisa, Nuralifmida Ayu dan Kurniasih, Lulus. 2012. Pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance. Jurnal Akuntansi & Auditing Vol. 8 No. 2

Arifin, Z. 2003. Masalah Agensi dan Mekanisme Kontrol pada Perusahaan dengan Struktur Kepemilikan Terkonsentrasi yang Dikontrol Keluarga: Bukti dari Perusahaan Publik di Indonesia. Disertasi. Depok, Jakarta: Program Studi Ilmu Manajemen Pascasarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.

Bovi, Maurizio. 2005. Book-Tax Gap, An Income Horse Race. Working Paper No. 61, Desember 2005.

Chen, K. P, dan Chu, C. Y. C. 2010. Internal Control vs External Manipulation: A Model of Corporate Income Tax Evasion. Rand Journal of Economics. Dewi, Ni Nyoman Kristiana dan I Ketut Jati. 2014. “Pengaruh Karakter

Ekdekutif, Karakteristik Perusahaan, dan Dimensi Tata Kelola Perusahaan yang Baik Pada Tax Avoidance di Bursa Efek Indonesia”. ISSN: 2302­8556. E­Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6.2 (2014):249­260.

Dyreng, Scott D.; Hanlon, Michelle; Maydew Edward L, 2008, Long-Run Corporate Tax Avoidance, The Accounting Review, 83, 61­82.

Fadhilah, Rahmi. 2014. Pengaruh good corporate governance terhadap tax

avoidance (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2009­2011). Padang: Universitas Negeri Padang.

Friese, A., S. Link, dan S. Mayer. 2006. Taxation and Corporate Governance. Working Paper.

Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.


(4)

Hanum, H. R., & Zulaikha. (2013). Pengaruh Karakteristik Corporate

Governance terhadap Effective Tax Rate (Studi Empiris pada BUMN yang Terdaftar di BEI 2009 ­ 2011). ISSN, 2, 1 ­ 10.

Haruman, Tendi. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Keputusan Keuangan dan Nilai Perusahaan: Survey pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Proceeding Simposium Nasional Akuntansi XI. 23­24 Juli 2008, Pontianak.

Jensen, Michael C., Meckling, William H. 1976. Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, Vol 3, No 4.

Kurniasih, T., & Sari, M. M. (2013). Pengaruh Profitabilitass, Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, dan Kompensasi Rugi Fiskal pada Tax Avoidance.Buletin Studi Ekonomi , 18, 58 – 66

Mayangsari, Sekar. 2003. Analisis Pengaruh Independensi, Kualitas Audit, serta Mekanisme Corporate Governance terhadap Integritas Laporan Keuangan.Proceding Simposium Nasional Akuntansi VI. 16­17 Oktober 2003. Surabaya

Mc Guire, Sean; Wang, Dechun; Wilson, Ryan, 2011, Dual Class Ownership and Tax Avoidance, American Taxation Association Midyear Meeting: Jata Conference.

Prakosa, Kesit Bambang. 2014. Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga dan Corporate Governance terhadap Penghindaran Pajak Di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi XVII.

Ngadiman & Puspitasari ,Christiany.2014. Pengaruh Leverage, Kepemilikan Institusional, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) Pada Perusahaan Sektor Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2010-2012. Jurnal Akuntansi/Volume XVIII

Pahala Siahaan, Marihot. 2010. Hukum Pajak Elementer Konsep Dasar Perpajakan Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sari, D. K., & Martani, D. (2010). Karakteristik Kepemilikan Perusahaan, Corporate Governance, dan Tindakan Pajak Agresif. Proceeding Simposium Nasional Akuntansi 13, Padang, hal.1 ­ 34.

Siregar, S.V.N.P. 2005. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance terhadap Pengelolaan Laba (Earnings Management), dan Kekeliruan Penilaian Pasar.


(5)

Disertasi.Depok, Jakarta:Program Studi Ilmu Manajemen Pascasarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia,

Rachmithasari, Annisa Fadilla. 2015. Pengaruh return on assets, leverage, corporate governance, ukuran perusahaan, dan kompensasi rugi fiskal pada tax avoidance (Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011­2013). Universitas Muhammadiyah Surakarta: Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta Rego, Baderstscher and Wilson, Katz Sharon, S 2012. The Separation od

Ownership and Control and Corporate Tax Avoidance. Journal of Financial Economics 56, 228­ 250.

Richardson, G., dan Lanis, R. 2007. Determinants of The Variability in Corporate Effective Tax Rates and Tax Reform: Evidence from Australia. Journal of Accounting and Public Policy, 26 (2007), 689­704.

Rustiarini, Ni Wayan. 2012. Komite audit dan kualitas audit: kajian berdasarkan karakteristik, kompetensi, dan aktivitas komite audit. Banjarmasin. Simposium Nasional Akuntansi XV

Sari, D. K., & Martani, D. (2010). Karakteristik Kepemilikan Perusahaan, Corporate Governance, dan Tindakan Pajak Agresif. Proceeding Simposium Nasional Akuntansi 13, Padang, hal.1 ­ 34.

Siregar, S.V.N.P. 2005. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance terhadap Pengelolaan Laba (Earnings Management), dan Kekeliruan Penilaian Pasar.

Disertasi.Depok, Jakarta:Program Studi Ilmu Manajemen Pascasarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia,

Santoso, Titus Bayu. 2014. Pengaruh corporate governance terhadap penghindaran pajak perusahaan. Universitas Diponegoro: Skripsi. Universitas Diponegoro.

Sartori, Nicola. 2010. Effect of Strategic Tax Behaviors on Corporate Governance. www.ssrn.com

Siregar, S.V.N.P. 2005. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance terhadap Pengelolaan Laba (Earnings Management), dan Kekeliruan Penilaian Pasar. Disertasi.Depok, Jakarta:Program Studi Ilmu Manajemen Pascasarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia,

Tommy Kurniasih, Maria M. Ratna Sari. 2013. Pengaruh Return Turn On Asset (ROA), Laverage, Coorporate Governance, Ukuran Perusahaan dan


(6)

Kompensasi rugi Fiskal Pada Tax Avoidance. Buletin Studi Ekonomi, Volume 18, No. 1, Februari 2013

Uppal J.S., 2005, Kasus Penghindaran Pajak Di Indonesia, Economic Review Journal, 201.

Winata, Fenny .2014. Pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2013. Tax & Accounting Review, Vol. 4 No.1

Zimmerman, J. 1983. Taxes and Firm Size. Journal of Accounting and Economics, 5 (2), 119­149.

http://www.pajak.go.id/content/pengunduran­diri­sigit­p­pramudito­sebagai­ dirjen­pajak diunduh pada 2 Januari 2015 pukul 08.30 wib.


Dokumen yang terkait

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, UKURAN PERUSAHAAN, DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Pada Perusahaan LQ 45yang Terdaftar di BEI)

0 4 20

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, LEVERAGE, PROFITABILITAS DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Industry dan Manufacturing yang Terdaftar Di BEI Tahun 2013)

1 53 21

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN (FIRM SIZE), PROFITABILITAS, DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP DIVIDEN (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 10 20

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP RISIKO CORPORATE (Studi pada perusahaan farmasi yang tercatat di BEJ)

0 4 1

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL PROFITABILITAS DAN STRUKTUR ASET TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Kategori SRI-KEHATI Tahun 2009-2011)

0 14 59

IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012)

1 58 98

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, LEVERAGE, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Kasus pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015)

0 6 16

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LEVERAGE, UMUR PERUSAHAAN DAN KEPEMILIKAN PEMERINTAH TERHADAP PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL

2 5 22

PENGARUH LIKUIDITAS, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KUALITAS LABA (Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014) Riska Ananda

1 1 18

PENGARUH FINANCIAL DISTRESS, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI (Studi Empiris pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011- 2015)

0 1 14