SEJARAH SERIKAT BURUH PERKERETAAPIAN DI SUMATERA UTARA 1926-1970.

(1)

SEJARAH SERIKAT BURUH PERKRETAAPIAN DI

SUMATERA UTARA 1926-1970

Oleh :

RM MUSLIM SUHARTO CN

NIM. 3103121076

Program Studi Pendidikan Sejarah

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRAK

RM MUSLIM SUHARTO CN. NIM 3103121076. Sejarah Serikat Buruh Perkeretaapian di Sumatera Utara 1926-1970. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Sumatera Utara. Medan 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berdirinya Gerakan Buruh perkeretaapian dan dinamika nya setelah Belanda masuk dan membuka industri perkebunan dan kemudian didirikan perusahaan transportasi perkeretaapian di Sumatera Utara berkisar mulai tahun 1926-1970. Maka gerakan buruh perkeretaapian yang di lihat dari sudut pandang sosial bagaimana kaum buruh mendirikan serikat sebagai alat untuk menuntut hak mereka. Dengan menjelaskan kondisi Buruh Perkeretaapian saat era kolonial Belanda, Fasisme Jepang, Era Orde Lama dan menjelang Orde Baru di sumatera Utara. Untuk dapat mendapatkan data-data penelitian, maka peneliti menggunakan Penelitian Lapangan (Field Research) dan Studi Pustaka (Library Research). Kemudian tekhnik mengumpulkan data dilakukan dengan melakukan pengumpulan Dokumen, Arsip ke lokasi penelitian di kota Medan dan melakukan wawancara kepada tokoh-tokoh yang pernah dan memiliki kaitan dengan organisasi serikat buruh perkeretaapian di Sumatera Utara, seperti pensiunan PT.KAI, Ketua Serikat Pekerja Kereta Api Divre I SU/NAD, dan Tokoh Pers tahun 1965. Kesimpulan Penelitian serikat buruh kerta api ini peneliti mendapat pemahaman baru bahwa buruh transportasi merupakan organisasi buruh pertama di Indonesia, semangat solidaritas antara kaum buruh tidak hanya dalam melakukan tuntutan, tapi juga dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Tuntutan kaum buruh perkeretaapian tidak saja dirasakan oleh kaum buruh itu sendiri, tapi juga oleh kelompok lain. Disamping berjuang untuk hak normatif, buruh Kereta Api juga terlibat dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan di Sumatera Utara. Itu dibuktikan dengan hubungan mereka dengan Tentara dan Laskar dalam memeberikan logistik perang Medan Area dan Brandan Bumi Hangus. Semangat kaum buruh perkeretaapian ini adalah semangat untuk menjemput tatanan sosial yang sejahtera bagi umat manusia. Kata Kunci : Serikat Buruh, Perkeretaapian, Deli.


(6)

ii KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Penulisan skripsi ini merupakan satu bentuk manifestasi dari saya selaku manusia dan bagian dari lembaga pendidikan formal dalam pergaulan Civitas akademika Universitas Negeri Medan. Tentu menjadi satu kewajiban tersendiri bagi saya untuk dapat menyampaikan sekelumit kondisi pergaulan manusia pada era sekarang ini. Dengan hati yang rendah saya menyadari tentu disana sini banyak kesilapan yang saya lakukan dalam mengerjakan skripsi ini. Terutama bagi mereka yang membantu saya menyelesaikan kewajiban saya ini. Oleh karena saya tidak akan dapat menyelesaikannya tanpa bantuan dari Keluarga, teman dan Kolega saya yang dengan hati yang ikhlas membantu saya. Secara khusus saya ucapkan terimakasih kepada :

1. Allah Subhanahu Wa Ta’ala Tuhan Semesta Alam Yang Esa, yang

memberikan karunia akal dan pikiran kepada manusia.

2. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan, beserta staf jajarannya.

3. Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, beserta staf jajarannya.

4. Dra.Flores Tanjung M.A, selaku Ketua Jurusan di jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan, Dari ibu, ananda belajar, belajar kesantunan dan belajar arti pentingnya pelayanan, terima kasih ataspelajaran berharga yang telah diberikan. Dan juga terimakasih kepada seluruh dosen Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan. 5. Dr.Samsidar Tanjung, M.Pd. Ibu yang penuh budi dan kasih sayang

sekaligus Pembimbing Skripsi yang memotivasi saya untuk menyelesaikan Skripsi ini.

6. Kepada Drs. Yushar Tanjung M.Si, yang juga Dosen Pembimbing Akademik saya yang sedari awal memberikan dukungan dan kritik yang punya ciri tersendiri dalam menyampaikan kritik membangun pada


(7)

iii gagasan penulis yang tidak terang, untuk selanjutnya menunjukkan jalan dan melepas penulis untuk memilih sendiri keputusan yang mau diambil. 7. Dosen penguji dan pembanding skripsi. dan kepada Ibu Dra. Hafnita SD

Lubis, M.Si yang menyampaikan bahwa setiap temuan penelitian harus di adakan kritik sumber guna keobyektifannya. Pristi Suhendro Lukitoyo, S.Hum, M.Si, yang dengan sabar dan dalam kesibukannya, selalu tersenyum meskipun penulis selalu buat salah dalam keseharian, saran – saran perbaikan untuk pembuatan skripsi telah menyadarkan penulis bahwa skripsi ini harus mempunyai sumber dan landasan data yang kuat. 8. Ayahanda Aslan Nur Sitompul dan ibunda Nurhayati Br Panjaitan yang

tak lelah membimbing saya sejak kecil baik mengajarkan pengetahuan jasmani dan rohani hingga di berikan kesempetan untuk duduk di perguruan tinggi agar dapat menegerti tentang ilmu pengetahuan yang hakiki.

9. Bapak Astaman Hasibuan yang telah memberikan arahan kepada saya untuk dapat menyelesaikan skiprsi dengan data dan informasi dari beliau. Bapak Edi Sartimin yang telah bersusah payah merekonstruksi cerita kelam masa lalu dan dengan jujur dan tegas menyampaikan informasi. Dan bapak Adam selaku ketua SPKA DPD I Divre SU-NAD yang memberikan petunjuk akan sejarah kereta api dan buruhnya.

10.Kepada kawan-kawan Stanbuk 2010 terkhusus Kelas A Reguler , yang dengan segala suka duka memberikan pengalaman yang berkesan dalam hidup saya. Kawan-kawan dari Serikat Mahasiswa Indonesia Cabang Medan yang telah turut memberikan saya pendidikan luar kampus untuk mengasah analisa, pemikiran kritis dan jujur dalam setiap perbuatan, kepada Kawan-kawan Federasi Perjuangan Buruh Indonesia dan Serikat Pekerja Kereta Api Jabodetabek yang menginspirasi saya tentang semangat perjuangan untuk orang yang tidak mendapatkan keadilan dan hak-haknya, dan Persatuan Perjuangan Indonesia Kota Medan yang telah melatih saya untuk dekat dengan Rakyat dan Masyarakat kurang beruntung, Serta Kawan-kawan lain yang tidak dapat saya sebutkan satu


(8)

iv persatu dengan ikhlas dan jujurnya dalam membantu saya menyelesaikan skripsi ini dengan bantuan kritik, transportasi dan lain sebagainya.

Demikianlah sepatah kata dari saya dalam menghantarkan pembuka dalam skripsi saya yang berjudul Serikat Buruh Perkeretaapian Di Sumatera Utara 1926-1970, jika ada kekurangan dalam penulisan saya mohon maaf. Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Medan, 11 Januari 2016

RM MUSLIM SUHARTO CN NIM. 3103121076


(9)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 3

1.3. Pembatasan Masalah ... 4

1.4. Rumusan Masalah ... 4

1.5. Tujuan Penelitian ... 5

1.6. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Konsep ... 7

2.1.1. SejarahSerikatBuruh ... 7

2.1.2. Sejarah Buruh ... 10

2.1.3. Serikat Buruh ... 15

2.1.4. Transportasi Perkeretaapian ... 17


(10)

vi

2.2. Kerangka Berpikir ... 21

BAB III. METEDOLOGI PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian ... 23

3.2. Lokasi Penelitian ... 24

3.3. Sumber Data ... 24

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 26

3.5. Teknik Pengolahan Data ... 27

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Sumatera Utara ... 28

4.1.1.Sejarah Singkat Sumatera Utara ... 28

4.1.2. Lokasi dan Kondisi Geografis ... 31

4.1.3.Keadaan Demografi ... 33

4.2. Latar belakang berdirinya serikat buruh Perkeretaapian di Sumatera Utara ... 35

4.2.1. Berdirinya Perusahaan perkeretaapian di Hindia Belanda ... 37

4.2.2. Berdirinya Deli Spoorweg Maatschappij di Sum.Timur ... 38

4.2.3. Serikat Buruh Perkeretaapian di Hindia Belanda ... 45


(11)

vii 4.2.4.1.Fase Kolonial Belanda dan Fasis Jepang (1926-1945). 52 4.2.4.2.Fase Orde lama (1945-1965) ... 55 4.2.4.3.Fase Orde Baru (1965-1970) ... 59

4.3. Dinamika gerakan Serikat Buruh Perkeretaapian dalam Memperjuangkan hak-hak Kaum Buruh Kereta Api di Sumatera Utara tahun 1927-1970 ... 61

4.3.1.Aktifitas Organisasi Serikat Buruh Perkeretaapian di Sumatera Utara ... 62 4.3.1.1.Fase Kolonial Belanda dan Fasis Jepang (1926-1945). 62 4.3.1.2.Fase Orde lama (1945-1965) ... 66 4.3.2.Perjuangan Serikat Buruh Perkeretaapian di Sumatera Utara .. 69 4.4. Temuan Penelitian ... 76 BAB V PENUTUP

5.1.Kesimpulan ... 79 5.2.Saran ... 81 DAFTAR PUSTAKA ... 84 LAMPIRAN

1. Lampiran 1. Data Informan ... 86 2. Lampiran 2.Pedoman wawancara ... 87 3. Lampiran 3.Foto tentang Penelitian ... 88


(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Hadirnya corak Perkebunan di Deli memberikan karakter baru pada kehidupan sosial di Tanah Deli dari kehidupan yang didasarkan pada pertanian mulai bergeser dalam kehidupan perburuhan, mulai dari buruh pribumi dan orang luar.Masuknya pekerja luar yang dibawa oleh Tjong A Fie setelah berkenalan dengan Nienhuys kemudian masuklah orang-orang dari tiongkok untuk mengolah lahan, Menananam Benih Tembakau dan pekerja bangunan. Setelah memiliki cukup keuntungan dari perkebunan Tembakau Nienhyus memindahkan kantor Pusatnya ke Kampung Kesawan. Dalam perjalanan perkebunan Tembakau yang terus meluas di lokasi Sungai Wampu dan Sungai Ular tembakau yang di ikat dengan goni-goni yang cukup besar, menjadi satu sebab dibutuhkannya pengangkutan yang dapat mempermudah pengangkutan dari perkebunan hingga kepelabuhan Deli, dan dapat langsung dinaikkan ke kapal untuk di bawa ke Negeri Belanda sebagai pusat penjualannya.

Dari lahirnya perkebunan inilah Buruh-buruh lahir untuk mengerjakan tanaman yang menjadi komoditas primadona di sumatera utara, dimulai dari lahirnya buruh-buruh perkebunan kemudian lahirnya transportasi perkeretaapian menjadi satu hal yang menjadi syarat lahirnya buruh kereta api. Kereta api dipilih menjadi satu transportasi yang efektif karena selain dapat membawa hasil perkebunan juga dapat dimanfaatkan untuk penumpang yang tersebar di jalur yang dilalui.

Pada masanya buruh kereta api cukup memiliki catatan-catatan peristiwa yang turut membantu mempersiapkan kemerdekaan di Sumatera utara, seperti pemogokan umum, lalu pembumihangusan stasiun , tangki-tangki kereta api bersama laskar-laskar, kemudian


(13)

2

sabotase jalur kereta api untuk menghalangi produksi perkebunan belanda dan masih banyak lainnya.

Dalam Hal ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian gerakan yang dilakukan oleh Buruh Kereta api dalam setiap zamannya terlebih pada zaman kolonial dan pra-kemerdekaan. Karena melihat peranan buruh ternyata cukup mempengaruhi kemerdekaan di Republik ini, danjuga melihat bahwa kelompok buruh yang bergabung dalam satu serikat menjadi satu kelas masyarakat yang memiliki nilai tersendiri dalam kehidupan di masyarakat. Perjuangan-perjuangan secara politik, ekonomis juga menghiasi republik ini dengan peristiwa-peristiwa yang ada direpublik ini. Transportasi yang memiliki peran penting dalam perekonomian dan sosial juga menjadi hal yang cukup mempengaruhi setiap kehidupan masyarakat. Mulai dari ekonomi, politik, sosial dan budaya, transportasi cukup mempengaruhi pola pemikiran dalam masyarakat dan buruh itu sendiri. Efektif dan Efisien adalah bagian dari perubahan masyarakat dari feodalisme ke arah yang lebih maju.

Perkembangan serikat buruh sekarang juga menjadi inspirasi bagi peneliti untuk menulis tentang serikat buruh, perjuangan-perjuangan ekonomis sekarang yang dilakukan oleh buruh hingga ada peristiwa mogok nasional di tahun 2012, 2013 dan 2014 juga menjadi alasan melihat sejauh apa peranan dan bagaimana proses perjalanan organisasi serikat buruh pada era dahulu, sehingga jadi satu pengharapan agar kita dapat tersadar dan lebih peduli terhadap kaum buruh yang menjadi bagian dalam tatanan masyarakat Indonesia, yang menjadi bagian utama dalam hidup dan penghidupan kita terutama dalam menggunakan jasa Transportasi. Kemudian, penulis tertarik untuk menjadikan Serikat Buruh Perkretaapian sebagai obyek penelitian terhadap Sejarah Serikat Buruh Perkeretaapian di Sumatera Utara. Penelitian yang berjudul “Sejarah Serikat Buruh Perkeretaapian di Sumatera Utara 1926-1970” ini diharapkan menimbulkan pemahaman kritis terhadap kondisi kaum buruh dalam perjuangan gerakan Sosial di Sumatera Utara. Dan mampu melihat masa lalu sebagai


(14)

3

satu pembelajaran bagi kita semua. Perjalanan dari adanya organisasi Buruh kereta Api menjadi satu Contoh bahwa di era Demokrasi saat ini alat perjuangan bukan lagi menggunakan Senjata dalam arti yang sebenarnya namun Organisasi merupakan satu senjata dalam merebut hak-hak dari kaum buruh dan tertindas lainnya.

1.2. Identifikasi Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah di atas maka yang menjadi identifikasi masalah adalah sebagai berikut :

1. Sejarah berdirinya Serikat Buruh Perkeretaapian di Sumatera Utara.

2. Peranan Buruh Kereta Api dalam mempertahankan Kemerdekaan Indonesia di Sumatera Utara.

3. Dinamika gerakan Serikat Buruh Perkeretaapian dalam memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia di Sumatera Utara.

4. Sejarah gerakan Serikat Buruh Perkeretaapian dalam Memperjuangkan hak-hak Kaum Buruh Kereta Api di Sumatera Utara.

5. Masa – masa kemajuan organisasi Serikat Buruh Perkeretaapian.

6. Pengaruh kondisi Sumatera Timur terhadap serikat buruh perkeretaapian.

1.3. Pembatasan Masalah

Berlandaskan identifikasi masalah tersebut, maka penulis menetapkan batasan penelitian adalah “Sejarah Serikat Buruh Perkeretaapian di Sumatera Utara 1926-1970”.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari permasalahan diatas maka secara singkat perumusan masalah dapat dirumuskan sebagai berikut :


(15)

4

1. Latar belakang berdirinya Serikat Buruh Perkeretaapian di Sumatera Timur?

2. Bagaimana dinamika gerakan Serikat Buruh Perkeretaapian dalam Memperjuangkan hak-hak Kaum Buruh Kereta Api di Sumatera Utara 1926-1970 ?


(16)

5

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini yakni adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui latar belakang sejarah berdirinya Serikat Buruh Perkeretaapian di Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui dinamika gerakan Serikat Buruh Perkeretaapian dalam Memperjuangkan hak-hak Kaum Buruh Kereta Api di Sumatera Utara 1926-1970.

1.6. Manfaat Penelitian.

Melihat apa yang ingin dicapai dalam penelitian ini maka hasilnya dapat berguna untuk kita semua, terkhusus secara:

1. Akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi ilmu pengetahuan dan karya ilmiah lembaga pendidikan dan masyarakat berupa literatur atau bahan bacaan yang berkaitan langsung dengan gerakan perjuangan serikat buruh Kereta Api di Indonesia Pada umumnya dan Sumatera Utara pada Khususnya. 2. Praktis, penelitian ini dapat diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi para

pelaku gerakan sosial dalam menentang kebijakan kapitalisme khususnya bagi serikat buruh Transportasi pada Umumnya dan Buruh Kereta Api pada Khususnya. 3. Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran dalam

studi gerakan sosial khususnya peranan serikat buruh Transportasi.

4. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berfikir, melalui karya ilmiah dalam penelitian


(17)

79

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kaum buruh merupakan klas baru dalam tatanan sosial dengan semangat kapitalisme di era globalisasi saat ini. Keterpurukan klas buruh di dunia dari awal membawa semangat pembebasan dari kaum buruh itu sendiri. Sebagai masyarakat yang menproduksi setiap kebutuhan masyarakat di penjuru dunia ini kaum buruh memiliki akses yang terbatas atas hasil produksinya tersebut. Maka gerakan buruh adalah satu bentuk perlawanan yang struktural, terorganisir untuk dapat merebut haknya secara normatif, politik dan ideologi dari kaum pengusaha atau majikan. Pertentangan dari kaum buruh dan pengusaha sepertinya hanya akan menyisakan salah satu pihak. Karena kedua klas ini memiliki kepentingan yang berbeda dalam melanjutkan kehidupannya.

Masuknya Belanda yang membawa corak industri dan perkebunan besar ke Indonesia menciptakan suasana baru ditengah-tengah modernisasi yang sedang diraih oleh Indonesia pada zamannya. Dan mau tidak mau harus di akui bahwa Belanda secara tidak langsung membawa satu peradaban baru ke Indonesia dengan semangat progresif dalam menghadapi perkembangan zaman, terlepas dari metode kolonial yang diterapkan ke Indonesia yang lebih banyak membawa kerugian bagi rakyat Indonesia sejak dulu.


(18)

80

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka diperoleh beberapa catatan penting yang dapat dijadikan kesimpulan seperti berikut :

1. Berdirinya Serikat Buruh Perkeretaapian di Sumatera Timur di latar belakangi oleh keberadaan Perkebunan De Deli Maatshappij yang membutuhkan transportasi untuk mempermudah pemindahan komoditas tembakau Deli dari perkebunan di antara sungai Ular dan Sungai Wampu sehingga dapat cepat di sampaikan ke Pelabuhan Belawan. Di bangun Deli Spoorweg Maatshappij menjadi titik penting kelahiran serikat buruh kereta api di Sumatera Utara, sebelumnya Serikat buruh Staatsspoorwegen (SS) menjadi serikat buruh yang di ikuti oleh semua pekerja Belanda pada saat itu, dan pribumi baru terlibat ketika Vereniging Spoor en Tramweg Personeel di dirikan dan memberikan ruang dari keberadaan pribumi pada tahun 1926 dibantu oleh adanya jaringan Sarekat Islam Dari Sumatera Utara sebelum tragedi pemberontakan di Madiun pada tahun 1927. Dan kemudian seiring berkembangnya waktu ISDV berubah menjadi PKI pada pemerintahan Sukarno berhasil membangun Serikat buruh Kereta Api pada tahun 1958 di Sumatera Utara dan melakukan kegiatan-kegiatan yang memiliki kedekatan dengan PKI yang kala itu memiliki ormass buruh yaitu SOBSI dan kedekatan itu menjadikan SBKA menjadi organisasi terbesar kala itu, selain ada beberapa organisasi lainnya.


(19)

81

2. Dinamika gerakan Serikat Buruh Perkeretaapian dalam Memperjuangkan hak-hak Kaum Buruh Kereta Api di Sumatera Utara 1926-1970, berbagai macam namun yang paling penting adalah perjuangan untuk merebut kembali hak buruh di Sumatera Utara. Hal yang dilakukan mulai dari menuntut hak normatif yaitu kelayakan upah dan hidup buruh yang bekerja, yang awalnya terdapat diskriminasi antara buruh Belanda dan pribumi. Kemudian setelah merdeka aktifitas serikat buruh sudah mencakup ekonomi politik dan sosial budaya. Hal itu dilakukan dengan terlibat aktifnya SBKA dan Serikat buruh lainnya di dewan perusahaan, kemudian solidaritas antara perjuangan buruh, dan petani serta ormass yang memiliki kedekatan dengan SBKA. Aktifitas lainnya yang dilakukan adalah mengadakan forum silaturahmi antara buruh di kereta api yang mendapat musibah dan mendirikan taman kanak-kanak untuk anak dari pegawai kereta api. Aktifitas seluruh buruh kereta api dilaksanakan demi mewujudkan kesejahteraan bagi buruh itu sendiri. Hingga semangat nya di salurkan dalam keterlibatan perjuangan kemerdekaan dan merebut kereta api dari tangan Belanda.

5.2. Saran

Kesejahteraan buruh merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu negara dalam melayani rakyatnya, pertentangan dari klas buruh adalah satu hal yang sangat komplek untuk dibahas. Kesenjangan yang terjadi antara kaum buruh dan pengusaha merupakan kegagalan negara dalam berlaku adil dan netral.


(20)

82

Maka apabila negara tidak siap dan tidak sanggup membela secara terang klas yang memproduksi setiap kebutuhan umat manusia maka manusia akan menghilangkan negara itu sendiri secara perlahan dan tidak langsung karena keterlibatan negara tidak dirasakan oleh rakyatnya terutama buruh yang bekerja dengan menjual waktu dan tenaganya untuk menghidupi dirinya dan keluarganya, Pun begitu juga bagi mereka yang bermaksud membela buruh kenyataan terdahulu tentang arogansi dan ingin menang sendiri dari suatu kelompok yang akhirnya memonopoli kesadaran buruh terbukti menghambat semanagat kebebasan dari buruh itu sendiri.

Berdasarkan catatan diatas, maka penulis memaparkan beberapa saran yang bisa saya sampaikan untuk kehiduapn yang lebih baik adalah :

1. Untuk negara, hendaknya negara hadir secara konsisten dalam setiap kehidupan rakyat, terutama buruh. Hal ini dapat dilakukan dengan menampung setiap kegelisahan buruh. Dan industrialisasi sebagai masa depan manusia bolehlah sedini mungkin ditinjau ulang bagaimana pelaksanaanya secara merata bagi kemakmuran rakyat. Kayanya sumber daya alam Indonesia bisa di maksimalkan untuk mulai membentuk industrialisasi yang mandiri terutama untuk transportasi. Usaha Perakitan, Pemakaian dan pemasaran Perkeretaapian bisa dijadikan pemasukan untuk menmakmurkan rakyat dengan sedikit peran negara dalam menata sistem transportasi yang memanfaatkan buruh Indonesia dengan baik dan layak,


(21)

83

terutama dari pendidikan tinggi. Sehingga sinergislah industrialisasi dengan pendidikan untuk kepentingan sepenuhnya rakyat Indonesia.

2. Untuk aktifis buruh kereta api, membantu buruh perkeretaapian tidak saja dilakukan dalam mendapatkan hak normatif saja, namun usaha pendidikan yang memberikan wacana dan khazanah maju bagi buruh perkeretaapian menjadi hajatan wajib bagi aktifitas pembelaan buruh. Selain aktifitas formal organisasi, hendaknya aktifitas nonformal seperti keterlibatan keluarga dan pemenuhan kebutuhan lekuarga juga diusahakan sebisa mungkin untuk dapat memberikan rasa solidaritas bagi sesama kaum buruh perkertaapian dan secara umum bagi buruh di Indonesia. Dan ketika sudah membesar hendaknya monopoli terhadap satu organisasi di elakkan sebisa mungkin agar kebebasan dari kaum buruh juga lahir tanpa ada paksaan yang berarti yang menghilangkan semangat bersama atau malah menghasilkan konflik horizontal.


(22)

86 DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Arikunto,S. (2006). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:Rineka Cipta

Asikin, Zainal, Dkk. (1997). Dasar-Dasar Hukum Perburuhan. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Gallin Dan. (2005). Gerakan Buruh. makalah tanpa penerbit Gaatschalk, Louis. (2008). Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press.

Hasbullah, M dan supriyadi, D.(2012). Filsafat Sejarah. Bandung:Pustaka Setia Mabes ABRI. (1991) Bahaya Laten Komunisme Di Indonesia.Jakarta:Pusat Sejarah

dan Tradisi ABRI

Marx, Karl dan F.Angels. (2013). Ideologi Jerman Jilid I Feuerbach. Yogyakarta: Pustaka Nusantara

Lah Husny.T.HM. (1975) Lintasan Sejarah Peradaban dan Budaya Penduduk Melayu-Pesisir Deli Sumatera Timur. Medan: BP Husny.

Sjamsuddin, H. (2012). Metodelogi Sejarah.Yogyakarta:Ombak

Soegiro, DS dan Edi, Cahyono.(2003).Gerakan Serikat Buruh: Zaman Kolonial, Hindia Belanda Hingga Orde Baru.Jakarta:Hasta Mitra

Semaun.(1920).Penuntun Kaum Buruh.Jakarta: Tanpa Penerbit

Shiraishi, Takashi.(2005).Zaman Bergerak: Radikalisme Rakyat di Jawa1912-1926 . Jakarta : Pustaka Utama Grafiti.

Sutrasno.(1975).Sejarah dan Ilmu Pengetahuan.Jakarta:Pradnya Paramitha

Tedjasukmana, Iskandar.(2008).Watak Politik Gerakan Serikat Buruh Indonesia. Jakarta : TURC

Widodo, Hartono dan Judiantoro. (1992). Segi Hukum Penyelesaian Perselisihan Perburuhan. Jakarta : RaJawali Pers

Yusuf P, M. (2009). Sejarah Telekomunikasi Di Sumatera Utara.Medan : PT.KAI Yusuf P, M. (2011). Sejarah Kereta Api Tempo Dulu di Sumatera Utara. Medan :

PT.KAI

Jurnal

Indra Jaya, PH dan Sulistyary Ardiyantika. “Berani Rugi: Sebuah Cerita Pemihakan Pemkab Bantul Terhadap Nasib Petani Hal 1-18”. Jurnal PMI Vol. X. No. 2, Maret 2013


(1)

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kaum buruh merupakan klas baru dalam tatanan sosial dengan semangat kapitalisme di era globalisasi saat ini. Keterpurukan klas buruh di dunia dari awal membawa semangat pembebasan dari kaum buruh itu sendiri. Sebagai masyarakat yang menproduksi setiap kebutuhan masyarakat di penjuru dunia ini kaum buruh memiliki akses yang terbatas atas hasil produksinya tersebut. Maka gerakan buruh adalah satu bentuk perlawanan yang struktural, terorganisir untuk dapat merebut haknya secara normatif, politik dan ideologi dari kaum pengusaha atau majikan. Pertentangan dari kaum buruh dan pengusaha sepertinya hanya akan menyisakan salah satu pihak. Karena kedua klas ini memiliki kepentingan yang berbeda dalam melanjutkan kehidupannya.

Masuknya Belanda yang membawa corak industri dan perkebunan besar ke Indonesia menciptakan suasana baru ditengah-tengah modernisasi yang sedang diraih oleh Indonesia pada zamannya. Dan mau tidak mau harus di akui bahwa Belanda secara tidak langsung membawa satu peradaban baru ke Indonesia dengan semangat progresif dalam menghadapi perkembangan zaman, terlepas dari metode kolonial yang diterapkan ke Indonesia yang lebih banyak membawa kerugian bagi rakyat Indonesia sejak dulu.


(2)

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka diperoleh beberapa catatan penting yang dapat dijadikan kesimpulan seperti berikut :

1. Berdirinya Serikat Buruh Perkeretaapian di Sumatera Timur di latar belakangi oleh keberadaan Perkebunan De Deli Maatshappij yang membutuhkan transportasi untuk mempermudah pemindahan komoditas tembakau Deli dari perkebunan di antara sungai Ular dan Sungai Wampu sehingga dapat cepat di sampaikan ke Pelabuhan Belawan. Di bangun Deli Spoorweg Maatshappij menjadi titik penting kelahiran serikat buruh kereta api di Sumatera Utara, sebelumnya Serikat buruh

Staatsspoorwegen (SS) menjadi serikat buruh yang di ikuti oleh semua pekerja

Belanda pada saat itu, dan pribumi baru terlibat ketika Vereniging Spoor en

Tramweg Personeel di dirikan dan memberikan ruang dari keberadaan pribumi

pada tahun 1926 dibantu oleh adanya jaringan Sarekat Islam Dari Sumatera Utara sebelum tragedi pemberontakan di Madiun pada tahun 1927. Dan kemudian seiring berkembangnya waktu ISDV berubah menjadi PKI pada pemerintahan Sukarno berhasil membangun Serikat buruh Kereta Api pada tahun 1958 di Sumatera Utara dan melakukan kegiatan-kegiatan yang memiliki kedekatan dengan PKI yang kala itu memiliki ormass buruh yaitu SOBSI dan kedekatan itu menjadikan SBKA menjadi organisasi terbesar kala itu, selain ada beberapa organisasi lainnya.


(3)

2. Dinamika gerakan Serikat Buruh Perkeretaapian dalam Memperjuangkan hak-hak Kaum Buruh Kereta Api di Sumatera Utara 1926-1970, berbagai macam namun yang paling penting adalah perjuangan untuk merebut kembali hak buruh di Sumatera Utara. Hal yang dilakukan mulai dari menuntut hak normatif yaitu kelayakan upah dan hidup buruh yang bekerja, yang awalnya terdapat diskriminasi antara buruh Belanda dan pribumi. Kemudian setelah merdeka aktifitas serikat buruh sudah mencakup ekonomi politik dan sosial budaya. Hal itu dilakukan dengan terlibat aktifnya SBKA dan Serikat buruh lainnya di dewan perusahaan, kemudian solidaritas antara perjuangan buruh, dan petani serta ormass yang memiliki kedekatan dengan SBKA. Aktifitas lainnya yang dilakukan adalah mengadakan forum silaturahmi antara buruh di kereta api yang mendapat musibah dan mendirikan taman kanak-kanak untuk anak dari pegawai kereta api. Aktifitas seluruh buruh kereta api dilaksanakan demi mewujudkan kesejahteraan bagi buruh itu sendiri. Hingga semangat nya di salurkan dalam keterlibatan perjuangan kemerdekaan dan merebut kereta api dari tangan Belanda.

5.2. Saran

Kesejahteraan buruh merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu negara dalam melayani rakyatnya, pertentangan dari klas buruh adalah satu hal yang sangat komplek untuk dibahas. Kesenjangan yang terjadi antara kaum buruh dan pengusaha merupakan kegagalan negara dalam berlaku adil dan netral.


(4)

Maka apabila negara tidak siap dan tidak sanggup membela secara terang klas yang memproduksi setiap kebutuhan umat manusia maka manusia akan menghilangkan negara itu sendiri secara perlahan dan tidak langsung karena keterlibatan negara tidak dirasakan oleh rakyatnya terutama buruh yang bekerja dengan menjual waktu dan tenaganya untuk menghidupi dirinya dan keluarganya, Pun begitu juga bagi mereka yang bermaksud membela buruh kenyataan terdahulu tentang arogansi dan ingin menang sendiri dari suatu kelompok yang akhirnya memonopoli kesadaran buruh terbukti menghambat semanagat kebebasan dari buruh itu sendiri.

Berdasarkan catatan diatas, maka penulis memaparkan beberapa saran yang bisa saya sampaikan untuk kehiduapn yang lebih baik adalah :

1. Untuk negara, hendaknya negara hadir secara konsisten dalam setiap kehidupan rakyat, terutama buruh. Hal ini dapat dilakukan dengan menampung setiap kegelisahan buruh. Dan industrialisasi sebagai masa depan manusia bolehlah sedini mungkin ditinjau ulang bagaimana pelaksanaanya secara merata bagi kemakmuran rakyat. Kayanya sumber daya alam Indonesia bisa di maksimalkan untuk mulai membentuk industrialisasi yang mandiri terutama untuk transportasi. Usaha Perakitan, Pemakaian dan pemasaran Perkeretaapian bisa dijadikan pemasukan untuk menmakmurkan rakyat dengan sedikit peran negara dalam menata sistem transportasi yang memanfaatkan buruh Indonesia dengan baik dan layak,


(5)

terutama dari pendidikan tinggi. Sehingga sinergislah industrialisasi dengan pendidikan untuk kepentingan sepenuhnya rakyat Indonesia.

2. Untuk aktifis buruh kereta api, membantu buruh perkeretaapian tidak saja dilakukan dalam mendapatkan hak normatif saja, namun usaha pendidikan yang memberikan wacana dan khazanah maju bagi buruh perkeretaapian menjadi hajatan wajib bagi aktifitas pembelaan buruh. Selain aktifitas formal organisasi, hendaknya aktifitas nonformal seperti keterlibatan keluarga dan pemenuhan kebutuhan lekuarga juga diusahakan sebisa mungkin untuk dapat memberikan rasa solidaritas bagi sesama kaum buruh perkertaapian dan secara umum bagi buruh di Indonesia. Dan ketika sudah membesar hendaknya monopoli terhadap satu organisasi di elakkan sebisa mungkin agar kebebasan dari kaum buruh juga lahir tanpa ada paksaan yang berarti yang menghilangkan semangat bersama atau malah menghasilkan konflik horizontal.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Arikunto,S. (2006). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:Rineka Cipta

Asikin, Zainal, Dkk. (1997). Dasar-Dasar Hukum Perburuhan. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Gallin Dan. (2005). Gerakan Buruh. makalah tanpa penerbit Gaatschalk, Louis. (2008). Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press.

Hasbullah, M dan supriyadi, D.(2012). Filsafat Sejarah. Bandung:Pustaka Setia Mabes ABRI. (1991) Bahaya Laten Komunisme Di Indonesia.Jakarta:Pusat Sejarah

dan Tradisi ABRI

Marx, Karl dan F.Angels. (2013). Ideologi Jerman Jilid I Feuerbach. Yogyakarta: Pustaka Nusantara

Lah Husny.T.HM. (1975) Lintasan Sejarah Peradaban dan Budaya Penduduk Melayu-Pesisir Deli Sumatera Timur. Medan: BP Husny.

Sjamsuddin, H. (2012). Metodelogi Sejarah.Yogyakarta:Ombak

Soegiro, DS dan Edi, Cahyono.(2003).Gerakan Serikat Buruh: Zaman Kolonial,

Hindia Belanda Hingga Orde Baru.Jakarta:Hasta Mitra

Semaun.(1920).Penuntun Kaum Buruh.Jakarta: Tanpa Penerbit

Shiraishi, Takashi.(2005).Zaman Bergerak: Radikalisme Rakyat di Jawa1912-1926 . Jakarta : Pustaka Utama Grafiti.

Sutrasno.(1975).Sejarah dan Ilmu Pengetahuan.Jakarta:Pradnya Paramitha

Tedjasukmana, Iskandar.(2008).Watak Politik Gerakan Serikat Buruh Indonesia. Jakarta : TURC

Widodo, Hartono dan Judiantoro. (1992). Segi Hukum Penyelesaian Perselisihan Perburuhan. Jakarta : RaJawali Pers

Yusuf P, M. (2009). Sejarah Telekomunikasi Di Sumatera Utara.Medan : PT.KAI Yusuf P, M. (2011). Sejarah Kereta Api Tempo Dulu di Sumatera Utara. Medan :

PT.KAI

Jurnal

Indra Jaya, PH dan Sulistyary Ardiyantika. “Berani Rugi: Sebuah Cerita Pemihakan Pemkab Bantul Terhadap Nasib Petani Hal 1-18”. Jurnal PMI Vol. X. No. 2, Maret 2013