Kestabilan Lereng Tumpukan Sampah Perlakuan terhadap sampah di TPA

commit to user Bila TPA Putri Cempo tetap digunakan untuk menampung sampah, ini akan sangat berbahaya terhadap longsor sampah. Menurut Adrin Tohari Puslit Geoteknologi, timbunan sampah yang terlalu banyak dan tinggi dari lapisan batuantanah dasar dapat menimbulkan beban berlebih di bagian bawah timbunan sehingga dapat mengganggu kestabilan timbunan tersebut terutama di saat musim hujan. Karena pada saat musim hujan beban sampah akan makin bertambah oleh air yang mengendap di tumpukan sampah.

4.4.2 Kestabilan Lereng Tumpukan Sampah

Tumpukan sampah sangat berlebih di TPA Putri Cempo memerlukan penanganan serius tentang kestabilan lereng tumpukan sampah. Di TPA Putri Cempo sendiri penanganan kestabilan lereng dengan sistem terasering dan pemadatan, yaitu lereng tumpukan sampah dibuat saling bertumpuk dan membentuk seperti tangga dengan kemiringan tertentu lalu dipadatkan dengan alat berat. Dengan sistem ini diharapkan lereng tumpukan sampah menjadi stabil. Namun dalam kenyataannya tidak demikian, pertambahan jumlah sampah yang sangat pesat tiap harinya dan luas lahan yang tidak memadai menjadikan metode ini sukar diterapkan. Sampah di TPA Putri Cempo hanya di timbun saling menumpuk begitu saja dengan tidak memperhatikan keadaan lereng tumpukan sampah, pemadatan pun jarang dilakukan karena alat berat yang dimiliki di khususkan untuk pemindahan dan perataan sampah, jumlah alat berat yang dimiliki TPA Putri Cempo juga terbatas. Mengacu pada longsor sampah yang terjadi di TPA Leuwigajah, sudut kemiringan tebing tumpukan sampah yang mencapai 70-80 o dari dasar tanah sangat rawan terhadap longsor sampah. Pada waktu hujan, air hujan mengalir melalui lereng- lereng tumpukan sampah dan bila lereng sampah tidak stabil akan menyebabkan sampah ikut hanyut dalam aliran air, bila sampah yang ikut terbawa hanyut ini berjumlah banyak sangat dimungkinkan terjadinya longsor. commit to user

4.4.3 Perlakuan terhadap sampah di TPA

Pengolahan sampah di TPA Putri Cempo dulu di lakukan dengan sistem sanitary landfill tetapi sekarang di gunakan open dumping. Hal tersebut di lakukan karena pada sistem sanitary landfill di perlukan tanah sebagai penutup sedangkan harga tanah semakin hari semakin mahal sehingga membutuhkan biaya yang cukup besar. Pada sistem open dumping , sampah hanya di timbun terus menerus tanpa memakai tanah penutup. Sistem operasi pembuangan sampah yang diterapkan di TPA Putri Cempo adalah dimulai dari truk yang membawa sampah ke TPA Putri Cempo di sini truk terlebih dahulu ditimbang untuk mengetahui jumlah sampah yang di angkut. Setelah itu truk menurunkan sampahnya di bagian penumpukan sampah awal, kemudian dengan wheelloader sampah di dorong dan di kumpulkan ke bagian bawah tumpukan sampah, dengan excavator sampah di angkat ke atas tumpukan sampah, selanjutnya bulldozer meratakan sampah baru di atas tumpukan lama. Dengan sistem open dumping menyebabkan sampah hanya ditumpuk tanpa adanya perlakuan khusus terhadap sampah seperti pemadatan sampah, ini sangat penting, menurut Dr. Edi Utomo Ahli Geofisika LIPI longsor kemungkinan besar terjadi karena material sampah organik dan nonorganik yang belum kompak karena tidak adanya pemadatan sampah yang cukup menyebabkan air hujan yang turun masuk di sela- sela sampah yang renggang. Saat tekanan air semakin berat, kestabilan bukit sampah pun menurun dan akhirnya terjadi longsor sampah. Alat berat yang bekerja juga dapat menyebabkan longsor sampah, dengan bobot alat berat yang besar jika tidak berhati- hati dalam pengoperasiannya kemungkinan dapat menggerakkan tumpukan atas sampah. Terutama excavator dan bulldozer yang bekerja di atas tumpukan sampah. Pergerakan yang tidak hati- hati dapat berakibat longsor.

4.4.4 Curah Hujan dan Air Lindi