Curah Hujan dan Air Lindi

commit to user

4.4.3 Perlakuan terhadap sampah di TPA

Pengolahan sampah di TPA Putri Cempo dulu di lakukan dengan sistem sanitary landfill tetapi sekarang di gunakan open dumping. Hal tersebut di lakukan karena pada sistem sanitary landfill di perlukan tanah sebagai penutup sedangkan harga tanah semakin hari semakin mahal sehingga membutuhkan biaya yang cukup besar. Pada sistem open dumping , sampah hanya di timbun terus menerus tanpa memakai tanah penutup. Sistem operasi pembuangan sampah yang diterapkan di TPA Putri Cempo adalah dimulai dari truk yang membawa sampah ke TPA Putri Cempo di sini truk terlebih dahulu ditimbang untuk mengetahui jumlah sampah yang di angkut. Setelah itu truk menurunkan sampahnya di bagian penumpukan sampah awal, kemudian dengan wheelloader sampah di dorong dan di kumpulkan ke bagian bawah tumpukan sampah, dengan excavator sampah di angkat ke atas tumpukan sampah, selanjutnya bulldozer meratakan sampah baru di atas tumpukan lama. Dengan sistem open dumping menyebabkan sampah hanya ditumpuk tanpa adanya perlakuan khusus terhadap sampah seperti pemadatan sampah, ini sangat penting, menurut Dr. Edi Utomo Ahli Geofisika LIPI longsor kemungkinan besar terjadi karena material sampah organik dan nonorganik yang belum kompak karena tidak adanya pemadatan sampah yang cukup menyebabkan air hujan yang turun masuk di sela- sela sampah yang renggang. Saat tekanan air semakin berat, kestabilan bukit sampah pun menurun dan akhirnya terjadi longsor sampah. Alat berat yang bekerja juga dapat menyebabkan longsor sampah, dengan bobot alat berat yang besar jika tidak berhati- hati dalam pengoperasiannya kemungkinan dapat menggerakkan tumpukan atas sampah. Terutama excavator dan bulldozer yang bekerja di atas tumpukan sampah. Pergerakan yang tidak hati- hati dapat berakibat longsor.

4.4.4 Curah Hujan dan Air Lindi

Curah hujan sangat mempengaruhi dalam penanganan sampah, menurut wikipedia curah hujan rata- rata tahun 2010 adalah 2.200 mm per tahun, hujan yang commit to user mengguyur selain dapat menghambat jalannya kegiatan juga dapat menambah jumlah volume sampah, iklim yang sekarang tidak menentu juga menyebabkan curah hujan yang turun di Kota Surakarta dan juga di TPA Putri Cempo tidak menentu, curah hujan yang sekarang sukar diprediksi menyebabkan penanganan terhadap dampak air hujan terhadap sampah menjadi sulit juga. Menurut Adrin Tohari Puslit Geoteknologi, saat hujan lebat infiltrasi air hujan melalui rongga pada material sampah yang tidak terpadatkan dengan baik dan melalui batas antara timbunan dan lereng batuan tanah dasar yang kedap air membentuk muka air water table pada batas dasar timbunan sampah dan lapisan batuan tanah dasar . Proses penjenuhan dan pembentukan muka air ini menyebabkan pelunakan lapisan bawah timbunan sehingga tidak mampu menopang berat beban timbunan di atasnya sehingga terjadi longsor. Di TPA Putri Cempo sebenarnya terdapat kolam air lindi yang dikhususkan untuk menampung dan mengurangi air lindi yang berlebih dalam tumpukan sampah. Di TPA Putri Cempo juga terdapat kanal- kanal dan saluran khusus yang dibuat di area tumpukan sampah guna mengalirkan air lindi agar dapat di tampung di kolam air lindi. Tetapi kolam dan saluran khusus ini sekarang terabaikan karena jumlah sampah yang sudah sangat berlebih mengakibatkan saluran- saluran pada area tumpukan sampah menjadi tertutup dan tidak dapat mengalirkan air lindi ke kolam penampungan air lindi. Air lindi yang sangat berlebih di tumpukan sampah terutama pada musim hujan dengan curah hujan tinggi sangat berpotensi mengakibatkan longsor sampah, air lindi dapat menjadikan tumpukan sampah yang padat kembali terurai, pada bagian lereng sampah ini sangat berbahaya, dengan sampah yang tidak padat lagi dan ditambah berat air yang terus bertambah selama hujan berlangsung dapat mengakibatkan longsor sampah.

4.4.5 Gas Methana