27
Program pendidikan karakter harus dipertahankan dan diperbarui melalui pelaksanaan dengan perhatian khusus pada tingkat komitmen
yang tinggi dari atas, dana yang memadai, dukungan untuk koordinasi distrik staf yang berkualitas tinggi, pengembangan professional
berkelanjutan dan jaringan, serta dukungan system bagi guru yang melaksanakan program tersebut.
Jadi dalam perencanaan pendidikan karakter di sekolah diperlukan berbagai komponen pendukung untuk memperlancar jalannya pelaksanaan
pendidikan karakter diantaranya komponen tersebut antara lain partisipasi masyarakat, kebijakan pendidikan, kesepakatan, kurikulum terpadu,
pengalaman pembelajaran, evaluasi, bantuan orang tua, pengembangan staf, program, dimana komponen tersebut saling mendukung guna
tercapainya pelaksanaan pendidikan karakter yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan secara optimal.
E. Pelaksanaan Pendidikan Karakter
1. Model Penyampaian Pendidikan Karakter
Keberhasilan dalam menanamkan nilai-nilai karakter melalui pendidikan karakter dipengaruhi oleh cara penyampaianya. Menurut Paul
Suparno, Dkk Zuriah, 2008: 89 ada empat model penyampaian pendidikan karakter di sekolah sebagai berikut
a. Model sebagai Mata Pelajaran Tersendiri Pendidikan karakter disampaikan sebagai mata pelajaran tersendiri
seperti bidang studi lain. Jadi guru harus membuat Garis Besar Pedoman
28
Pengajaran GBPP, Satuan Pelajaran SP, Rencana Pengajaran RP, metodologi pengajaran, dan evaluasi pengajaran. Keunggulan model ini
adalah materi lebih terfokus dan terencana dengan matang, pelajaran lebih terstruktur dan terukur sebagai informasi, dan guru dapat membuat
perencanaan dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengembangkan kreativitasnya. Namun dalam model ini memiliki beberapa kelemahan
seperti tuntutan yang ketat sehingga pendidikan karakter lebih banyak menyentuh aspek kognitif, tidak sampai pada kesadaran dan internalisasi
nilai hidupnya. Selain itu aspek afektif pun kurang mendapat kesempatan untuk dapat dikembangkan.
b. Model Terintegrasi dalam Semua Bidang Studi Penanaman nilai dalam pendidikan karakter dapat disampaikan
secara terintegrasi dalam semua bidang studi. Guru dapat memilih nilai- nilai yang akan ditanamkan melalui beberapa pokok atau sub pokok
bahasan yang berkaitan dengan nilai-nilai hidup. c. Model di Luar Pengajaran
Penanaman nilai dengan model ini lebih mengutamakan pengolahan dan penanaman nilai melalui suatu kegiatan untuk dibahas dan dikupas
nilai-nilai hidupnya. Model kegiatan ini memiliki beberapa keunggulan yaitu anak mendapat nilai melalui pengalaman konkret. Pengalaman akan
lebih tertanam dibanding sekedar informasi apalagi informasi yang bersifat monolog. Namun dalam model ini memiliki kelemahan yaitu
tidak ada dalam struktur yang tetap dalam kerangka pendidikan dan
29
pengajaran di sekolah yang mengakibatkan guru dan anak lebih banyak meluangkan waktu untuk mendapatkan nilai-nilai tersebut.
d. Model Gabungan Model ini adalah gabungan antara model terintegrasi dan model di
luar pelajaran. Penanaman nilai dilakukan melalui pengakaran formal terintegrasi bersamaan dengan kegiatan di luar pelajaran. Model ini dapat
dilaksanakan, baik dalam kerjasama dengan tim oleh guru maupun dengan pihak luar. Keunggulan model ini adalah bahwa semua guru
terlibat dan bahkan dapat dan harus mau belajar dari pihak luar untuk mengembangkan diri dan siswa. Namun dalam model ini memiliki
kelemahan yaitu menuntut keterlibatan banyak pihak, banyak waktu untuk koordinasi, banyak biaya dan kesepahaman yang mendalam. Selain
itu tidak semua guru mempunyai kompetensi dan keterampilan untuk penenaman nilai.
2. Metode Penyampaian Pendidikan Karakter
Metode penyampaian merupakan unsur penting dalam menyampaikan materi pendidikan karakter karena apabila tidak tepat maka tujuan yang
akan dicapai sulit untuk diperoleh. Metode menyangkut cara pendekatan dan penyampaian nilai-nilai hidup yang akan ditawarkan dan ditanamkan
dalam diri anak. Menurut Paul Suparno, dkk Zuriah, 2008: 91 ada
30
beberapa metode yang dapat ditawarkan atau digunakan untuk pendidikan karakter antara lain:
a. Metode Demokratis Metode demokratis menekankan pencarian secara bebas dan
penghayatan nilai-nilai hidup dengan langsung melibatkan anak untuk menemukan nilai-nilai tersebut dalam pendampingan dan pengarahan
guru. Metode ini digunakan untuk menanamkan nilai-nilai diantaranya keterbukaan, kejujuran, penghargaan pada pendapat orang lain,
sportivitas, kerendahan hati, dan toleransi. Melalui metode ini anak diajak untuk berani mengungkapkan gagasan, pendapat, maupun
perasaanya. b. Metode Pencarian Bersama
Metode ini menekankan pada pencarian bersama yang melibatkan siswa dan guru. Pencarian bersama lebih berorientasi pada diskusi atas
soal-soal yang aktual dalam masyarakat, dimana proses ini diharapkan menumbuhkan sikap perilaku logis, analitis, sistematis, argumenatatif
untuk dapat mengambil nilai hidup dari masalah yang diolah bersama. Melalui metode ini siswa diajak aktif mencari dan menemukan tema
yang sedang berkembang dan menjadi perhatian bersama. c. Metode Siswa Aktif
Metode ini menekankan pada proses yang melibatkan anak sejak awal pembelajaran. Guru memberikan pokok bahasan dan anak dalam
kelompok mencari dan mengembangkan. Proses selanjutnya anak