PENINGKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT JANGKIT MELALUI ALAT MODIFIKASI BANGKU, KARDUS DAN GELANG – GELANG PADA SISWA KELAS IX SMP N 1 WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012
ABSTRAK
PENINGKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT JANGKIT MELALUI ALAT MODIFIKASI BANGKU, KARDUS DAN GELANG – GELANG
PADA SISWA KELAS IX SMP N 1 WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN TAHUN
PELAJARAN 2011/2012 OLEH
SYAFI’E
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Way Lima. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar lompat jangkit pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Wai Lima Kabupaten Pesawaran dengan menggunakan alat bantu bangku, kardus, dan gelang-gelang.
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IX SMP Negeri 1 Wai Lima Kabupaten Pesawaran yang berjumlah 30 siswa, jumlah siswa laki-laki 17 orang dan siswa perempuan 13 orang. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan menggunakan instrumen penilaian tes keterampilan gerak dasar lompat jangkit.
Hasil penelitian menunjukkan: pada siklus pertama dengan menggunakan alat modifikasi bangku diperoleh persentase ketuntasan belajar 23 %, itu bearti tindakan belum efektif. Pada siklus kedua dengan alat modifikasi kardus, diperoleh persentase ketuntasan belajar 39 %, itu bearti tindakan masih belum efektif. Pada siklus kedua dengan alat modifikasi gelang-gelang, diperoleh persentase ketuntasan belajar 85 %. Selama tindakan telah terjadi peningkatan dengan prosentase keberhasilan 48 %.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah proses pembelajaran dengan alat yang dimodifikasi yang dilakukan dalam tiga siklus tindakan secara keseluruhan telah terbukti menghasilkan proses pembelajaran yang efektif karena mampu
(2)
PENINGKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT JANGKIT MELALUI ALAT MODIFIKASI BANGKU, KARDUS DAN GELANG – GELANG
PADA SISWA KELAS IX SMP N 1 WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN TAHUN
PELAJARAN 2011/2012
OLEH SYAFI’E
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapat Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(3)
PENINGKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT JANGKIT MELALUI ALAT MODIFIKASI BANGKU, KARDUS DAN GELANG – GELANG
PADA SISWA KELAS IX SMP N 1 WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN TAHUN
PELAJARAN 2011/2012
OLEH Syafi’e NPM 1013108034
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(4)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Gambar 1 ... 20
2. Gambar 2 ... 37
3. Gambar 3 ... 38
(5)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
I. PENDAHULUAN... 1
1. Latar Belakang ... 1
2. Identifikasi Masalah ... 5
3. Batasan Masalah... 5
4. Rumusan Masalah ... 5
5. Tujuan Penelitian ... 6
6. Manfaat Penelitian ... 6
7. Ruang Lingkup Penelitian ... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA... 8
1. Pendidikan Jasmani ... 8
2. Belajar ... 11
3. Gerak ... 13
4. Alat Belajar ... 14
5. Keterampilan Gerak Dasar ... 15
6. Belajar Motorik ... 16
7. Alat Modifikasi Pembelajaran ... 17
8. Altetik ... 18
9. Lompat Jangkit ... 18
III. METODOLOGI PENELITIAN ... 19
1. Metode Penelitian... 19
2. Rencana Penelitian ... 21
3. Subjek Penelitian ... 21
4. Tempat dan Waktu ... 22
5. Instrumen Penelitian... 22
6. Tehnik Analisis Data ... 22
7. Proses Pembelajaran Keterampilan Gerak Dasar Lompat Jangkit ... 23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 27
A. Hasil ... 27
(6)
2. Siklus Pertama ... 28
3. Siklus Kedua ... 28
4. Siklus Ketiga ... 29
B. Pembahasan ... 30
V. SIMPULAN DAN DARAN ... 33
A. Kesimpulan ... 33
B. Saran… ... 34
DAFTAR PUSTAKA ... 35
(7)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 1. Tabel Presentase Kemampuan Lompat Jangkit Pada Tes Awal ... 27 2. Presentase Hasil Siklus 1 Lompat Jangkit Pada Siswa Kelas III
SMP Negeri 1 Way Lima Pesawaran ... 28 3. Presentase Hasil Siklus 2 Lompat Jangkit Pada Siswa Kelas III
SMP Negeri 1 Way Lima Pesawaran ... 28 4. Presentase Hasil Siklus 3 Lompat Jangkit Pada Siswa Kelas III
(8)
MOTTO
Allah akan mengangkat orang – orang yang berilmu diantara kamu
sekalian dan orang – orang berilmu pengetahuan beberapa derajat.
(9)
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Wiyono, M.Pd. …………
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. …………
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. H. Bujang Rahman, M.Si NIP 1960 0315 198503 1 003
(10)
PERNYATAAN
Bahwa saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Syafi’e
NPM : 1013108034
Tempat tanggal lahir : Pekondoh, 01 Oktober 1963
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Peningkatan Pembelajaran Lompat Jangkit Melalui alat Modifikasi Bangku, Kardus dan Gelang - Gelang Pada Siswa Kelas IX SMP N 1 Way Lima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011/2012” adalah benar hasil karya penulis, bukan menjiplak/plagiat hasil karya orang lain. Jika di kemudian hari karya ini adalah hasil karya dari orang lain, penulis siap diberikan sanksi akademik.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Apabila terjadi kesamaan skripsi dikemudian hari dan saya terbukti menjiplak hasil karya dari orang lain maka gelar sarjana saya siap dilepas.
Bandar Lampung, Agustus 2012
Syafi’e
(11)
PERSEMBAHAN
Dengan memanjatkan rasa puji syukur kehadirat Tuhan YME, dengan segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita sebagai umatnya. Maka dengan Skripsi yang sederhana ini saya selaku penulis mengucapkan rasa terimakasih
kepada kedua Orang tua ku, Ibu Sepiyah dan Ayah Zawawi tercinta yang selalu ku kenang amanah nya, Istri ku Yeliana. S.Pd tercinta yang selalu memberikan semangat atas keberhasilan ku dan anak-anakku Yelvi Anggraeni
dan M. Yelsya Anggara yang ku sayangi. Almamater-ku FKIP Unila,
(12)
Judul Skripsi : Peningkatan Pembelajaran Lompat Jangkit Melalui Alat Modifikasi Bangku, Kardus dan Gelang - gelang Pada Siswa Kelas IX SMP N 1 Way Lima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011/2012. Nama Mahasiswa : Syafi’e
Nomor Pokok Mahasiswa : 1013108034
Program Studi : Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing
Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Drs. Wiyono, M.Pd
(13)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di desa Pekondoh Kecamatan Way Lima 01 Oktober 1963, anak ke 5 dari pasangan Bapak Zawawi dan Ibu Sepiyah.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 2 Banjar Negeri Gedung Dalam Kecamatan Kedondong Kabupaten Lampung Selatan lulus pada tahun 1979, kemudian menempuh pendidikan Menengah Pertama di SMP Negeri 5 Tanjung Karang Bandar Lampung lulus pada tahun 1982 dan melanjutkan ke Program SGO Tanjung Karang lulus pada tahun 1985. Pada tahun 2000 melanjutkan Diploma II tamat pada tahun 2003.
Pada tahun 2009 penulis menjadi mahasiswa dalam jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.
(14)
SANWACANA
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan berkat-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul ” Peningkatan Pembelajaran Lompat Jangkit Melalui Alat
Modifikasi Bangku, Kardus dan Gelang - gelang Pada Siswa Kelas IX SMP N 1 Way Lima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011/2012” adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan dan
segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung.
3. Drs. Wiyono, M.Pd selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis
4. Drs. Ade Jubaedi,M.Pd selaku Pembahas, terimakasih atas kritik dan sarannya yang telah memberikan banyak masukan dan pengarahan selama masa studi.
5. Drs. Wiyono, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Lampung.
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.
7. Kepala Sekolah SMP N 1 Way Lima Kabupaten Pesawaran yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas III Tahun Pelajaran 2011/2012.
8. Siswa-siswi kelas III SMP N 1 Way Lima Kabupaten Pesawaran tahun pelajaran 2011/2012, terimakasih atas waktu dan kerjasamanya.
9. Teman-teman seperjuangan Penjaskesrek Dalam Jabatan angkatan 2010, terimakasih atas persahabatan yang indah ini.
(15)
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, Agustus 2012 Penulis
(16)
1
I. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dan berlangsung seumur hidup. Berdasarkan undang-undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menerangkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pada negara-negara yang baru berkembang pendidikan merupakan hal yang sangat penting, karena baik tidaknya hasil pendidikan tersebut akan dapat berpengaruh pada kemajuan suatu bangsa dan Negara. Indonesia adalah negara sedang berkembang di mana sedang giat-giatnya
membangun di segala bidang, termasuk di dalamnya bidang pendidikan. Melalui lembaga pendidikan dalam proses mempengaruhi peserta didik akan menimbulkan perubahan secara bertahap dan menyeluruh ke arah peningkatan kualitas manusia Indonesia, agar berpungsi dalam kehidupan masyarakat. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, maka
(17)
2
ditempuh upaya melalui berbagai jalur pendidikan baik formal maupun non formal. Salah satunya melalui pendidikan jasmani.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, maka ditempuh upaya melalui berbagai jalur pendidikan baik formal maupun non formal. Salah satunya melalui pendidikan jasmani.
Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan, karena itu pula
tujuannya pun bersifat mendidik untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih. Dalam pelaksanaanya, aktifitas jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman belajar, dan melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani adalah proses ajar melalui aktifitas jasmani yang erat kaitannya dengan gerak manusia. Gerak bagi manusia sebagai aktifitas jasmani merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan (fisik dan psikis).
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan yang mengacu pada kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Materi pokok pendidikan jasmani adalah materi yang dipelajari oleh siswa, sebagai sarana untuk mencapai kompetensi dasar atau tujuan
pembelajaran. Materi pokok pendidikan jasmani diklarifikasikan menjadi enam aspek yaitu : (1) Permainan dan olahraga, (2) aktifitas
(18)
3
pengembangan, (3) uji diri atau senam, (4) Aktifitas ritmik, (5) akuatik (aktifitas air), dan (6) aktifitas luar sekolah.
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani yang lebih diutamakan adalah pemahaman tentang karakteristik pertumbuhan dan perkembangan yang profesional dari domain belajar yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif. Oleh karena itu program pendidikan jasmani harus merupakan suatu program yang memberikan perhatian yang cukup dan seimbang kepada ketiga domain tersebut. Jika tidak, maka program bersangkutan tidak lagi bisa disebut pendidikan jasmani.
Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam
kurikulum di sekolah. Mata pelajaran ini beroreantasi pada pelaksanaan misi pendidikan melalui aktivitas jasmani dan pembiasaan perilaku hidup sehat. Tujuan yang ingin dicapai dalam mata pelajaran ini adalah
“membantu peserta didik untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan penanaman sikap positif serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktivitas jasmani” Dari berbagai bentuk dan macam kegiatan pendidikan jasmani di sekolah salah satunya yaitu cabang atletik.
Atletik adalah aktivitas jasmani yang kompetitif/dapat diadu, meliputi beberapa nomor yang terpisah berdasarkan kemampuan gerak-dasar manusia seperti berjalan, berlari, melompat dan melempar. Atletik juga merupakan olahraga yang banyak pilihan meliputi banyak events yang
(19)
4
berlainan satu sama lain, baik mengenai metode pelaksanaannya, maupun sifat-sifat jasmani para pelakunya.
Pada cabang atletik khususnya nomor lompat jangkit termasuk nomor yang sulit dilakukan karena di dalamnya mengandung unsur - unsur gerak yang kompleks yang menggunakan lompatan tiga kali yaitu jingkat (hop), langkah (step), lompat (jump) atau jingkat – lompat – lompat. Pengertian lompat jangkit seperti ini karena Lompat jangkit atau sering disebut juga lompat tiga, hal ini karena lompat jangkit terdiri dari tiga lompatan jangkit, langkah dan lompat. Tahap gerak tersebut harus dilakukan dalam suatu gerakan yang harmonis dari seluruh anggota tubuh, sehingga dapat menghasilkan suatu lompatan yang benar.
Dari hasil pengamatan pada siswa kelas IX SMP N 1 Way Lima Kabupaten Pesawaran, bahwa kemampuan gerak dasar lompat jangkit masih dalam katagori rendah, Hal ini dilihat mulai dari sikap persiapan sampai pemulihan siswa masih belum bisa menerapkan gerak dasar yang benar.
Bertitik tolak dari uraian di atas, maka penulis bermaksud melakukan penelitian tentang “Peningkatan Pembelajaran Lompat jangkit Melalui alat Modifikasi Kardus dan Gelang - gelang Pada Siswa Kelas IX SMP N 1 Way Lima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011/2012”.
(20)
5
2. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :
1. Terbatasnya alat Modifikasi pembelajaran lompat jangkit yang ada disekolah.
2. Kurangnya kemampuan siswa Kelas IX SMP N 1 Way Lima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011/2012 melakukan keterampilan gerak dasar lompat jangkit dengan benar. 3. Rendahnya hasil belajar Siswa Kelas IX SMP N 1 Way Lima
Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011/2012 dalam keterampilan gerak dasar lompat jangkit.
3. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak meluas, maka penelitian ini dibatasi hanya pada “Peningkatan Pembelajaran Lompat jangkit Melalui Alat Modifikasi Kardus dan Gelang - gelang Pada Siswa Kelas IX SMP N 1 Way Lima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011/2012”.
4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah, maka penelitian di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :
Apakah pembelajaran lompat jangkit dapat ditingkatkan dengan alat modifikasi kardus dan gelang - gelang pada siswa kelas IX SMP N 1 Way Lima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011/2012?
(21)
6
5. Tujuan
Sesuai dengan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk memperbanyak alat modifikasi pembelajaran lompat jangkit. 2. Untuk meningkatkan kemampuan siswa Kelas IX SMP N 1 Way Lima
Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011/2012 melakukan keterampilan gerak dasar lompat jangkit.
3. Untuk meningkatkan hasil belajar Siswa Kelas IX SMP N 1 Way Lima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011/2012 dalam keterampilan gerak dasar lompat jangkit.
6. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : a. Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar lompat jangkit dan untuk meningkatkan proses pembelajaran gerak dasar lompat jangkit.
b. Guru Penjaskes
Dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam usaha menciptakan pembelajaran yang bermakna dan berkualitas, menentukan model atau pendekatan dengan alat modifikasi yang sesuai dengan tingkat
pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga anak dapat
mengoptimalkan segenap kemampuannya dan tercapailah keberhasilan pembelajaran dan prestasi belajar atletik khususnya nomor lompat jangkit.
(22)
7
c. Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran dalam upaya pengkajian dalam pengembangan ilmu pembelajaran penjaskes.
7. Ruang Lingkup Penelitian.
Obyek penelitian : Memberikan upaya peningkatan keterampilan gerak dasar lompat jangkit.
Subyek peneliti : Siswa kelas IX SMP N 1 Way Lima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011/2012.
(23)
19
III. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan, karena penelitian ini dilakukan dengan metode kaji tindak dengan menggunakan pedoman penelitian tindakan kelas (Clas room action research) CAR. Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas atau di lapangan dikarenakan ada 3 kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat di terangkan, (1) Penelitian menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu yang menarik minat dan penting bagi peneliti, (2) Tindakan menujuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukukan dengan tujuan tertentu dalam penelitian pembentuk merangkaikan siklus kegiatan siswa, dan (3) Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi ruang kelas dalam penelitain, yang lebih sepesifik seperti yang lama dikenal dalam bidang pendidikan dalam pengajaran yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa sekelas yang sama dari guru yang sama pula (Arikunto 2006:3).
(24)
20
Pada penelitian tindakan ini berciri sebagai berikut: a. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual.
b. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah
dan perkembangan-perkembangan yang lebih baik. c. Dilakukan melalui putaran-putaran yang berspiral.
Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui putaran atau spiral dengan beberapa siklus yang terdiri dari merencanakan, tahap melakukan tindakan, pengamatan (0bservasi) dan tahap refleksi.
Yang dimaksud dengan penelitian yang dilakukan melalaui putaran spiral adalah penelitian yang melalui siklus-siklus berikut ini:
Gambar 1: Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Hopkins, 1993) dalam buku (Arikunto 1991:105)
Keterangan gambar di atas :
Perencanaan (Planning)
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
(25)
21
Tindakan
Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.
Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat oleh suatu tindakan.
Refleksi
Adalah merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.
Perbaikan rencana
Adalah memperbaiki suatu tindakan yang sudah dilaksanakan apabila tidak sesuai dengan tujuan yang diinginkan atau tindakan sesuai
rencana.
2. Rencana Penelitian
Pada penelitian ini penulis melaksanakan penelitian sampai tiga siklus (tiga kali pertemuan) kemudian di antara setiap siklusnya penelitian
merencanakan kegiatan tindakan berbeda pada setiap siklus, akan tetapi setiap siklus saling berkaitan, setiap proses penelitian merupakan tindakan lanjutan dari siklus penelitian sebelumnya.
3. Subjek Penelitian
Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP N 1 Way Lima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 30 orang.
(26)
22
4. Tempat dan Waktu a. Tempat penelitian
Di lapangan SMP N 1 Way Lima Kabupaten Pesawaran. b. Pelaksanaan penelitian
Lama waktu yang dilakukan dalam penelitian tiga minggu dan Terdapat tiga siklus (tiga kali pertemuan).
5. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK (penelitian kaji tindak) disetiap siklusnya, Menurut Freir and Cuning ham dalam Muhajir (1997;58) dijelaskan “Alat untuk ukur instrument dalam PTK dikatakana valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi”
Alat itu berupa indikator-indikator dari penilaian keterampilan gerak dasar lompat jangkit, bentuk indikatornya adalah: (1) awalan (2) lompatan (3) cara melayang (4) mendarat. (IAAF-RDC,2000)
6. Teknik Analisis Data
Setelah data dikumpulkan melalui tindakan disetiap siklusnya, selanjutnya data dianalisis melalui tabulasi, presentase dan normatif. Tenik penilaian dalam proses pembelajaran menggunakan penilaian kwantitatif untuk melihat kwalitas hasil tindakan disetiap siklus menggunakan rumus sebagai berikut:
(27)
23
%
100
x
n
f
P
Keterangan:
P : Presentase keberhasilan
F : Jumlah gerakan yang dilakukan dengan benar N : Jumlah siswa yang mengikuti tes
F. Proses Pembelajaran Keterampilan Gerak Dasar Lompat Jangkit 1. Siklus Pertama
a. Rencana
1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti, penutup
2. Menyiapkan alat-alat lompat jangkit berupa bangku setinggi 30 cm untuk proses pembelajaran dan instrumen yang dibutuhkan untuk mengobservasi tindakan.
3. Menyiapkan siswa berbaris sesuai jumlah kardus untuk pembelajaran
b. Tindakan
1. Bangku diletakan dan siswa berbaris dibelakang bangku.
2. Siswa melakukan gerakan naik turun bangku dan langkah dalam
tindakan siklus pertama,
(28)
24
c. Observasi
1. Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi dan berikan waktu pengulangan kemudian dinilai atau dievaluasi
d. Refleksi
1. Dari data hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan 2. Didiskusikan rencana tindakan pada siklus kedua 2. Siklus kedua
a. Rencana
1. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran penjaskes atletik nomor lompat jangkit.
2. Menyiapkan alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran
berupa kardus untuk melatih tolakan dalam lompat jangkit.
3. Menyiapkan instrument yang diperlukan untuk mengevaluasi dan
mengobservasi tindakan. b. Tindakan
1) Siswa dibariskan sesuai dengan banyaknya kardus yang disediakan.
2) Siswa melakukan teknik menolak gerak dasar lompat jangkit
menggunakan kardus sebagai rintangan dan penanda pada saat melakukan lompat jangkit.
3) Siswa diberikan kesempatan melakukan pengulangan.
(29)
25
c. Observasi
1. Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi diberikan waktu pengulangan dan dinilai maka dapat diketahui presentase keberhasilan sehingga dapat disimpulkan.
d. Refleksi
1. Dari data hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan 2. Didiskusikan rencana tindakan pada siklus ketiga 3. Siklus Ketiga
a. Rencana
1) Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran penjaskes
atletik nomor lompat jangkit.
2) Menyiapkan alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran
berupa gelang-gelang untuk melatih tolakan dalam lompat jangkit.
3) Menyiapkan instrument yang diperlukan untuk mengevaluasi
dan mengobservasi tindakan. b. Tindakan
1. Siswa dibariskan sesuai dengan banyaknya gelang-gelang yang
disediakan.
2. Siswa melakukan teknik menolak gerak dasar lompat jangkit
menggunakan gelang-gelang sebagai rintangan dan penanda pada saat melakukan lompat jangkit.
(30)
26
4. Siswa melakukan teknik dengan benar.
c. Observasi
1. Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi diberikan waktu pengulangan dan dinilai maka dapat diketahui presentase keberhasilan sehingga dapat disimpulkan.
d. Refleksi
1. Kesimpulan dari hasil pembelajaran penjaskes atletik Lompat jangkit didiskusikan berapa persen peningkatan.
(31)
8
II. Tinjauan Pustaka
1. Pendidikan Jasmani
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dan
berlangsung seumur hidup. Berdasarkan undang-undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menerangkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pada negara-negara yang baru berkembang pendidikan merupakan hal yang sangat penting, karena baik tidaknya hasil pendidikan tersebut akan dapat berpengaruh pada kemajuan suatu bangsa dan Negara. Indonesia adalah negara sedang berkembang di mana sedang giat-giatnya membangun di segala bidang, termasuk di dalamnya bidang pendidikan.
Melalui lembaga pendidikan dalam proses mempengaruhi peserta didik akan menimbulkan perubahan secara bertahap dan menyeluruh ke arah peningkatan kualitas manusia Indonesia, agar berpungsi dalam kehidupan masyarakat. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, maka
(32)
9
ditempuh upaya melalui berbagai jalur pendidikan baik formal maupun non formal. Salah satunya melalui pendidikan jasmani.
Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan, karena itu pula
tujuannya pun bersifat mendidik untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih. Dalam pelaksanaanya, aktifitas jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman belajar, dan melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani adalah proses ajar melalui aktifitas jasmani yang erat kaitannya dengan gerak manusia. Gerak bagi manusia sebagai aktifitas jasmani merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan (fisik dan psikis).
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan yang mengacu pada kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Materi pokok pendidikan jasmani adalah materi yang dipelajari oleh siswa, sebagai sarana untuk mencapai kompetensi dasar atau tujuan pembelajaran. Materi pokok pendidikan jasmani diklarifikasikan menjadi enam aspek yaitu : (1) Permainan dan olahraga, (2) aktifitas pengembangan, (3) uji diri atau senam, (4) Aktifitas ritmik, (5) akuatik (aktifitas air), dan (6) aktifitas luar sekolah.
(33)
10
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani yang lebih diutamakan adalah pemahaman tentang karakteristik pertumbuhan dan perkembangan yang profesional dari domain belajar yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif. Oleh karena itu program pendidikan jasmani harus merupakan suatu program yang memberikan perhatian yang cukup dan seimbang kepada ketiga domain tersebut. Jika tidak, maka program bersangkutan tidak lagi bisa disebut pendidikan jasmani.
Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di sekolah. Mata pelajaran ini beroreantasi pada pelaksanaan misi
pendidikan melalui aktivitas jasmani dan pembiasaan perilaku hidup sehat sehari-hari. Tujuan yang ingin dicapai dalam mata pelajaran ini adalah “membantu peserta didik untuk kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan penanaman sikap positif serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktivitas jasmani” (Depdikbud, 1993: 1).
Aktivitas pendidikan jasmani merupakan gejala yang komplek. Artinya kegiatan pendidikan jasmani mencakup aspek biologis, sosiologis, dan budaya. Dari aspek biologis hakikatnya adalah pola gerak fisik manusia yang terwujud dalam struktur jasmani yang perlu dipahami sebagai pola perilaku manusia. Dari aspek sosiologis dan budaya seorang pelatih atau guru dituntut memahami lingkungan belajar yang baik untuk mencapai tujuan pembelajaran pendidikan jasmani yang berdaya guna dan berhasil guna. Karena itu dalam garis-garis besar kurikulum pendidikan dasar (Depdikbud, 1993: 1) menjelaskan :
(34)
11
“Pendidikan jasmani di sekolah dasar berfungsi untuk (a) merangsang pertumbuhan jasmani dan perkembangan sikap, mental, social, dan
emosional yang serasi, selaras, dan seimbang, (b) memberikan pemahaman tentang manfaat pendidikan jasmani dan kesehatan serta memenuhi hasrat bergerak, (c) memacu perkembangan dan aktivitas system peredaran darah, pencernaan, pernapasan dan saraf, (d) memberikan kemampuan untuk menigkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan”.
Berdasarkan paparan di atas dapat ditegaskan bahwa dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani yang lebih diutamakan adalah
pemahaman tentang karakteristik pertumbuhan dan perkembangan yang professional dari domain belajar yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif. Oleh karena itu program pendidikan jasmani harus merupakan suatu program yang memberikan perhatian yang cukup dan seimbang kepada ketiga domain tersebut. Jika tidak, maka program bersangkutan tidak lagi bisa disebut pendidikan jasmani
2. Belajar
Kegiatan belajar dapat terjadi di mana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja. Seseorang dapat dikatakan belajar apabila di dalam dirinya terjadi
perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat mengerjakan sesuatu menjadi dapat mengerjakan sesuatu. Namun demikian tidak semua perubahan itu terjadi karena belajar, misalnya perkembangan anak dari tidak dapat berjalan menjadi berjalan. Perubahan tersebut terjadi bukan karena belajar tetapi karena proses kematangan.
Dalam menguasai teori belajar, seorang guru juga perlu mengetahui teori belajar sehingga dapat menjelaskan bagaimana seharusnya siswa belajar.
(35)
12
Belajar merupakan suatu usaha untuk menambah dan mengumpulkan berbagai pengalaman tentang ilmu pengetahuan. Belajar juga sebuah proses yang sering diartikan penambahan pengetahuan.
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defened as the modification or streng-thening of behavior through experiencing) (Oemar Hamalik (2008 : 36). Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan.
Belajar merupakan suatu usaha untuk menambah dan mengumpulkan berbagai pengalaman tentang ilmu pengtahuan. Belajar juga sebuah proses yang sering diartikan penambahan pengetahuan.
Menurut Oemar Hamalik (2003:57), bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.
Adapun ciri kegiatan yang disebut “belajar” adalah sebagai berikut (Noehi, Nasution, 1994:2):
a. Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan individu yang belajar, baik aktual maupun potensial
b. Perubahan itu pada dasarnya berubah didapatkan kemampuan baru, yang
berlaku yang relatif lama.
(36)
13
Belajar adalah sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungan. Tingkah laku ini mencakup pengatahuan, ketrampilan dan sikap.
Sedangkan menurut A Tabrani Rusyan, 1989: 7 mengatakan bahwa; “ Belajar dalam arti luas adalah suatu proses perubahan individu yang
diyatakan dalam bentuk penguasaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang study atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi”.
Robert M. Gagne dalam buku: the conditioning of learning mengemukakan bahwa:
“ Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan karena proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalam diri dan keduanya saling
berinteraksi.”
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku akibat adanya interaksi, perubahan itu berupa penguasaan, sikap dan cara berfikir yang bersikap menetap sebagai hasil dari latihan dan pengalaman belajar.
3. Gerak
Proses belajar gerak berlangsung dalam suatu rangkaian kejadian dari waktu ke waktu dan dalam prosesnya melibatkan sistim saraf pusat, otak, dan ingatan. Dengan demikian tugas utama peserta didik dalam proses belajar gerak adalah menerima dan menginterprestasikan informasi tentang gerakan-gerakan yang akan dipelajari kemudian mengolah dan
(37)
14
memungkinkan realisasi gerakan secara optimal dalam bentuk keterampilan.
Pengertian gerak adalah kegiatan atau proses perubahan tempat atau posisi ditinjau dari titik pandang tertentu, sekali hal ini sudah dilakukan maka gerak itu, tanpa memikirkan gerak itu transkusi atau rotasi maka dengan itu dapat ditetukan jarak dan arah dari titik pangkalnya. (Soedarminto 1993-197). Jadi pengertian gerak perpindahan tempat ketempat lain sesuai dengan tujuan tertentu.
Gerak dasar dalam lompat jangkit adalah keterampilan gerak yang dilakukan baik yang berkaitan dengan aktivitas dasar itu mencakup gerakan lokomotor dan keterampilan manipulatif.
4. Alat Belajar
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian dari alat adalah “yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu“. Alat merupakan bagian dari fasilitas pendidikan yang digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar. Dengan alat pembelajaran guru dapat memberikan contoh secara langsung tentang materi tersebut agar mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa. Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa modifikasi alat
pembelajaran merupakan upaya seorang guru untuk merubah alat
pembelajaran yang sesungguhnya menjadi berbeda dari yang sebelumnya dengan tujuan untuk meningkatkan pembelajaran kemudian memperoleh hasil yang lebih baik dan dicapai dengan sebaik-baiknya.
(38)
15
5. Keterampilan Gerak Dasar
Gerak dasar adalah gerak yang berkembangnya sejalan dengan pertumbuhan dan tingkat kematangan. Keterampilan gerak dasar
merupakan pola gerak yang menjadi dasar untuk ketangkasan yang lebih kompleks. Rusli Lutan dalam Herman Tarigan (2003:23) membagi tiga gerakan dasar yang melekat pada individu yaitu, 1) lokomotor, (2) gerak non lokomotor, (3) manipulatif.
Rusli Lutan (2000:11) mendefinisikan gerak lokomotor adalah : “Gerak yang digunakan untuk memudahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau memproyeksikan tubuh ke atas misalnya: jalan, lompat dan berguling”. Gerak non lokomotor “adalah keterampilan yang dilakukan tanpa memindahkan tubuh dari tempatnya, misalnya membungkuk badan, memutar badan, mendorong dan menarik”.
Sedangkan gerak manipualtif adalah keterampilan memainkan suatu proyek baik yang dilakukan dengan kaki maupun dengan tangan atau bagian tubuh yang lain.Gerak manipulatif ini bertujuan untuk koordinasi mata-kaki, mata-tangan, misalnya melempar, menangkap dan menendang. 6. Belajar Motorik
Belajar motorik adalah menghasilkan perubahan yang relatif permanen. Seorang yang ingin memiliki keterampilan yang baik harus terlebih dahulu mengembangkan unsur gerak, kemudian hal ini dapat dilakukan melalui proses belajar dan berlatih. Rusli Lutan (2000:19) mengatakan “belajar adalah sebuah prilaku yang relatif permanen sebagai akibat latihan atau pengalaman masa yang lampau”. Berkaitan dengan belajar keterampilan motorik suatu proses yang berkaitan dengan latihan atau pengalaman yang
(39)
16
relatif permanen dalam reabilitasnya untuk merespon suatu gerak. Menurut Lutan belajar motorik adalah “seperangkat proses yang berkaitan dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan ke arah perubahan dalam prilaku terampil”.
Adapun tahap dalam keterampilan motorik yaitu sebagai berikut:
a. Tahap kognitif “merupakan tahap awal dalam belajar motorik”dalam tahap ini peserta didik harus memahami hakikat kegiatan yang akan dilakukan, kemudian harus memperoleh gambaran yang jelas baik secara verbal maupun visual.
b. Tahap fiksasi pada tahap ini pengembangan keterampilan dilakukan peserta didik melalui latihan praktik secara teratur agar peubahan prilaku gerak menjadi permanen, selama latihan peserta didik
membutuhkan semangat dan umpan balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu benar atau salah.
c. Tahap otomatis. Pada tahap otomatis, kontrol terhadap gerak semakin tepat dan penampilan semakin konsisten serta cermat. Menurut girimijoyo dalam priyono mengatakan “Secara psikologi hal ini dapat diartikan bahwa pada diri peserta didik telah terjadi suatu kondisi refleks bersyarat yaitu terjadi pengerahan tenaga mendekati pola gerak reflek yang sangat efesien dan hanya akan melibatkan unsur unit yang benar diperlukan untuk gerakan yang diinginkan”.
(40)
17
7. Alat Modifikasi Pembelajaran
Di dalam kamus bahasa Indonesia modifikasi adalah”pengubahan”dan berasal dari kata “ubah”yang berarti “lain atau beda”mengubah dapat diartikan dengan “menjadikan lain dari yang sebelumya”sedangkan dari arti pengubahan adalah “proses,perubahan atau cara mengubah”, kemudian mengubah dapat juga diartikan pembaruan, tidak mengherankan bahwa pada mulanya dalam pembaruan berpokok pada metode mengajar, bukan karena mengajar itu penting melainkan mengajar itu bermaksud
menimbulkan efek belajar pada siswa yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam pendidikan pembaruan dapat diartikan suatu upaya sadar yang dilakukan untuk memperbaiki praktek pendidikan dengan sungguh-sungguh. Pada kamus bahasa Indonesia pengertian dari alat adalah “yang dipakai untuk mengerjakan sesuau” alat meupakan bagian dari fasilitas pendidikan yang digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu dengan adanya alat pembelajaran guru dapat memberikan contoh secara langsung tentang materi yang akan diberikan kepada siswa,dengan bertujuan agar mudah dipahami dan dapat dimengerti oleh peserta didik atau siswa.
Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa modifikasi alat pembelajaran merupakan suatu upaya seseorang untuk merubah alat pembelajaran yang sesungguhnya menjadi berbeda dari yang sebelumnya
(41)
18
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan agar tujuan yang direncanakan sebelumnya dan dapat dicapai sebaik-baiknya.
Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bangku, kardus dan gelang-gelang.
8. Atletik
Atletik adalah aktivitas jasmani yang kompetitif/dapat diadu, meliputi beberapa nomor yang terpisah berdasarkan kemampuan gerak-dasar manusia seperti berjalan, berlari, melompat dan melempar. Atletik juga merupakan olahraga yang banyak pilihan meliputi banyak events yang berlainan satu sama lain, baik mengenai metode pelaksanaannya, maupun sifat-sifat jasmani para pelakunya.
9. Lompat Jangkit
Lompat jangkit adalah lompat yang menggunakan lompatan tiga kali yaitu jingkat (hop), langkah (step), lompat (jump) atau jingkat – lompat – lompat. Pengertian lompat jangkit seperti ini karena Lompat jangkit atau sering disebut juga lompat tiga, hal ini karena lompat jangkit terdiri dari tiga lompatan jangkit, langkah dan lompat.
(42)
33
V. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan pembelajaran kaji tindak pada lompat jangkit pada siswa kelas III SMP Negeri 1 Way Lima, Pesawaran maka dapat disimpulkan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Dalam upaya pembelajaran lompat jangkit pada siswa kelas III SMP Negeri 1 Way Lima, Pesawaran, dapat meningkat secara signifikan dan mengalami peningkatan, baik dari tes awal sahingga melalui tahapan siklus I, II, dan III selalu mengalami peningkatan yang berarti, hal ini dapat dilihat dari pembahasan yang buktinya siswa banyak yang melakukan lompat jangkit yang umumnya pada siklus III sampai semua siswa dapat melakukan dengan baik, bahkan tidak ada satu orang siswa yang tidak dapat melakukan.
2. Latihan – latihan yang diberikan pada setiap siklus mengalami peningkatan, berarti model pembelajaran dalam penelitian kaji tindak dalam lompat jangkit dapat ditingkatan dan di
(43)
34
B. Saran
1. Siswa
Agar lebih giat lagi dalam melakukan latihan lompat jangkit guna mendapatkan keterampilan yang lebih baik
2. Guru Penjas
Dicari lagi model – model latihan yang lain, yang gunanya untuk peningkatan pembelajaran yang efektif.
3. Sekolah
Lebih mengutamakan peningkatan sarana dan prasarana demi kelancaran pembelajaran atletik pada khususnya dan olahraga lain pada umumnya.
(44)
Daftar Pustaka
Arikunto Suharsimi, 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Penerbit
: PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Dwi Yogo. 1992. Pengetahuan Kesehatan Jasmani. Penerbit : Sinar Baru. Bandung.
Lutan Rusli dan Suherman Andang. 2000. Pengukuran dan Evaluasi Penjaskes.
Penerbit : Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta.
Nasrun Harahap. 1986. Evaluasi Hasil Belajar. Penerbit : Bulan Bintang. Jakarta.
PPPITOR. 1999. Materi Penataan Kesehatan Olahraga. Jakarta.
Sanafiah Faisal. 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan. Penerbit : Usaha Nasional.
Surabaya.
Sudirman AM. 1986. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Penerbit : Rajawali.
Jakarta.
Sugeng Paranto. 1989. Evaluasi Pendidikan. Penerbit : Rajawali. Jakarta.
Supartono. 2000. Sarana dan Prasarana Olahraga, Penerbit : Depdiknas Dirjen
Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta.
Sutrisno Hadi. 1984. Metode Research Jilid II. Penerbit : UGM. Jogjakarta.
(1)
relatif permanen dalam reabilitasnya untuk merespon suatu gerak. Menurut Lutan belajar motorik adalah “seperangkat proses yang berkaitan dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan ke arah perubahan dalam prilaku terampil”.
Adapun tahap dalam keterampilan motorik yaitu sebagai berikut:
a. Tahap kognitif “merupakan tahap awal dalam belajar motorik”dalam tahap ini peserta didik harus memahami hakikat kegiatan yang akan dilakukan, kemudian harus memperoleh gambaran yang jelas baik secara verbal maupun visual.
b. Tahap fiksasi pada tahap ini pengembangan keterampilan dilakukan peserta didik melalui latihan praktik secara teratur agar peubahan prilaku gerak menjadi permanen, selama latihan peserta didik
membutuhkan semangat dan umpan balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu benar atau salah.
c. Tahap otomatis. Pada tahap otomatis, kontrol terhadap gerak semakin tepat dan penampilan semakin konsisten serta cermat. Menurut girimijoyo dalam priyono mengatakan “Secara psikologi hal ini dapat diartikan bahwa pada diri peserta didik telah terjadi suatu kondisi refleks bersyarat yaitu terjadi pengerahan tenaga mendekati pola gerak reflek yang sangat efesien dan hanya akan melibatkan unsur unit yang benar diperlukan untuk gerakan yang diinginkan”.
(2)
7. Alat Modifikasi Pembelajaran
Di dalam kamus bahasa Indonesia modifikasi adalah”pengubahan”dan berasal dari kata “ubah”yang berarti “lain atau beda”mengubah dapat diartikan dengan “menjadikan lain dari yang sebelumya”sedangkan dari arti pengubahan adalah “proses,perubahan atau cara mengubah”, kemudian mengubah dapat juga diartikan pembaruan, tidak mengherankan bahwa pada mulanya dalam pembaruan berpokok pada metode mengajar, bukan karena mengajar itu penting melainkan mengajar itu bermaksud
menimbulkan efek belajar pada siswa yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam pendidikan pembaruan dapat diartikan suatu upaya sadar yang dilakukan untuk memperbaiki praktek pendidikan dengan sungguh-sungguh. Pada kamus bahasa Indonesia pengertian dari alat adalah “yang dipakai untuk mengerjakan sesuau” alat meupakan bagian dari fasilitas pendidikan yang digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu dengan adanya alat pembelajaran guru dapat memberikan contoh secara langsung tentang materi yang akan diberikan kepada siswa,dengan bertujuan agar mudah dipahami dan dapat dimengerti oleh peserta didik atau siswa.
Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa modifikasi alat pembelajaran merupakan suatu upaya seseorang untuk merubah alat pembelajaran yang sesungguhnya menjadi berbeda dari yang sebelumnya
(3)
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan agar tujuan yang direncanakan sebelumnya dan dapat dicapai sebaik-baiknya.
Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bangku, kardus dan gelang-gelang.
8. Atletik
Atletik adalah aktivitas jasmani yang kompetitif/dapat diadu, meliputi beberapa nomor yang terpisah berdasarkan kemampuan gerak-dasar manusia seperti berjalan, berlari, melompat dan melempar. Atletik juga merupakan olahraga yang banyak pilihan meliputi banyak events yang berlainan satu sama lain, baik mengenai metode pelaksanaannya, maupun sifat-sifat jasmani para pelakunya.
9. Lompat Jangkit
Lompat jangkitadalah lompat yang menggunakan lompatan tiga kali yaitu jingkat (hop), langkah (step), lompat (jump) atau jingkat – lompat – lompat. Pengertian lompat jangkit seperti ini karena Lompat jangkit atau sering disebut juga lompat tiga, hal ini karena lompat jangkit terdiri dari tiga lompatan jangkit, langkah dan lompat.
(4)
V. Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan pembelajaran kaji tindak pada lompat jangkit pada siswa kelas III SMP Negeri 1 Way Lima, Pesawaran maka dapat disimpulkan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Dalam upaya pembelajaran lompat jangkit pada siswa kelas III SMP Negeri 1 Way Lima, Pesawaran, dapat meningkat secara signifikan dan mengalami peningkatan, baik dari tes awal sahingga melalui tahapan siklus I, II, dan III selalu mengalami peningkatan yang berarti, hal ini dapat dilihat dari pembahasan yang buktinya siswa banyak yang melakukan lompat jangkit yang umumnya pada siklus III sampai semua siswa dapat melakukan dengan baik, bahkan tidak ada satu orang siswa yang tidak dapat melakukan.
2. Latihan – latihan yang diberikan pada setiap siklus mengalami peningkatan, berarti model pembelajaran dalam penelitian kaji tindak dalam lompat jangkit dapat ditingkatan dan di
(5)
B. Saran 1. Siswa
Agar lebih giat lagi dalam melakukan latihan lompat jangkit guna mendapatkan keterampilan yang lebih baik
2. Guru Penjas
Dicari lagi model – model latihan yang lain, yang gunanya untuk peningkatan pembelajaran yang efektif.
3. Sekolah
Lebih mengutamakan peningkatan sarana dan prasarana demi kelancaran pembelajaran atletik pada khususnya dan olahraga lain pada umumnya.
(6)
Daftar Pustaka
Arikunto Suharsimi, 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Penerbit : PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Dwi Yogo. 1992. Pengetahuan Kesehatan Jasmani. Penerbit : Sinar Baru. Bandung. Lutan Rusli dan Suherman Andang. 2000. Pengukuran dan Evaluasi Penjaskes.
Penerbit : Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta. Nasrun Harahap. 1986. Evaluasi Hasil Belajar. Penerbit : Bulan Bintang. Jakarta. PPPITOR. 1999. Materi Penataan Kesehatan Olahraga. Jakarta.
Sanafiah Faisal. 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan. Penerbit : Usaha Nasional. Surabaya.
Sudirman AM. 1986. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Penerbit : Rajawali. Jakarta.
Sugeng Paranto. 1989. Evaluasi Pendidikan. Penerbit : Rajawali. Jakarta. Supartono. 2000. Sarana dan Prasarana Olahraga, Penerbit : Depdiknas Dirjen
Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta.
Sutrisno Hadi. 1984. Metode Research Jilid II. Penerbit : UGM. Jogjakarta. Yusuf Adi Sasmita. 1986. Materi Atletik dan Metodik. Penerbit : Karunia. Jakarta.