UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 KUTA DALOM KECAMATAN WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(1)

iii

WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh

Dahlena

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(2)

ii

WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh DAHLENA

ABSTRAK

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di kelas IV SDN 1 Kuta Dalom nampak bahwa hasil belajar matematika masih rendah. Hal ini disebabkan karena dalam pembelajaran guru belum menggunakan alat peraga. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui penggunaan alat peraga pada siswa kelas IV SDN 1 Kuta Dalom.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tiga siklus, setiap siklusnya menggunakan langkah-langkah sebagai berikut, yakni (1) perencanaan; (2) pelaksanaan; (3) observasi; dan (4) refleksi. Adapun subjek penelitiannya adalah siswa kelas IV sebanyak 17 orang, sedangkan teknik pengumpulan data digunakan teknik tes dan non tes berupa observasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dari siklus ke siklus. Peningkatan ini terlihat dari ketuntasan hasil belajar matematika yang semula saat pra siklus hanya 41,2 persen menjadi 64,7 persen pada siklus I dan 70,6 persen pada siklus II dan meningkat menjadi 76,5 persen pada siklus III. Dengan demikian maka hendaknya perlu lebih dioptimalkan penggunaan alat peraga dalam pembelajaran, khususnya matematika.


(3)

(4)

(5)

(6)

xi

Daftar Isi Halaman

Halaman Depan ……….. i

Abstrak ……… ii

Halaman Judul ……… iii

Halaman Persetujuan ……….. iv

Halaman Pengesahan ………... v

Halaman Pernyataan ……….. vi

Riwayat Hidup ……… vii

Motto ………..viii

Halaman Persembahan ……… ix

Sanwacana ………. x

Daftar Isi ………. xi

Daftar Tabel ………xiii

Daftar Gambar ………..………..xiv

Daftar Lampiran ….……….……… xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Identifikasi Masalah ………..…….……..…… 4

C. Rumusan Masalah……….…….……. 4

D. Tujuan Penelitian ……….… 4

E. Manfaat Penelitian …………..……….……..….. 5

F. Hipotesis Tindakan ……….. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran………... 6

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ……….. 6

2. Teori Belajar dan Pembelajaran ……… 8

B. Hasil Belajar ………..…… 13

C. Alat Peraga ………….………..……….………….. 14


(7)

xii

2. Waktu Penelitian ………. 20

3. Tempat Penelitian …….……… 20

B. Sumber Data ………. 20

C. Teknik Pengumpulan Data ……….……… 20

1. Teknik Tes ………. 21

2. Teknik Non tes ……….……….. 21

D. Alat Pengumpul Data ……….. 21

E. Teknik Analisis Data ………….……… 22

F. Prosedur Penelitian ……….. 22

G. Langkah Tindakan Penelitian ………... 23

H. Indikator Keberhasilan ……….. 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Latar Lokasi Sekolah dan Karakteristik Guru ………….. 33

B. Penetapan Kelas dan Waktu Penelitian ……… 33

C. Hasil Penelitian Tindakan Kelas ………. 33

1. Implementasi Siklus I ……… 33

2. Implementasi Siklus II ………. 40

3. Implementasi Siklus III ……… 45

D. Pembahasan ………. 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……….……….. 52

B. Saran ………..……… 52

DAFTAR PUSTAKA ……….………….. 54


(8)

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi

modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan

daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan

komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang

teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk

menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan

matematika yang kuat sejak dini.

Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai

dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan

bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat

memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi

untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan

kompetitif. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar siswa

menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang paling sulit dan tidak


(9)

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa rata-rata nilai Matematika siswa

kelas IV SDN 1 Kuta Dalom pada tahun ajaran 2012/2013 masih rendah,

seperti terlihat pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Data Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Kutadalom Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013

No Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%)

1 75–79 3 17,6

2 70–74 1 5,9

3 65–69 1 5,9

4 60–64 2 11,8

5 55–59 1 5,9

6 50–54 5 29,3

7 45–49 2 11,8

8 40–44 2 11,8

Jumlah 17 100

Sumber: Rekapitulasi Dokumen Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN 1 Kutadalom Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013.

Tabel di atas menunjukkan bahwa, dari 17 siswa, yang sudah tuntas hanya 7

orang atau 41,2 persen siswa, sisanya yang 10 orang atau 58,8 persen siswa

belum tuntas atau masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang

ditetapkan sekolah yaitu 60.

Rendahnya nilai Matematika tersebut disebabkan karena pada umumnya

siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal Matematika. Hal

ini disebabkan karena siswa hanya mendengarkan penjelasan guru. Guru lebih

banyak menyampaikan materi melalui ceramah dan latihan soal. Pemberian

tugas berupa pekerjaan rumah (PR) dari guru sering tidak dikerjakan oleh


(10)

Penyampaian materi pelajaran Matematika, terutama guru kurang baik dalam

mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari yang relevan sebagai

pendukung. Hal ini menimbulkan kejenuhan dan kebosanan pada diri siswa,

siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran. Dalam setiap pembelajaran

siswa sering tidak menjawab pertanyaan dari guru karena merasa takut dan

malu apabila jawabannya salah. Siswa juga tidak pernah mengungkapkan

pendapatnya setiap diminta oleh guru. Setiap kali guru memberikan

kesempatan untuk bertanya tentang materi yang sudah disampaikan guru,

kebanyakan siswa menjawab sudah jelas dan tidak perlu ada pertanyaan lain,

tetapi pada kenyataannya ketika guru memberikan soal matematika sedikit

sekali siswa yang bisa menjawab dengan benar. Guru jarang/belum

menggunakan alat peraga dalam pembelajaran, padahal untuk memahami

konsep matematika, terutama di SD sangat diperlukan alat peraga. Kondisi

tersebut jika terjadi terus menerus tentunya sangat berdampak pada hasil

belajar matematika.

Atas dasar hal tersebut, maka diperlukan adanya suatu tindakan pembelajaran

yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Salah satu upaya yang

perlu dilakukan adalah pembelajaran dengan menggunakan alat peraga.

Dengan alat peraga, siswa dapat dilibatkan dalam pembelajaran, sehingga

dapat membantu mempermudah siswa dalam memahami materi yang

diajarkan. Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dapat berlangsung

lebih menarik, siswa tidak jenuh, sehingga materi lebih dimengerti oleh

siswa. Melalui alat peraga dapat membantu siswa dalam menyelesaikan


(11)

pengalaman sehari-hari siswa. Dengan kata lain, materi Matematika yang

bersifat abstrak dapat disajikan dalam bentuk kongkret. Dengan demikian

pembelajaran Matematika melalui penggunaan alat peraga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Identifikasi Masalah

Masalah yang dapat diidentifikasi dari latar belakang di atas adalah:

1. Pembelajaran matematika masih dilaksanakan dengan metode ceramah

dan latihan soal.

2. Siswa belum dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran.

3. Guru jarang/belum menggunakan alat peraga dalam pembelajaran.

4. Nilai rata-rata Matematika masih rendah.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas maka permasalahan yang

muncul adalah “apakah pembelajaran menggunakan alat peraga dapat

meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas IV SDN 1 Kuta Dalom

tahun pelajaran 2013/2014?”.

D. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana telah dikemukakan di atas maka,

penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Matematika melalui penggunaan alat peraga pada siswa kelas IV SDN 1 Kuta

Dalom Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran tahun pelajaran


(12)

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat:

1. Bagi Siswa

Membantu meningkatkan hasil belajar matematika melalui penggunaan

alat peraga.

2. Bagi Guru

Memberi masukan bagi guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar

matematika melalui penggunaan alat peraga.

3. Bagi Sekolah

Memberi masukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan mutu

pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui

penggunaan alat peraga.

4. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengalaman saat penulis melaksanakan kegiatan

pembelajaran, sehingga dapat memperbaiki dan menciptakan

pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, serta mampu

menciptakan pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan untuk

siswa dimasa yang akan datang.

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah jika pembelajaran

dilaksanakan dengan menggunakan alat peraga maka dapat meningkatkan

hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 1 Kuta Dalom Kecamatan Way


(13)

A. Belajar dan Pembelajaran

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Menurut Skinner dalam Dimyati (2002:9) belajar adalah suatu perilaku.

Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik dan

sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Sedangkan

Daryanto (2009:2) mengemukakan pengertian belajar ialah suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Ruminiati (2007: 1.3) seseorang dikatakan belajar jika dalam diri

orang tersebut terjadi suatu aktifitas yang mengakibatkan perubahan

tingkah laku yang dapat diamati relatif lama. Perubahan tingkah laku itu

tidak muncul begiru saja, tetapi sebagai akibat dari usaha orang tersebut.

Oleh karena itu, proses terjadinya perubahan tingkah laku dengan tanpa

adanya usaha tidak disebut belajar.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu

proses perubahan tingkah laku individu secara menyeluruh, sebagai


(14)

Sedangkan pembelajaran sebagaimana dikemukakan oleh Gagne dan

Briggs dalam Aisyah (2007:13) melukiskan pembelajaran sebagai “upaya orang yang tujuannya adalah membantu orang belajar” secara terperinci

Gagne mendefinisikan pembelajaran sebagai“seperangkat acara peristiwa

eksternal yang dirancang untuk mendukung terjadinya beberapa proses

belajar yang sifatnya internal”.

Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor

20 tahun 2003 pasal 1 ayat 20 dijelaskan bahwa pembelajaran adalah

proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar.

Pembelajaran menurut Corey (dalam Ruminiati, 2007: 14) adalah suatu

proses dimana lingkungan seseorang dikelola secara sengaja untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu, sehingga dalam

kondisi-kondisi khusus akan menghasilkan respons terhadap situasi

tertentu juga. Jadi, dalam pembelajaran semua kegiatan guru diarahkan

untuk membantu siswa mempelajari suatu materi tertentu baik berupa

pelajaran, keterampilan, sikap, kerohanian dan sebagainya.

Dengan demikian, maka pembelajaran adalah suatu kegiatan yang

dirancang oleh guru untuk membantu, membimbing, dan memotivasi

siswa mempelajari suatu informasi tertentu dalam suatu proses yang telah


(15)

2. Teori Belajar dan Pembelajaran a. Teori Belajar Behaviorisme

Winataputra (2008:6.10), Perspektif behaviorisme pertama kali

dikemukakan oleh Ivan Pavlov dari Rusia pada tahun 1927, dan

selanjutnya dikembangkan oleh Skinner pada tahun 1953. Teori

Behaviorisme mendefinisikan belajar adalah perubahan perilaku atau

perilaku baru yang diperoleh sebagai hasil respon terhadap suatu

rangsangan. Prinsip belajar teori ini bahwa, perilaku seseorang

dipengaruhi oleh rangsangan dari luar. Konsekuensi perilaku berupa

ganjaran atau hukuman, harus segera diberikan sebagai penguat

perilaku.

Implikasi dan aplikasi dalam pembelajaran teori ini adalah merancang

kondisi belajar yang efektif dengan merumuskan tujuan belajar dan

langkah-langkah pembelajaran yang jelas, menggunakan ganjaran dan

hukuman sebagai penguat perilaku yang dihasilkan.

Keberhasilan belajar menurut teori behavioristik ditentukan oleh

adanya interaksi antara stimulus dan respon yang diterima oleh

manusia. Mengajar atau mendidik perlu dilakukan dengan cara

memperbanyak stimulus dan respon yang diberikan kepada siswa.

Salah satu indikasi keberhsilan belajar menurut teori ini adalah adanya

perubahan tingkah laku yang nyata dalam kehidupan masyarakat


(16)

Muchith (2008:57), dalam Pembelajaran Kontekstual mengungkapkan

bahwa tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan

pada proses memperluas dan penambahan pengetahuan siswa,

sedangkan proses belajar sebagai “mimetic”, yang menuntut siswa

agar memiliki kemampuan mengungkapkan kembali pengetahuan dan

pemahaman yang sudah dipelajari baik dalam jangka waktu yang

pendek maupun dalam jangka waktu yang panjang, yang diperoleh

melalui berbagai cara dalam pembelajaran.

b. Teori Belajar Kognitivisme

Winataputra (2008:6.10), Pemikir teori ini adalah J.F. Brunner.

Belajar didefinisikan sebagai gejala internal mental seseorang yang

dapat dilihat dalam perilaku maupun yang tidak terlihat. Prinsip

belajar teori kognitivisme adalah seseorang memproses secara mental

informasi yang diperoleh, menyimpan dan menggunakannya untuk

menghasilkan perilaku tertentu.

Implikasi dan aplikasi dalam pembelajaran adalah membantu siswa

memproses informasi dengan efektif, dengan cara menyusun materi

pembelajaran dengan sistematis dan akurat membuat hubungan antara

pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki

pebelajar.

Pada hakekatnya teori kognitif adalah sebuah teori pembelajaran yang


(17)

intelektual siswa. Konsekuensi proses pembelajaran harus lebih

memberi ruang yang luas agar siswa mengembangkan kualitas

intelektualnya. Secara umum proses pembelajaran harus didasarkan

atas asumsi umum (Muchith, 2008: 69).

a). Proses pembelajaran adalah suatu realitas sistem. Artinya,

keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh satu

aspek/faktor saja, tetapi lebih ditentukan secara simultan dan

komprehensif dari berbagai faktor yang ada.

b). Proses pembelajaran adalah realitas kultural/natural. Artinya

dalam proses pembelajaran tidak diperlukan adanya berbagai

paksaan dengan dalil membentuk kedisiplinan.

c). Pengembangan materi harus benar-benar dilakukan secara

kontekstual dan relevan dengan realitas kehidupan siswa.

d). Metode pembelajaran tidak dilakukan secara monoton, metode

yang bervariasi merupakan tuntutan mutlak dalam proses

pembelajaran.

e). Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan,

sehingga proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan

pengalaman dapat terjadi dengan baik.

f). Belajar memahami akan lebih bermakna dari pada menghafal.

g). Pembelajaran harus memperhatikan perbedaan individual siswa,


(18)

c. Teori Belajar Humanisme

Winataputra (2008:4.1), para pendukung teori ini yakin bahwa

perilaku harus dipahami bukan sekadar dikendalikan atau direkayasa.

Teori ini mementingkan pilihan pribadi, kreativitas dan aktualisasi diri

setiap individu yang belajar. Belajar merupakan suatu proses di mana

siswa mengembangkan kemampuan pribadi yang khas dalam bereaksi

terhadap lingkungan sekitar. Dengan kata lain, siswa tersebut

mengembangkan kemampuan terbaik dalam diri pribadinya.

Pada hakekatnya teori humanistik lebih menekankan pada proses

untuk memanusiakan manusia atau siswa, yaitu suatu pemahaman

atau kesadaran untuk memahami potensi, perbedaan, kekurangan dan

kelebihan yang dimiliki oleh setiap siswa (Muchith, 2008: 94).

d. Teori Belajar Konstruktivisme

Winataputra (2008:6.10), pemikir teori ini adalah Vygotsky, Piaget,

dan John Dewey. Mendefinisikan belajar adalah proses membangun

atau membentuk makna, pengetahuan, konsep dan gagasan melalui

pengalaman. Prinsip belajar teori ini adalah seseorang membangun

suatu realitas berdasarkan pengalaman dn interaksi dengan

lingkungan, melalui pemecahan masalah.

Implikasi dan aplikasi dalam pembelajaran adalah mendorong siswa

bersikap lebih otonom dalam menterjemahkan pengetahuan yang


(19)

bermakna bagi siswa, dialog dalam kelompok belajar bersama,

bimbingan dalam proses pembentukan pemahaman.

Muchith (2008:96), menyatakan bahwa pembelajaran harus mampu

memberikan pengalaman nyata bagi siswa, sehingga model

pembelajarannya dilakukan secara natural. Penekanan teori

konstruktivisme bukan pada membangun kualitas kognitif, tetapi lebih

pada proses untuk menemukan teori yang dibangun dari realitas

lapangan.

Muchith (2008:97) juga mengatakan belajar bukanlah proses

teknologi (robot) bagi siswa, melainkan proses untuk membangun

penghayatan terhadap suatu materi yang disampaikan. Sehingga

proses pembelajaran tidak hanya menyampaikan materi yang bersifat

normatif (tekstual) tetapi juga menyampaikan materi yang bersifat

kontekstual.

Dari keempat teori belajar tersebut, peneliti akan menggunakan teori

belajar konstruktivisme. Dalam pembelajaran siswa harus aktif

melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep dan memberi

makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Siswa dipandang

sebagai pribadi yang sudah memiliki kemampuan awal sebelum

mempelajari sesuatu. Kemampuan awal tersebut akan menjadi dasar

dalam mengkonstruksi pengetahuan yang baru. Oleh sebab itu

meskipun kemampuan awal tersebut masih sangat sederhana atau


(20)

dasar pembelajaran dan pembimbingan.Guru berperan sebagai

fasilitator. Dengan istilah lain, dapat dikatakan bahwa hakekatnya

kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa.

B. Hasil Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia hasil belajar adalah sesuatu yang

diadakan oleh adanya usaha belajar. Romiszowski, Keller dalam

Abdurrahman (2003:38) mengatakan bahwa hasil belajar merupakan keluaran

(outputs) dari suatu sistem pemrosesan berbagai masukan (inputs). Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi sedangkan

keluarannya perbuatan atau kinerja.

Menurut Hamalik (2002:155) hasil belajar tampak sebagai terjadinya

perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam

perubahan pengetahun sikap, dan keterampilan. Hasil belajar adalah suatu

penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan

berulang-ulang, serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan

hilang selama-lamanya, karena hasil belajar turut serta dalam membentuk

pribadi indvidu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi,

sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang

lebih baik.

Menurut Dimyati (2002:3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi

tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri

dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan


(21)

bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh dari usaha yang dilakukan

oleh siswa untuk mencapai tujuan belajar.

C. Alat Peraga

Menurut Sudjana (2002: 99), alat peraga dalam pengajaran memegang

peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar

mengajar yang efektif. Setiap proses belajar mengajar ditandai dengan adanya

beberapa unsur, antara lain tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi.

Unsur metode dan alat tidak dapat dilepaskan dari unsur lainnya yang

berfungsi sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran aar

sampai kepada tujuan. Dalam pencapaian tujuan tersebut, peranan alat bantu

atau alat peraga memegang peranan penting sebab dengan adanya alat peraga

ini bahan dapat dengan mudah dipahami siswa. Dalam proses belajar

mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan untuk membantu guru agar

proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa alat peraga adalah alat bantu

yang dipergunakan untuk membantu guru dalam penyampaian materi pada

proses belajar mengajar sehingga mudah dipahami oleh siswa.

Alat peraga secara sederhana dapat dibuat sendiri oleh guru atau siswa yang

bersumber dari bahan-bahan yang murah dan mudah didapatkan.

Bahan-bahan tersebut dapat berupa barang-barang bekas seperti botol kosong,


(22)

barang yang mudah didapat, seperti batu, lidi, gelas minuman, sendok, lilin,

kertas, dan sebagainya.

Walaupun sederhana, alat peraga sangat penting bagi perkembangan berpikir

siswa, karena belajar mulai dari yang sederhana dulu menuju yang kompleks.

Jadi, pemilihan alat peraga yang sederhana untuk proses pembelajaran siswa

ini bukanlah semata-mata karena harganya murah atau alasan yang lain,

melainkan didasarkan untuk kepentingan perkembangan belajar siswa.

Dengan alat-alat sederhana yang telah mereka kenal dalam kehidupan

sehari-hari, pusat perhatian siswa akan lebih terpusat pada objek yang diselidiki dan

tidak terpesona pada alat buatan pabrik yang digunakan. Dengan alat peraga

yang sederhana setidaknya para siswa terhindar dari rasa takut, misal takut

dimarahi karena salah menggunakan alat tersebut atau takut rusak karena alat

tersebut berharga mahal.

Sudjana (2002: 100) menyatakan, alat peraga terdapat beberapa jenis, yaitu:

a. Alat peraga dua dan tiga dimensi

Alat peraga dua dimensi artinya alat yang mempunyai ukuran panjang dan

lebar, sedangkan alat peraga tiga dimensi adalah alat peraga yang

mempunyai ukuran panjang, lebar, dan tinggi. Alat peraga dua dan tiga

dimensi ini antara lain ialah: bagan, grafik, poster, papan tulis, potongan


(23)

b. Alat-alat peraga yang diproyeksi

Alat peraga yang diproyeksi adalah alat peraga yang menggunakan

proyektor sehingga gambar nampak pada layar. Alat peraga yang yang

diproyeksi antara lain: film, slide, dan filmstrip.

Ada beberapa fungsi atau manfaat dari penggunaan alat peraga dalam

pengajaran matematika, di antaranya:

1) Dengan adanya alat peraga, anak-anak akan lebih banyak mengikuti

pelajaran matematika dengan gembira, sehingga minatnya mempelajari

matematika semakin besar. Anak akan terangsang, senang, tertarik, dan

bersikap positif terhadap pengajaran matematika.

2) Dengan disajikan konsep abstrak matematika dalam bentuk kongkret,

maka siswa pada tingkat-tingkat yang lebih rendah akan lebih mudah

memahami dan mengerti.

3) Alat peraga dapat membantu daya tilik ruang, karena tidak

membayangkan bentuk-bentuk geometri terutama bentuk geometri ruang

sehingga dengan melalui gambar dan benda-benda nyatanya akan terbantu

daya tiliknya sehingga lebih berhasil dalam belajarnya.

4) Anak akan menyadari adanya hubungan antara pengajaran dan

benda-benda yang ada di sekitarnya, atau antara ilmu dengan alam sekitar dan

masyarakat.

5) Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk kongkret, yaitu

dalam bentuk model matematika dapat dijadikan objek penelitian dan

dapat pula dijadikan alat untuk penelitian ide-ide baru dan relasi-relasi


(24)

Alat peraga untuk menerangkan konsep matematika itu dapat berupa benda

nyata dan dapat pula berupa gambar atau diagramnya. Alat peraga yang

berupa benda-benda real itu memiliki keuntungan dan kelemahan.

Keuntungan benda-benda nyata itu dapat dipindah-pindahkan atau

dimanipulasikan sedangkan kelemahannya tidak dapat disajikan dalam bentuk

tulisan atau buku. Karenanya untuk bentuk tulisan kita buat gambarnya atau

diagramnya tetapi tetap masih memiliki kelemahan karena tidak dapat

dimanipulasikan berbeda dengan benda-benda nyatanya.

D. Hakikat Pembelajaran Matematika

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi

informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan

matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan

matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan

diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. (BSNP, 2006:147)

Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai

dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan

bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat

memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi

untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan


(25)

Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran

matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah

terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai cara

penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu

dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model

matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya.

Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai

dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem).

Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap

dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan

keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi

informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya.

Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

sebagai berikut (BSNP, 2006: 148)

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan

tepat, dalam pemecahan masalah

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan


(26)

4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media

lain untuk memperjelas keadaan atau masalah

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari

matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi

aspek-aspek sebagai berikut:

1. Bilangan

2. Geometri dan pengukuran


(27)

A. Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas

IV SDN 1 Kuta Dalom Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran

dengan jumlah siswa 17 anak yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 6

siswa perempuan.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN 1 Kuta Dalom, Kecamatan Way

Lima, Kabupaten Pesawaran yang merupakan tempat tugas peneliti.

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran

2013/2014 selama 4 bulan.

B. Sumber Data

Data penelitian diperoleh melalui tes dan non tes yaitu hasil evaluasi siswa


(28)

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan selama kegiatan pelaksanaan tindakan, yaitu

dengan menggunakan teknik tes dan non tes.

1. Teknik Tes

Teknik tes merupakan salah satu alat, cara, dan langkah-langkah yang

sistematik untuk digunakan dalam mengukur sejumlah perilaku tertentu

siswa (Ruminiati, 2007:3.18). Dalam penelitian ini, teknik tes digunakan

untuk mengumpulkan data-data nilai siswa guna mengetahui hasil belajar

siswa pada mata pelajaran matematika menggunakan alat peraga pada

siswa kelas IV SDN 1 Kuta dalom Kecamatan Way Lima Kabupaten

Pesawaran.

2. Teknik Non tes

Teknik non tes adalah alat penilaian yang prosedurnya tidak sistematis

sebagaimana teknik tes. Akan tetapi, teknik non tes ini dapat dilakukan

untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik minat, sikap, atau

kepribadian siswa (Ruminiati, 2007:3.18). Teknik non tes dilakukan

melalui observasi yang merupakan kegiatan melihat sesuatu secara cermat

untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang sesuatu itu.

Observasi ini digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru

selama proses pembelajaran berlangsung.

D. Alat Pengumpul Data

Untuk mempermudah penelitian dan memperoleh data yang akurat peneliti


(29)

1. Tes yang digunakan adalah tes tertulis berbentuk uraian untuk mengetahui

kemampuan siswa dalam mengerjakan soal matematika.

2. Lembar observasi yang digunakan oleh pengamat/observer untuk

mengamati aktivitas siswa maupun peneliti pada saat pembelajaran

berlangsung.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah upaya yang dilakukan oleh guru yang berperan sebagai

peneliti untuk merangkum secara akurat data yang telah dikumpulkan dalam

bentuk yang dapat dipercaya dan benar (Wardhani, 2009: 5.4). Analisis data

yang dilakukan adalah:

1. Mengumpulkan semua data dari hasil pengamatan selama siklus I, baik

data kuantitatif maupun kualitatif.

2. Menganalisa data dengan membuat tabulasi dan prosentase, serta

disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.

3. Menguji keberhasilan penelitian dengan cara membandingkan hasil

pengolahan data dengan indikator keberhasilan antara hasil tes siklus I

dan siklus-siklus selanjutnya.

F. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

merupakan suatu bentuk penyelidikan yang dilakukan melalui refleksi diri

yang dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang diteliti, seperti

guru, siswa, atau kepala sekolah dalam situasi sosial, termasuk situasi


(30)

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka

penelitian ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Hopkins, yang

dinamakan Spiral Tindakan Kelas yaitu berbentuk spiral dari siklus yang

satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi rencana tindakan,

pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Siklus ini akan dihentikan jika

hasil penelitian ini sudah memenuhi indikator kinerja yang telah ditetapkan.

Ilustrasi dari alur penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar di

bawah ini:

Gambar 1. Alur Siklus PTK (Zainal, 2006:30)

Diteruskan pada siklus berikutnya


(31)

G. Langkah Tindakan Penelitian

Penelitian ini dilakukan sampai berhasil dengan berbagai kemungkinan

perubahan yang dianggap perlu, Setiap siklus terdiri dari perencanaan,

tindakan, observasi dan refleksi.

Tahap-tahap dari siklus tersebut diuraikan sebagai berikut:

Siklus I

a. Perencanaan

Kegiatan perencanaan meliputi :

a. Menentukan Kompetensi Dasar yang akan dicapai, yakni

“Melakukan operasi perkalian dan pembagian” dan

mengembangkan KD menjadi indikator.

b. Membuat rencana pembelajaran termasuk membuat skenario

pembelajaran menggunakan alat peraga

c. Mempersiapkan alat peraga yang akan digunakan dalam

pembelajaran

d. Membuat instrumen evaluasi untuk mengetahui keberhasilan siswa.

e. Menyiapkan instrumen observasi baik untuk guru maupun siswa

f. Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa, kinerja guru dan

catatan lapangan

g. Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS)

b. Tindakan

Penyampaian materi pelajaran secara garis besar akan dilaksanakan


(32)

Pertemuan ke-1

1) Siswa dibagi menjadi empat kelompok

2) Masing-masing kelompok diminta untuk mengumpulkan batu

kerikil sebanyak (5, 6, 7, 8, 9, 10) tiap anggota kelompok.

3) Anggota kelompok menghitung batu kerikil yang dikumpulkan dan

menuliskan ke dalam tabel yang disediakan.

Kelompok A B C D E Jumlah

I II III IV

Pertemuan ke-2

1) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan

materi sebagai apersepsi untuk membimbing pemikiran dan

kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran tentang operasi

pembagian.

2) Masing-masing kelompok menghitung batu kerikil yang telah

dikumpulkan pada pertemuan terdahulu pada tabel/LKS.

3) Batu yang dikumpulkan kemudian dibagi kepada semua anggota

kelompok dengan jumlah yang sama dalam kelompok

masing-masing.

4) Menghitung jumlah anggota dalam kelompok tersebut.

5) Masing-masing kelompok menghitung dengan cara yang sama pada

kelompok lain.


(33)

7) Guru melakukan evaluasi melalui tes tertulis untuk mengetahui

pemahaman peserta didik mengenai materi perkalian dan pembagian

yang telah dipelajari yang dikerjakan secara individu.

c. Pengamatan

Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran

yang dilaksanakan oleh guru/peneliti. Pengamatan dilakukan oleh guru

mitra yang diminta menjadi observer. Pengamatan ditujukan pada

aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa yang masing-masing

dicatat melalui lembar observasi (pengamatan) yang telah disediakan.

d. Refleksi

Refleksi meliputi kegiatan menganalisis, memahami, dan membuat

kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran.

Dengan melihat hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa dan

hasil belajar siswa ditarik kesimpulan tentang perkembangan, kemajuan,

dan kelemahan serta kekurangan yang terjadi. Dari refleksi ini

selanjutnya dijadikan dasar untuk perbaikan pada siklus berikutnya.

Kegiatan yang dilakukan dalam refleksi meliputi analisis data yang

telah diperoleh untuk menentukan langkah tindakan yang lebih baik

pada pembelajaran selanjutnya, mengevaluasi proses dan hasil belajar


(34)

Siklus II

1. Perencanaan

a. Menentukan Kompetensi Dasar yang akan dicapai, yakni “Melakukan

operasi hitung campuran” dan mengembangkan KD menjadi

indikator.

b. Membuat rencana pembelajaran termasuk membuat skenario

pembelajaran menggunakan alat peraga

c. Mempersiapkan alat peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran

d. Membuat instrumen evaluasi untuk mengetahui keberhasilan siswa.

e. Menyiapkan instrumen observasi baik untuk guru maupun siswa

f. Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa, kinerja guru dan

catatan lapangan

g. Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS)

2. Tindakan

Menerapkan tindakan dengan mengacu pada perencanaan tindakan yang telah

ditetapkan dengan tahap-tahap pembelajaran menggunakan alat peraga yang

dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1) Guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk mengingatkan

kembali tentang operasi perkalian dan pembagian yang telah dipelajari

pada pertemuan sebelumnya

2) Siswa dibagi menjadi enam kelompok

3) Guru membagikan LKS kepada tiap kelompok


(35)

5) Masing-masing kelompok membagikan lidi kepada masing-masing

anggotanya dengan jumlah yang sama

6) Masing-masing anggota kelompok memotong lidi yang diterimanya

menjadi 2 bagian yang sama panjang

7) Lidi yang sudah dipotong-potong dikumpulkan menjadi satu.

8) Kelompok membagi potongan lidi tersebut kepada semua anggotanya

9) Kelompok menghitung jumlah potongan lidi yang diterima oleh

masing-masing anggota

10) Siswa membuat model penghitungan dari kegiatan yang dilakukan

11) Siswa menentukan aturan operasi penghitungan campuran dari kegiatan

tersebut

12) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil penghitungannya

13) Bersama-sama membahas dan membuat kesimpulan tentang kegiatan

yang telah dilakukan

14) Guru melakukan evaluasi melalui tes tertulis untuk mengetahui

pemahaman peserta didik mengenai materi perkalian dan pembagian yang

telah dipelajari yang dikerjakan secara individu.

15) Guru meminta peserta didik merefleksikan hal-hal yang telah dipelajari

16) Guru memberikan tugas pengayaan untuk membaca dan memahami

tentang materi pelajaran yang ada di buku Matematika, serta

menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan

selanjutnya.


(36)

Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang

dilaksanakan oleh guru/peneliti. Pengamatan dilakukan oleh guru mitra yang

diminta menjadi observer. Pengamatan ditujukan pada aktivitas belajar siswa

dan hasil belajar siswa yang masing-masing dicatat melalui lembar observasi

(pengamatan) yang telah disediakan.

4. Refleksi

Refleksi meliputi kegiatan menganalisis, memahami, dan membuat

kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran.

Dengan melihat hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa dan hasil

belajar siswa ditarik kesimpulan tentang perkembangan, kemajuan, dan

kelemahan serta kekurangan yang terjadi. Dari refleksi ini selanjutnya

dijadikan dasar untuk perbaikan pada siklus berikutnya.

Kegiatan yang dilakukan dalam refleksi meliputi analisis data yang telah

diperoleh untuk menentukan langkah tindakan yang lebih baik pada

pembelajaran selanjutnya, mengevaluasi proses dan hasil belajar siswa,

mengevaluasi aktivitas guru dalam kegiatan belajar mangajar.

Siklus III

Hasil penelitian yang diperoleh pada siklus II belum memenuhi indikator

keberhasilan yang ditetapkan, maka penelitian dilanjutkan pada siklus III.


(37)

1. Perencanaan

a. Menentukan Kompetensi Dasar yang akan dicapai, yakni “Melakukan

penaksiran dan pembulatan” dan mengembangkan KD menjadi

indikator.

b. Membuat rencana pembelajaran termasuk membuat skenario

pembelajaran menggunakan alat peraga

c. Mempersiapkan alat peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran

d. Membuat instrumen evaluasi untuk mengetahui keberhasilan siswa.

e. Menyiapkan instrumen observasi baik untuk guru maupun siswa

f. Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa, kinerja guru dan

catatan lapangan

g. Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS)

2. Tindakan

Menerapkan tindakan dengan mengacu pada perencanaan tindakan yang telah

ditetapkan dengan tahap-tahap pembelajaran menggunakan alat peraga yang

dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk mengingatkan

kembali tentang operasi hitung yang telah dipelajari pada pertemuan

sebelumnya

b. Siswa dibagi menjadi enam kelompok

c. Guru membagikan LKS kepada tiap kelompok

d. Guru membagikan manik-manik kepada semua kelompok


(38)

f. Masing-masing kelompok menghitung sisa manik-manik setelah dibagi

menjadi sepuluh-sepuluh

g. Masing-masing kelompok menentukan hasil pembulatan dengan aturan

jika sisa manik-manik kurang dari 5 (1, 2, 3, 4) maka manik-manik

tersebut dihilangkan, jika sisa manik-manik paling sedikit 5 (5, 6, 7, 8, 9)

maka manik-manik tersebut dianggap berjumlah sepuluh..

h. Kelompok menghitung hasil pembulatan pada lembar kerja.

i. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil penghitungannya

j. Bersama-sama membahas dan membuat kesimpulan tentang kegiatan

yang telah dilakukan

k. Siswa mengerjakan tes formatif untuk dikerjakan secara individu

l. Guru meminta peserta didik merefleksikan hal-hal yang telah dipelajari

m. Guru memberikan tugas pengayaan untuk membaca dan memahami

tentang materi pelajaran yang ada di buku Matematika, serta

menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan

selanjutnya.

3. Pengamatan

Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang

dilaksanakan oleh guru/peneliti. Pengamatan dilakukan oleh guru mitra yang

diminta menjadi observer. Pengamatan ditujukan pada aktivitas belajar siswa

dan hasil belajar siswa yang masing-masing dicatat melalui lembar observasi


(39)

4. Refleksi

Refleksi meliputi kegiatan menganalisis, memahami, dan membuat

kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran.

Dengan melihat hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa dan hasil

belajar siswa ditarik kesimpulan tentang perkembangan, kemajuan, dan

kelemahan serta kekurangan yang terjadi. Dari hasil penelitian indikator

penelitian sudah tercapai, sehingga penelitian hanya sampai pada siklus III.

Kegiatan yang dilakukan dalam refleksi meliputi analisis data yang telah

diperoleh untuk menentukan langkah tindakan yang lebih baik pada

pembelajaran selanjutnya, mengevaluasi proses dan hasil belajar siswa,

mengevaluasi aktivitas guru dalam kegiatan belajar mangajar.

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan yang diharapkan pada penelitian tindakan kelas ini

adalah adanya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Matematika, yakni penelitian ini dikatakan berhasil jika minimal 75% siswa

telah mencapai kriteria ketuntasan minimal/tuntas. Kriteria ketuntasan


(40)

A. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan

berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat

disimpulkan bahwa:

1. Pembelajaran melalui penggunaan alat peraga dapat meningkatkan

aktivitas belajar Matematika pada siswa kelas IV SDN 1 Kutadalom tahun

pelajaran 2013/2014.

2. Pembelajaran melalui penggunaan alat peraga dapat meningkatkan hasil

belajar Matematika pada siswa kelas IV SDN 1 Kutadalom tahun

pelajaran 2013/2014.

3. Penerapan pembelajaran melalui penggunaan alat peraga dapat

mengoptimalkan proses pembelajaran Matematika pada siswa kelas IV

SDN 1 Kutadalom.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, maka saran yang diajukan adalah:

1. Saran untuk guru

Guru hendaknya lebih mengoptimalkan penggunaan alat peraga dalam


(41)

2. Saran untuk sekolah

a. Hendaknya ada sosialisasi kepada guru untuk mau dan mampu

menggunakan alat peraga dalam setiap pembelajaran demi untuk

meningkatkan hasil belajar

b. Memberikan kesempatan kepada guru untuk memfasilitasi dalam

membuat dan mengembangkan alat peraga pembelajaran yang dapat


(42)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Aisyah, Nyimas, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi Depdiknas

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta

Dimyati. 2002.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Jakarta: Publisher

Hamalik, Oemar. 2002.Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara

Muchith, M. Saekhan. 2008. Pembelajaran Kontekstual. Semarang: RaSAIL Media Group.

Ruminiati. 2007.Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta: Depdiknas

Sudjana, Nana. 2002. Dasar-Dasar Proses Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algosindo

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Fokus Media.

Wardhani, I.G.A.K., dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka

Winataputra, Udin S. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka


(43)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I

Nama Sekolah : SDN 1 Kuta Dalom

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : IV / 1

Aspek : Bilangan

Alokasi Waktu : 6 x 35 menit (2 kali pertemuan)

A. Standar Kompetensi :

1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah

B. Kompetensi Dasar :

1.3 Melakukan operasi perkalian dan pembagian

C. Indikator :

1. Mengalikan bilangan sampai dengan dua angka 2. Mengalikan bilangan sampai dengan tiga angka 3. Mengalikan bilangan sepuluh secara berulang 4. Mengalikan bilangan kelipatan sepuluh 5. Melakukan pembagian tanpa sisa 6. Melakukan pembagian bersisa

I. Tujuan Pembelajaran :

Setelah mengikuti pembelajaran menggunakan alat peraga:

1. Secara mandiri siswa dapat mengalikan bilangan satu angka dengan dua angka

2. Secara mandiri siswa dapat mengalikan bilangan satu angka dengan tiga angka

3. Secara mandiri siswa dapat mengalikan bilangan sepuluh secara berulang

4. Secara mandiri siswa dapat mengalikan bilangan kelipatan sepuluh 5. Secara mandiri siswa dapat melakukan pembagian tanpa siswa 6. Secara mandiri siswa melakukan pembagian bersisa

II. Materi Ajar (Materi Pokok) :

Operasi hitung perkalian dan pembagian

III. Metode Pembelajaran :

Ceramah, tanya jawab, penugasan

IV. Langkah-langkah Pembelajaran : Pertemuan ke-1

A. Kegiatan Awal (10 menit)

1. Mengucapkan salam kepada siswa 2. Absensi siswa


(44)

B. Kegiatan Inti (85 menit)

1. Guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa: - Berapakah jumlah siswa di kelas IV ?

- Jika kita akan sudah membagi menjadi tiga kelompok, berapa jumlah anggota masing-masing kelompok?

- Berapakah sisanya?

2. Masing-masing kelompok diminta untuk mengumpulkan batu kerikil sebanyak (5, 6, 7, 8, 9, 10) tiap anggota kelompok

3. Anggota kelompok menghitung batu kerikil yang dikumpulkan dan menuliskan ke dalam tabel yang disediakan

4. Siswa membuat kesimpulan tentang kegiatan yang telah dilakukan

C. Kegiatan Akhir (10 menit)

1. Guru meminta peserta didik merefleksikan hal-hal yang telah dipelajari

2. Guru memberikan tugas pengayaan untuk membaca dan memahami tentang materi pelajaran yang ada di buku Matematika, serta menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan ke-2

A. Kegiatan Awal (10 menit)

1. Mengucapkan salam kepada siswa 2. Absensi siswa

3. Membagi siswa menjadi lima kelompok

B. Kegiatan Inti (85 menit)

1. Guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa: - Berapakah batu kerikil yang diperoleh oleh kelompok I? - Berapakah jumlah anggota dari kelompok I?

- Jadi, berapakah jumlah batu kerikil yang dikumpulkan oleh masing-masing anggota kelompok tersebut?

2. Masing-masing kelompok menghitung batu kerikil yang telah dikumpulkan pada pertemuan terdahulu pada tabel/LKS.

3. Membagi dengan jumlah yang sama kepada semua anggota dalam kelompok masing-masing.

4. Menghitung jumlah anggota dalam kelompok tersebut.

5. Masing-masing kelompok menghitung dengan cara yang sama pada kelompok lain.

6. Siswa membuat kesimpulan tentang kegiatan yang telah dilakukan 9. Guru melakukan evaluasi melalui tes tertulis untuk mengetahui

pemahaman peserta didik mengenai materi perkalian dan pembagian yang telah dipelajari yang dikerjakan secara individu.


(45)

Kegiatan Akhir (10 menit)

1. Guru meminta peserta didik merefleksikan hal-hal yang telah dipelajari

2. Guru merencakan tindak lanjut yang mungkin dapat dilakukan dalam bentuk remidial, pengayaan maupun tugas, serta menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

V. Alat / Bahan / Sumber Belajar

1. Ayo Belajar Matematika 4, Depdiknas, 2008, Burhan Mustaqim, dkk, halaman 18-21.

2. LKS

3. Batu kerikil

VI. Penilaian

Penilaian Proses: Lembar observasi dan mengerjakan tugas Penilaian Hasil: Jenis tes tertulis, berbentuk essay

Kuta Dalom, 2013

Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Alrozi Dahlena


(46)

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Materi : Operasi Perkalian Nama

Kelompok

Jumlah anggota tiap kelompok

Jumlah kerikil

tiap anggota Total

Lambang perkalian


(47)

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Materi : Operasi Pembagian

Nama Kelompok

Jumlah Seluruh Kerikil (Total)

Jumlah kerikil tiap anggota

Jumlah anggota

Lambang pembagian


(48)

SOAL TES FORMATIF SIKLUS I

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat! 1. 47 x 7 = …

2. 89 x 25 = …

3. 357 x 3 = …

4. 123 x 20 =…

5. 500 x 20 = …

6. 108 : 9 = …

7. 304 : 16 = …

8. 114 : 5 = …

9. 105 : 12 = …


(49)

Kunci Jawaban 1. 329

2. 2.225

3. 1.071

4. 2.460

5. 10.000

6. 12

7. 19

8. 22,8

9. 8,75

10. 17,5

Skor :

Jumlah soal : 10 butir Skor per butir : 2 Skor maksimum : 20


(50)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II

Nama Sekolah : SDN 1 Kuta Dalom

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : IV / 1

Aspek : Bilangan

Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (1 kali pertemuan)

A. Standar Kompetensi :

1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah

B. Kompetensi Dasar :

1.4 Melakukan operasi hitung campuran

C. Indikator :

1. Menentukan model penghitungan dari soal cerita yang mengandung operasi hitung campuran

2. Menentukan aturan operasi hitung campuran

3. Menyelesaikan soal yang mengandung operasi hitung campuran

D. Tujuan Pembelajaran :

Setelah mengikuti pembelajaran menggunakan alat peraga:

1. Secara mandiri siswa dapat menentukan model penghitungan dari soal cerita yang mengandung operasi hitung campuran

2. Secara mandiri siswa dapat menentukan aturan operasi penghitungan campuran

3. Secara mandiri siswa dapat menyelesaikan soal cerita yang mengandung operasi hitung campuran

II. Materi Ajar (Materi Pokok) : Operasi hitung campuran

III. Metode Pembelajaran :

Ceramah, tanya jawab, penugasan

IV. Langkah-langkah Pembelajaran : Pertemuan ke-1

A. Kegiatan Awal (10 menit)

1. Mengucapkan salam kepada siswa 2. Absensi siswa

3. Guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk mengingatkan kembali tentang operasi perkalian dan pembagian yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya

B. Kegiatan Inti (85 menit)

1. Siswa dibagi menjadi enam kelompok


(51)

3. Guru membagikan lidi yang telah disiapkan kepada semua kelompok

4. Masing-masing kelompok membagikan lidi kepada masing-masing anggotanya dengan jumlah yang sama

5. Masing-masing anggota kelompok memotong lidi yang diterimanya menjadi 2 bagian yang sama panjang

6. Lidi yang sudah dipotong-potong dikumpulkan menjadi satu.

7. Kelompok membagi potongan lidi tersebut kepada semua anggotanya

8. kelompok menghitung jumlah potongan lidi yang diterima oleh masing-masing anggota

9. Siswa membuat model penghitungan dari kegiatan yang dilakukan 10. Siswa menentukan aturan operasi penghitungan campuran dari

kegiatan tersebut

11. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil penghitungannya 12. Bersama-sama membahas dan membuat kesimpulan tentang

kegiatan yang telah dilakukan

13. Siswa mengerjakan tes formatif untuk dikerjakan secara individu

C. Kegiatan Akhir (10 menit)

1. Guru meminta peserta didik merefleksikan hal-hal yang telah dipelajari

2. Guru memberikan tugas pengayaan untuk membaca dan memahami tentang materi pelajaran yang ada di buku Matematika, serta menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

VI. Alat / Bahan / Sumber Belajar

1. Ayo Belajar Matematika 4, Depdiknas, 2008, Burhan Mustaqim, dkk, halaman 30-36.

2. LKS

3. Potongan lidi

VI. Penilaian

Penilaian Proses: Lembar observasi dan mengerjakan tugas Penilaian Hasil: Jenis tes tertulis, berbentuk essay

Kuta Dalom, 2013

Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Alrozi Dahlena


(52)

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Lengkapilah tabel di bawah ini sesuai dengan kegiatan yang kalian lakukan!

Kelompok: ……….

Jumlah anggota

Jumlah lidi yang diterima

tiap anggota

Jumlah lidi setelah dipotong menjadi 2 bagian yang sama

Jumlah potongan lidi yang diterima oleh tiap anggota


(53)

TES FORMATIF SIKLUS II

1. Ibu membeli 10 keranjang buah apel untuk dijual. Setiap keranjang berisi 75 buah apel. Hari ini ibu bisa menjual buah apel sebanyak 450 buah apel. berapakah sisa buah apel yang belum terjual?

2. Pak Hasan mempunyai 5 ekor ayam. Setiap hari ayam-ayam itu bertelur satu butir. Setelah 7 hari Pak Hasan mengumpulkan telur-telurnya, kemudian dijual ke pasar 15 butir. Sisa telurnya akan dimasak oleh ibu. Berapa butir telur yang dimasak oleh ibu?

3. Ayah memiliki 8 buah pohon jeruk di kebun. Setiap pohon jeruk dipetik 5 buah oleh ayah. Buah jeruk yang telah dipetik dibagikan kepada tetangga-tetangganya. Setiap tetangga menerima 4 buah jeruk. Berapa jumlah tetangga yang menerima buah jeruk?

4. Ibu memiliki 6 kotak peniti. Setiap kotak berisi satu lusin peniti. Ibu membeli lagi 2 kotak peniti di warung. Adik mengambil 3 kotak peniti untuk dibawa ke sekolah. Berapa buah sisa peniti yang dimiliki ibu sekarang?

5. Ibu membeli 3 ikat buah rambutan untuk acara arisan. Setiap ikat berisi 40 biji rambutan. Ibu menyediakan 5 piring untuk menempatkan biji-biji rambutan tersebut. Sebelumnya ayah dan ibu memakan biji rambutan tersebut 20 biji. Berapakah jumlah biji rambutan yang ada pada tiap piringnya?


(54)

Kunci Jawaban

1. (10 x 75)– 450 = 300 buah apel.

2. (5 x 1 x 7)– 15 = 35– 15 = 20 butir

3. (8 x 5) : 4 = 40 : 4 = 10 tetangga

4. (6 x 12) + (2 x 12)– (3 x 12) = 60 buah

5. {(3 x 40)– 20} : 5 = (120– 20) : 5 = 20 biji

Pedoman penskoran:

Jumlah soal : 5 butir

Skot tiap butir : 5

Skor maksimal : 25


(55)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS III

Nama Sekolah : SDN 1 Kuta Dalom

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : IV / 1

Aspek : Bilangan

Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (1 kali pertemuan)

A. Standar Kompetensi :

1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah

B. Kompetensi Dasar :

1.5 Melakukan penaksiran dan pembulatan

C. Indikator :

1. Melakukan pembulatan bilangan ke puluhan terdekat 2. Melakukan penaksiran operasi hitung

D. Tujuan Pembelajaran :

Setelah mengikuti pembelajaran menggunakan alat peraga:

1. Secara mandiri siswa dapat melakukan pembulatan bilangan ke puluhan terdekat

2. Secara mandiri siswa dapat melakukan penaksiran operasi hitung

II. Materi Ajar (Materi Pokok) : Pembulatan dan penaksiran

III. Metode Pembelajaran :

Ceramah, tanya jawab, penugasan

IV. Langkah-langkah Pembelajaran : A. Kegiatan Awal (10 menit)

1. Mengucapkan salam kepada siswa 2. Absensi siswa

3. Guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk mengingatkan kembali tentang operasi hitung yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya

B. Kegiatan Inti (85 menit)

1. Siswa dibagi menjadi enam kelompok

2. Guru membagikan LKS kepada tiap kelompok

3. Guru membagikan manik-manik yang telah disiapkan kepada semua kelompok

4. Masing-masing kelompok membagi manik-manik menjadi sepuluh-sepuluh

5. Masing-masing kelompok menghitung sisa manik-manik setelah dibagi menjadi sepuluh-sepuluh


(56)

6. Masing-masing kelompok menentukan hasil pembulatan dengan aturan jika sisa manik kurang dari 5 (1, 2, 3, 4) maka manik-manik tersebut tidak ikut dihitung/dipisahkan, jika sisa manik-manik-manik-manik paling sedikit 5 (5, 6, 7, 8, 9) maka lidi tersebut dianggap berjumlah sepuluh.

7. Kelompok menghitung hasil pembulatan pada lembar kerja.

8. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil penghitungannya 9. Bersama-sama membahas dan membuat kesimpulan tentang

kegiatan yang telah dilakukan

10. Siswa mengerjakan tes formatif untuk dikerjakan secara individu

C. Kegiatan Akhir (10 menit)

1. Guru meminta peserta didik merefleksikan hal-hal yang telah dipelajari

2. Guru memberikan tugas pengayaan untuk membaca dan memahami tentang materi pelajaran yang ada di buku Matematika, serta menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

VII. Alat / Bahan / Sumber Belajar

1. Ayo Belajar Matematika 4, Depdiknas, 2008, Burhan Mustaqim, dkk, halaman 25-33.

2. LKS

3. Manik-manik

VI. Penilaian

Penilaian Proses: Lembar observasi dan mengerjakan tugas Penilaian Hasil: Jenis tes tertulis, berbentuk essay

Kuta Dalom, 2013

Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Alrozi Dahlena


(57)

LEMBAR KERJA SISWA

Lengkapilah tabel di bawah ini sesuai dengan kegiatan yang kalian lakukan!

Kelompok: ……….

Jumlah lidi yang diterima

tiap anggota

Lidi dibagi menjadi sepuluh sepuluh

Sisa lidi setelah dibagi

sepuluh-sepuluh

Hasil Pembulatan


(58)

SOAL TES FORMATIF SIKLUS III

Bulatkan bilangan-bilangan di bawah ini ke puluhan terdekat! 1. 46 dibulatkan menjadi . . . .

2. 52 dibulatkan menjadi . . . .

3. 65 dibulatkan menjadi . . . .

4. 84 dibulatkan menjadi . . . .

5. 128 dibulatkan menjadi . . . .

Taksirlah hasil operasi hitung di bawah ini! 6. 23 + 44 = ….

7. 98– 41 = ….

8. 19 x 32 = ….

9. 84 :23 = ….


(59)

Kunci jawaban 1. 50

2. 50

3. 70

4. 80

5. 130

6. 20 + 40 = 60

7. 100– 40 = 60

8. 20 x 30 = 600

9. 80 : 20 = 4

10. (100– 30) + 80 = 70 + 80 = 150

Pedoman penskoran:

Jumlah soal : 10 butir

Skot tiap butir : 2

Skor maksimal : 20


(60)

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SIKLUS I PERTEMUAN PERTAMA

Aktivitas yang diamati

No Nama Siswa

1 2 3 4

1 AGUS WIRA DINATA    

2 ALVINA ARIFA    

3 BAHRAEN ZIKRILLAH    

4 HARISKI ANUGRAH    

5 HESTI SELFIA UTAMI    

6 IDHA MIRZUP    

7 INDRA APRI UTAMA    

8 M. DAFFA AULIA RAMA    

9 M. RANGGA DARMAWAN    

10 NIPA LESTARI    

11 RENI YULANDA    

12 RIFKI APRIAN    

13 RISKI MANDALA    

14 SHOHIB ALKAROMI    

15 SITTA FITRIA    

16 SRI UTAMI    

17 YUDRI KUSUMA    

Jumlah Siswa 5 7 9 8

Persentase 29,4 41,2 52,9 47,1

Rata-rata 42,6

Keterangan:

1. Aktivitas bertanya

2. Aktivitas menjawab pertanyaan 3. Aktivitas menggunakan alat peraga


(61)

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SIKLUS I PERTEMUAN KEDUA

Aktivitas yang diamati

No Nama Siswa

1 2 3 4

1 AGUS WIRA DINATA    

2 ALVINA ARIFA    

3 BAHRAEN ZIKRILLAH    

4 HARISKI ANUGRAH    

5 HESTI SELFIA UTAMI    

6 IDHA MIRZUP    

7 INDRA APRI UTAMA    

8 M. DAFFA AULIA RAMA    

9 M. RANGGA DARMAWAN    

10 NIPA LESTARI    

11 RENI YULANDA    

12 RIFKI APRIAN    

13 RISKI MANDALA    

14 SHOHIB ALKAROMI    

15 SITTA FITRIA    

16 SRI UTAMI    

17 YUDRI KUSUMA    

Jumlah Siswa 7 9 9 8

Persentase 41,2 52,9 52,9 47,1

Rata-rata 48,5

Keterangan:

1. Aktivitas bertanya

2. Aktivitas menjawab pertanyaan 3. Aktivitas menggunakan alat peraga


(62)

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SIKLUS II

Aktivitas yang diamati

No Nama Siswa

1 2 3 4

1 AGUS WIRA DINATA    

2 ALVINA ARIFA    

3 BAHRAEN ZIKRILLAH    

4 HARISKI ANUGRAH    

5 HESTI SELFIA UTAMI    

6 IDHA MIRZUP    

7 INDRA APRI UTAMA    

8 M. DAFFA AULIA RAMA    

9 M. RANGGA DARMAWAN    

10 NIPA LESTARI    

11 RENI YULANDA    

12 RIFKI APRIAN    

13 RISKI MANDALA    

14 SHOHIB ALKAROMI    

15 SITTA FITRIA    

16 SRI UTAMI    

17 YUDRI KUSUMA    

Jumlah Siswa 8 10 9 9

Persentase 47,1 58,8 52,9 52,9

Rata-rata 52,9

Keterangan:

1. Aktivitas bertanya

2. Aktivitas menjawab pertanyaan 3. Aktivitas menggunakan alat peraga


(63)

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SIKLUS III

Aktivitas yang diamati

No Nama Siswa

1 2 3 4

1 AGUS WIRA DINATA    

2 ALVINA ARIFA    

3 BAHRAEN ZIKRILLAH    

4 HARISKI ANUGRAH    

5 HESTI SELFIA UTAMI    

6 IDHA MIRZUP    

7 INDRA APRI UTAMA    

8 M. DAFFA AULIA RAMA    

9 M. RANGGA DARMAWAN    

10 NIPA LESTARI    

11 RENI YULANDA    

12 RIFKI APRIAN    

13 RISKI MANDALA    

14 SHOHIB ALKAROMI    

15 SITTA FITRIA    

16 SRI UTAMI    

17 YUDRI KUSUMA    

Jumlah Siswa 9 11 10 11

Persentase 52,9 64,7 58,8 64,7

Rata-rata 60,3

Keterangan:

1. Aktivitas bertanya

2. Aktivitas menjawab pertanyaan 3. Aktivitas menggunakan alat peraga


(64)

HASIL BELAJAR MATEMATIKA SIKLUS I

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1 AGUS WIRA DINATA 70 Tuntas

2 ALVINA ARIFA 70 Tuntas

3 BAHRAEN ZIKRILLAH 60 Tuntas

4 HARISKI ANUGRAH 70 Tuntas

5 HESTI SELFIA UTAMI 40 Belum tuntas

6 IDHA MIRZUP 60 Tuntas

7 INDRA APRI UTAMA 70 Tuntas

8 M. DAFFA AULIA RAMA 50 Belum tuntas

9 M. RANGGA DARMAWAN 70 Tuntas

10 NIPA LESTARI 75 Tuntas

11 RENI YULANDA 40 Belum tuntas

12 RIFKI APRIAN 70 Tuntas

13 RISKI MANDALA 50 Belum tuntas

14 SHOHIB ALKAROMI 50 Belum tuntas

15 SITTA FITRIA 50 Belum tuntas

16 SRI UTAMI 70 Tuntas

17 YUDRI KUSUMA 70 Tuntas

Siswa yang tuntas 11 64,7%

Siswa yang belum tuntas 6 35,3%


(65)

HASIL BELAJAR MATEMATIKA SIKLUS II

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1 AGUS WIRA DINATA 65 Tuntas

2 ALVINA ARIFA 75 Tuntas

3 BAHRAEN ZIKRILLAH 60 Tuntas

4 HARISKI ANUGRAH 70 Tuntas

5 HESTI SELFIA UTAMI 50 Belum tuntas

6 IDHA MIRZUP 65 Tuntas

7 INDRA APRI UTAMA 70 Tuntas

8 M. DAFFA AULIA RAMA 55 Belum tuntas

9 M. RANGGA DARMAWAN 70 Tuntas

10 NIPA LESTARI 75 Tuntas

11 RENI YULANDA 50 Belum tuntas

12 RIFKI APRIAN 70 Tuntas

13 RISKI MANDALA 55 Belum tuntas

14 SHOHIB ALKAROMI 50 Belum tuntas

15 SITTA FITRIA 60 Tuntas

16 SRI UTAMI 70 Tuntas

17 YUDRI KUSUMA 75 Tuntas

Siswa yang tuntas 12 70,6%

Siswa yang belum tuntas 5 29,4%


(66)

HASIL BELAJAR MATEMATIKA SIKLUS III

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1 AGUS WIRA DINATA 75 Tuntas

2 ALVINA ARIFA 70 Tuntas

3 BAHRAEN ZIKRILLAH 60 Tuntas

4 HARISKI ANUGRAH 75 Tuntas

5 HESTI SELFIA UTAMI 55 Belum tuntas

6 IDHA MIRZUP 65 Tuntas

7 INDRA APRI UTAMA 70 Tuntas

8 M. DAFFA AULIA RAMA 55 Belum tuntas

9 M. RANGGA DARMAWAN 70 Tuntas

10 NIPA LESTARI 75 Tuntas

11 RENI YULANDA 50 Belum tuntas

12 RIFKI APRIAN 70 Tuntas

13 RISKI MANDALA 55 Belum tuntas

14 SHOHIB ALKAROMI 60 Belum tuntas

15 SITTA FITRIA 60 Tuntas

16 SRI UTAMI 80 Tuntas

17 YUDRI KUSUMA 75 Tuntas

Siswa yang tuntas 13 76,5%

Siswa yang belum tuntas 4 23,5%


(67)

(Diadopsi dari IPKG Pelaksanaan Program PKM S-1 Dalam Jabatan Universitas Lampung)

Siklus I

No Aspek yang diamati Skor Keterangan

1 Pra pembelajaran

Mempersiapkan siswa untuk belajar 3

Melakukan kegiatan apersepsi 3

Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran 2

2 Penguasaan materi pelajaran

Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 3

Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 2

Menyampaikan materi dengan jelas 3

3 Pendekatan/strategi pembelajaran

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai 3

Menguasai kelas 2

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan 3 4 Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran

Menggunakan media secara efektif dan efisien 3

Menghasilkan pesan yang menarik 2

Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 3

5 Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa

Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 3

Menumbuhkan keceriaan siswa dalam belajar 2

Menumbuhkan antusiasme siswa dalam belajar 2

6 Penilaian proses dan hasil belajar

Memantau kemajuan belajar selama proses 2

Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) 3

Memberikan reward/penghargaan kepada siswa 3

7 Penggunaan bahasa

Menggunakan bahasa lisan secara jelas, baik, dan benar 3

Menggunakan bahasa tulis secara jelas, baik, dan benar 3

Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 3

8 Melakukan kegiatan penutup

Melakukan refleksi dengan melibatkan siswa 2

Membuat rangkuman dengan melibatkan siswa 3

Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas 2

Jumlah skor perolehan 63

Skor maksimum 120

Persentase keaktivan 53 Kurang Baik

Catatan: Kuta Dalom, 2013

1. Skor dinilai dengan angka 1 - 5 dengan kategori:

5 = Sangat baik 3 = Cukup Baik 1 = Sangat kurang baik Pengamat,

4= Baik 2 = Kurang Baik

2. Katerangan diisi dengan kriteria berikut:

-Jika persentase aktivitas >80%, maka dinyatakan Sangat Baik

-Jika persentase aktivitas 60% - 79%, maka dinyatakan Baik Husen Arifin, S.Pd.

-Jika persentase aktivitas 40% - 59%, maka dinyatakan Kurang Baik NIP 197770114 200902 1 002

-Jika persentase aktivitas 20% - 39%, maka dinyatakan Tidak Baik -Jika persentase aktivitas <20%, maka dinyatakan Sangat Tidak Baik 3. Jumlah skor perolehan diisi dengan jumlah seluruh skor yang diperoleh


(68)

(Diadopsi dari IPKG Pelaksanaan Program PKM S-1 Dalam Jabatan Universitas Lampung) Siklus II

No Aspek yang diamati Skor Keterangan

1 Pra pembelajaran

Mempersiapkan siswa untuk belajar 3

Melakukan kegiatan apersepsi 3

Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran 3

2 Penguasaan materi pelajaran

Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 4

Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 2

Menyampaikan materi dengan jelas 3

3 Pendekatan/strategi pembelajaran

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai 3

Menguasai kelas 3

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan 3 4 Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran

Menggunakan media secara efektif dan efisien 3

Menghasilkan pesan yang menarik 2

Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 3

5 Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa

Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 3

Menumbuhkan keceriaan siswa dalam belajar 2

Menumbuhkan antusiasme siswa dalam belajar 2

6 Penilaian proses dan hasil belajar

Memantau kemajuan belajar selama proses 3

Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) 4

Memberikan reward/penghargaan kepada siswa 3

7 Penggunaan bahasa

Menggunakan bahasa lisan secara jelas, baik, dan benar 4

Menggunakan bahasa tulis secara jelas, baik, dan benar 4

Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 2

8 Melakukan kegiatan penutup

Melakukan refleksi dengan melibatkan siswa 3

Membuat rangkuman dengan melibatkan siswa 3

Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas 2

Jumlah skor perolehan 70

Skor maksimum 120

Persentase keaktivan 58 Kurang Baik

Catatan: Kuta Dalom, 2013

1. Skor dinilai dengan angka 1 - 5 dengan kategori:

5 = Sangat baik 3 = Cukup Baik 1 = Sangat kurang baik Pengamat,

4= Baik 2 = Kurang Baik

2. Katerangan diisi dengan kriteria berikut:

-Jika persentase aktivitas >80%, maka dinyatakan Sangat Baik

-Jika persentase aktivitas 60% - 79%, maka dinyatakan Baik Husen Arifin, S.Pd.

-Jika persentase aktivitas 40% - 59%, maka dinyatakan Kurang Baik NIP 197770114 200902 1 002

-Jika persentase aktivitas 20% - 39%, maka dinyatakan Tidak Baik -Jika persentase aktivitas <20%, maka dinyatakan Sangat Tidak Baik 3. Jumlah skor perolehan diisi dengan jumlah seluruh skor yang diperoleh


(69)

(Diadopsi dari IPKG Pelaksanaan Program PKM S-1 Dalam Jabatan Universitas Lampung)

Siklus III

No Aspek yang diamati Skor Keterangan

1 Pra pembelajaran

Mempersiapkan siswa untuk belajar 3

Melakukan kegiatan apersepsi 4

Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran 3

2 Penguasaan materi pelajaran

Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 4

Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 3

Menyampaikan materi dengan jelas 4

3 Pendekatan/strategi pembelajaran

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai 4

Menguasai kelas 3

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan 4 4 Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran

Menggunakan media secara efektif dan efisien 4

Menghasilkan pesan yang menarik 3

Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 3

5 Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa

Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 3

Menumbuhkan keceriaan siswa dalam belajar 3

Menumbuhkan antusiasme siswa dalam belajar 3

6 Penilaian proses dan hasil belajar

Memantau kemajuan belajar selama proses 4

Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) 4

Memberikan reward/penghargaan kepada siswa 4

7 Penggunaan bahasa

Menggunakan bahasa lisan secara jelas, baik, dan benar 4

Menggunakan bahasa tulis secara jelas, baik, dan benar 4

Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 3

8 Melakukan kegiatan penutup

Melakukan refleksi dengan melibatkan siswa 3

Membuat rangkuman dengan melibatkan siswa 3

Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas 3 Jumlah skor perolehan 83

Skor maksimum 120

Persentase keaktivan 69 Baik

Catatan: Kuta Dalom, 2013

1. Skor dinilai dengan angka 1 - 5 dengan kategori:

5 = Sangat baik 3 = Cukup Baik 1 = Sangat kurang baik Pengamat,

4= Baik 2 = Kurang Baik

2. Katerangan diisi dengan kriteria berikut:

-Jika persentase aktivitas >80%, maka dinyatakan Sangat Baik

-Jika persentase aktivitas 60% - 79%, maka dinyatakan Baik Husen Arifin, S.Pd.

-Jika persentase aktivitas 40% - 59%, maka dinyatakan Kurang Baik NIP 197770114 200902 1 002

-Jika persentase aktivitas 20% - 39%, maka dinyatakan Tidak Baik -Jika persentase aktivitas <20%, maka dinyatakan Sangat Tidak Baik 3. Jumlah skor perolehan diisi dengan jumlah seluruh skor yang diperoleh


(70)

(71)

PEMERINTAH KABUPATEN PESAWARAN UPT DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN WAY LIMA

SEKOLAH DASAR NEGERI 1 KUTA DALOM

Alamat : Jl. Raya Baturaja Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran Kode Pos 35381

SURAT KETERANGAN

Nomor : .

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Alrozi, A.Ma.Pd

NIP : 19590913 198010 1 001 Jabatan : Kepala Sekolah

Instansi : SDN 1 Kuta Dalom, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran

Menerangkan bahwa:

Nama : Dahlena

NPM : 1113109002

Jabatan : Mahasiswa S-1 PGSD Dalam Jabatan Universitas Lampung

Telah melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas di kelas IV SDN 1 Kuta Dalom, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Penggunaan Alat Peraga Bagi Siswa Kelas IV SDN 1 Kuta Dalom Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2013/2014”, pada bulanOktober 2013.

Demikian surat keterangan ini diberikan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Dikeluarkan di: Kuta Dalom Pada tanggal : Oktober 2013

Kepala SDN 1 Kuta Dalom

Alrozi, A.Ma.Pd


(72)

Surat Kesediaan sebagai Teman Sejawat dalam Penyelenggaraan PTK

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Husen Arifin, S.Pd.

NIP : 19770114 200902 1 002

Tempat mengajar : SDN 1 Kuta Dalom

Alamat sekolah : Desa Kuta Dalom, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran

Menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk mendampingi dalam pelaksanaan PTK atas nama:

Nama : Dahlena

NPM : 1113109002

Tempat mengajar : SDN 1 Kuta Dalom

Alamat sekolah : Desa Kuta Dalom, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran

Demikian agar surat pernyataan ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kuta Dalom, Juli 2013

Teman sejawat,

Husen Arifin, S.Pd.


(73)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dahlena

NPM : 1113109002

Menyatakan bahwa:

Nama : Husen Arifin, S.Pd.

NIP : 19770114 200902 1 002

Jabatan : Guru kelas VI

Tempat mengajar : SDN 1 Kuta Dalom

Alamat sekolah : Desa Kuta Dalom, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran

Adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran, yang merupakan tugas Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kuta Dalom, Juli 2013

Kepala Sekolah, Peneliti,

Alrozi, A.Ma.Pd Dahlena


(74)

SIKLUS I

Siswa menggunakan alat peraga batu kerikil dalam diskusi kelompok


(75)

SIKLUS II

Siswa menggunakan alat peraga potongan lidi dalam diskusi kelompok


(76)

SIKLUS III

Siswa menggunakan alat peraga manik-manik dalam diskusi kelompok


(1)

83

PEMERINTAH KABUPATEN PESAWARAN UPT DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN WAY LIMA

SEKOLAH DASAR NEGERI 1 KUTA DALOM

Alamat : Jl. Raya Baturaja Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran Kode Pos 35381

SURAT KETERANGAN

Nomor : . Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Alrozi, A.Ma.Pd

NIP : 19590913 198010 1 001 Jabatan : Kepala Sekolah

Instansi : SDN 1 Kuta Dalom, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran Menerangkan bahwa:

Nama : Dahlena NPM : 1113109002

Jabatan : Mahasiswa S-1 PGSD Dalam Jabatan Universitas Lampung

Telah melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas di kelas IV SDN 1 Kuta Dalom, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Penggunaan Alat Peraga Bagi Siswa Kelas IV SDN 1 Kuta Dalom Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2013/2014”, pada bulanOktober 2013.

Demikian surat keterangan ini diberikan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Dikeluarkan di: Kuta Dalom Pada tanggal : Oktober 2013 Kepala SDN 1 Kuta Dalom

Alrozi, A.Ma.Pd

NIP 19590913 198010 1 001 Lampiran 18: Surat keterangan telah melaksanakan penelitian


(2)

84

Surat Kesediaan sebagai Teman Sejawat dalam Penyelenggaraan PTK

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Husen Arifin, S.Pd.

NIP : 19770114 200902 1 002

Tempat mengajar : SDN 1 Kuta Dalom

Alamat sekolah : Desa Kuta Dalom, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran

Menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk mendampingi dalam pelaksanaan PTK atas nama:

Nama : Dahlena

NPM : 1113109002

Tempat mengajar : SDN 1 Kuta Dalom

Alamat sekolah : Desa Kuta Dalom, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran

Demikian agar surat pernyataan ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kuta Dalom, Juli 2013 Teman sejawat,

Husen Arifin, S.Pd.

NIP 19770114 200902 1 002 Lampiran 19: Surat kesedian sebagai teman sejawat


(3)

85

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dahlena

NPM : 1113109002

Menyatakan bahwa:

Nama : Husen Arifin, S.Pd.

NIP : 19770114 200902 1 002

Jabatan : Guru kelas VI Tempat mengajar : SDN 1 Kuta Dalom

Alamat sekolah : Desa Kuta Dalom, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran

Adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran, yang merupakan tugas Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kuta Dalom, Juli 2013

Kepala Sekolah, Peneliti,

Alrozi, A.Ma.Pd Dahlena

NIP 19590913 198010 1 001 NPM 1113109002


(4)

86

SIKLUS I

Siswa menggunakan alat peraga batu kerikil dalam diskusi kelompok

Guru membimbing siswa dalam kegiatan pembelajaran Lampiran 20: Foto-foto kegiatan pembelajaran


(5)

87

SIKLUS II

Siswa menggunakan alat peraga potongan lidi dalam diskusi kelompok


(6)

88

SIKLUS III

Siswa menggunakan alat peraga manik-manik dalam diskusi kelompok


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS IV SDN 4 WAYHARONG WAY LIMA PESAWARAN

1 12 35

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA ASLI PADA SISWA KELAS IV SDN 1 TAMBAHREJO KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TP 2011/2012

0 21 55

UPAYA PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV (EMPAT) SDN 3 TEGALSARI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

23 110 52

UPAYA PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV (EMPAT) SDN 3 TEGALSARI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 53

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 KUTA DALOM KECAMATAN WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 76

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KIT MATEMATIKA PADA SISWA KELAS 5 SDN 3 NEGARA RATU KECAMATAN NATAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

3 20 82

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KIT MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 3 NEGARA RATU KECAMATAN NATAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 9 10

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE EKSPERIMEN BAGI SISWA KELAS V SDN 4 CIMANUK KECAMATAN WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN

1 11 53

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS V SDN 3 WIYONO KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 7 32

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA SISWA KELAS V SDN BATURAJA KECAMATAN WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 3 64