33 APD bukanlah alat yang nyaman apabila dikenakan, tetapi fungsi dari alat ini
sangatlah besar karena dapat mencegah penyakit akibat kerja ataupun kecelakaan pada waktu kerja. Pada kenyataannya banyak pekerja praktik yang masih belum
menggunakan alat pelindung diri, ini dikarenakan merasakan ketidak nyamanan. Peraturan yang mengatur penggunaan alat pelindung diri ini tercantum dalam
pasal 14 Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dimana setiap pengurus wajib menyediakan alat pelindung diri APD secara
cuma-cuma terhadap tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja. Berdasarkan peraturan tersebut secara tidak langsung setiap pekerja diwajibkan
untuk memakai APD yang telah disediakan oleh manajemen sekolah. Alat pelindung diri yang disediakan oleh pengelola labortorium yang dipakai oleh praktikan harus
memenuhi syarat pembuatan, pengujian dan bersertifikat. Sehingga APD yang digunakan untuk praktikum harus sesuai dengan standar.
Macam-macam alat pelindung diri adalah sebagai berikut ini :
1. Masker
Masker digunakan untuk pada tempat-tempat kerja tertentu dan seringkali udaranya kotor yang diakibatkan oleh bermacam-macam hal antara lain: 1. Debu-
debu kasar dari penggerinderaan atau pekerjaan sejenis; 2. Racun dan debu halus yang dihasilkan dari pengecatan atau asap; 3. Uap sejenis beracun atau gas
beracun dari pabrik kimia; 4. Gas beracun seperti CO2 yang menurunkan konsentrasi oksigen diudara.
Untuk mencegah masuknya kotoran-kotoran tersebut, ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan masker yaitu: 1. Bagaimana cara menggunakan
34 secara benar; 2. Macam dan jenis dari kotoran yang perlu dihindari; 3. Lamanya
menggunakan alat tersebut.
2. Kacamata
Kacamata pengaman digunakan untuk melindungi mata dari debu kayu, batu atau serpihan besi yang berterbangan ditiup angin. Partikel-partikel debu yang
berukuran sangat kecil dan halus terkadang tidak terlihat oleh kasat mata. Oleh karenanya bagian mata perlu mendapat perhatian dan diberikan perlindungan
dengan menggunakan alat pelindung mata. Biasanya pekerjaan yang membutuhkan kacamata yaitu saat pekerjaan mengelas atau pekerjaan yang lainnya. Salah satu
masalah tersulit dalam pencegahan kecelakaan adalah pencegahan kecelakaan yang menimpa mata dimana jumlah kejadiannya demikian besar.
Kebanyakan pekerja merasa enggan memakai kaca mata karena ketidak nyamanan. Sekalipun kaca mata pelindung yang memenuhi persyaratan demikian
banyaknya. Upaya untuk pembinaan kedisiplinan pada pekerja, atau melalui pendidikan dan keteladanan, agar tenaga kerja memakainya. Tenaga kerja yang
berpandangan bahwa resiko kecelakaan terhadap mata adalah besar akan memakainya dengan kemauan dan kesadarannya sendiri. Sebaliknya tenaga kerja
yang merasa bahwa bahaya itu kecil, maka mereka tidak begitu mengindahkannya dan tidak akan mau memakainya.
3. Sepatu Pengaman
Sepatu pengaman harus dapat melindungi tenaga kerja terhadap kecelakaan- kecelakaan yang disebabkan oleh beban berat yang menimpa kaki, paku-paku atau
benda tajam lain yang mungkin terinjak, logam pijar, larutan asam dan sebagainya.
35 Biasanya sepatu kulit yang buatannya kuat dan baik cukup memberikan
perlindungan. Akan tetapi terhadap kemungkinan tertimpa benda-benda berat masih perlu sepatu dengan ujung bertutup baja dan lapisan baja didalam solnya.
Lapisan baja dalam sol sepatu perlu untuk melindungi pekerja dari tusukan benda runcing khususnya pada pekerjaan bangunan. Untuk keadaan tertentu
kadang-kadang harus diberikan kepada tenaga kerja sepatu pengaman yang lain. Misalnya, tenaga pekerja yang bekerja dibidang listrik harus mengenakan sepatu
konduktor, yaitu sepatu karet tanpa adanya paku dan logam yang bersifat konduktor yang diganti dengan bahan plastik tebal untuk lebih memperkuat postur sepatu
tersebut.
4. Sarung Tangan