atau dibuktikan kebenarannya.
26
- Hipotesis Alternatif Ha : bahwa penempatan alat peraga kampanye di
transportasi umum berpengaruh untuk pilihan para pemilih di Dapil III pada pemilihan legislatif DPRD Kota Medan 2014.
Berdasarkan uraian pada kerangka teori dan pengertian yang dikemukakan maka hipotesis yang diajukan penulis adalah
sebagai berikut:
- Hipotesis Nol H0
: bahwa penempatan alat peraga kampanye di transportasi umum tidak berpengaruh untuk pilihan para pemilih di Dapil III
pada pemilihan legislatif DPRD Kota Medan 2014.
G. Kerangka Konseptual
Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam definisi konsep akan dibentuk menjadi suatu gambarmodel paradigma berpikir penelitian sebagai
berikut:
26
H.Hadari Nawawi dan H.MMartini Hadari.2006. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. hal. 33
• Penempatan • Jenis
• Isi Pesan
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
Variabel Bebas X Variabel Terikat Y
H. Defenisi Konsep
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan defenisi konsep sebagai berikut:
1. Alat Peraga Kampanye
Alat peraga kampanye merupakan media luar ruang yang dipakai oleh kandidat politik untuk memperkenalkan diri secara persuatif tidak
memaksa yang menyertakan profil diri, serta pesan singkat menarik kepada masyarakat.
- Penempatan : Wadah atau ruang bagi alat peraga kampanye,
ditempatkan di luar ruang yang menjadi bagian dalam masyarakat dan menjangkau khalayak.
- Jenis
: Media luar ruang yang memiliki berbagai jenis dan fungsi dari setiap alat peraga kampanye. Bentukjenis alat peraga
kampanye dipakai pada masa kampanye dilaksanakan dan saat kampanye berlangsung.
Alat Peraga Kampanye Perilaku Pemilih
• Rasional • Kritis
• Tradisional
- Isipesan
: Merupakan suatu pesan singkat yang didasarkan pada pertimbangan kesederhanan, kedekatan dengan situasi
khalayak, kejelasan, keringkasan, kebaruan, konsistensi, kesopanan, dan kesesuaian objek kampanye.
2. Perilaku Pemilih
Perilaku pemilih merupakan tindak respon terhadap lingkungan politik tertentu yang berkenaan dengan distribusi dan pemanfaatan kekuasaan
dalam masyarakat, bangsa, dan negara yang muncul dengan berbagai bentuk, dalam pengambilan keputusan pada pemilu.
a. Pemilih Rasional
Pemilih dalam hal ini lebih mengutamakan kemampuan partai politik atau calon kontestan dalam program kerjanya.
b. Pemilih Kritis
Pemilih yang kritis ini akan selalu menganalisis kaitan antara sistem nilai partai ideologi dengan kebijakan yang dibuat.
c. Pemilih Tradisional
Pemilih tradisional sangat mengutamakan kedekatan sosial-budaya, nilai, asal-usul, paham dan agama sebagai ukuran untuk memilih
sebuah partai politik. Biasanya pemilih jenis ini lebih mengutamakan figur dan kepribadian pemimpin dan nilai historis
sebuah partai politik atau seorang kontestan. d.
Pemilih Skeptis
Pemilih jenis ini tidak memiliki orientasi ideologi cukup tinggi dengan sebuah partai politik atau seorang kontestan, juga tidak
menjadikan kebijakan sebagai sesuatu yang penting.
I. Defenisi Operasional
Definisi operasional adalah operasionalisasi dari variabel, berupa pengukuran measurement atau pengujian test suatu variabel. Pengukuran
atau pengujian tersebut bisa dilihat dari indikator, kriteria, tolak ukur, alat ukur, alat uji untuk menentukan kualitas atau kuantitas sesuatu
variabel.unsur-unsur yang memberitahukan bagaimana mengukur suatu variabel sehingga dengan pengkuran tersebut dapat diketahui indikator-
indikator apa saja untuk mendukung analisa dari variabel-variabel tersebut.
27
Berdasarkan judul skripsi terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas X dan variabel terikat Y. Masing-masing variabel tersebut akan
dijelaskan sebagai berikut. 1.
Variabel Bebas X : Alat Peraga Kampanye a.
Sub Variabel X1 : Penempatan Alat Peraga Kampanye -
Alat peraga kampanye ditempatkan di transportasi umum -
Jangkauan alat peraga kampanye pada pengguna transportasi umum
b. Sub Variabel X2 : Jenis Alat Peraga Kampanye
- Spanduk yang ditempatkan di becak bermotor
- Stiker yang ditempel pada angkutan umum
27
Azuar Juliandi, 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Ilmu-Ilmu Bisnis, Medan: M2000. hal. 125
- Digital Billboard yang ditempatkan di angkutan umum
c. Sub Variabel X3 : IsiPesan
- Kelengkapan isi dari alat peraga kampanye
- Kejelasan isi dari alat peraga kampanye
2. Variabel Terikat Y : Perilaku Pemilih
a. Pemilih Rasional
- Policy problem solving tinggi : Mengutamakan kemampuan
partai dan kinerja kerja caleg dengan partai Dapil III -
Ideologi rendah : program kerja caleg Dapil III atau partai hanya sebagai faktor pendukung.
b. Pemilih Kritis
- Policy problem solving tinggi : pengetahuan pemilih
tentang visi,misi dan track record caleg Dapil III -
Ideologi tinggi : memilih berdasarkan kesamaan ideologi, platform partai nasionalis,agama,dll dan partai pengusung
caleg Dapil III c.
Pemilih Tradisional -
Policy problem solving rendah : Pemilih yang dapat dimobilisasi selama kampanye di Dapil III
- Ideologi tinggi : mengutamakan kedekatan sosial-budaya,
nilai, asal-usul, paham dan agama caleg dan partai Dapil III d.
Pemilih Skeptis -
Policy problem solving rendah : pemilih yang tidak melihat visi, misi maupun kebijakan caleg Dapil III
- Ideologi rendah : pemilih yang tidak tahu sosial-
budaya,agama maupun paham partai maupun caleg Dapil III
J. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu pengkajian dalam menjawab serta mempelajari peraturan yang terdapat dalam suatu penelitian.Ditinjau dari sudut
filsafat, metodologi penelitian merupakan epistimologi penelitian, yaitu yang menyangkut bagaimana kita mengadakan penelitian.
28
J.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian dalam penelitian ini adalah :
Dalam penulisan penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Jenis penelitian ini digunakan karena peneliti ingin menggambarkan
pengaruh alat pearaga kamapanye yang ditempatkan pada transportasi umum sebagai mediakampanye luar ruang calon legislatif Daerah pemilihan III di Kota
Medan pada Pemilihan Legislatitf 2014.
J.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Daerah pemilihan Dapil III yang terdiri dari 4 empat kecamatan yaitu Medan Baru, Medan Petisah, Medan Barat dan Medan
Helvetia. Pemilihan lokasi di daerah ini karena peneliti melihat adanya beberapa
28
Prof. Dr. Husni Usman, M.Pd., M.T dan Purmono Setiady Akbar, M.Pd. 2009. Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara. hal.41.
calon legislatif Dapil III yang memakai alat peraga kampanye melalui transportasi umum.
J.3 Populasi dan Sampling
J.3.1 Populasi
Yang menjadi populasi penelitian ini adalah masyarakat Daerah Pemilihan Dapil III DPRD Kota Medan yaitu sebanyak 293.927 jiwa.
J.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan ketentuan besaran sampel atas besaran populasi. Untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian
ini, maka penulis menggunakan Taro Yamane:
� = �
�. �
2
+ 1 Keterangan:
n : Jumlah sampel yang dicari. N : Jumlah populasi.
D² = Presesi ditetapkan 10 dengan tingkat kepercayaan 90 . � =
� �. �
2
+ 1 � =
293.927 293.9270,01 + 1
� = 293.927
2940,27 � = 99,96 100 responden
Teknik penarikan sampel yang akan digunakan adalah teknik sampling probabilitas. Teknik sampling ini memberikan kesempatan yang sama
kepada setiap anggota populasi agar dapat terpilih untuk menjadi sampel dalam penelitian.
29
Pewawancara dalam penelitian ini akan melakukan wawancara tatap muka dari rumah ke rumah dengan mengaplikasikan teknik
sampling probabilitas. Mempertimbangkan bahwa jumlah populasi penduduk berusia 15 tahun keatas di 4 Kecamatan tersebut merupakan
jumlah yang besar, maka teknik sampling probabilitas yang akan digunakan adalah multistage random sampling. Multistage random sampling terdiri dari
dua atau lebih bentuk random sampling. Proses dari sampling ini biasanya dimulai dengan melakukan random cluster sampling, yaitu mengambil
secara acak anggota dari populasi yang menjadi bagian dari kelompok tertentu atau disebut juga “cluster”, dan kemudian mengaplikasikan simple
random sampling, yaitu menggunakan tabel acak.
30
1. Pemilihan Rukun Tetangga RT sebagai unit sampling sekunder. Di setiap
kelurahan tempat penelitian dilangsungkan, hanya terdapat maksimal 5 responden dalam tiap RT dengan menggunakan systematic random sampling.
Dalam penelitian ini, aplikasi dari multistage random sampling akan sebagai berikut:
2. Pemilihan unit rumah tangga sebagai unit sampling primer. Dalam setiap RT
yang terpilih sebelumnya, unit rumah tangga akan dipilih juga dengan menggunakan systematic random sampling. Titik awal dan interval yang akan
dilakukan oleh pewawancara sudah ditetapkan dari awal. Dengan begitu, setiap rumah tangga dalam RT memiliki kemungkinan yang sama untuk
29
Sherri, L Jackson. 2006. Research Methods and Statistics. Belmont: Thomson Wadsworth. hal.145
30
Rist, R.C.Morra Imas, L.G. 2009.The Road to Results: Designing and Conducting Effective Development Evaluations. Washington: World Bank Publications. hal.361
terpilih. Tetapi dalam hal ini, peneliti hanya memilih jumlah rumah tangga yang terpilih dari setiap kelurahan.
3. Dalam setiap rumah tangga, responden yang berusia 15 tahun keatas yang
memenuhi kriteria akan dipilih untuk diwawancarai. Jika terdapat lebih dari satu orang dalam rumah tangga yang memenuhi kriteria tersebut,
pewawancara akan menggunakan tabel acak Kish Grid untuk menentukan responden terpilih. Tabel acak Kish Grid merupakan tabel acak yang
dikembangkan oleh Leslie Kish pada tahun 1949 dan digunakan pada saat melakukan survey berskala besar. Teknik ini digunakan dalam equal
probability sampling untuk memilih responden saat ditemukannya lebih dari satu orang yang memenuhi syarat saat pewawancara mengunjungi satu unit
rumah tangga.
31
Dengan populasi Dapil III yang terdiri dari Kecamatan Medan Baru, Medan Petisah, Medan Barat dan Medan Helvetia yaitu 293.927. Pembagian
populasi dari setiap kecamatan kemudian ditarik kembali dari beberapa kelurahan sebagai penentuan jumlah sampel.
Tetapi dikarenakan keterbatasan peneliti, penentuan sampel responden dengan maksimal 5 responden acak dalam tiap rumah tangga yang
terpilih.
Dari jumlah populasi tersebut, maka akan diperoleh jumlah sampel dari tiap kelurahan, dengan rumus:
Sampel 1 =
������� 1 �����ℎ��������
� ����� ������
31
Liao, T.F., Lewis-Beck, M.S., Bryman, A. 2004.The SAGE Encyclopedia of Social Science Research Methods. London: Sage Publication, Ltd. hal. 538
1. Kecamatan Medan Baru, terdiri dari kelurahan:
- Babura S1
:
7.552 293.927
� 100 = 2,5 ���� 2 ����� -
Darat S2 :
2.434 293.927
� 100 = 0,8 ���� 1 ����� -
Merdeka S3 :
6.151 293.927
� 100 = 2,0 ���� 2 ����� -
Padang Bulan S4 :
7.656 293.927
� 100 = 2,6 ���� 3 ����� -
Petisah Hulu S5 :
4.843 293.927
� 100 = 1,6 ��� 2 ����� -
Titi Rantai S6 :
6.793 293.927
� 100 = 2,3 ���� 2 ����� 2.
Kecamatan Medan Petisah, terdiri dari kelurahan: -
Petisah Tengah S7 :
10.393 293.927
� 100 = 3,53 ���� 3 ����� -
Sei Putih Barat S8 :
11.637 293.927
� 100 = 3,9 ���� 4 ����� -
Sei Putih Tengah S9 :
6.319 293.927
� 100 = 2,1 ���� 2 ����� -
Sei Puith Timur I S10 :
4.847 293.927
� 100 = 1,6 ���� 2 ����� -
Sei Putih Timur II S11 :
8.882 293.927
� 100 = 3,02 ���� 3 ����� -
Sei Sikambing D S12 :
9.683 293.927
� 100 = 3,2 ���� 3 ����� -
Sekip S13 :
6.724 293.927
� 100 = 2,2 ���� 2 ����� 3.
Kecamatan Medan Barat, terdiri dari kelurahan: -
Glugur Kota S14 :
5.746 293.927
� 100 = 1,9 ���� 2 ����� -
Karang Berombak S15 :
18.480 293.927
� 100 = 6,2 ���� 6 ����� -
Kesawan S16 :
4.814 293.927
� 100 = 1,6 ���� 2 ����� -
Pulo Brayan Kota S17 :
13.849 293.927
� 100 = 4,7 ���� 5 �����
- Sei Agul S1
:
17.580 293.927
� 100 = 5,9 ���� 6 ����� -
Silalas S19 :
8.051 293.927
� 100 = 2,7 ���� 3 ����� 4.
Kecamatan Medan Helvetia, terdiri dari kelurahan: -
Cinta Damai S20 :
16.589 293.927
� 100 = 5,6 ���� 6 ����� -
Dwikora S21 :
16.962 293.927
� 100 = 5,7 ���� 6 ����� -
Helvetia S22 :
12.029 293.927
� 100 = 4,09 ���� 4 ����� -
Helvetia Tengah S23 :
29.667 293.927
� 100 = 10,09 ���� 10 ����� -
Helvetia Timur S24 :
19.452 293.927
� 100 = 6,6 ���� 7 ����� -
Sei Sikambing CII S25 :
12.209 293.927
� 100 = 4,1 atau 4 orang -
Tanjung Gusta S26 :
22.882 293.927
� 100 = 7,7 ���� 8 ����� Dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.1 Jumlah Sampel Tiap Kelurahan dari Setiap Kecamatan
No. Kecamatan Kelurahan
Populasi Sampel
1. Medan Baru
BABURA 7.552
2 DARAT
2.434 1
MERDEKA 6.151
2 PADANG BULAN
7.656 3
PETISAH HULU 4.843
2 TITI RANTAI
6.793 2
2. Medan Petisah
PETISAH TENGAH 10.393
3 SEI PUTIH BARAT
11.637 4
SEI PUTIH TENGAH 6.319
2 SEI PUTIH TIMUR I
4.847 2
SEI PUTIH TIMUR II 8.882
3 SEI SIKAMBING D
9.683 3
SEKIP 6.724
2 3
Medan Barat GLUGUR KOTA
5.746 2
KARANG BEROMBAK
18.480 6
KESAWAN 4.814
2
PULO BERAYAN KOTA
13.849 5
SEI AGUL 17.580
6 SILALAS
8.051 3
4. Medan Helvetia
CINTA DAMAI 16.589
6 DWIKORA
16.962 6
HELVETIA 12.029
4 HELVETIA TENGAH
29.667 10
HELVETIA TIMUR 19.452
7 SEI SIKAMBING CII
12.209 4
TANJUNG GUSTA 22.882
8
TOTAL 293927
100
J.4 Sumber Data
Sumber data yang dipakai dalam peneltian ini dikelompokkan menjadi dua bagian, yakni data primer dan data sekunder:
1. Data primer yaitu data yang diambil dari sumber data utama, seperti
penyebaran kuesioner, wawancara dari pihak terkait dan Observasi kepada objek yang diteliti;
2. Data sekunder yaitu data yang sudah tersedia sebelumnya seperti data
yang berasal dari buku, berita, peraturan perundang-undangan, dan sebagainya.
J.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan menggunakan teknik yang relevan untuk mendapatkan data yang akurat yaitu dengan penelitian
lapangan field research dan penelitian kepustakaan library research. Dalam mengumpulkan data dilakukan dengan :
1. Penelitian Lapangan field research: Penyebaran Kuesioner diberikan
kepada informan yaitu masyarakat pada kelurahan Dapil III. Teknik
pengumpulan data penelitian ini juga berupa observasi. Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dijalankan dengan cara
mengadakan penelitian secara teliti, dengan jalan pencatatan dan pengamatan secara sistematis.
32
2. Pengumpulan data penelitian kepustakaan library research yaitu:
dengan mendapatkan data dari buku-buku, jurnal, dokumen lembaga dan sumber-sumber lain yang berkaitan.
Kemudian disertai dengan data dokumentasi yang berkaitan dengan penelitian ini.
J.6 Teknik Pengukuran Skor
Pengukuran skor pada penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala Likert dirancang untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi
seseorangsekelompok orang tentang fenomena sosial.Jawaban setiap item instrument memiliki gradasi sangat positif sampai sangat negatif.
33
Adapun penentuan skor dari setiap pertanyaan adalah sebagai berikut:
1. Sangat Setuju SS
: diberi skor 4 2.
Setuju S : diberi skor 3
3. Tidak Setuju TS
: diberi skor 2 4.
Sangat Tidak Setuju STS : diberi skor 1
Untuk menentukan kategori jawaban responden dari masing-masing variabel apakah tergolong sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat
rendah maka terlebih dahulu ditetapkan hasil kelas intervalnya. Berdasarkan
32
Imam Gunawan, S. 2013. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik.Jakarta: PT. Bumi Aksara. hal.143.
33
Azuar Juliandi, Op.cit., hal 73
alternatif jawaban dari masing-masing responden, ditentukan kelas intervalnya sebagai berikut :
� = ���� ��������� − ���� �������ℎ
��������� �������� �������� =
4 − 1
4 = 0,75
Dengan demikian, dapat ditentukan kategori jawaban dari masing- masing variabel, yaitu:
1. Skor untuk kategori sangat kuat
= 3,25 – 4,00 2.
Skor untuk kategori kuat = 2,50 – 3,24
3. Skor untuk kategori rendah
= 1,74 – 2,49 4.
Skor untuk kategori sangat rendah = 0,98 – 1,73
J.7 Teknik Analisis Data
Pada penelitian kuantitatif ini, peneliti menggunakan analisa data deskriptif yaitu dengan menggambarkan sampel yang dituju seperti profil dari
responden. Analisis deskriptif ditampilkan dalam distribusi frekuensi dan presentatif. Dan analisis data inferensial, yaitu teknik analisis sampel yang
digunakan untuk menjawab hasil data responden dengan memakai rumus Korelasi Momen Produk Pearson.
J.7.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang
digunakan kuesioner. Apabila instrumen sudah disusun, instrumen disebarkan kepada kelompok responden, yaitu sampel yang telah ditentukan
per kelurahan pada tiap kecamatan pada DAPIL III, yang dibagikan secara
acak. Setelah instrument dikembalikan, maka dapat dilakukan pengujian validitas secara statistik.
34
Uji validitas dalam penelitian ini digunakan analisis item yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah
dari tiap skor butir. Jika ada item yang tidak memenuhi syarat, maka item tersebut tidak akan diteliti lebih lanjut. Syarat tersebut menurut
Sugiyonoyang harus dipenuhi yaitu harus memiliki kriteria sebagai berikut :
Menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total yang menggunakan rumus teknik Korelasi
Product Moment Pearson .
35
a. Jika r ≥ 0,30, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah valid,
b. Jika r ≤ 0,30, maka item -item pertanyaan dari kuesioner adalah tidak
valid. Dengan uji validaitas empiris atau statistik. Adapun uji validitas
statistik dapat dilakukan dengan cara menggunakan rumus Pearson’s Product Moment, yaitu:
r
xy
=
� ∑ ��−∑ � ∑ � �{�∑�
2
− ∑�
2
}{ �∑�
2
− ∑�
2
}
Keterangan : r
xy
: Koefisien Korelasi ∑Y : Jumlah skor Y
36
N : Banyakknya data keseluruhan ∑X : jumlah skor X
34
Ibid., hal 79
35
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dan RD. Bandung : Alfabeta. Hal.134
36
Anas Sudijono, 2008. Pengantar Statistik Pendidikan,Jakarta: Raja Grafindo Persada, hal.206
Interpretasi menggunakan tabel nilai r product moment �
�
, denganterlebih dahulu mencari derajat besarnya db atau degress of freedom df, yaitu:
37
df = N – nr Keterangan:
df : Degrees of Freedom N : Number of Cases
Nr : Banyaknya variable Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS
Statistic Package and Social Science 20.0 for windows.
J.7.2 Uji Reliabilitas
Tujuan pengujian reliabilitas adalah untuk melihat apakah instrument penelitian merupakan instrument yang handal dan dapat dipercaya.
38
Teknik perhitungan koefisien reliabilitas yang digunakan disini adalah dengan
menggunakan Koefisien Reliabilitas Alpha yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
39
Dimana, k
: banyaknya belahan item Si
2 :
Varians dari item ke –i S
2
: Total varians dari keseluruhan item
37
Ibid., hal.194
38
Ibid., hal. 83
39
Saifuddin Azwar. 2001. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hal. 28
∑ =
− =
total Si
k i
Si k
k 2
1 2
1 α
Dikatakan bahwa sebuah pertanyaan yang reliabel mungkin saja tidak valid, tetapi jika pertanyaan tersebut tidak reliabel maka pasti tidak valid. Hal ini
berarti sebuah ukuran tidak akan valid jika tidak reliabel. Maka dari itu reliabilitas merupakan kondisi yang penting untuk validitas. Perhitungannya adalah dengan
menggunakan Croanbach’s alpha. Teknik
pengukuran reliabilitas terhadap instrumen penelitian yangdigunakan dalam penelitian ini adalah teknik Alpha Cronbach. Besaran
koefisien Alpha yang diperoleh sama dengan besaran koefisien korelasi, yaitu antara 0-1. Jika dikelompokkan berdasarkan koefisiennya untuk melihat seberapa
reliabelsuatu alat ukur, maka dapat dilihat sebagai berikut:
40
- Nilai Alpha Cronbach 0,00 s.d. 0,20, berarti kurang reliabel
- Nilai Alpha Cronbach 0,21 s.d. 0,40, berarti agak reliabel
- Nilai Alpha Cronbach 0,42 s.d. 0,60, berarti cukup reliabel
- Nilai Alpha Cronbach 0,61 s.d. 0,80, berarti reliabel
- Nilai Alpha Cronbach 0,81 s.d. 1,00, berarti sangat reliabel
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS Statistic Package and Social Science 20.0 for windows.
J.7.3 Analisis Regresi Linier Sederhana
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel Alat Peraga Kampanye APK terhadap variabel Perilaku Pemilih, maka penelitian ini menggunakan
analisis statistik regresi linier sederhana.
41
40
Dalam tesis: Ardha Renzulli.2012. Hubungan FaktorKredibilitas Media Terhadap Aktivitas Akses Berita Online BerdasarkanSegmentasi PsikografiIs.Jakarta: FISIPUI
Persamaan yang digunakan adalah: Y = a + bX
41
Sugiyono, 2012.Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung. hal.207
Keterangan : Y
= Perilaku Pemilih a
= Konstanta b
= Koefisien regresi X
= Alat Peraga Kampanye APK
J.7.4 Uji Hipotesis
1. Uji Signifikansi Parsial Uji-T
Pengujian ini dilakukan untuk menganalisis regresi parsial sebuah variabel bebas dengan sebuah variabel terikat. Misalnya peneliti
bermaksud menguji apakah alat peraga kampanye APK pada transportasi umum berpengaruh signifikan terhadap pilihan pemilih, maka
hipotesisnya: a.
H0 : Pengaruh APK pada transportasi umum terhadap pilihan pemilih tidak signifikan.
b. Ha : Pengaruh APK pada transportasi umum terhadap pilihan pemilih
signifikan. Kriteria penerimaanpenolakan hipotesis adalah sebagai berikut:
a. Tolak H0 jika nilai probabilitas ≤ taraf signifikan sebesar 0,05 Sig. ≤ α 0,05
b. Terima H0 jika nilai probabilitas taraf signifikan sebesar 0,05 Sig. α 0,05
2. Analisis Koefisien Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antar variabel yang diteliti. Teknik korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik korelasi Product Moment Pearson yaitu untuk mengetahui derajat atau
kekuatan hubungan timbal balik antara 2 variabel. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara X dan Y disebut koefisien
korelasi r. Nilai koefisien korelasi paling sedikit -1 dan paling besar 1 jadi r
dapat dinyatakan dengan -1 r 1 yang berarti : -
r = -1, artinya terdapat hubungan linier negatif antara variabel X terhadap Y
- r = 0, artinya tidak terdapat hubungan linier antara variabel X terhadap Y
- r = 1, artinya terdapat hubungan linier positif antara variabel X terhadap Y
3. Koefisien Determinasi R
2
Koefisien Determinasi R
2
digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika Koefisien
Determinasi R
2
semakin besar mendekati satu menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y dimana 0 R
2
1. Sebaliknya, jika R
2
semakin kecil mendekati nol, maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model
yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.
42
42
Juliandi, Op.cit., hal 180
K. Sistematika Penulisan