Perilaku Masyarakat dan Faktor-faktornya

Terkait dengan uraian di atas Spradly Munir,1977: 10 menjelaskan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan yang dipunyai oleh manusia sebagai makhluk sosial, yang isinya adalah perangkat-perangkat, model-model pengetahuan yang secara selektif dapat dipergunakan untuk memahmi dan mengintepretasikan lingkungan yang dihadapinya, serta untuk mendorong dan menciptakan tindakan-tindakan yang diperlukan. Dalam pengertian ini kebudayaan diartikan sebagai sekumpulan pedoman atau pegangan yang kegunaannya secara operasional bagi manusia untuk mengadaptasikan dirinya terhadap lingkungan tertentu fisikalam, sosial dan kebudayaan untuk mereka itu dapat tetap melangsungkan kehidupannya, yaitu memenuhi kebutuhan- kebutuhannya dan untuk dapat hidup secara lebih baik lagi. Penggunaan kebudayaan perangkat-perangkat, model-model, tata nilai oleh para pendukungnya dalam tindakan nyata sehari-hari, hanya mungkin dapat terjadi karena adanya prana-pranata sosial yang dipunyai oleh masyarakat tersebut, antara lain berupa sistem hubungan antar peranan-peranan seperti sistem kekerabatan dan norma-norma yang terwujud dalam bentuk tradisi-tradisi untuk usaha-usaha pemenuhan macaom-macam kebutuhan sosial tertentu yang dianggap perlu oleh warga masyarakat bersangkutan.

2.1.4 Perilaku Masyarakat dan Faktor-faktornya

Agak sulit untuk memberi batasan tentang masyarakat. Hal tersebut disebabkan banyak faktor yang melingkupi dan berbagai aspek yang terkait dengan masyarakat, sehingga sulit untuk memberi batasan yang dapat mengurai secara utuh dan memiliki keterwakilan makna secara keseluruhan. Meskipun demikian beberapa ahli telah memberikan difinisi tentang masyarakat dengan sudut pandang yang berbeda-beda, seperti Mac Iver dan Page, Ralp Linton, Selo Sumardjan Soekanto,1987:20-21 . Lebih lanjut dijelaskan, meskipun terdapat beberapa definisi yang berlainan, akan tetapi pada dasarnya isinya sama, yaitu masyarakat mencakup beberapa unsur: a manausia yang hidup bersama, b bercampur untuk waktu yang cukup lama, c mereka sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan, d mereka merupakan satu sistem hidup bersama. Memperhatikan batasan dan unsur-unsur yang terdapat dalam pengertian masyarakat, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan masyarakat adalah orang-orang atau sekelompok orang yang hidup bersama yang dalam waktu yang cukup lama sehingga membentuk satau kesatu dalam satu sistem hidup bersama. Sebagai akibat dari hidup bersama itu, timbullah sistem komunikasi, peraturan-peraturan yang mengatur hubungan dalam kelompok tersebut. Selanjutnya batasan masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di kelurahan Singorejo, Kecamatan Demak Kabupaten Demak. Istilah masyarakat sebagaimana uraian di atas dengan segala aktivitas yang dilakukan bersama kemudian diciptakanlah peraturan-peraturan dan kaidah- kaidah dalam pergaulan yang akhirnya menciptakan kebudayaan masyarakat tersebut. Masyarakat sebagai kuminitas yang terdiri dari orang-orang atau sekelompok orang dalam kesehariannya melakukan berbagai aktivitas sehingga memiliki perilaku sesuai dengan aturan-aturan atau kaidah-kaidah yang telah disepakati dalam masyarakat tersebut. Ada beberapa ilmu mencoba menjelaskan tentang perilaku manusia baik manusia secara individu maupun perilaku kelompok , seperti sosiologi, psikologi dan antropologi. Ilmu-ilmu tersebut mencoba mengungkapkan bagaimana konsep- konsep dan prindip-prinsip yang dapat digunakan untuk memahami apa yang dimaksud dengan perilaku itu. Perilaku ialah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati. Sukidjo Notoatmodjo dan Solita Sarwono 1991: 9, mengemukakan bahwa perilaku adalah keadaan jiwa berpendapat, berpikir dsb untuk mendapatkan respons terhadap situasi di luar subyek tersebut. Respons seseorang terhadap adanya rangsangan dari luar ada yang pasif tidak ada tindakan dan ada pula yang aktif, yaitu adanya tindakan sebagai wujud dari respons yang disebabkan adanya rangsangan. Pasif atau aktifnya respon seseoran berkaitan erat dengan situasi psikologis dan rangsangan yang ada. Sangat sulit untuk menentukan aspek kejiwaan manakah yang menentukan seseorang melakukan suatu tindakan. Karena perilaku merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti keinginan, minat, sikap, kehendak, emosi, motivasi dan berbagai gejala kejiawaan lainnya. Oleh karena itu perilaku yang berupa tindakan nyata, jika diurai terdiri dari beberapa gejala kejiwaan yang mendorong terwujudnya perilaku seseorang sesuai dengan rangsangan yang dihadapinya. Perilaku meliputi semua hal yang dapat dialami atau dilakukan oleh manusia, baik yang ditampilkan maupun yang tersembunyi. Perilaku yang ditampilkan mempunyai latar belakang yang dapat berasal dari luar maupun dari dalam. Manusia dapat memperlihatkan perilaku yang kompleks, dapat pula sederhana. Perilaku manusia ada yang disadari, ada pula yang tidak atau kurang disadari. Ada perilaku yang terarah ke satu tujuan, ada pula yang mengikuti jejak orang lain. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan perilaku masyarakat adalah semua hal yang dilakukan masyakat dalam bentuk tindakan nyata dalam merespons rangsangan yang ada. Dalam penelitian ini dibatasi pada perilaku dalam bentuk tindakan nyata yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang tinggal di kelurahan Singorejo dalam merespons rangsangan yang dihadapinya. Lebih spesifik dalam bentuk tindakan atau perilaku masyarakat dalam memanfaatkan sungai sebagai sarana MCK. Perilaku seseorang atau sekelompok orang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Lawrwnce W. Green dalam Joyomartono 1991: 17, mengemukakan bahwa perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu predisposisi, pendukung anabling, dan penguat reinforcing. Faktor predisposisi terwujud dari pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan dan nilai-nalai. Faktor pendukung berupa fasilitas yang ada dilingkungannya. Faktor penguat berupa sikap dan perilaku para tokoh yang terkait dalam kegiatan itu. Lebih lanjut dijelaskan bahwa bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh sifat, sikap dan minat yang ada padanya. Faktor sifat adalah sistem saraf-jiwa yang umum dan terarah yang terdapat pada individu dan mempunyai kemampuan untuk memulai dan mengarahkan bentuk-bentuk yang konsisten perilaku ekpresif. Faktor sikap adalah disposisi perasaan yang tertuju pada objek tertentu. Sikap juga berkaitan dengan penilaian yakni diterima atau ditolaknya objek tadi. Misalnya menerima atau menolak, setuju atau tidak setuju, mengikuti atau menghindari. Faktor minat adalah kecenderungan seseorang untuk memilih melakukan sesuatu kegiatan tertentu dari sejumlah kegiatan lain yang tersedia. Dengan perkataan lain adanya minat terhadap objek tertentu menyebabkan berkurangnya terhadap objek yang lain. Dari uraian di atas dapat dikatakan secara singkat bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dari dalam individu dan faktor dari luar. Faktor dari dalam antara lain: sifat,sikap, minat,persepsi, motivasi, emosi, pengetahuan dan nilai-nilai. Adapun faktor dari luar meliputi sumberdaya dan fasilitas yang ada di lingkungan sekitarnya serta sikap dan perilaku tokoh panutan yang ada. 2.1.5 Pemahaman Masyarakat Pengguna Sungai sebagai Sarana MCK terhadap Perilaku Sehat Pemahaman masyarakat dalam kaitan ini diartikan sebagai kemampuan penduduk masyarakat untuk memahami suatu hal yang diketahuinya. Tarigan 1989: 7 berpendapat bahwa pemahaman pendudukmasyarakat merupakan suatu perbuatan yang dilakukan penduduk masyarakat berdasarkan kerjasama beberapa keterampilan yaitu mengamati, memahami dan memikirkan ide-ide yang terkandung di dalam tanda-tanda yang tertulis. Lebih lanjut dijelaskan bahwa untuk memahami informasi diperlukan sejumlah keterampilan pemahaman baik yang sifatnya sederhana maupun yang kompleks. Dengan demikian tujuan utama pemahaman adalah mencari dan memperoleh informasi yang mencakup isi dan makna yang dibaca. Wiryodijoyo 1989: 9 menyebutkan bahwa keterampilan pemahaman terdiri atas a keterampilan menafsirkan; b pemahaman sebenar-benarnya; dan c keterampilan evaluasi. Keterampilan menafsirkan meliputi 1 belajar menebak hati; 2 menggambar kesimpulan; 3 menggambar penyeratan. Pemahaman sebenar-benarnya meliputi 1 keterampilan dasar yang terdiri atas perluasan konsep kata, mengingat perincian-perincian, dan petunjuk-petunjuk; 2 keterampilan mendapat arti dari suatu konsep terdiri atas menemukan jawaban serta mendapatkan pikiran-pikiran pokok yang merupakan bagian dari paragraf dan meletakkan urutan dalam urutan yang sebenarnya. Keterampilan evaluasi terduri atas 1 kenyataan lawan fantasi; 2 mempertimbangkan suatu tanggapan emosi terhadap sesuatu yang dibaca. Sudjana 1990: 24-25 mengelompokkan tingkat pengertian pemahaman sebagai berikut: a Tingkat terendah Pemahaman tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti sebenarnya. b Pemahaman penafsiran sedang Pemahaman tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan yang tidak pokok. c Pemahaman ekstrapolasi tinggi Pemahaman ekstrapolasi adalah pemahaman seseorang yang mampu melihat di balik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya. Pemahaman sebagaimana uraian di atas pada dasarnya dimiliki oleh setiap orang, namun tingkat pemahamannya berbeda-beda, sudah barang tentu hal demikian juga terjadi pada masyarakat di Kelurahan Singorejo dalam memanfaatkan sungai sebagai sarana MCK. Tingkat pemahaman tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain pendidikan, ekonomi, lingkungan, dan beberapa faktor lain yang mempengaruhi seseorang dalam memanfaatkan sungai sebagai sarana MCK. Oleh karena itu dalam penelitian ini dikaitkan dengan pemahaman masyarakat dalam memanfaatkan sungai sebagai tempat untuk MCK terkait dengan masalah perilaku sehat. Sukidjo Notoatmodjo dan Solita Sarwono 1985:14 mengartikan perilaku sehat adalah hal-hal yang berkaitan dengan tindakan atau kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatannya sekaligus menghindari hal-hal yang menyebabkan dirinya menjadi sakit. Lebih anjut dijelaskan bahwa perilaku sehat termasuk di dalamnya adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya seperti menjaga kebersihan, memilih makanan yang bersih, sehat dan bergizi. Kesehatan dengan batasan tersebut di atas memiliki cakupan yang cukup luas dan cenderung berkaitan dengan hal-hal yang menyangkut masalah medis, oleh karenanya dalam penelitian ini dibatasi pada hal-hal yang dilakukan masyarakat di Kelurahan Singorejo dalam memanfaatkan sungai sebagai sarana MCK untuk selanjutnya dipahami sebagai tindakan yang dirasakan dan dipahami tidak menimbulkan masalah bagi kesehatan yang dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Pemahaman sebagaimana uraian di atas dengan segala perbedaannya dapat dimiliki oleh setiap orang, termasuk warga masyarakat yang memanfaatkan Sungai Jajar sebagai tempat MCK yang tinggal di Kelurahan Singorejo, Kecamatan Demak Kabupaten Demak, sehingga dalam melihat dan memaknai perilakunya dalam memanfaatkan sungai untuk MCK didasarkan pada pemahaman yang mereka miliki, termasuk pemahaman terhadap perilaku sehat dan kemungkinan dampak yang ditimbulkan dari perilaku sehari-hari dalam memanfaatkan sungai sebagai tempat MCK, di samping faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam memanfaatkan sungai sebagai tempat MCK.

2.2 Landasan faktual

Dokumen yang terkait

Tingkat Pemanfaatan, Perilaku Pemeliharaan dan Kondisi Fasilitas Sanitasi Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) Plus++ di Kelurahan Semula Jadi dan Kelurahan Beting Kuala Kapias Kota Tanjung Balai Tahun 2013

2 53 155

Tinjauan Pemanfaatan dan Pemeliharaan Sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) di Pondok Pesantren Mitra dl Kabupaten Dati II Aceh Selatan Tahun 1999

0 23 79

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Masyarakat dengan Pemanfaatan MCK (Mandi, Cuci, Kakus) Komunal di Pemukiman Padat Daerah Pesisir Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan Belawan Tahun 2011

5 108 123

FAKTOR PENYEBAB MASYARAKAT MELAKUKAN MANDI CUCI KAKUS

1 7 16

FAKTOR PENYEBAB MASYARAKAT MELAKUKAN MANDI CUCI KAKUS (Study deskriptif pada masyarakat di daerah bantaran sungai Dam Watu Urip Desa Pringgowirawan Kecamatan Sumberbaru Kabupaten Jember)

0 4 16

Model Pengembangan Perikanan Tangkap Skala Kecil Untuk Mendukung Perekonomian Wilayah

1 16 138

Pengaruh Pemimpin Lokal Terhadap Keberhasilan Program Pembangunan (Studi Kasus : Pembangunan Saluran Irigasi dan Sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan Desa Dramaga, Kecamatan Dramaga, Kabupa

1 8 226

KUESIONER Tingkat Pemanfaatan, Perilaku Pemeliharaan dan Kondisi Fasilitas Sanitasi Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) Plus++ di Kelurahan Semula Jadi dan Kelurahan Beting Kuala Kapias Kota Tanjungbalai Tahun 2013

0 0 41

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Tingkat Pemanfaatan, Perilaku Pemeliharaan dan Kondisi Fasilitas Sanitasi Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) Plus++ di Kelurahan Semula Jadi dan Kelurahan Beting Kuala Kapias Kota Tanjung Balai Tahun 2013

0 0 9

Tingkat Pemanfaatan, Perilaku Pemeliharaan dan Kondisi Fasilitas Sanitasi Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) Plus++ di Kelurahan Semula Jadi dan Kelurahan Beting Kuala Kapias Kota Tanjung Balai Tahun 2013

0 0 16