27
keselamatan kerja tersebut harus dipakai selama pekerja berada didalam bengkel, baik mereka sedang bekerja maupun pada saat tidak bekerja dan alat
keselamatan kerja tersebut harus selalu dirawat dengan baik, 3 Tingkat perlindungan alat keselamatan kerja itu sendiri bagi para pekerja yang
memakainya, artinya dengan menggunakan alat keselamatan kerja tersebut pekerja akan merasa aman dalam bekerja, 4 Alat keselamatan kerja tersebut
hendaknya dapat dirasa nyaman dipakai oleh para pekerja, sehingga menimbulkan rasa aman dan nyaman bagi pekerja pada waktu bekerja.
Jenis alat proteksi menurut I nternational Labour Organization I LO, antara lain: 1 Untuk kepala, pengikat dan penutup rambut, helm, 2 Untuk
mata, kaca mata dari berbagai bahan, 3 Untuk muka, perisai muka, 4 Untuk tangan dan jari, sarung tangan, bidal jari, 5 Untuk kaki, safety shoes, 6 Untuk
alat pernapasan, respirator atau masker khusus, 7 Untuk telinga, sumbat telinga atau penutup telinga, 8 Untuk tubuh, pakaian kerja yang rapi, nyaman,
serta memenuhi persyaratan sesuaikan dengan jenis pekerjaan, 9 Untuk pekerjaan dengan ketinggian lebih dari 2 meter, maka pekerja harus
menggunakan sabuk. Dari pemaparan diatas dapat disimpilan bahwa alat pelindung diri APD
merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menghindari melindungi diri dari kecelakaan yang terjadi akibat kerja. APD yang digunakan dalam bekerja
harus disesuaikan dengan jenis pekerjaannya, dan telah memenuhi syarat -syarat seperti yang dijabarkan diatas.
28
j. Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan Kerja
Ermawati, dkk 2008, berpendapat bahwa menjaga atau merapikan tempat kerja membutuhkan perhatian dan dilakukan pada setiap kali bekerja dan
selesai bekerja agar tidak mengganggu jalannya pekerjaan. Adapun langkah- langkah merapikan tempat kerja, adalah sebagai berikut:
1 Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban Laboratorium bengkel harus dalam keadaan bersih sehingga guru perlu
mengatur piket kebersihan yang bertanggung jawab atas kebersihan laboratorium bengkel, harus menyiapkan tempat penampungan sementara
seperti tempat sampah yang dibedakan berdasarkan jenis sampahnya serta untuk menampung bahan sisa praktikum, menyediakan air buangan atau sisa
bahan pencuci yang mengandung zat kimia, tersedianya pasir serbuk gergaji sebagai bahan untuk menutup tumpahan oli di lantai bengkel.
2 Mengamankan pengangkutan bahan dan peralatan Pemasukan dan pengeluaran bahan praktik harus mendapat izin dari guru
mata pelajaran masing-masing, untuk kelancaran dan keselamatan bahan maka laboratorium bengkel diwajibkan mempunyai prosedur penyimpanan
bahan dan alat pengangkutan 3 Sebelum dan sesudah menggunakan laboratorium bengkel
Mematuhi dan mentaati semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja K3 laboratorium bengkel, memakai alat pelindung diri yang diwajibkan, gunakan
alat yang ada dilaboatorium bengkel sesuai dengan fungsinya, jika menggunakan alat yang ada dilaboratorium bengkel kembalikan pada
29
tempatnya semula, memeriksa bahan dan alat yang akan digunakan apakah sudah lengkap atau belum.
Lingkungan dan kondisi kerja yang tidak sehat merupakan beban tambahan kerja bagi tenaga kerja praktikan. Sebaliknya, lingkungan yang
higienis tidak menjadi beban tambahan serta meningkatan gairah dan motivasi kerja. Lingkungan kerja sangat berpengaruh terhadap kesehatan kerja. Seokidjo
2011, menguraikan cangkupan lingkungan kerja yang sering menjadi beban tambahan kerja adalah sebagai berikut:
1 Kebisingan Bunyi merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam
kehidupan kita sehari-hari, termasuk di tempat kerja. Bahkan bunyi yang ditangkap melalui telinga kita merupakan bagian dari kerja misalnya: bunyi
telepon, bunyi keyboard komputer, mesin cetak, alat-alat bantu kerja dan sebagainya. Namun, seringnya bunyi-bunyi tersebut meskipun merupakan
bagian dari kerja kita tetapi tidak kita inginkan, misalnya: teriakan orang, bunyi mesin diesel yang melebihi ambang batas pendengaran dan
sebagainya. Bunyi yang tidak kita inginkan inilah yang sering disebut dengan bising atau kebisingan.
Kebisingan mempengaruhi
kesehatan, antara
lain dapat
menyebabkan kerusakan pada indra pendengaran sampai pada ketulian. Disamping itu kebisingan juga dapat mengganggu komunikasi. Kebisingan
yang terus menerus dapat mengakibatkan gangguan konsentrasi pekerja, yang dapat berakibat terjadinya kesalahan sehingga menurunkan produktivas
kerja. Oleh sebab itu, para pekerja yang bekerja dengan intensitas bunyi