Kerangka Teoretik PENELAAHAN KEPUSTAKAAN DAN KERANGKA TEORETIK

29 Menurut Durkheim fungsi sosial agama adalah mendukung dan melestarikan masyarakat yang sudah ada. Serta agama berdifat fungsional terhadap persatuan dan solidaritas sosial. e. Fungsi Transformatif Merupakan fungsi yang mengubah bentuk kehidupan lama dalam bentuk baru. Atau dapat berarti mengganti norma-norma baru. Fungsi ini bertujuan untuk membina dan mengembangkan nilai-nilai sosial adat yang pada intinya baik dan dimanfaatkan untuk kepentingan yang lebih luas. Dari kelima fungsi agama di atas, yang berkaitan dengan penelitian ini hanya fungsi agama sebagai edukatif dan memupuk persaudaraan. Hal ini sesuai dengan interaksi sosial mahasiswa IAIN Walisongo Semarang dengan masyarakat setempat yang selalu berpedoman kepada kedua fungsi tersebut dalam menerapkan kegiatan keagamannya di dalam masyarakat.

B. Kerangka Teoretik

Kerangka teoretik merupakan pemaparan-pemaparan yang menjelaskan jalan pikir si peneliti tentang penelitiannya. Di kelurahan Tambakaji ada dua kelompok sosial yang berperan di dalamnya. Kedua kelompok sosial tersebut adalah mahasiswa IAIN dengan masyarakat setempat. Mahasiswa bukan merupakan bagian dari masyarakat kelurahan Tambakaji. Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, kedua kelompok sosial tersebut saling berinteraksi baik secara 30 individu maupun secara kelompok. Proses interaksi yang terjadi antara mahasiswa IAIN dengan masyarakat setempat dapat dilihat dari bentuk-bentuk interaksi, faktor-faktor yang menjadi hambatan dalam interaksi, serta solusi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yang muncul. Dalam penelitian ini kerangka teoretik adalah sebagai berikut: Bagan 01. Bagan kerangka teoretik Keterlibatan Mahasiswa dalam kegiatan keagamaan Persepsi masyarakat tentang keberadaan mahasiswa Hambatan dalam berinteraksi Interaksi Sosial Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang dengan masyarakat setempat kaitannya dengan pengembangan nilai-nilai keagamaan Solusi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yang muncul 31

BAB III METODE PENELITIAN

A. Dasar Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena penelitian tersebut tidak berhubungan dengan angka-angka, melainkan prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif yaitu kata tertulis, tulian dari orang, atau perilaku yang dapat diamati yang bertujuan untuk menggambarkan hal-hal yang berbungan dengan fenomena yang diamati. Jadi dalam hal ini penulis mengamati dan mencatat semua data tentang interaksi sosial mahasiswa IAIN Walisongo Semarang dengan masyarakat setempat kaitannya dengan pengembangan nilai-nilai keagamaan yang ada dengan apa adanya tanpa mengurangi dan menambahi.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti melakukan kegiatan penelitiannya. Mengingat banyaknya lokasi yang merupakan tempat tinggal komunitas mahasiswa IAIN Walisongo Semarang, maka penelitian ini mengambil lokasi di Kelurahan Tambakaji, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang. Alasan pemilihan lokasi tersebut adalah karena letaknya yang strategis yaitu tepat berada di belakang kampus IAIN Walisongo Semarang dan merupakan tempat tinggal mayoritas mahasiswa IAIN Walisongo Semarang. Sedangkan kampus IAIN Walisongo Semarang sendiri berada di Jalan Walisongo No. 3 Semarang. C. Fokus Penelitian Fokus penelitian dipusatkan pada beberapa hal, yaitu :