Audit Delay Kajian Pustaka

2 KAP Haryanto Sahari yang berafiliasi dengan KAP Pricewaterhouse Coopers. 3 KAP Purwantono, Suherman, Surja yang berafiliasi dengan KAP Ernst and Young. 4 KAP Sidharta dan Widjaja yang berafiliasi dengan KAP Klynveld Peat Marwick Goerdeler.

5. Audit Delay

a. Pengertian Audit Delay Menurut Ahmad dan Kamarudin 2003 audit delay adalah jumlah hari antara tanggal laporan keuangan audit dan tanggal penyelesaian laporan audit. Menurut Abdul Halim 2000 audit delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan buku hingga tanggal diterbitkannya laporan audit. Menurut Lawrence dan Briyan 1988 dalam Ani Yulianti 2011 audit delay adalah lamanya hari yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya, yang diukur dari tanggal tutup buku hingga tanggal ditebitkannya laporan keuangan audit. Sedangkan menurut Modugu et al 2012 audit delay merupakan lamanya waktu dari tanggal tahun tutup buku perusahaan hingga auditor menandatangani laporan audit independen. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa audit delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang dihitung dari tanggal tutup tahun buku sampai laporan audit ditandatangani oleh auditor. Ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan audit sangatlah penting untuk perusahaan yang telah go public, agar informasi dapat segera tersedia sehingga dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Selain itu, keterlambatan laporan keuangan diumumkan ke publik akibat adanya audit delay yang terlalu lama dapat mempengaruhi citra perusahaan di mata para investor. BAPEPAM sendiri menuntut perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek untuk segera menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit. Audit delay yang dialami perusahaan juga dapat mempengaruhi reaksi para investor. Kepercayaan para investor terhadap perusahaan menurun dikarenakan investor beranggapan bahwa keterlambatan pelaporan keuangan merupakan pertanda buruk kondisi kesehatan perusahaan. b. Peraturan Terkait Audit Delay di Indonesia BAPEPAM LK menerbitkan peraturan yang mengatur mengenai keterlambatan pengumuman laporan keuangan. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang “Peraturan Pasar Modal” menyatakan bahwa semua perusahaan yang terdaftar dalam pasar modal wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada BAPEPAM dan mengumumkannya kepada masyarakat. Apabila perusahaan tersebut terlambat menyampaikan laporan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh BAPEPAM, maka perusahaan akan dikenakan sanksi administrasi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh undang-undang. Peraturan tersebut kemudian diperbaharui dengan lampiran keputusan Ketua BAPEPAM Nomor Kep-80PM1996 yang menyatakan bahwa perusahaan wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit selambat-lambatnya 120 hari terhitung sejak tanggal tutup tahun buku perusahaan. Kemudian pada tahun 2003 BAPEPAM semakin memperketat peraturan terkait pengumuman laporan keuangan dengan dikeluarkannya lampiran keputusan Ketua BAPERPAM Nomor Kep-36PM2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan disertai dengan laporan audit independen harus disampaikan kepada BAPEPAM selambat- lambatnya akhir bulan ke tiga setelah tanggal tutup tahun buku perusahaan. Berdasarkan keputusan Ketua BAPEPAM tersebut laporan keuangan yang mengalami audit delay adalah laporan keuangan yang diserahkan kepada BAPEPAM dan diumumkan kepada masyarakat setelah akhir bulan ke tiga setelah tanggal tutup tahun buku perusahaan. c. Indikator Audit Delay Audit Delay dihitung dari tanggal tahun tutup buku sampai dengan laporan audit ditandatangani oleh auditor. Berdasarkan keputusan Ketua BAPEPAM Nomor Kep-36PM2003 laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit dan ditandatangani oleh auditor independen harus sudah disampaikan kepada BAPEPAM tidak lebih dari 90 hari dari tahun tutup buku perusahaan.

B. Penelitian yang Relevan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Financial Distress, Pergantian Mnajemen, Opini Audit, Ukuran KAP, AuditTenure, Fee Audit Terhadap Auditor Switching Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

6 63 92

PENGARUH KUALITAS AUDIT, UKURAN KAP, DAN KESULITAN KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP AUDITOR SWITCHING STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 3 26

PENDAHULUAN Pengaruh Opini Audit, Pergantian Manajemen, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Financial Distres Terhadap Auditor Switching Voluntary (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 3 11

PENGARUH UKURAN KAP, OPINI AUDIT, DAN PROFITABILITAS TERHADAP AUDITOR SWITCHING Pengaruh Ukuran Kap, Opini Audit, Dan Profitabilitas Terhadap Auditor Switching (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-

1 6 14

ANALISIS PENGARUH OPINI AUDIT, UKURAN PERUSAHAAN KLIEN, KESULITAN KEUANGAN PERUSAHAAN, UKURAN KAP, DAN Analisis Pengaruh Opini Audit, Ukuran Perusahaan Klien, Kesulitan Keuangan Perusahaan, Ukuran KAP, DAN Pergantian Manajemen Terhadap Auditor Switching

0 2 14

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Opini Audit, Ukuran Perusahaan Klien, Kesulitan Keuangan Perusahaan, Ukuran KAP, DAN Pergantian Manajemen Terhadap Auditor Switching (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahu

0 2 12

PENGARUH PERGANTIAN MANAJEMEN, UKURAN KAP, OPINI AUDIT GOING CONCERN DAN AUDIT DELAY Pengaruh Pergantian Manajemen, Ukuran KAP, Opini Audit Going Concern Dan Audit Delay Terhadap Pergantian KAP (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

0 3 13

PENGARUH PERGANTIAN MANAJEMEN, UKURAN KAP, OPINI AUDIT GOING CONCERN DAN AUDIT DELAY Pengaruh Pergantian Manajemen, Ukuran KAP, Opini Audit Going Concern Dan Audit Delay Terhadap Pergantian KAP (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

1 9 15

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Ukuran KAP terhadap Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2012-2013.

0 0 22

Pengaruh Pergantian Auditor, Reputasi KAP, Opini Audit Dan Komite Audit Pada Audit Delay (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014).

7 22 44