karena itu, dapat disimpulkan bahwa adanya perubahan manajemen berpengaruh positif terhadap auditor switching.
2. Pengaruh Kesulitan Keuangan terhadap Auditor Switching
Kesulitan keuangan yang dialami oleh perusahaan dapat diartikan perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya atau laba
operasional perusahaan menunjukkan tanda negatif selama dua tahun berturut-turut. Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan
cenderung mendapat respon negatif dari para investor sehingga investor kurang percaya terhadap profitabilitas perusahaan. Menurut Nasser, et al
2006 perusahaan yang mengalami posisi keuangan yang kurang sehat lebih mungkin mengikat auditornya untuk menjaga kepercayaan dari
investor. Selain itu, peningkatan fee audit yang harus dibayarkan oleh klien saat pertama kali melakukan pergantian auditor juga tidak dapat
dilakukan oleh perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan. Oleh sebab itu, perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan cenderung
tidak melakukan pergantian auditor auditor switching dibandingkan dengan perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan untuk
menghindari persepsi negatif dari para investor. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kesulitan keuangan perusahaan berpengaruh negatif
terhadap auditor switching.
3. Pengaruh Ukuran KAP terhadap Auditor Switching
Pertimbangan penting pihak manajemen perusahan dalam melakukan pemilihan KAP yang akan mengaudit laporan keuangan perusahaan
adalah laporan keuangan yang telah diaudit tersebut dapat dipercaya dan diandalkan oleh para investor. Investor cenderung mengandalkan laporan
keuangan yang telah diaudit oleh KAP yang memiliki reputasi. Menurut Ni Kadek 2010 investor dan stakeholder mengandalkan reputasi auditor
sebagai indikator kredibilitas laporan keuangan. Sehingga manajemen perusahaan akan memilih auditor yang bereputasi untuk meningkatkan
laporan keuangan yang dihasilkan dan meningkatkan reputasi perusahaan di mata stakeholder. KAP yang besar biasanya memiliki reputasi yang
tinggi di lingkungan bisnis. Big Four merupakan KAP yang memiliki reputasi berskala universal. Big Four seringkali melakukan afiliasi
dengan KAP lokal diberbagai negara, termasuk di Indonesia. KAP yang berafiliasi dengan Big Four dapat dikatakan KAP besar karena dianggap
memiliki reputasi tinggi seperti Big Four sendiri. Sehingga perusahaan yang telah diaudit oleh KAP yang berafiliasi dengan Big Four cenderung
mempertahankan auditornya. Dengan kata lain perusahaan yang telah menggunakan jasa audit KAP yang berafiliasi dengan Big Four
mempunyai kemungkinan yang lebih kecil untuk melakukan Auditor Switching.
Dapat disimpulkan bahwa ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap auditor switching.
4. Pengaruh Audit Delay terhadap Auditor Switching
Audit delay merupakan lamanya waktu penyelesaian audit yang
dihitung dari tanggal tutup tahun buku sampai laporan audit ditandatangani oleh auditor. Peraturan mengenai audit delay di Indonesia
diatur oleh BAPEPAM LK yaitu laporan keuangan yang telah diaudit paling lambat diserahkan kepada BAPEPAM LK dan diumumkan selama
90 hari sejak dari tanggal tutup tahun buku perusahaan. Terlambatnya pengumuman laporan keuangan yang disebabkan oleh audit delay akan
mempengaruhi reaksi investor, dimana tingkat kepercayaan investor terhadap perusahaan akan menurun karena keterlambatan tersebut
dianggap sebagai pertanda buruk bagi kondisi kesehatan perusahaan dan secara tidak langsung mempengaruhi pergerakan IHSG. Dengan kata
lain perusahaan yang mengalami proses audit yang lama memiliki kecenderungan yang lebih besar melakukan auditor switching pada
periode selanjutnya agar laporan keuangan tidak mengalami keterlambatan publikasi dan memperoleh kembali kepercayaan dari
investor. Dapat disimpulkan bahwa audit delay berpengaruh positif terhadap auditor switching.
5. Pengaruh Pergantian Manajeman, Kesulitan Keuangan, Ukuran KAP, dan