PAP SMEAR TINJAUAN PUSTAKA

2.2 PAP SMEAR

Sejak diperkenalkan pada tahun 1940 oleh Papanicolaou, Pap smear telah menjadi pemeriksaan yang penting untuk deteksi dini kanker serviks. Pap smear dapat mendeteksi adanya sel yang abnormal sebelum berkembang menjadi lesi prakanker atau kanker serviks sedini mungkin. 4,19 Pada dasarnya prinsip pemeriksaan Pap smear adalah mengambil epitel permukaan serviks yang mengelupaseksfoliasi pada zona transformasi, kemudian epitel tersebut diwarnai secara khusus dan dilihat di bawah mikroskop untuk diinterpretasi lebih lanjut. 4,19 Akurasi Pap smear tergantung dari kualitas pelayanan, termasuk pengambilan, persiapan, dan interpretasi hasil. Spesifisitas Pap smear biasanya lebih dari 90.Sensitivitas Pap smear bila dikerjakan setiap tahun mencapai 90, setiap 2 tahun 87, setiap 3 tahun 78 dan bila setiap 5 tahun mencapai 68. 4,19 Rekomendasi skrining terbaru untuk kelompok usia tertentu, berdasarkan acuandari American Cancer Society, the American Society for Clinical Pathology ASCP, the US Preventive Services Task Force USPSTF, and the American College of Obstetricians and Gynecologists ACOG ASCCP, adalah sebagai berikut : 1,4,19 • 21 tahun : tidak ada skrining yang direkomendasikan • 21-29 tahun : sitologi Pap smear saja setiap 3 tahun Universitas Sumatera Utara • 30-65 tahun : Human Papilloma Virus HPV dan tes pendamping sitologi setiap 5 tahun disukai atau sitologi saja setiap 3 tahun diterima • 65 tahun : tidak ada skrining yang direkomendasikan jika skrining yang adekuat sebelumnya negatif dan risiko tinggi tidak ada. • Skrining setelah histerektomi : tidak diindikasikan pada wanita tanpa serviks dan tanpa adanya riwayat dari lesi prakanker high grade CIN 2 atau CIN 3 pada 20 tahun terakhir atau dari mulai didiagnosa kanker serviks. Ada beberapa persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan Pap smear, yaitu Pap smear sebaiknya tidak dilaksanakan pada saat wanita menstruasi haid. Dua hari sebelum pemeriksaan Pap smear dilakukan, pasien dilarang bersenggama dan mencuci atau menggunakan pengobatan melalui melalui vagina, dan idealnya, jika dijumpai servisitis radang serviks sebaiknya diterapi terlebih dahulu sebelum dilakukan Pap smear. 4,8,19 Alat-alat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan Pap smear adalah meja ginekologi, lampu untuk pemeriksaan, spekulum vagina, sarung tangan steril, object glass, spatula Ayre atau cytobrush, serta larutan fiksasi alkohol 96. 4,8,19 Pada saat pemeriksaan, pasien diminta untuk berbaring dalam posisi litotomi. Lubrikan tidak direkomendasikan karena dapat mengkontaminasi atau mengganggu sampel sitologi. Jika diperlukan air yang hangat dapat digunakan untuk melubrikasi dan menghangatkan spekulum sebelum dimasukkan ke dalam vagina untuk kenyamanan pasien. Kemudian Universitas Sumatera Utara spekulum dimasukkan ke dalam vagina sampai serviks tervisualisasi dengan baik, terutama zona transisionaluntuk hasil yang adekuat.Lalu spatula ayrecytobrush dimasukkan ke dalam kanalis servikalis dan diletakkan di serviks kemudian diputar sejauh 360 o untuk spatula ayre dan 5 kali rotasi untuk cytobrush.Sampel yang diperoleh dipulaskan pada gelas objek. Lalu difiksasi dengan larutan alkohol 96.Pulasan-pulasan tersebut kemudian dikirimkan ke laboratorium sitologi untuk pemeriksaan. 4,8,19 Dikenal beberapa sistem pelaporan hasil pemeriksaan Pap smear, yaitu sistem Papanicolaou, sistem Cervical Intraepithel Neoplasm CIN, dan sistem Bethesda. Sistem pelaporan yang berkembang adalah sistem Bethesda, Bethesda 1988 direvisi menjadi Bethesda 2001. Klasifikasi Bethesda memperkenalkan dua kategori untuk derajat lesi prakanker, lesi derajat rendah low grade squamous epithelial lesion setara dengan CIN I dan lesi derajat tinggi high grade squamous epithelial lesion setara dengan CIN II dan CIN III. 4,8,19 Tabel 2.1 : Interpretasi Hasil Pemeriksaan Pap Smear 8 Universitas Sumatera Utara 2.3 PENGETAHUAN 2.3.1 Definisi Pengetahuan