41 Tabel 13. Uji Daya Beda Tes Pengetahun Pengunjung
Daya beda Keterangan
Persentase 0-0,19
Butir soal kategori buruk 0,2-0,29
Butir soal kategori sedang 50
0,3-0,39 Butir soal kategori baik
37 0,4-0,4
Butir soal kategori sangat baik 13
Total 100
Dari hasil uji daya beda tes pengetahuan pengunjung, terdapat 0 soal kategori buruk, 50 soal termasuk kategori sedang, 37 soal termasuk kategori
baik dan 13 soal termasuk kategori sangat bak.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah sesuatu cara yang akan digunakan untuk mengolah data setelah data terkumpul agar dapat dihasilkan suatu simpulan yang
tepat Suharsimi Arikunto, 2002. 1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Statistik deskriptif antara lain penyajian data melaluli tabel, grafik, diagram lingkaran,
pictogram, perhitungan modus, median, dan mean. Data yang diolah dianalisis menggunakan analisis deskriptif yang tabel
distribusi frekunsi, Mean rata-rata, Median Me, Modus Mo dan Simpang Baku SD. Harga-harga tersebut dapat dikatagorikan dalam empat klasifikasi sebagai
berikut:
42 Tabel 14. Katagori Pengukuran Variabel
No. Interval
Kategori 1.
X Mi +1.SD Sangat Tinggi
2. Mi ≤ X ≤ Mi +1.SD
Tinggi 3
Mi ≤ X Mi + 0,5 Sdi
Sedang 4
Mi - 1.SD ≤ X Mi
Rendah 5
X Mi -1.SD Sangat Rendah
Kategori tersebut disusun berdasarkan kurva normal dengan menggunakan skor ideal dari instrumen masing-masing variabel, dengan
formulasi sebagai berikut: Mi= 12 nilai maksimum + nilai minimum, S= 16 nilai maksimum
– nilai minimum Suharsimi Arikunto, 2012. Pada aspek pengetahuan instrumen yang digunakan adalah instrumen tes.
Instrumen tes dalam bentuk pilihan ganda multiple choice sebanyak 24 pertanyaan. Setiap jawaban benar yang dijawab oleh pengunjung diberi skor nilai
1 dan menjawab salah diberi nilai 0. Sehingga skor maksimal data pengetahuan adalah 24 dan skor minimum data pengetahuan adalah 0.
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data 1. Profil Restoran Loving Hut
Di era saat ini makanan memiliki kemajuan yang pesat dalam variannya. Varian-varian makanan dapat dilihat dari bahan baku yang bermacam-
macam,mulai dari olahan hewani hingga nabati. Biasanya olahan makanan tersebut dikreasikan sedemikian rupa sehingga terlihat menarik dan lezat. Atas
kreatifitas pengolahan makanan, muncul label dalam makanan yang diklaim sebagai makanan khas atau makanan modern. Hal inilah yang kerap dijadikan
sebagai salah satu paket wisata yakni wisata kuliner. Industri kuliner di Yogyakarta secara perlahan namun pasti menunjukan
perkembangan. Makanan yang ditawarkan memiliki pasar yang jelas dan konsep produk yang matang. Berbagai tempat makan salah satunya Restoran Loving Hut
yang fokus menjual produkMakanan dari bahan nabati kemudian dikreasikan sedemikian rupa untuk memenuhi rasa keinginan dari para pelaku vegan.
Muncullah inovasi kuliner seperti burger tempe, steak tempe, hingga bakso jamur. Bermacam-macam makanan olahan produk hewan seperti burger, steak, dan
olahan hewani lain dimodifikasi dengan olahan nabati yang dapat dikonsumsi oleh vegan. Loving Hut adalah Restoran vegan yang telah lama berdiri di Indonesia.
Loving Hut berdiri sejak tahun 2008, data perusahaan waralaba ini menyebutkan pada tahun 2011 terdapat cabang yang tersebar di seluruh negara, dapat
ditemukan di Amerika Serikat, Taiwan Formosa, Jerman, Spanyol, Inggris, Kanada, Panama, Ceko, China, Mongolia, Austria, Prancis, Thailand, Hong Kong,
Malaysia, Korea, Jepang, Singapura, Australia, dan Indonesia.