Alur Analisis Struktural Roman
12
Plot atau alur terbagi dalam beberapa jenis yang berbeda berdasarkan sudut tinjauan atau kriteria yang berbeda pula. Salah satunya adalah pembedaan plot
berdasarkan kriteria urutan waktu. Berdasarkan kriteria dan urutan waktu Nurgiyantoro 2013: 213-216 mengkatogerikan plot atau alur menjadi tiga
kategori yaitu. a.
Alur lurus atau progresif Alur pada sebuah karya sastra dikatakan lurus atau progresif jika peristiwa-
peristiwa yang dikisahkan bersifat kronologis, peristiwa yang pertama diikuti oleh peristiwa selanjutnya. Dengan kata lain, cerita dimulai dari tahap awal
penyituasian, pengenalan, pemunculan, konflik, tengah konflik meningkat, klimaks, dan diakhiri oleh tahap terakhir penyelesaian.
b. Alur sorot balik atau flashback
Urutan kejadian yang dikisahkan dalam sebuah karya sastra beralur flashback tidak bersifat kronologis. Cerita tidak dimulai dari tahap awal, melainkan
mungkin dari tahap tengah atau bahkan tahap akhir, baru kemudian tahap awal cerita dikisahkan. Karya sastra yang mempunyai alur seperti ini langsung
menyuguhkan adegan konflik bahkan konflik yang telah meruncing. Teknik penyorotbalikan peristiwa ke tahap sebelumnya dapat dilakukan melalui beberapa
cara seperti, pengarang dapat “menyuruh” tokoh merenung kembali ke masa lalu untuk menuturkannya kepada tokoh lain baik secara lisan maupun tertulis.
c. Alur campuran
Pengarang dalam menyajikan cerita menggunakan alur campuran tidak bersifat progresif ataupun regresif. Kedua alur tersebut mengambil tempat secara
13
bergantian untuk membentuk kepaduan cerita. Selanjutnya, Besson 1987: 118 menyatakan bahwa tahapan cerita dibagi
menjadi lima tahapan yaitu : a.
La situation initiale Tahap penyituasian Merupakan tahapan awal yang berfungsi sebagai pembuka dan menjadi dasar
dalam penceritaan ditahap berikutnya. Tahapan ini berisi tentang penyituasian yaitu pengenalan, dan penggambaran situasi dalam suatu cerita.
b. L’action se déclenche Tahap pemunculan konflik
Tahap ini berisi tentang munculnya konflik dan dapat berkembang menjadi berbagai konflik.
c. L’action se développe Tahap peningkatan konflik
Pada tahapan ini, konflik yang muncul sebelumnya mulai menuju klimaks. Peristiwa yang dialami tokoh semakin menegangkan dan konflik mengarah pada
klimaks yang tidak dapat dihindari. d.
L’action se dénoue Tahap klimaks Konflik yang dialami oleh tokoh utama sudah mencapai klimaks.
e. La situation finale Tahap penyelesaian
Konflik yang sudah mencapai klimaks, mulai menurun dan diperoleh jalan keluar dari konflik yang ada kemudian cerita akan berakhir.
Berdasarkah tahapan alur yang telah dijelaskan di atas, menurut Besson skema tahap-tahap penceritaan digambarkan sebagai berikut.
14
Situation Initial
Action proprement dit Situation
Finale 1
2 3
4 5
Action se délenche Action se dévelope
Action se dénoue
Tabel 1: Tahapan Alur Robert Besson
Setelah menggunakan tabel di atas, untuk menganalisis fungsi utama tahap
selanjutnya adalah menganalisis unsur-unsur yang menggerakan cerita. Ubersfield
1996: 50 menjelaskan bahwa aktan terdiri dari le sujett et l’objet, le destinateur
et le destinataire, l’opposant et l’adjuvant. Berikut ini adalah model aktan yang
ditentukan oleh Gremais.
Destinateur 1 D1 Destinataire 2 D2
Sujet S Objet B
Adjuvant A Adj Opposant Op
Gambar I : Skema Aktan
Setelah melihat skema di atas, dijelaskan bahwa le destinateur D1 adalah seseorang atau sesuatu yang menjadi sumber ide dan mempunyai fungsi sebagai
penggerak cerita dan mendorong le sujet S untuk mendapatkan l’objet O yang
ditujukan kepada le destinataire D2. Untuk mendapatkan sebuah l’objet, ada
l’adjuvant yang membantu le sujet, tetapi dalam usahanya mendapatkan l’objet ada sesuatu atau seseorang yang menghalangi dan menggagalkan usahanya yaitu
l’opposant. Analisis fungsi utama dan analisis penggerak lakuan berfungsi untuk
mengetahui akhir cerita. Peyroutet 2001: 8 mengkatogerikan akhir sebuah cerita ke dalam beberapa tipe berikut ini :
a. Fin retour à la situation de départ cerita akhir kembali ke awal cerita
15
b. Fin heurese cerita berakhir bahagia
c. Fin comique cerita Ayang berakhir lucu
d. Fin tragique sans espoir cerita yang berakhir tragis tanpa harapan
e. Fin tragique mais espoir cerita yang berakhir tragis dan masih ada harapan
f. Fin Suite possible cerita berakhir tetapi ada kemungkinan untuk cerita
berlanjut g.
Fin réflexive cerita yang diakhiri dengan perkataan narator yang mengambil pelajaran dari cerita
Cerita dapat dikalsifikasikan ke dalam beberapa genre tergantung tujuan penelitian, tempat, waktu, psikologi, dan kemunculan tokoh. Pendapat tersebut
disampaikan oleh Peyroutet 2001: 12. Berdasarkan penjelasan di atas, ada beberapa kategori cerita yaitu :
a. Le récit réaliste, cerita yang menceritakan kejadian nyata dan benar – benar
terjadi waktu, tempat dan peristiwanya. b.
Le récit historique, cerita yang menceritakan tentang tokoh-tokoh perjuangan, biasanya tempat, waktu, kostum dan tokoh cerita hanya mitos belaka.
c. Le récit d’aventures, cerita yang menceritakan tentang situasi yang
menegangkan dan biasanya berada di negaradaerah yang jauh dan tokoh mencoba untuk mengeksplore.
d. Le récit policier, cerita yang menceritakan tentang polisi untuk
mengungkapkan suatu kasus dan membutuhkan kejelian bagi pembaca untuk memahami cerita tersebut.
16
e. Lé récit fantastique, cerita yang menceritakan tentang khayalan dan tidak
masuk akal. f.
Lé récit de science-fiction, cerita yang menceritakan tentang ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertemakan tentang planet-planet.