Prasarana Umum dan Fasilitas Umum Fasilitas Pariwisata

20 terbatas ruang tempat parkir, plaza meeting point dan toilet. Daya tarik wisata budaya terutama situs dan cagar budaya serta kampung adat belum dilengkapi dengan fasilitas interpretasi yang memudahkan wisatawan memperoleh informasi dan pemahaman mengenai daya tarik wisata tersebut.

d. Prasarana Umum dan Fasilitas Umum

1. Tingkat pelayanan air bersih yang terbatas. Kabupaten Wakatobi memiliki potensi sumberdaya air yang memadai untuk dapat didayagunakan bagi penyediaan air publik dan industri pariwisata. Karena keterbatasan pembiayaan, pembangunan sistem jaringan air bersih perpipaan masih terbatas di perkotaan dan jangkauan pelayanannya pada masyarakat masih relatif rendah. 2. Tingkat pelayanan energi listrik masih terbatas. Masih banyak DTW prioritas yang belum terjangkau jaringan dan pelayanan energy listrik PLN, seperti Kapota dan Hoga. Sementara itu di Pulau Kaledupa, Pulau Tomia dan Pulau Binongko, pelayanan energi listrik PLN belum penuh 24 jam. 3. Akses telekomunikasi masih terbatas. Perkembangan teknologi telekomunikasi dengan pesatnya yang memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk memanfaatkan berbagai sarana telekomunikasi berbasis pada jaringan nir-kabel. Kebutuhan mendasar terhadap layanan telekomunikasi bagi wisatawan di destinasi pariwisata disamping jaringan telepon adalah akses internet. Provider yang melayani akses internet di Wakatobi masih terbatas sehingga masih banyak daerah blank spot. Persepsi wisatawan mengenai kepuasannya terkait layanan telekomunikasi masih rendah. 4. Fasilitas pelayanan kesehatan pariwisata masih belum memadai. Kabupaten Wakatobi telah mempunyai fasilitas kesehatan masyarakat primer dan layanan kesehatan rujukan sekunder yang memadai. Namun demikian, untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi wisatawan serta pelayanan kesehatan dan keselamatan pariwisata, fasilitas kesehatan yang ada perlu dikembangkan dan dilengkapi.

e. Fasilitas Pariwisata

1. Secara umum fasilitas pariwisata masih terbatas jumlah, keragaman dan persebarannya. Fasilitas pariwisata yang telah ada umumnya terpusat di beberapa lokasi dengan jumlah yang sedikit dan pilihan yang terbatas. Usaha pariwisata hanya tersebar di tiga pulau utama, yaitu Wangi- Wangi, Kaledupa dan Tomia. Beberapa usaha pariwisata yang tersedia 21 seperti akomodasi pariwisata, rumah makanrestoran, transportasi pariwisata, perjalanan wisata dan pemanduan wisata. 2. Fasilitas akomodasi pariwisata jumlah dan sebarannya terbatas. Fasilitas akomodasi pariwisata masih terpusat di Wangi-Wangi, sebagian di Tomia dan sedikit di Kaledupa. Sementara di Binongko belum tersedia fasilitas akomodasi untuk memenuhi kebutuhan wisatawan menginap. 3. Fasilitas rumah makanrestoran jumlah dan sebarannya terbatas. Fasilitas rumah makanrestoran belum tersedia di semua pulau-pulau utama. Wisatawan yang berkunjung ke Kaledupa dan Binongko menghadapi kesulitan memperoleh layanan fasilitas rumah makan. Sementara itu, rumah makan di Wangi-Wangi dan Tomia jumlahnya masih kurang memadai serta menu yang disediakan kurang beragam. Kualitas pelayanan pun belum memenuhi standar pariwisata. 4. Fasilitas pengusahaan daya tarik wisata masih terbatas. Sebagian besar daya tarik wisata belum dikelola oleh suatu organisasi atau lembaga pengelola. Dengan demikian, sebagian besar daya tarik wisata belum dilengkapi dengan fasilitas daya tarik wisata, semisal pos penerimaan pengunjung, toilet, warung souvenir, furniture tempat duduk, meeting point, bangsal pengunjung, fasilitas interpretasi, rambu-rambu, tempat parkir, tempat sampah, fasilitas keamanan dan keselamatan dan pos jaga. 5. Fasilitas hiburan masih terbatas jumlah dan sebarannya. Fasilitas hiburan hanya terdapat di Wangi-wangi dalam bentuk karaoke. Di pulau- pulau lainnya belum terdapat fasilitas hiburan yang memberikan pilihan menikmati hiburan pada malam hari setelah berkunjung atau melakukan atraksi wisata. 6. Fasilitas keuangan dan penukaran uang masih terbatas jumlah dan sebarannya.Keberadaan transaksi keuangan baik bank, ATM dan atau tempat penukaran uang bagi masyarakat dan wisatawan yang datang berkunjung ke Wakatobi sangat penting, karena dengan adanya fasilitas transaksi keungan maka wisatawan yang datang berkunjung tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah besar ketika datang berkunjung. Disamping itu adanya fasilitas keuangan menjamin wisatawan untuk bertransaksi saat diperlukan. Fasilitas keuangan dan penukaran uang hanya terdapat di Wangi-Wangi sementara di tiga pulau utama lainnya belum tersedia. 7. Fasilitas informasi pariwisata yang mudah diakses belum lengkap. Fasilitas infromasi pariwisata relatif memadai di Wangi-Wangi. Sementara di pulau-pulau lainnya wisatawan menghadapi kesulitan 22 mengakses informasi mengenai daya tarik wisata, paket-paket wisata dan perjalanan pariwisata. 8. Fasilitas keamanan dan keselamatan pariwisata masih terbatas. Tingkat keamanan dan keselamatan pariwisata merupakan salah satu tolak ukur penilaian daya saing destinasi pariwisata. Fasilitas keamanan dan keselamatan pariwisata di Wakatobi didukung oleh fasilitas keamanan yang dimiliki Kepolisian, SAR, dan TNI. Tingkat pelayanan fasilitas keamanan tersebut belum menjangkau wilayah geografis yang luas. Sementara Satuan Polisi Khusus Pariwisata belum tersedia. Untuk menjamin keselamatan atraksi wisata terutama wisata bahari belum didukung oleh keberadaan pos-pos penyelamatan Balawista yang memadai. 9. Fasilitas rambu-rambu pariwisata masih terbatas. Fasilitas rambu- rambu pariwisata seperti peta pariwisata, tanda-tanda petunjuk arah dan petanda telah tersedia tetapi hanya terbatas pada tempat-tempat tertentu. Sebagian besar wilayah di seluruh pulau-pulau utama belum dilengkapi dengan rambu-rambu pariwisata yang dapat memberikan kemudahan bagi wisatawan mengenali dan mengakses daya tarik wisata yang ada. 10. Fasilitas toko cinderamata masih terbatas jumlah dan sebarannya. Masyarakat Wakatobi memiliki beragam kerajinan tradisional yang bernilai pariwisata yang dapat dipasarkan sebagai produk cinderamata souvenir. Pemasaran produk-produk kerajinan tradisional sebagai produk cinderamata terkendala oleh belum tersedianya tokowarung cinderamata. Pasar seni pun belum tersedia sebagai jembatan antara pengerajin dengan konsumen wisatawan. Pada saat ini toko cinderamata hanya terdapat di Wangi-Wangi dengan jumlah yang sedikit. 11. Pembangunan fasilitas pariwisata belum optimal memperhatikan dan mengarusutamakan nilai-nilai kearifan lokal dalam berbagai hal, seperti arsitektur tradisional. Pembangunan fasilitas pariwisata diharapkan dapat dijadikan wahana untuk pelestarian dan memperkaya langgam arsitektur lokal yang sekaligus memperkuat identitas budaya.

f. Masyarakat pariwisata dan pemberdayaan masyarakat