2. Tuan Jemmy memperoleh hadiah undian berupa uang tunai sebesar
Rp10.000.000 . Oleh penyelenggara undian wajib dipotong Pajak Undiah
Berhadiah sebesar : 25 × Rp. 10.000.000 = Rp. 2.500.000
D. PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK
Pemotong pajak wajib memotong, menyetor dan malaporkan Pajak Penghasilan yang terutang atas penghasilan berupa hadiah undian dengan tata cara
sebagai berikut :
1. Pemotongan Pajak, penyelenggara undian wajib memotong Pajak
Penghasilan dalam hal undian dibayarkan berupa uang dan memungut Pajak Penghasilan dalam hal hadiah undian diserahkan dalam bentuk
natura atau kenikmatan. Pajak tersebut harus dipotong atau dipungut oleh penyelenggara undian sebelum hadiah undian dibayarkan atau diserahkan
kepada yang berhak. Pemotongan Pajak Penghasilan dengan menggunakan formulir ”Bukti
Pemotongan PPh Final Pasal 4 Ayat 2 atas Hadiah Undian” kode formulir F.1.1.33.09 yang diisi rangkap 3, dengan peruntukan : lembar-1
untuk Wajib Pajak, lembar-2 untuk KPP, dan lembar-3 sebagai arsip pemotongpemungut pajak SE-20PJ2009.
Penyelenggara Undian wajib membuat dan menyerahkan bukti pemotonganpemungutan PPh atas hadiah undian untuk setiap pembayaran
atau penyerahan hadiah undian yang bernilai Rp 5.000.000 atau lebih.
Atas hadiah undian yang bernilai kurang dari Rp 5.000.000 penyelenggara undian tidak wajib membuat bukti pemotonganpemungutan PPh kecuali
diminta oleh pemenang yang bersangkutan. Untuk pemotonganpemungutan yang tidak dibuat bukti
pemotonganpemungutan harus dibuatkan daftar nominatif tersendiri yang berisikan nama pemenang dan besarnya nilai hadiah undian yang
dimenangkannya. Daftar ini dibuat dalam rangkap 2 dengan peruntukan : lembar-1 untuk Kantor Pelayanan Pajak, lembar-2 untuk Penyelenggara
Undian.
2. Penyetoran Pajak, Pajak Penghasilan yang telah dipotong wajib disetor
dengan menggunakan formulir Surat Setoran Pajak yang diisi rangkap 4 serta mencantumkan kode akun pajak 411128 dan kode jenis setoran 405.
Penyetoran Pajak Penghasilan ke kas Negara melalui Bank Persepsi atau Kantor Pos dan Giro dilakukan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya
setelah Masa Pajak berakhir, atau pada hari kerja berikutnya apabila tanggal jatuh tempo penyetoran bertepatan dengan hari libur termasuk hari
Sabtu atau hari libur nasional.
3. Pelaporan Pajak, Pajak Penghasilan yang telah dipotong dan disetor