Tata Cara Penghitungan Pajak Undian Berhadiah Pada Bank Sumatera Utara

(1)

TUGAS AKHIR

TATA CARA PENGHITUNGAN PAJAK UNDIAN BERHADIAH PADA BANK SUMATERA UTARA

O L E H

NAMA : ASDIKA KAZANKY PASARIBU NIM : 082600069

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Studi pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan limpahan rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Diploma III Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dengan judul “TATA CARA PENGHITUNGAN PAJAK UNDIAN BERHADIAH PADA BANK SUMATERA UTARA” tepat pada waktunya.

Penulisan tugas akhir ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi pada Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Tugas Akhir ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Dengan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :

1. Ayahanda Prana Muda Pasaribu, SE, MM dan Ibunda tercinta Dra. Jannah Nasution yang telah membesarkan, mendidik, memberikan motivasi dan dukungan serta nasehat dalam berbagai hal kepada penulis

2. Bapak Prof. Dr. Baddarudin, Msi, selaku Dekan FISIP USU

3. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, Msi selaku Ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulis menyelesaikan studi.


(3)

4. Ibu Siswati Saragih, S.Sos, MSP selaku dosen pembimbing dimana telah meluangkan segenap waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk dan pengetahuan kepada penulis.

5. Bapak dan Ibu staf pengajar Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU yang telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan di FISIP USU.

6. Pihak Kantor Pusat Bank Sumut yang telah memberikan data dan informasi serta bimbingan kepada penulis selama penelitian.

7. Kakak saya Asnifa Kazanky, SE dan adik saya Muhammad Furqan Kazanky Pasaribu serta Taufiq Kazanky Pasaribu yang telah memberi dukungan kepada penulis selama penulis menyelesaikan studi.

8. Kawan-kawan terbaik seperjuangan Yuni Afrina Lubis, Wanda Karisma dan Esa Mei Br. Sitepu yang selalu memberi semangat, motivasi dan bantuan kepada penulis

9. Kawan-kawan terbaik selama penulis menyelesaikan studi Dinni Finsa, Hera Lubis, Rizky Susanti, terima kasih atas hari-hari yang kita jalani bersama. Kepada Reza Abdillah, Abdul Hadi, Fatrinaldi, Riza yang telah memberikan bantuan, ‘gangguan’ dan menghibur penulis . Kepada Kak Tia yang juga telah memberi dukungan kepada penulis.

10.Kawan-kawan stambuk 2008 yang tidak bias penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih belum sempurna. Untuk itu dengan kerendahan hati penulis menerima saran dari para


(4)

pembaca demi kesempurnaan dan untuk pengembangan pengetahuan di masa akan datang. Akhir kata semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Medan, Juni 2011

Penulis


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……… i

DAFTAR ISI………... ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri ...……….. 1

B. Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Lapangan Mandiri……… 3

1. Tujuan Praktek Kerja Lapangan Mandiri ... 3

2. Manfaat Praktek Kerja Lapangan Mandiri ... 3

C. Uraian Teoritis ………...……….. 5

D. Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan Mandiri………. 12

E. Metode Praktek Kerja Lapangan Mandiri ...………... 13

F. Metode Pengumpulan Data……..………….…….…………...14

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan Mandiri…. 15 BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Sejarah Singkat Bank Sumatera Utara ……….. 17


(6)

C. Uraian Tugas dan Fungsi ………... 33

D. Gambaran Pegawai ………... 35

BAB III GAMBARAN DATA PAJAK UNDIAN BERHADIAH A. Ketentuan Pajak Undian Berhadiah ……….. 37

B. Objek dan Subjek Pajak Undian Berhadiah ……….. 38

C. Tarif dan Cara Penghitungan Pajak Undian Berhadiah ………. 39

D. Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak ……… 40

E. Penyelenggara Undian Berhadiah ……….……… 42

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI A. Bentuk-Bentuk Undian Yang Diselenggarakan Bank Sumut ………43

B. Cara Pengundian dan Penyerahan Hadiah ……….44

C. Cara dan Tarif Penghitungan ……….45

D. Cara Penyetoran dan Pelaporan Pajak………48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………49

B. Saran ………..50


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah kegiatan yang dilakukan mahasiswa secara mandiri yang bertujuan memberikan pengalaman praktik di lapangan yang secara langsung berhubungan dengan teori-teori keahlian yang diterima di bangku perkuliahan. Oleh sebab itu, praktek kerja lapangan mandiri secara langsung dapat memperkenalkan dunia kerja yang akan dihadapi setelah meninggalkan bangku perkuliahan. Melalui Praktek Kerja Lapangan Mandiri inilah diharapkan akan terbentuk orang – orang yang memiliki keahlian dan pemahaman yang baik atas bidang yang di gelutinya, sehingga dapat memberikan prestasi maksimal dalam pembangunan nasional.

Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Untuk mewujudkan pembangunan nasional tersebut perlu diperhatikan masalah pembiayaan pembangunan, yang dapat diperoleh dari sumber dana yang berasal dari dalam negeri berupa pajak.

Pajak sebagai sumber penerimaan negara terdiri atas pajak pusat dan pajak daerah. Pajak pusat adalah pajak-pajak yang dikelola oleh pemerintah pusat yang dalam hal ini dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak – Departemen Keuangan, terdiri dari Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak


(8)

Penjualan Barang Mewah (PPN dan PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) atas sektor perkebunan, kehutanan, dan pertambangan.

Mardiasmo (2006 : 98) menyatakan pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada Daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan Daerah dan Pembangunan Daerah. Untuk jenis-jenis pajak yang dipungut sebagai pajak daerah disesuaikan dengan keadaan daerah tersebut yang diatur berdasarkan Peraturan Daerah tersebut. Selain itu, atas transaksi-transaksi tertentu juga dikenakan pajak penghasilan yang bersifat final, salah satu pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan final adalah penghasilan atas undian berhadiah.

Pada dasarnya undian berhadiah diadakan untuk menarik minat masyarakat pada suatu hal. Salah satunya untuk menarik minat masyarakat untuk menggunakan jasa bank. Pihak bank yang pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh laba semaksimal mungkin akan berusaha untuk mendapatkan nasabah dengan cara memberikan pelayanan yang baik, menetapkan bunga tabungan yang tinggi sesuai dengan batasan yang ditetapkan oleh pemerintah, dan juga menyelenggarakan undian berhadiah untuk menarik masyarakat agar menggunakan jasa bank untuk menyimpan uang mereka.

Pihak bank sebagai penyelenggara undian berhadiah tentunya telah memperhitungkan besarnya Pajak Penghasilan atas Undian Berhadiah yang nantinya harus dibayarkan oleh nasabah penerima hadiah sehingga kelak tidak ada kerugian yang akan ditanggung oleh pihak bank. Selain itu pihak bank juga harus


(9)

menginformasikan kepada nasabah yang akan mengikuti undian mengenai pajak yang akan ditanggungnya kelak.

Untuk mengetahui cara pihak bank melakukan penghitungan dan pembayaran Pajak Penghasilan atas Undian Berhadiah yang diperoleh oleh nasabah penerima hadiah penulis mengangkat judul “Tata Cara Penghitungan Pajak Undian Berhadiah pada Bank Sumatera Utara” dalam Laporan Praktek Kerja Lapangan Mandiri ini.

B. TUJUAN DAN MANFAAT PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah :

a. Untuk mengetahui bagaimana tata cara penghitungan Pajak Undian berhadiah pada Bank Sumatera Utara.

b. Untuk mengetahui apakah Peraturan Pemerintah khususnya mengenai Pajak Undian Berhadiah telah dilaksakan sesuai prosedur oleh Bank Sumatera Utara.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Manfaat dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah:


(10)

a. Bagi mahasiswa

1. Menambah wawasan di bidang perpajakan khususnya tentang tata cara penghitungan dan pemotongan Pajak Undian berhadiah yang dilakukan oleh Bank Sumatera Utara.

2. Agar dapat mempraktikkan teori-teori yang telah diperoleh selama masa perkuliahan dalam kegiatan selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

3. Agar dapat meningkatkan keahlian dan keterampilan dalam bidang perpajakan maupun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

b. Bagi Universitas

1. Menjalin kerjasama yang baik antara pihak Universitas khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara dengan Bank Sumatera Utara.

2. Dapat mempromosikan sumber daya manusia yang berkompeten di bidangnya di Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

3. Mendapatkan masukan berupa ide, saran dan gagasan untuk penyempurnaan kurikulum Program Studi Diploma III


(11)

Administrasi Perpajakan sehingga mampu mencapai standar mutu pendidikan yang lebih baik.

c. Bagi Bank Sumatera Utara

1. Sebagai bahan acuan implementasi peraturan perpajakan. 2. Memperoleh masukan dalam rangka peningkatan,

perencanaan dan pembangunan.

3. Dapat mengetahui sejauh mana tingkat perkembangan ilmu perpajakan di lingkungan Perguruan Tinggi khususnya di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara.

C. URAIAN TEORITIS Pengertian Pajak

Rochmat Sumitro dalam Resmi (2008 : 1) menyatakan bahwa pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Pengertian tersebut kemudian disempurnakan menjadi, pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas Negara untuk membiayai pengeluaan rutin dan ‘surplus’-nya digunakan untuk simpanan publik (public saving) yang merupakan sumber utama untuk membiayai investasi public (public investment).

Dalam Wikipedia ensiklopedia bebas pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang sehingga dapat dipaksakan dengan tiada


(12)

mendapat balas jasa secara langsung. Pajak dipungut penguasa berdasarkan

Sedangkan menurut Undang-Undang No. 28 tahun 2007 disebutkan, “pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Dari definisi pajak tersebut, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri yang melekat dengan pengertian pajak yaitu :

1. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan Undang-Undang serta aturan pelaksanaan.

2. Tanpa jasa timbal balik dari negara yang secara langsung dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.

3. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila dari pemasukannya masih terdapat surplus, digunakan untuk membiayai public investment yaitu pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.


(13)

Dengan kata lain pajak dapat juga dikatakan sebagai balas jasa yang dapat diberikan masyarakat kepada pemerintah atas fasilitas-fasilitas yang dapat dinikmati untuk dapat hidup dalam suatu negara secara layak.

Jenis Pajak

Terdapat berbagai jenis pajak yang dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pengelompokkan menurut golongan, menurut sifat, dan menurut lembaga pemungutnya.

1. Menurut golongan pajak dikelompokkam menjadi dua, yaitu :

a. Pajak langsung adalah pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada orang lain atau pihak lain.

b. Pajak tidak langsung adalah pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga. Pajak tidak langsung terjadi jika terdapat suatu kegiatan, peristiwa, atau perbuatan yang menyebabkan terutangnya pajak, misalnya terjadi penyerahan barang atau jasa.

2. Menurut sifat pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

a. Pajak subjektif adalah pajak yang pengenaannya memerhatikan keadaan pribadi Wajib Pajak atau pengenaan pajak yang memerhatikan keadaan subjeknya.

b. Pajak objektif adalah pajak yang pengenaannya memerhatikan objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan, atau peristiwa


(14)

yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa memerhatikan keadaan pribadi Subjek Pajak.

3. Menurut lembaga pemungut pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu : a. Pajak negara (pajak pusat) adalah pajak yang dipungut oleh

pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara pada umumnya.

b. Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah tingkat I (pajak provinsi) maupun daerah tingkat II (pajak kabupaten/kota) dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing-masing.

Fungsi Pajak

Pajak yang telah dipungut dari masyarakat ke kas Negara memiliki fungsi yaitu fungsi budgetair dan fungsi regularend.

1. Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan Negara)

Artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan. Sebagai sumber keuangan negara, pemerintah berupaya memasukkan uang sebanyak-banyaknya untuk kas negara. Upaya tersebut ditempuh dengan cara ekstensifikasi maupun intensifikasi pemungutan pajak melalui penyempurnaan peraturan perpajakan.


(15)

2. Fungsi Regularend (Pengatur)

Artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang social dan ekonomi, serta mencapai tujuan-tujuan tertentu di luar bidang keuangan.

Tata Cara Pemungutan Pajak

Tata cara pemungutan pajak terdiri atas stelsel pajak, asas pemungutan pajak, dan sistem pemungutan pajak.

1. Stelsel pajak, pemungutan pajak dapat dilakukan dengan tiga stelsel, yaitu:

a. Stelsel Nyata (Riil), menyatakan bahwa pengenaan pajak didasarkan pada objek yang sesungguhnya terjadi (untuk PPh maka objeknya adalah penghasilan). Oleh karena itu, pemungutan pajaknya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yaitu setelah semua penghasilan yang sesungguhnya dalam suatu tahun pajak diketahui.

b. Stelsel Anggapan (fiktif), menyatakan bahwa pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh Undang-Undang. Sebagai contoh penghasilan suatu tahun dianggap sama dengan penghasilan tahun sebelumnya sehingga pajak yang terutang pada suatu tahun juga dianggap sama dengan pajak yang terutang tahun sebelumnya. Dengan stelsel ini berarti besarnya pajak yang


(16)

terutang pada tahun berjalan sudah dapat ditetapkan atau diketahui pada awal tahun yang bersangkutan.

c. Stelsel Campuran, menyatakan bahwa pengenaan pajak didasarkan pada kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan. Pada awal tahun dihitung berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada akshir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan sebenarnya.

2. Asas pemungutan pajak, terdiri dari tiga azas, yaitu :

a. Asas Domisili, menyatakan bahwa negara berhak mengenakna pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak Dalam Negeri. b. Asas Sumber, menyatakan bahwa negara berhak mengenakan

pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak.

c. Asas Kebangsaan, menyatakan bahwa pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara. Misalnya pajak bangsa asing di Indonesia dikenakan pada setiap orang yang bukan berkebangsaan Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak Luar Negeri.

3. Sistem pemungutan pajak antara lain :

a. Official assessment system, adalah sistem yang memberi kewenangan aparatur perpajakan untuk menentukan sendiri jumlah


(17)

pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan perturan perundang-undangan pajak yang berlaku.

b. Self assessment system, adalah sistem yang memberi kewenangan kepada Wajib Pajak dalam menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. With holding system, adalah sistem yang member wewenang kepada pihak ketiga yang ditunjuk untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pajak Undian Berhadiah

Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam suatu tahun pajak.

Dalam Resmi (2008 : 45) Pajak Penghasilan (PPh) Final pasal 4 ayat (2) merupakan pajak yang sifat pemungutannya final. Yang dimaksud final bahwa pajak yang dipotong, dipungut oleh pihak ketiga atau dibayar sendiri tidak dapat dikreditkan (bukan pembayaran di muka) terhadap utang pajak pada akhir tahun dalam penghitungan pajak penghasilan pada surat pemberitahuan (SPT) Tahunan.

Penghasilan yang dikenai pajak bersifat final berdasarkan pasal 4 ayat (2) Undang – Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 antara lain :

1. penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi.


(18)

2. penghasilan berupa hadiah undian

3. penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura.

4. penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan/atau bangunan.

5. penghasilan tertentu lainnya yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.

Pajak undian berhadiah adalah pajak yang dipotong/dipungut atas penghasilan berupa hadiah. Pengertian undian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sesuatu yang dipakai untuk menentukan atau memilih siapa yang berhak atas sesuatu yang diundikan atau disayembarakan. Sedangkan pengertian hadiah adalah pemberian ganjaran untuk pemenang di perlombaan atau sayembara, pertandingan dan sebagainya.

D. RUANG LINGKUP PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

Pada Laporan Praktek Kerja Lapangan Mandiri ini, penulis membahas tentang cara penghitungan Pajak Undian Berhadiah yang dilakukan oleh Bank Sumatera Utara. Selain itu, penulis juga membahas tentang cara pemotongan dan penyetoran Pajak Undian Berhadiah yang dilakukan oleh pihak Bank.


(19)

E. TAHAPAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Tahapa-tahap yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi dalam Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah :

1. Tahap persiapan

Dalam tahap ini penulis melakukan tahapan berikut :

a. Memilih jenis pajak yang akan dijadikan judul yang akan dibahas.

b. Mengajukan judul kepada ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. c. Persetujuan penentuan judul tempat Praktek Kerja Lapangan

Mandiri oleh ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

d. Penyusunan proposal Praktek Kerja Lapangan Mandiri.

e. Memohon surat pengantar Praktek Kerja Lapangan Mandiri dari pihak fakultas / Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

2. Studi literatur

Merupakan dasar teori yang mendukung laporan ini menyangkut masalah yang dibahas yang berasal dari buku-buku, peraturan perundang-undangan perpajakan, artikel ilmiah, catatan-catatan maupun bahasa tertulis yang berhubungan dengan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.


(20)

3. Observasi lapangan

Dalam tahap ini penulis melakukan peninjauan dan pengamatan langsung pada Bank Sumatera Utara yang berkaitan dengan cara penghitungan Pajak Undian Berhadiah.

4. Pengumpulan data

Dalam tahap ini penulis mengumpulkan data yang diperlukan untuk penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

5. Analisis dan Evaluasi

Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan, penulis akan menganalisa dan mengevaluasi data dan kemudian akan dipresentasikan secara objektif, jelas dan sistematis.

F. METODE PENGUMPULAN DATA

Adapun cara pengumpulan sumber-sumber data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Wawancara (Interview)

Dengan metode ini penulis melakukan wawancara secara langsung pada pegawai dalam instansi yang bersangkutan untuk menambah objektifitas yang berkaitan dengan objek yang dibahas.

2. Observasi (Observation)

Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung atas kegiatan yang akan dilakukan dalam pencatatan terhadap masalah yang menjadi objek yang dibahas.


(21)

3. Dokumentasi (Optional)

Yaitu dengan mengumpulkan berbagai dokumen administrasi, peraturan atau dasar hukum yang berhubungan dengan objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

G. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini disusun oleh penulis dalam lima BAB. Adapun rincian dari tiap-tiap bab seperti terlihat di bawah ini:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menguraikan gambaran umum tentang penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang meliputi latar belakang penyusunan, tujuan dan manfaat, uraian teoritis, ruang lingkup Praktek Kerja Lapangan mandiri, metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri, serta metode pengumpulan data dan sistematika penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan Mandiri.

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Pada bab ini penulis menguraikan sejarah singkat mengenai lokasi Praktik Kerja Lapangan Mandiri, struktur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi dari tiap-tiap bagian dalam instansi tersebut.


(22)

BAB III GAMBARAN DATA TENTANG CARA PENGHITUNGAN PAJAK UNDIAN BERHADIAH

Pada bab ini penulis membahas mengenai ketentuan pajak undian berhadiah, objek pajak undian berhadiah, dasar hukum pengenaan pajak undian berhadiah, kewajiban penyelenggara undian berhadiah, cara dan tarif penghitungan pajak undian berhadiah dan pemotongan pajak undian berhadiah.

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis akan membahas cara penghitungan dan tarif pajak undian berhadiah, cara pengundian undian berhadiah yang dilakukan pihak bank, dan cara penyetoran pajak yang telah dipotong pihak bank.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini penulis akan menarik kesimpulan dari uraian pada bab-bab sebelumnya. Penulis juga akan memberikan saran yang mungkin dapat dijadikan sebagai bahan masukan.


(23)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI

A. SEJARAH SINGKAT BANK SUMATERA UTARA

Bank pembangunan Daerah Sumatera Utara didirikan pada tanggal 4 Nopember 1961 dengan Akte Notaris Rusli Nomor 22 dalam bentuk Perseroan Terbatas dengan nama BPDSU. Pada tahun 1962 berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 tahun 1962 tentang ketentuan pokok Bank Pembangunan Daerah Tingkat l Sumatera Utara Nomor 5 Tahun 1965. Modal dasar pada saat itu sebesar Rp. 100.000.000 dan sahamnya dimiliki oleh pemerintah Daerah Tingkat II se Sumatera Utara. Pada tanggal 16 April 1999, berdasarkan Peraturan Daearah Tingkat I Sumatera Utara No.2 Tahun 1999, bentuk badan diubah kembali menjadi perseroan terbatas dengan nama Bank Sumut. Perubahan tersebut dituangkan dalam Akte Pendirian Alina Hanum Nasution SH, dan telah mendapat pengesahan dari mentri Kehakiman Republik Indonesia dibawah Nomor C-8224 HT.01.01 TH 99, serta diumumkan dalam berita Negara Republik Indonesia Nomor 54 tanggal 6 juli 1999. Modal dasar pada saat itu ditetapkan sebesar Rp 400.000.000.000. Dasar perubahan bentuk hukum dan modal dasar sebelumnya telah dituangkan dalam Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 2 tahun 1999. Modal dasar ditingkatkan menjadi Rp. 500.000.000.000, sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan selanjutnya dengan akta Nomor 31 tanggal 15 Desember 1999.


(24)

Bank Sumut merupakan bank non devisa yang kantor pusatnya di jalan Imam Bonjol No. 18 Medan. Dalam tahun 2006, Bank telah menambah I kantor cabang pembantu, 4 kantor kas, 9 unit ATM dan 12 kantor kas yang mengalami peningkatan status menjadi kantor cabang sedangkan kas mobil dan payment point tidak berubah sehingga per 31 Desember 2006, Bank telah memiliki 20 kantor cabang konvensional, 21 kantor cabang pembantu, 30 kantor kas, 15 kas mobil, I payment point, dan 29 unit ATM. Dalam tahun 2004, Bank Sumut membuka Unit Usaha Syariah yang telah mendapatkan izin dari Bank Indonesia Cabang Medan dengan suratnya No. 6 / 142 / DPIP / Prz / Mdn tanggal 18 Oktober 2004. Dalam tahun 2006, Bank juga menambah I cabang pembantu syariah sehingga per 31 Desember 2007, Bank telah memiliki 3 cabang syariah, 20 cabang konvensional, serta 60 kantor cabang. Jumlah karyawan Bank pada tanggal 31 Desember 2006 adalah 2995 masing-masing berjumlah 1.218 dan 1.044 orang. Jaringan pelayanan Bank Sumut terus bertambah pada tahun 2011 dalam usahanya melayani masyarakat di seluruh Daerah Sumatera Utara dan Jakarta, yaitu:

Tabel 2.1. Perkembangan Jumlah Jaringan Pelayanan Bank Sumut

No Jenis Kantor Jaringan Pelayanan Jumlah

1 Kantor Pusat 1 unit

2 Cabang Utama 1 unit

3 Kantor Cabang Konvensional 25 unit 4 Kantor Cabang Syariah 4 unit


(25)

5 Kantor Cabang Pembantu 74 unit 6 Kantor Cabang Pembantu Syariah 3 unit

7 Kantor Kas 4 unit

8 ATM 135 unit

9 Kas Mobil 19 unit

10 Payment Point Pratama 15 unit 11 Payment Point Samsat 17 unit

12 Sentra UKM 1 unit

Sumber :Bank Sumut

VISI, MISI DAN STATEMENT BUDAYA BANK SUMUT

Visi merupakan gambaran tentang masa depan yang merangsang orang untuk berfikir, memahami dan menggunakan energinya untuk merealisasikannya. visi menimbulkan perasaan bangga bagi setiap organisasi. Adapun yang menjadi visi Bank Sumut adalah menjadi bank andalan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah di segala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat.

Misi adalah serangkaian langkah yang bertujuan untuk mencapai sasaran jangka pendek organisasi. Misi Bank Sumut adalah mengelola dana pemerintah dan masyarakat secara professional yang didasarkan pada prinsip-prinsip compliance.


(26)

Budaya perusahaan memberi karakter khas PT. Bank Sumut dan menjadi salah satu penentu daya saing perusahaan ke depan. Budaya perusahaan PT. Bank Sumut adalah “Memberikan Pelayanan Terbaik”. Artinya PT. Bank Sumut sangat mengutamakan kepuasan nasabah dalam menjalankan kegiatannya.

TUJUAN PERUSAHAAN

PT. Bank Sumut sebagai perusahaan pemerintah daerah yang tidak lepas dari tujuan sebagai berikut:

1. Menghasilkan laba

2. Meningkatkan pertumbuhan di berbagai sektor 3. Meningkatkan taraf hidup rakyat

4. Memenuhi fungsi social dengan penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

5. Menyediakan produk dan layanan yang kompetitif.

FUNGSI PERUSAHAAN

Sebagai alat kelengkapan otonomi daerah dibidang perbankan, PT. Bank Sumut berfungsi sebagai pengerak dan pendorong laju pembangunan di daerah, bertindak sebagai pemegang kas daerah yang melaksanakan penyimpanan uang daerah serta sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah dengan melakukan kegiatan usaha sebagai Bank umum seperti dimaksudkan pada undang-undang nomor 7 tahun 1992, tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998.


(27)

JENIS-JENIS KANTOR PT. BANK SUMUT 1. Kantor Pusat

Merupakan kantor dimana semua kegiatan perencanaan sampai kepada pengawasan terdapat di kantor ini.

2. Kantor Cabang

Salah satu kantor cabang yang memberikan jasa bank paling lengkap. Dengan kata lain semua kegiatan perbankan ada di kantor Cabang Penuh dan biasanya kantor Cabang Penuh membawahi kantor Cabang Pembantu. 3. Kantor Cabang Pembantu

Kantor cabang yang berada di bawah kantor Cabang Penuh dan kegiatan jasa bank yang dilayani hanya sebagian dari kegiatan Cabang Penuh. 4. Kantor Kas

Kantor bank yang paling kecil dimana kegiatannya hanya meliputi Teller/ Kasir saja.

JENIS USAHA/KEGIATAN BANK SUMUT

Bank Sumut adalah salah satu perusahaan jasa yang bergerak dibidang perbankan. Pada dasarnya kegiatan operasional PT Bank Sumut sama dengan kegiatan operasional bank pada umumnya.

Sesuai dengan pengertian bank yaitu bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk simpanan dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.


(28)

Saat ini intensitas persaingan dalam dunia perbankan semakin ketat. Setiap bank berupaya mencapai sasaran dan tujuan dengan menawarkan dan mengembangkan berbagai produk, layanan dan fasilitas yang dimilikinya. Bank Sumut dalam mencapai sasaran dan tujuannya selalu menawarkan produk dan jasa yang dimilikinya dengan berorientasi pada customer needs and want.

Untuk menunjang pelayanan operasionalnya, Bank Sumut menghimpun dana dari masyarakat dengan cara menawarkan produk-produknya antara lain :

1. Produk Dana

a. Tabungan Martabe (Mari Tingkatkan Aktivitas Berhemat)

Nasabah tabungan Martabe akan memperoleh bunga tabungan yang dihitung berdasarkan saldo harian yang menggunakan penghitungan bunga sederhana dengan tingkat suku bunga tabungan progressif.

Selain itu, nasabah juga akan mendapatkan kemudahan untuk melakukan penarikan dan penyetoran di seluruh unit Bank Sumut secara realtime ontime. Termasuk fasilitas ATM, mobile ATM dan otodebet pembayaran tagihan telepon Telkom, Flexy dan Speedy. Fasilitas lain yang dapat dinikmati oleh nasabah tabungan Martabe adalah perlindungan asuransi jiwa yang diperoleh secara otomatis dan bebas biaya premi. Pembayaran uang kuliah bagi mahasiswa Universitas Sumatera Utara, dan memiliki kesempatan untuk mengikuti undian berhadiah yang diadakan 2 (dua) kali dalam setahun oleh Bank Sumut.


(29)

b. Tabungan Simpeda (Simpanan Pembangunan Daerah)

Nasabah tabungan Simpeda akan memperoleh bunga tabungan yang dihitung berdasarkan saldo harian yang menggunakan penghitungan bunga sederhana dengan tingkat suku bunga tabungan single rate.

Selain itu, nasabah juga akan mendapatkan kemudahan untuk melakukan penarikan dan penyetoran di seluruh unit Bank Sumut secara realtime ontime. Termasuk fasilitas ATM, mobile ATM dan otodebet pembayaran tagihan telepon Telkom, Flexy dan Speedy. Fasilitas lain yang dapat dinikmati oleh nasabah tabungan Simpeda adalah perlindungan asuransi jiwa yang diperoleh secara otomatis dan bebas biaya premi. Pembayaran uang kuliah bagi mahasiswa Universitas Sumatera Utara, dan memiliki kesempatan untuk mengikuti undian berhadiah yang diadakan 2 (dua) kali dalam setahun.

c. TabunganKu

TabunganKu adalah tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersa,a oleh bank – bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Nasabah TabunganKu tidak dikenakan biaya administrasi bulanan dan memperoleh bungan yang dihitung berdasarkan saldo harian


(30)

dengan tingkat bunga tidak progressif dan diberikan sesuai dengan ketentuan Bank.

d. Simpanan Giro

Giro adalah simpanan yang dapat diambil setiap saat dengan menggunakan cek dan bilyet giro. Giro tersebut ditujukan untuk perorangan, perusahaan, yayasan, koperasi, LSM, dan lembaga lainnya. Nasabah akan memperoleh keamanan dalam menyimpan uang dan mendapat kemudahan karena cek/bilyet giro dari Bank Sumut dapat diterima oleh semua Bank.

e. Tabungan Haji Makbul

Tabungan Haji Makbul yaitu tabungan haji yang terkoneksi langsung dengan Siskohat khusus untuk nasabah yang berniat menunaikan ibadah haji.

f. Deposito Berjangka

Dengan tingkat suku bunga bersaing dan dapat dijadikan sebagai agunan kredit, Gunakan deposito Bank Sumut sebagai alternatif menyimpan uang anda.

Sertifikat Deposito, dengan keutamaan :

1. Suku bunga bersaing

2. Dana Anda tersimpan dengan aman

3. Deposito Anda dapat digunakan sebagai angunan kredit


(31)

2. Produk Kredit a. Kredit umum b. Kredit SPK

Bank Sumut adalah satu-satunya bank milik pemerintah Daerah Sumatera Utara yang peduli pada Anda para pengusaha kontruksi /leveransi melalui penyediaan fasilitas layanan kredit SPK (Surat Perintah Kerja) yaitu kredit modal kerja dalam bentuk rekening Koran untuk membantu pengusaha yang mendapatkan kontrak kerja pemborongan/pengadaan barang atau jasa dari instasi pemerintahan maupun perusahaan swasta yang bonafid menurut penilaian bank.

c. Kredit Pensiunan

Kredit Pensiun adalah produk kredit PT.Bank Sumut yang diberikan secara perseorangan kepada para penerima pensiun yang terdiri dari para pensiun sendiri dan pensiunan janda atau duda yang uang pensiunnya dikelola dan disalurkan oleh PT. Tabungan Asuransi Pegawai Negeri (PT. Taspen).

Pengembalian Kredit Pensiun dilakukan dengan pembayaran angsuran pokok dan bunga setiap bulan dari uang pensiun yang diterima sesuai dengan daftar angsuran.

d. Kredit Angsuran Lain

Untuk badan Usaha, memiliki usaha produktif (sektor perdagangan, industri, jasa dan sektor-sektor lainnya yang menurut


(32)

Bank layak dan dapat dipertanggung jawabkan). Anggunan utama untuk kredit ini berupa usaha, objek atau transaksi yang dibiayainya.

e. Kredit Bendaharawan

Kredit Multi Guna adalah kredit angsuran yang diberikan kepada pegawai Dinas/Instansi/Lembaga Pemerintah, BUMN, BUMD dan Swasta Nasional (yang layak menurut penilaian bank) baik yang pembayaran gajinya melalui maupun tidak melalui Bank sumut. f. Kredit Peduli Usaha Mikro

KPUM Bank SUMUT adalah Kredit tanpa agunan dengan sistem angsuran tetap yang diberikan kepada pemilik usaha mikro dalam rangka meningkatkan kemapuannya untuk menggembangkan usaha.

g. Kredit Program Pemerintah

Kredit Program Pemerintah adalah jenis kredit yang diberikan kepada perorangan yang bergerak pada bidang usaha tertentu yang bersifat mengembangkan daerahnya. Misalnya Kredit Pemberdayaan Pengusaha Nias, KUMK SUP 005, Kredit Pengembangan Energi dan Revitalisasi Perkebunan yang disediakan dalam bentuk pola kemitraan dan perorangan.

h. Kredit Kepemilikan Rumah i. Kredit Bersubsidi


(33)

k. Kredit Kepemilikan Sepeda Motor l. Kredit Investasi

m. Kredit Sindikasi n. Kredit Modal Kerja

3. Layanan Jasa

a. Kiriman Uang dan Inkasso.

b. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)

c. Safe Deposit Box (SDB) di kantor cabang utama Medan dan Pematang Siantar

d. Layanan Modul Penerimaan Negara (MPN) Prima untuk penerimaan setoran pembayaran pajak

e. Layanan rekening air PDAM khusus masyarakat pelanggan PDAM Tirta Tanjung Balai

f. Layanan Rekening Telepon bagi pelanggan Telkom

g. Layanan Uang Kuliah untuk penerimaan setoran pembayaran uang kuliah bagi Mahasiswa Pasca Sarjana USU

h. Layanan ATM Bank Sumut yang tergabung dalam ATM bersama di seluruh indonesia dan bekerjasama dengan Malaysian Electronic System (MEPS) untuk transaksi ATM di Malaysia

i. Layanan M-ATM bersama untuk transaksi informasi saldo dan transfer dengan menggunakan Handphone

j. Layanan Western Union untuk pengiriman uang ke manca negara secara realtime on-line


(34)

k. Sebagai Bank persepsi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) serta sebagai Bank Operasional III PBB dan BPHTB

4. Produk-Produk E-Commerce pada PT.Bank Sumut antara lain: a. Phone Banking

b. Layanan Western Union untuk pengiriman uang ke manca negara secara realtime on-line

c. Layanan M-ATM bersama untuk transaksi informasi saldo dan

transfer dengan menggunakan Handphone

d. Pembelian tiket pesawat Garuda Indonesia melalui ATM Bank Sumut.

B. STRUKTUR ORGANISASI BANK SUMATERA UTARA

Dalam rangka meningkatkan kinerja Bank, melindungi kepentingan stakeholder dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturam perundang-undangan serta nilai-nilai etika (Code of Conduct) yang berlaku pada Bank Sumut, maka Dewan Komisaris Direksi dan seluruh pegawai Bank Sumut memiliki komitmen untuk senantiasa melaksanakan kegiatan usahanya dengan berpedoman pada prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).

Untuk mewujudkan komitmen tersebut, Bank Sumut telah memiliki kebijakan dan ketentuan yang mengatur Tata Kelola Perusahaan yang lengkap melalui Peraturan Direksi Bank Sumut Nomor 003/Dir/DKMR-CQA/PBS/2007 tanggal 26 Desember 2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerapan Good Corporate Governance (GCG) PT. Bank Sumut sebagai dasar dalam melaksanakan penerapan GCG, yaitu :


(35)

1. Pedoman Tata Kelola Perusahaan (Code of Corporate Governance)

2. Pedoman Pelaksanaaan Tugas Dewan Komisaris dan Direksi (Board Manual) 3. Kode Etik Perusahaan (Code of Conduct)

4. Piagam Satuan Pengawas Intern

5. Piagam Komite Audit (Committee Audit Charter) 6. Pedoman Komite Pemantau Resiko

7. Pedoman Komite Remunerasi dan Nominasi

Pencapaian tata kelola perusahaan yang baik dilakukan dengan membentuk struktur organisasi yang menggambarkan garis pertanggungjawaban yang jelas, dengan unsur utama pelaksanaan tata kelola perusahaan yakni dewan komisaris dan Direksi.

Hubungan dan kerjasama dalam organisasi dituangkan dalam suatu struktur organisasi. Sturktur organisasi adalah merupakan bagan yang memberikan gambaran secara skematis tentang penetapan dan pembagian pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan serta menetapkan hubungan antara unsur organisasi secara jelas dan terperinci.

Struktur organisasi yang digunakan pada PT. Bank Sumut adalah struktur organisasi campuran Lini Fungsional. Hubungan lini tampak pada hubungan Direktur dan bawahannya. Sedangkan hubungan fungsional tampak pada hubungan antara para direktur. Struktur organisasi pada Bank Sumut adalah sebagai berikut :


(36)

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan pemegang kekuasaan tertinggi perseroan yang diadakan setiap tahunnya. Pada rapat tersebut Dewan Komisaris dan Direksi melaporkan dan mempertanggungjawabkan kinerja perseroan kepada pemegang saham.

2. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada pemegang saham dalam mengawasi kebijakan Direksi terhadap operasional bank secara umum yang mengacu kepada rencana bisnis yang telah disetujui Dewan Komisaris dan Bank Indonesia serta memastikan kepatuhan terhadap seluruh peraturan dan perundangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris dapat menerima saran dan pertimbangan dari Penasehat Dewan Komisaris. Untuk tugas-tugas administrasi, Dewan Komisaris dibantu oleh seorang Sekretaris Dewan Komisaris.

3. Dewan Pengawas Syariah (DPS)

Dewan Pengawas Syariah dipilih dan diangkat oleh RUPS. Dewan Pengawas Syariah Nasional (DSN) pada Bank, sehubungan dengan unit usaha syariah.

4. Direksi

Direksi terdiri dari Direktur Utama, Direktur Kepatuhan, Direktur Umum dan Dirketur Pemasaran. Semua direktur telah lulus fit and proper test, mengelola kekayaan bank dengan penuh tanggung jawab dan mematuhi


(37)

peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Diektur Kepatuhan membawahi Divisi Perencanaan dan Divisi kepatuhan dalam rangka untuk memastikan proses pengambilan keputusan tidak bertentangan dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.

5. Divisi Pengawasan

Divisi Pengawasan terdiri dari 3 (tiga) bidang, yaitu bidang pengawasan umum, bidang pengawasan teknologi sistem informasi dan bidang pengawasan kredit. Fungsi divisi pengawasan adalah menyelamatkan dan mengamankan harta bank dan mengawasi dan membina seluruh unit kerja Bank untuk mencapai efisiensi dan efektivitas.

6. Divisi Perencanaan, Pengembangan dan Pembinaan Cabang

Divisi Perencanaan, Pengambangan dan Pembinaan Cabang terdiri dari Bidang Perencanaan, Bidang Penelitian dan Pengembangan dan Bidang Pembinaan Cabang. Fungsi divisi ini adalah merumuskan langkah-langkah strategis untuk pengembangan bank dan merencanakan pengembangan usaha bank serta menilai dan membina kantor cabang.

7. Divisi Sumber Daya Manusia

Divisi Sumber Daya Manusia terdiri dari 2 (dua) bidang yaitu bidang tenaga kerja dan bidang pendidikan dan latihan. Fungsi divisi SDM adalah menyediakan kebutuhan dan kelangsungan operasional Bank serta menciptakan dan mengambangkan SDM Bank yang professional.


(38)

8. Divisi Administrasi Keuangan

Divisi Administrasi Keuangan terdiri dari 2 (dua) bidang, yaitu bidang akuntansi dan bidang teknologi sisitem informasi. Fungsi divisi administrasi keuangan adalah merumuskan sistem administrasi keuangan Bank yang handal serta memelihara dan mengembangkan program teknologi sistem informasi.

9. Divisi Umum

Divisi umum terdiri dari 2 (dua) bidang, yaitu bidang logistic dan bidang rumah tangga. Fungsi divisi umum yaitu memenuhi kebutuhan dan memelihara sarana serta prasarana kerja bank.

10.Divisi Treasury

Divisi Treasury terdiri dari 2 (dua) bidang, yaitu bidang treasury dan bidang pemasaran produk dan jasa. Fungsi divisi treasury adalah mengelola sumber dana Bank untuk mendapatkan hasil yang optimal, mengevaluasi sasaran dibidang sumber dana, mereview skim produk dan jasa yang ada untuk meraih potensi pasar, memperluas pasngsa pasar produk dan jasa dan melaksanakan penerapan manajemen risiko dengan ketentuan yang berlaku.

11.Divisi Kredit

Divisi kredit terdiri dari 2 (dua) bidang yaitu bidang kredit dan bidang supervisi kredit. Fungsi divisi kredit adalah mengevaluasi sasaran dibidang perekreditan, mereview skim kredit yang ada untuk meraih potensi pasar dan memperluas pangsa pasar kredit.


(39)

12.Divisi Penyelamatan Kredit

Divisi penyelamatan kredit terdiri dari 5 (lima) bidang, yaitu bidang supervisi pembiayaan, bidang supervisi operasi dan bidang treasury syariah. Fungsi divisi syariah adalah mengelola dan mengembangkan usaha bank berdasarkan prinsip syariah serta membina dan mengawasi unit-unit operasional dibawahnya.

13.Sekretariat Direksi

Fungsi sekretariat direksi yaitu menyelenggarakan kegiatan tata usaha pelaksanaan tugas direksi dan menyelenggarakan tugas-tugas kehumasan dan protokoler direksi.

C. URAIAN TUGAS DAN FUNGSI

Sesuai dengan judul yang ditetapkan yaitu pembahasan tentang pajak undian berhadiah, maka divisi yang terkait adalah Divisi Treasury.

Tugas Pemimpin Divisi Treasury :

1. Merumuskan kebijakan Bank sesuai dengan kebijakan umum Direksi ke dalam ketentuan bidang :

a. Pengelolaan dana baik penghimpunan dana meupun penempatan dana selain kredit dan pembiayaan.

b. Pengelolaan produk dana dan jasa termasuk menciptakan produk dana dan jasa baru sesuai dengan kebutuhan dan potensi pasar.

c. Pengelolaan transaksi dan produk devisa termasuk menciptakan produk devisa dalam rangka meningkatkan fee based income.


(40)

2. Mengajukan rencana anggaran Divisi Treasury untuk dituangkan kedalam Rencana Kerja Anggaran Tahunan Bank.

3. Memimpin, mengkoordinir, membimbing, mengarahkan, memantau, mengawasi serta mengevaluasi :

a. Kepatatuhan terhadap pelaksanaan Standart Operational Prosedur oleh pejabat, staf dan pegawai di lingkungan Divisi Treasury.

b. Pelaksanaan tata kelola perusahaan (GCG) oleh pejabat, staf dan pegawai di lingkungan Divisi Treasury.

c. Pelaksanaan Standar Pelayanan Bank Sumut oleh pejabat, staf dan pegawai di lingkungan Divisi Treasury.

d. Penggunaan teknologi informasi oleh pejabat, staf dan pegawai di lingkungan Divisi Treasury.

4. Mengelola dan mengawasi operasional Dealing Room. 5. Mengelola dan mengawasi operasional Card Centre.

6. Melakukan analisa atas permohonan penerbitan Surat Keterangan Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) dan Letter of Credit yang diajukan oleh kantor cabang.

7. Melakukan analisa atas permohonan penerbitan Bank Garansi dalam rangka transaksi ekspor dan impor yang diajukan oleh kantor cabang. 8. Membuka dan mengelola Nostro Account pada Bank Indonesia.

9. Membuka dan mengelola rekening pada Bank koresponden di dalam dan luar negeri.


(41)

10.Memantau dan memelihara saldo Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah dan Valuta Asing Bank agar tetap mengacu pada ketentuan Bank Indonesia.

11.Memantau dan memelihara Posisi Devisa Netto (PDN) agar tetap mengacu pada ketentuan Bank Indonesia

12.Menyelenggarakan kegiatan promosi dalam rangka memasarkan produk dan jasa.

13.Melakukan supervise atas pelaksanaann tugas pemimpin bidang di lingkungan Divisi Treasury.

14.Melakukan koordinasi dengan unit kerja lainnya sehubungan tugas Divisi Treasury.

15.Mewakili Bank dalam mengadakan hubungan / kerjasama dengan pihak lain berkaitan pelaksanaan fungsi Divisi Treasury.

16.Melakukan pembinaan kepada pejabat, staf dan pegawai di lingkungan Divisi Treasury guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan kerja dan integritas.

17.Menerbitkan laporan terkait dengan Divisi Treasury.

18.Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai fungsi Divisi treasury. Fungsi Divisi Treasury :

1. Mengelola sumber dana Bank dalam rangka memperoleh hasil yang optimal.

2. Mengembangkan produk dana dan jasa Bank untuk meraih potensi pasar dan menjaga tingkat persaingan.


(42)

Pemimpin Divisi

Bidang Produk Dana dan Jasa

Bidang Dana Bidang Jasa Luar

Negeri

3. Menciptakan fee based income melalui produk jasa dan layanan jasa luar negeri.

Struktur organisasi Divisi Treasury :

D. GAMBARAN PEGAWAI

Bank Sumut terus melakukan pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan memberikan kesempatan kepada pejabat, staf dan pegawai untuk mengikuti pendidikan pada lembaga pendidikan maupun institusi pendidikan pada lembaga pendidikan perbankan maupun lembaga pendidikan lainnya baik di dalam negeri maupun diluar negeri sehingga diharapkan dapat meningkatkan budaya resiko, budaya perusahaan serta profesionalitas.

Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan manajemen resiko, kepada seluruh pejabat struktural diwajibkan mengikuti ujian sertifikasi manajemen risiko yang dilaksanakan oleh Badan Sertifikasi Manajemen Risiko (BSMR. Dalam pengembangan jalur karir dilakukan melalui pendekatan Job Family dimana setiap job family memiliki persyaratan kompetensi secara berjenjang. Untuk dapat naik ke jenjang yang lebih tinggi seorang dinilai berdasarkan :


(43)

1. Hasil Kinerja (Performance Base)

Penilaian hasil kinerja dibuat parameter atau job description yang dapat diukur sesuai Key Performance Indicator dengan membandingkan pencapaian target yang ditentukan.

2. Proses Kinerja (Competency Base)

Menilai kompetensi aktual yang ditampilkan atau dimiliki oleh seorang pegawai yang meliputi kompetensi dasar, kompetensi di suatu jenjang jabatan dan kompetensi pada bidang pekerjaan.


(44)

BAB III

GAMBARAN DATA PAJAK UNDIAN BERHADIAH

A. KETENTUAN PAJAK UNDIAN BERHADIAH

Menurut Resmi (2008 :134) Pajak undian berhadiah adalah pajak yang dipotong atau dipungut atas penghasilan berupa hadiah undian. Hadiah undian disini adalah hadiah dengan nama dan bentuk apapun yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan yang pemberiannya melalui undian.

Penghasilan berupa hadiah dengan nama dan dalam bentuk apapun dikenakan pemotongan Pajak Penghasilan yang bersifat final berdasarkan ketentuan Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008. Dasar hukum pemotongannya adalah :

a. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 132 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan Atas Hadiah Undian.

b. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 639/KMK.04/1994 tentang Tata Cara Pemotongan Atau Pemungutan, Penyetoran, Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Atas Hadiah Undian.

c. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP - 395/PJ/2001 tentang Pengenaan Pajak Penghasilan Atas Hadiah Dan Penghargaan.

d. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor 19/PJ.43/2001 tentang Pengantar Keputusan Dirjen Pajak Nomor 395/PJ/2001 tentang Pengenaan Pajak Penghasilan Atas Hadiah dan Penghargaan.


(45)

B. OBJEK DAN SUBJEK PAJAK UNDIAH BERHADIAH

Objek yang dikenakan pemotongan Pajak Penghasilan bersifat final menurut Tansuria (2011 : 31) adalah hadiah dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diberikan melalui undian dan dibayarkan atau diserahkan kepada orang pribadi atau badan baik dalam negeri maupun luar negeri.

Peraturan Pemerintah Nomor 132 Tahun 2000 menyatakan bahwa atas penghasilan berupa hadiah undian dengan nama dan dalam bentuk apapun dipotong atau dipungut Pajak Penghasilan yang bersifat final.

Dalam Resmi (2008 : 135) objek pengenaan pajak hadiah undian adalah penghasilan berupa hadiah undian dengan nama dan dalam bentuk apapun (dapat berupa uang, barang, atau kenikmatan misalnya menginap di suatu hotel berbintang).

Tidak termasuk dalam pengertian hadiah dan penghargaan yang dikenakan Pajak Penghasilan adalah hadiah langsung dalam penjualan barang atau jasa sepanjang diberikan kepada semua pembeli atau konsumen akhir tanpa diundi dan hadiah tersebut diterima langsung oleh konsumen akhir pada saat pembelian barang atau jasa. Untuk hadiah atau penghargaan yang pemberiannya tidak dengan undian, pemotongan pajaknya melalui :

a. Bila penerima penghasilan adalah orang pribadi Wajib Pajak dalam negeri dikenakan pemotongan PPh Pasal 21 sebesar tarif menurut pasal 17 dikalikan dengan pengahasilan bruto.


(46)

b. Bila penerima penghasilan adalah orang pribadi Wajib Pajak luar negeri selain BUT, dikenakan pemotongan PPh Pasal 26 sebesar 20%.

c. Bila penerima penghasilan adalah Wajib Pajak badan termasuk BUT dikenakan pemotongan PPh berdasarkan Pasal 23 Undang-Undang PPh sebesar 15% dari penghasilan.

Sedangkan yang menjadi subjek pajak undian berhadiah adalah pemenang atau penerima hadiah baik orang pribadi maupun badan yang mengikuti undian yang dilakukan oleh Bank Sumut.

C. TARIF DAN CARA PENGHITUNGAN PAJAK UNDIAN BERHADIAH

Besarnya Pajak Penghasilan final yang wajib dipotong atas penghasilan berupa hadiah undian adalah sebesar 25% x jumlah bruto nilai hadiah undian. Apabila hadiah undian diserahkan dalam bentuk barang atau natura maka nilai hadiah undian adalah nilai uang atau nilai pasar dari barang tersebut.

Contoh penghitungan :

1. Berdasarkan pengundian hadiah yang diselenggarakan Bank Sumut, Tuan Rahmat memperoleh hadiah 1 unit Yamaha Mio dengan perkiraan harga perolehan Rp 11.587.000 . Besarnya pajak yang harus dibayarkan oleh Tuan Rahmat sebelum menerima hadiah tersebut adalah :


(47)

2. Tuan Jemmy memperoleh hadiah undian berupa uang tunai sebesar Rp10.000.000 . Oleh penyelenggara undian wajib dipotong Pajak Undiah Berhadiah sebesar :

25% × Rp. 10.000.000 = Rp. 2.500.000

D. PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK

Pemotong pajak wajib memotong, menyetor dan malaporkan Pajak Penghasilan yang terutang atas penghasilan berupa hadiah undian dengan tata cara sebagai berikut :

1. Pemotongan Pajak, penyelenggara undian wajib memotong Pajak Penghasilan dalam hal undian dibayarkan berupa uang dan memungut Pajak Penghasilan dalam hal hadiah undian diserahkan dalam bentuk natura atau kenikmatan. Pajak tersebut harus dipotong atau dipungut oleh penyelenggara undian sebelum hadiah undian dibayarkan atau diserahkan kepada yang berhak.

Pemotongan Pajak Penghasilan dengan menggunakan formulir ”Bukti Pemotongan PPh Final Pasal 4 Ayat (2) atas Hadiah Undian” (kode formulir F.1.1.33.09) yang diisi rangkap 3, dengan peruntukan : lembar-1 untuk Wajib Pajak, lembar-2 untuk KPP, dan lembar-3 sebagai arsip pemotong/pemungut pajak (SE-20/PJ/2009).

Penyelenggara Undian wajib membuat dan menyerahkan bukti pemotongan/pemungutan PPh atas hadiah undian untuk setiap pembayaran atau penyerahan hadiah undian yang bernilai Rp 5.000.000 atau lebih.


(48)

Atas hadiah undian yang bernilai kurang dari Rp 5.000.000 penyelenggara undian tidak wajib membuat bukti pemotongan/pemungutan PPh kecuali diminta oleh pemenang yang bersangkutan. Untuk pemotongan/pemungutan yang tidak dibuat bukti pemotongan/pemungutan harus dibuatkan daftar nominatif tersendiri yang berisikan nama pemenang dan besarnya nilai hadiah undian yang dimenangkannya. Daftar ini dibuat dalam rangkap 2 dengan peruntukan : lembar-1 untuk Kantor Pelayanan Pajak, lembar-2 untuk Penyelenggara Undian.

2. Penyetoran Pajak, Pajak Penghasilan yang telah dipotong wajib disetor dengan menggunakan formulir Surat Setoran Pajak yang diisi rangkap 4 serta mencantumkan kode akun pajak 411128 dan kode jenis setoran 405. Penyetoran Pajak Penghasilan ke kas Negara melalui Bank Persepsi atau Kantor Pos dan Giro dilakukan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir, atau pada hari kerja berikutnya apabila tanggal jatuh tempo penyetoran bertepatan dengan hari libur termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional.

3. Pelaporan Pajak, Pajak Penghasilan yang telah dipotong dan disetor wajib dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat Wajib Pajak pemotong terdaftar menggunakan formulir SPT Masa PPh final Pasal 4 ayat (2) (kode formulir F.1.1.32.04) dengan cara mengisi angka 4 ”hadiah undian”.


(49)

Batas waktu pelaporan SPT Masa tersebut dilakukan paling lambat 20 hari setelah Masa Pajak berakhir, atau pada hari kerja berikutnya apabila tanggal jatuh tempo penyetoran bertepatan dengan hari libur termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional.

E. PENYELENGGARA UNDIAN BERHADIAH

Penyelenggara undian adalah orang pribadi, badan, kepanitian, organisasi atau penyelenggara lainnya baik yang telah ataupun yang belum memperoleh izin Departemen Kesejahteraan Sosial termasuk pengusaha yang menjual barang atau jasa yang memberikan hadiah dengan cara diundi, misalnya bank, supermarket, toko, perusahaan, panitia penarikan undian dan sebagainya yang memberikan hadiah dengan cara diundi. Penyelenggara undian wajib memungut/memotong pajak atas hadiah yang dimenangkan oleh nasabah.


(50)

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI

A. BENTUK – BENTUK UNDIAN YANG DISELENGGARAKAN BANK SUMUT.

Bank Sumut dalam usahanya meningkatkan jumlah nasabah dan agar nasabah terus meningkatkan jumlah saldo tabungannya di bank Sumut, telah memberikan pelayanan yang baik, menawarkan produk-produk serta membuat program undian yang dapat menarik minat nasabah untuk terus meningkatkan saldo tabungan di Bank Sumut.

Bank Sumut yang produk konvensionalnya terbagi atas Tabungan Martabe, Tabungan Simpeda dan TabunganKu menyelenggarakan undiah berhadiah khususnya untuk nasabah Tabungan Martabe. Untuk nasabah Tabungan Simpeda kegiatan undian berhadiah tidak dilaksanakan secara langsung oleh pihak Bank Sumut, melainkan dilaksanakan oleh Asosiasi Bank Daerah. Jadi pihak Bank Sumut akan diundang sebagai saksi.

Pengundian hadiah dilakukan 2 (dua) kali dalam setahun yaitu pada bulan Januari dan Juli. Jenis hadiah yang diperebutkan untuk periode tahun 201 antara lain :

Jenis Hadiah Periode 1 Periode 2 Toyota Fortuner Diesel G M/T 2500cc off the road 1 unit 1 unit Toyota Avanza E M/T off the road 5 unit 5 unit


(51)

Honda Scoopy off the road 24 unit 24 unit

LCD TV LG 32" 195 unit 195 unit

Sumber : Penelitian 2011

Kegiatan undian berhadiah tersebut tentu saja hanya berlaku bagi nasabah Bank Sumut sesuai dengan jenis tabungan yang dimiliknya, dan dapat diikuti oleh semua nasabah Bank Sumut.

B. CARA PENGUNDIAN DAN PENYERAHAN HADIAH

Bank Sumut sebelum menyelenggarakan pengundian hadiah terlebih dahulu harus memperoleh izin dari Dinas kesejahteraan Sosial dan membayarkan Dana Usaha Kesejahteraan Sosial ke rekening Menteri Sosial yang besarnya 10% dari jumlah harga seluruh hadiah yang akan di berikan dalam periode pengundian tersebut.

Lokasi pelaksanaan pengundian hadiah akan ditentukan oleh Kantor Cabang yang ditunjuk sebagai penyelenggara pengundian hadiah. Kantor Cabang yang ditetapkan sebagai pelaksana pengundian hadiah kemudian akan membentuk kepanitiaan dengan penanggung jawab Pimpinan Cabang dari Kantor Cabang penyelenggara.

Berdasarkan Surat Edaran Direksi pembagian hadiah akan dikelompokkan dalam 5 (lima) wilayah (pembagian wilayah dilampirkan). Setelah Kantor-kantor cabang dibagi dalam 5 (lima) wilayah, Bank Sumut akan memberikan nomor


(52)

undian berdasarkan saldo mengendap atau saldo rata-rata Tabungan Martabe nasabah dalam kurun waktu 6 (enam) bulan terakhir.

Pengundian hadiah dilakukan dengan alat undi yang disediakan oleh Kantor Pusat. Alat undi tersebut berupa :

1. Tabung silinder yang berisi bola pimpong dan digerakkan secara otomatis. 2. Komputer/Laptop yang berisi program pengacakan nomor undian.

3. Toples yang berisi bola pimpong bernomor yang digunakan pada saat alat undi Tabung silinder dan Komputer/Laptop mengalami gangguan.

Tabung silinder biasanya digunakan untuk mengundi Grand Prize, hadiah I (pertama) dan hadiah II (kedua). Sedangkan untuk mengundi hadiah III (ketiga) menggunakan Komputer/Laptop. Nomor undian yang keluar dari tabung silinder kemudian akan dicocokan dengan nomor rekening pemenang hadiah, sedangkan pengundian dari computer/laptop secara otomatis akan menampilkan nomor undian sekaligus nomor rekening pemenang hadiah.

Pengundian hadiah yang diselennggarakan oleh Bank Sumut akan dihadiri oleh saksi-saksi, yaitu Dinas Kesejahteraan Sosial, Polisi Republik Indonesia, Notaris dan penyelenggara kegiatan undian.

Pemenang atau penerima hadiah sebelum menerima hadiah terlebih dahulu harus membayar Pajak atas Hadiah Undian kepada pihak Bank Sumut. Setelah penerima hadiah melunasi pajak atas hadiah undian tersebut, pihak Bank Sumut akan melakukan penyerahan hadiah disertai dengan Berita Acara Penyerahan Hadiah Undian yang berisi nama pemenang, nomor rekening dan jenis hadiah


(53)

yang diperoleh dan ditandatangani oleh Pimpinan Cabang penyelenggara undian dan penerima hadiah.

C. CARA DAN TARIF PENGHITUNGAN

Dalam kegiatan undian, pihak bank memberikan hadiah dalam berbagai bentuk yaitu grand prize, hadiah pertama, hadiah kedua, dan hadiah ketiga. Atas setiap hadiah yang diperoleh pemenang dikenakan pajak atas hadiah undian yang besarnya sama untuk semua jenis undian, yaitu :

Jumlah pajak yang harus dibayar = 25% × total nilai hadiah yang diperoleh

Contoh penghitungan :

1. Berdasarkan pengundian hadiah yang diselenggarakan Bank Sumut, Tuan Rumondang memperoleh hadiah 1 unit Toyota Avanza dengan perkiraan harga perolehan Rp. 123.500.000 . Besarnya pajak yang harus dibayarkan oleh Tuan Rumondang (dipungut oleh Bank Sumut) sebelum menerima hadiah tersebut adalah : 25% × Rp. 123.500.000 = Rp. 30.875.000

2. Berdasarkan pengundian hadiah, Tuan Rahmat memperoleh hadiah berupa uang tunai sebesar Rp 5.000.000 . Besarnya pajak yang akan dipotong pihak Bank adalah : 25% × Rp. 5.000.000 = Rp. 1.250.000

Total pajak undian berhadiah yang harus disetorkan Bank Sumut

Berdasarkan Surat Edaran Direksi nomor 018/Dir/DTs-PDJ/SE/2009


(54)

hadiah yang diundi dan besarnya pajak yang dipotong/dipungut oleh Bank Sumut

adalah :

Jenis Hadiah Jumlah (unit) Nilai Hadiah

Pajak yang harus dipotong/dipungut Periode 1 Periode 2 Periode 1 Periode 2

Toyota Fortuner 1 Rp359.600.000 Rp89.900.000

Daihatsu Terios 5 5 Rp122.500.000 Rp153.125.000 Rp153.125.000 TV Toshiba 29 "

flat 110 110 Rp 2.150.000 Rp 59.125.000 Rp 59.125.000

Lemari Es 2 Pintu

LG 110 110 Rp 1.200.000 Rp 33.000.000 Rp 33.000.000

Rp245.250.000 Rp335.150.000

Sumber :Penelitian 2011

Berdasarkan Surat Edaran Direksi nomor 024/Dir/DTs-PDJ/SE/2010

tentang pelaksanaan penarikan undian Tabungan Martabe tahun 2010 maka jenis

hadiah yang diundi dan besarnya pajak yang dipotong/dipungut oleh Bank Sumut

adalah :

Jenis Hadiah Jumlah (unit) Nilai Hadiah

Pajak yang harus dipotong/dipungut Periode 1 Periode 2 Periode 1 Periode 2

Toyota Fortuner 1 Rp329.637.500 Rp 82.409.375

Toyota Avanza 5 5 Rp121.385.000 Rp151.731.250 Rp151.731.250 Yahama Mio SP 10 10 Rp 9.855.150 Rp 24.637.875 Rp 24.637.875


(55)

LCD 32 inci LG 110 110 Rp 3.975.000 Rp109.312.500 Rp109.312.500

Rp285.681.625 Rp368.091.000

Sumber : Penelitian 2011

Berdasarkan Surat Edaran Direksi nomor 024/Dir/DTs-PDJ/SE/2011

tentang pelaksanaan penarikan undian Tabungan Martabe tahun 2011 maka jenis

hadiah yang diundi dan besarnya pajak yang dipotong/dipungut oleh Bank Sumut

adalah :

Jenis Hadiah Jumlah (unit) Nilai Hadiah

Pajak yang harus dipotong/dipungut Periode 1 Periode 2 Periode 1 Periode 2

Toyota Fortuner 1 1 Rp334.950.000 Rp83.737.500 Rp 83.737.500 Toyota Avanza 5 5 Rp123.500.000 Rp154.375.000 Rp154.375.000 Honda Scoopy 24 24 Rp 11.587.000 Rp 69.522.000 Rp 69.522.000 LCD 32 inci LG 195 195 Rp 3.575.000 Rp174.281.250 Rp174.281.250

Rp481.915.750 Rp481.915.750

Sumber : Penelitian 2011

Dari perhitungan Pajak Hadiah yang dipotong/dipungut oleh Bank Sumut

terlihat bahwa besarnya pajak yang disetorkan oleh Bank Sumut atas pengenaan

Pajak Hadiah Undian meningkat setiap tahunnya dalam 3 (tiga) tahun terakhir,


(56)

Tahun

Jumlah Pajak yang Disetor Oleh Bank Sumut Periode 1 Periode 2 2009 Rp 245.250.000 Rp 335.150.000 2010 Rp 285.681.625 Rp 368.091.000 2011 Rp 481.915.750 Rp 481.915.750 Sumber : Penelitian 2011

Peningkatan jumlah pajak yang disetorkan oleh Bank Sumut tersebut

dikarenakan meningkatnya jumlah dasar pengenaan atas pajak hadiah, yaitu nilai

harga dari hadiah yang diberikan oleh Bank Sumut kepada pemenang undian.

Peningkatan nilai hadiah tersebut dilakukan pihak Bank Sumut untuk

menarik minat nasabah untuk tetap menabung dan meningkatkan saldo

tabungannya di rekening Bank Sumut. Jadi, upaya yang dilakukan Bank Sumut

untuk meningkatkan jumlah nasabah dan untuk meningkatkan saldo tabungan

nasabahnya secara tidak langsung juga membantu pemerintah dalam upaya

meningkatkan penerimaan pajak dari sektor Pajak Penghasilan yaitu pajak atas


(57)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Perusahaan pada umumnya akan menyelenggarakan undian untuk menarik minat konsumen pada produk mereka. Bank Sumut untuk meningkatkan jumlah nasabah dan tabungan nasabah juga mengadakan undian berhadiah khususnya bagi nasabah Tabungan Martabe.

2. Sebelum melakukan kegiatan pengundian Bank Sumut terlebih dahulu harus memperoleh izin dari Dinas Kesejahteraan Sosial, kemudian pihak Bank Sumut akan memberikan nomor undian kepada tiap nasabah yang pemberiannya berdasarkan jumlah saldo mengendap selama 6 (enam) bulan.

3. Kegiatan pengundian dilakukan 2 (dua) kali dalam setahun yang dilakukan pada Januari dan Juli, yang penyelenggaraannya diatur oleh oleh Kantor Cabang yang ditunjuk sebagai penyelenggara kegiatan undian.

4. Bagi nasabah pemenang atau penerima hadiah akan dibebankan pajak atas hadiah undian yang diperolehnya yaitu sebesar 25% dari jumlah hadiah yang diperoleh. Beberapa pihak penyelenggara menanggung pajak atas hadiah yang mereka berikan pada pemenang atau penerima hadiah, naun untuk undian yang dilakukan oleh Bank Sumut, pajak yang harus dibayar ditanggung oleh pemenang atau penerima hadiah.


(58)

5. Berdasarkan perbandingan jumlah pajak yang disetorkan tiap tahunnya (dalam 3 tahun terakhir) terlihat bahwa jumlah pajak yang disetorkan oleh Bank Sumut meningkat setiap tahunnya. Dengan demikian kontribusi yang diberikan Bank Sumut terhadap penerimaan pajak juga meningkat.

6. Peningkatan jumlah pajak yang disetorkan oleh Bank Sumut dikarenakan oleh meningkatnya jumlah hadiah yang diberikan oleh Bank Sumut.

7. Jumlah hadiah yang ditawarkan oleh Bank Sumut semakin bertambah (dilihat dari harga pasar), hal ini bertujuan untuk menarik minat nasabah untuk menabung dan meningkatkan saldo tabungannya di Bank Sumut. 8. Bank Sumut sebagai penyelenggara kegiatan undian berkewajiban untuk

memotong/memungut pajak atas hadiah undian, menyetorkannya paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya, dan wajib melaporkannya ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) paling lambat 20 hari setelah masa pajak berakhir.

B. SARAN

1. Kesempatan yang dimiliki oleh nasabah untuk memperoleh hadiah undian bergantung pada besarnya dana yang ditabungkan ke dalam rekeningnya. Sehingga semakin banyak saldo yang terdapat dalam rekening nasabah, maka semakin besar kesempatan nasabah tersebut untuk memenangkan hadiah undiah. Nasabah juga harus berhati-hati untuk mengikuti undian tertentu yang mengatasnamakan Bank Sumut, karena hal tersebut mungkin merupakan penipuan yang mengatasnamakan undian yang diselenggarakan Bank Sumut.


(59)

2. Ketentuan dan syarat yang harus dipenuhi oleh nasabah sebagai penerima hadiah harus dipaparkan secara jelas oleh pihak Bank Sumut, termasuk besarnya pajak yang harus di tanggung oleh pemenang/penerima hadiah atau apakah pajak atas hadiah tersebut ditanggung oleh penerima hadiah atau oleh pihak penyelenggara.

3. Kepercayaan nasabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen nasabah. Oleh karena itu, disarankan kepada manajemen bank untuk tetap berusaha meningkatkan kepercayaan nasabah dengan cara meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan sehingga tidak melakukan kesalahan dalam melakukan tugasnya, menepati janji yang dibuat, jujur dan transparan dalam memberikan informasi.

4. Kepuasan nasabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen nasabah. Berdasarkan temuan ini maka disarankan bagi manajemen bank untuk meningkatkan kepuasan nasabah dengan cara memperbaiki dan menemukan fitur produk yang baru, memperhatikan tingkat bunga dan biaya yang harus dikeluarkan nasabah untuk mendapatkan kredit dan meningkatkan kualitas layanan.


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo. 2006 . Perpajakan . Andi Yogyakarta : Yogyakarta.

Resmi, Siti. 2008. Perpajakan : Teori dan Kasus . Salemba Empat : Jakarta.

Setiawan, Agus dan Basri Musri. 2006. Perpajakan Umum. Salemba Empat : Jakarta.

Tansuria, Billy Ivan. 2011. Pajak Penghasila Final. Graha Ilmu : Yogyakarta.

Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umun dan Tata Cara Perpajakan.

Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan.

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 639/KMK.04/1994 Tentang Tata Cara Pemotongan Atau Pemungutan, Penyetoran, Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Atas Hadiah Undian.

Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP - 395/PJ/2001 Tentang Pengenaan Pajak Penghasilan Atas Hadiah Dan Penghargaan.

Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor 19/PJ.43/2001 Tentang Pengantar Keputusan Dirjen Pajak Nomor 395/PJ/2001.


(1)

LCD 32 inci LG 110 110 Rp 3.975.000 Rp109.312.500 Rp109.312.500

Rp285.681.625 Rp368.091.000

Sumber : Penelitian 2011

Berdasarkan Surat Edaran Direksi nomor 024/Dir/DTs-PDJ/SE/2011

tentang pelaksanaan penarikan undian Tabungan Martabe tahun 2011 maka jenis

hadiah yang diundi dan besarnya pajak yang dipotong/dipungut oleh Bank Sumut

adalah :

Jenis Hadiah Jumlah (unit) Nilai Hadiah

Pajak yang harus dipotong/dipungut

Periode 1 Periode 2 Periode 1 Periode 2 Toyota Fortuner 1 1 Rp334.950.000 Rp83.737.500 Rp 83.737.500 Toyota Avanza 5 5 Rp123.500.000 Rp154.375.000 Rp154.375.000 Honda Scoopy 24 24 Rp 11.587.000 Rp 69.522.000 Rp 69.522.000 LCD 32 inci LG 195 195 Rp 3.575.000 Rp174.281.250 Rp174.281.250

Rp481.915.750 Rp481.915.750

Sumber : Penelitian 2011

Dari perhitungan Pajak Hadiah yang dipotong/dipungut oleh Bank Sumut

terlihat bahwa besarnya pajak yang disetorkan oleh Bank Sumut atas pengenaan

Pajak Hadiah Undian meningkat setiap tahunnya dalam 3 (tiga) tahun terakhir,


(2)

Tahun

Jumlah Pajak yang Disetor Oleh Bank Sumut Periode 1 Periode 2

2009 Rp 245.250.000 Rp 335.150.000 2010 Rp 285.681.625 Rp 368.091.000 2011 Rp 481.915.750 Rp 481.915.750 Sumber : Penelitian 2011

Peningkatan jumlah pajak yang disetorkan oleh Bank Sumut tersebut

dikarenakan meningkatnya jumlah dasar pengenaan atas pajak hadiah, yaitu nilai

harga dari hadiah yang diberikan oleh Bank Sumut kepada pemenang undian.

Peningkatan nilai hadiah tersebut dilakukan pihak Bank Sumut untuk

menarik minat nasabah untuk tetap menabung dan meningkatkan saldo

tabungannya di rekening Bank Sumut. Jadi, upaya yang dilakukan Bank Sumut

untuk meningkatkan jumlah nasabah dan untuk meningkatkan saldo tabungan

nasabahnya secara tidak langsung juga membantu pemerintah dalam upaya

meningkatkan penerimaan pajak dari sektor Pajak Penghasilan yaitu pajak atas


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Perusahaan pada umumnya akan menyelenggarakan undian untuk menarik minat konsumen pada produk mereka. Bank Sumut untuk meningkatkan jumlah nasabah dan tabungan nasabah juga mengadakan undian berhadiah khususnya bagi nasabah Tabungan Martabe.

2. Sebelum melakukan kegiatan pengundian Bank Sumut terlebih dahulu harus memperoleh izin dari Dinas Kesejahteraan Sosial, kemudian pihak Bank Sumut akan memberikan nomor undian kepada tiap nasabah yang pemberiannya berdasarkan jumlah saldo mengendap selama 6 (enam) bulan.

3. Kegiatan pengundian dilakukan 2 (dua) kali dalam setahun yang dilakukan pada Januari dan Juli, yang penyelenggaraannya diatur oleh oleh Kantor Cabang yang ditunjuk sebagai penyelenggara kegiatan undian.

4. Bagi nasabah pemenang atau penerima hadiah akan dibebankan pajak atas hadiah undian yang diperolehnya yaitu sebesar 25% dari jumlah hadiah yang diperoleh. Beberapa pihak penyelenggara menanggung pajak atas hadiah yang mereka berikan pada pemenang atau penerima hadiah, naun untuk undian yang dilakukan oleh Bank Sumut, pajak yang harus dibayar ditanggung oleh pemenang atau penerima hadiah.


(4)

5. Berdasarkan perbandingan jumlah pajak yang disetorkan tiap tahunnya (dalam 3 tahun terakhir) terlihat bahwa jumlah pajak yang disetorkan oleh Bank Sumut meningkat setiap tahunnya. Dengan demikian kontribusi yang diberikan Bank Sumut terhadap penerimaan pajak juga meningkat.

6. Peningkatan jumlah pajak yang disetorkan oleh Bank Sumut dikarenakan oleh meningkatnya jumlah hadiah yang diberikan oleh Bank Sumut.

7. Jumlah hadiah yang ditawarkan oleh Bank Sumut semakin bertambah (dilihat dari harga pasar), hal ini bertujuan untuk menarik minat nasabah untuk menabung dan meningkatkan saldo tabungannya di Bank Sumut. 8. Bank Sumut sebagai penyelenggara kegiatan undian berkewajiban untuk

memotong/memungut pajak atas hadiah undian, menyetorkannya paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya, dan wajib melaporkannya ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) paling lambat 20 hari setelah masa pajak berakhir.

B. SARAN

1. Kesempatan yang dimiliki oleh nasabah untuk memperoleh hadiah undian bergantung pada besarnya dana yang ditabungkan ke dalam rekeningnya. Sehingga semakin banyak saldo yang terdapat dalam rekening nasabah, maka semakin besar kesempatan nasabah tersebut untuk memenangkan hadiah undiah. Nasabah juga harus berhati-hati untuk mengikuti undian tertentu yang mengatasnamakan Bank Sumut, karena hal tersebut mungkin merupakan penipuan yang mengatasnamakan undian yang diselenggarakan Bank Sumut.


(5)

2. Ketentuan dan syarat yang harus dipenuhi oleh nasabah sebagai penerima hadiah harus dipaparkan secara jelas oleh pihak Bank Sumut, termasuk besarnya pajak yang harus di tanggung oleh pemenang/penerima hadiah atau apakah pajak atas hadiah tersebut ditanggung oleh penerima hadiah atau oleh pihak penyelenggara.

3. Kepercayaan nasabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen nasabah. Oleh karena itu, disarankan kepada manajemen bank untuk tetap berusaha meningkatkan kepercayaan nasabah dengan cara meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan sehingga tidak melakukan kesalahan dalam melakukan tugasnya, menepati janji yang dibuat, jujur dan transparan dalam memberikan informasi.

4. Kepuasan nasabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen nasabah. Berdasarkan temuan ini maka disarankan bagi manajemen bank untuk meningkatkan kepuasan nasabah dengan cara memperbaiki dan menemukan fitur produk yang baru, memperhatikan tingkat bunga dan biaya yang harus dikeluarkan nasabah untuk mendapatkan kredit dan meningkatkan kualitas layanan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo. 2006 . Perpajakan . Andi Yogyakarta : Yogyakarta.

Resmi, Siti. 2008. Perpajakan : Teori dan Kasus . Salemba Empat : Jakarta.

Setiawan, Agus dan Basri Musri. 2006. Perpajakan Umum. Salemba Empat : Jakarta.

Tansuria, Billy Ivan. 2011. Pajak Penghasila Final. Graha Ilmu : Yogyakarta.

Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umun dan Tata Cara Perpajakan.

Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan.

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 639/KMK.04/1994 Tentang Tata Cara Pemotongan Atau Pemungutan, Penyetoran, Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Atas Hadiah Undian.

Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP - 395/PJ/2001 Tentang Pengenaan Pajak Penghasilan Atas Hadiah Dan Penghargaan.

Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor 19/PJ.43/2001 Tentang Pengantar Keputusan Dirjen Pajak Nomor 395/PJ/2001.