PERBEDAAN INDEKS PRESTASI ANTARA MAHASISWA MEROKOK DAN TIDAK MEROKOK (Studi Kasus Mahasiswa Laki laki Fakultas Kedokteran di Perguruan Tinggi Surakarta)

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERBEDAAN INDEKS PRESTASI ANTARA MAHASISWA MEROKOK DAN TIDAK MEROKOK

(Studi Kasus Mahasiswa Laki-laki Fakultas Kedokteran di Perguruan Tinggi Surakarta)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Hastin Mutiara Surga G.0007084

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta 2010


(2)

commit to user

ii

Skripsi dengan Judul : Perbedaan Indeks Prestasi antara Mahasiswa Merokok dan Tidak Merokok (Studi Kasus Mahasiswa Laki-Laki Fakultas Kedokteran di

Perguruan Tinggi Surakarta)

Hastin Mutiara Surga, NIM: G0007084, Tahun : 2010

Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Kedokteran universitas Sebelas Maret

Pada hari..., Tanggal...2010

Pembimbing Utama

Nama : Prof. Dr. HM. Syamsulhadi, dr., Sp.KJ (K)

NIP : 19461102 197609 1 001 (...)

Pembimbing Pendamping

Nama : Eko Setijanto, dr., MSi., Med., Sp.An

NIP : 19710322 201001 1 002 (...) Penguji Utama

Nama : Makmuroh, Dra., MS

NIP : 19530618 198003 2 002 (...)

Anggota Penguji

Nama : Dr. Diffah Hanim, Dra., MSi

NIP : 19640220 199003 2 001 (...)

Surakarta,...

Ketua Tim Skripsi

Muthmainah, dr., M. Kes NIP. 19660702 199802 2 001

Dekan FK UNS

Prof. Dr. AA Subiyanto, dr, MS. NIP. 19481107 197310 1 003


(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain di dalam media atau jurnal ilmiah yang terakreditasi, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta,

Nama : Hastin Mutiara Surga NIM : G.0007084


(4)

commit to user

vi

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan hidayahNya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan, untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian skripsi ini. Namun berkat bantuan dari bebagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu segala bentuk bantuannya, disampaikan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. DR. AA Subijanto, dr., M.S, selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Tim Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah banyak membantu bagi kelancaran penyusunan skripsi ini.

3. Prof. DR. HM Syamsulhadi, dr., Sp. KJ (K), selaku pembimbing utama yang

telah banyak mencurahkan waktu dan pikiran untuk memberikan pengarahan dalam menyusun skripsi ini.

4. Eko Setijanto, dr., M.Si., Med., Sp. An, selaku pembimbing pendamping yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan sampai terselesaikannya skripsi ini.

5. Makmuroh, Dra., M.S, selaku penguji utama yang telah berkenan menguji dan memberi masukan kepada penulis.

6. DR. Diffah Hanim, Dra., M.Si, selaku anggota penguji yang telah berkenan menguji dan memberi masukan kepada penulis.

7. Teman-teman seperjuangan: Jiemi Ardian, Taufik Ali Zaen, David Anggara Putra, yang telah mengerjakan skripsi bersama-sama dengan penulis dari awal proposal hingga akhir skripsi.

8. Teman-teman yang telah memberi dukungan moril maupun materiil: Esti, Brigitta, Joice, Priska, Chris.

9. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan dokter angkatan 2007 FK UNS kelas A dan B.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang senantiasa membantu dan memotivasi penulis sampai terselesaikannya penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan dalam penyempurnaan skripsi ini di masa yang akan datang.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca yang budiman serta menjadi sumbangan bagi ilmu kedokteran selanjutnya.

Surakarta, November 2010.

Penulis


(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR ISI

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 4

B. Kerangka Pemikiran ... 12

C. Hipotesis... 12

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 13

B. Lokasi Penelitian ... 13

C. Subyek Penelitian ... 13

D. Teknik Sampling ... 15

E. Rancangan Penelitian ... 16


(6)

commit to user

viii

G. Definisi Operasional Variabel ... 17

H. Instrumen Penelitian ... 18

I. Prosedur Penelitian ... 19

J. Teknik Analisis Data ... 19

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 21

B. Analisis Data ... 25

BAB V PEMBAHASAN ... 29

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 36

B. Saran... 36

DAFTAR PUSTAKA ... 38


(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Odds Ratio ... 27 Table 2. Jumlah Perokok dengan IP Kategori ... 31


(8)

commit to user

x

Gambar 1. Histogram Sebaran Frekuensi Usia Subyek Penelitian ... 22

Gambar 2. Pie Charts Deskripsi Status Merokok ... 22

Gambar 3. Pie Charts Deskripsi Status Perokok ... 22

Gambar 4. Histogram Sebaran Frekuensi Indeks Prestasi Kumulatif ... 23

Gambar 5. Pie Charts Deskripsi IP Kategori ... 23


(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat untuk Responden ... 41

Lampiran 2. Skor L-MMPI ... 42

Lampiran 3. Kuesioner Merokok ... 43

Lampiran 4. Data Hasil Penelitian ... 44

Lampiran 5. Output Crosstab Uji Statistik Seluruh Data ... 46

Lampiran 6. Output Crosstab Uji Statistik FK UNS ... 47

Lampiran 7. Output Crosstab Uji Statistik FK UMS ... 48

Lampiran 8. Output Crosstab Odds Ratio ... 49

Lampiran 9. Output Normalitas Data Kolmogorov-Smirnov 1 ... 50

Lampiran 10. Output Normalitas Data Kolmogorov-Smirnov 2 ... 51

Lampiran 11. Output Uji Statistik Mann-Whitney ... 52


(10)

commit to user

iv

Hastin Mutiara S.,G0007084, 2010. Perbedaan Indeks Prestasi antara Mahasiswa Merokok dan Tidak Merokok (Studi Kasus Mahasiswa Laki-Laki Fakultas Kedokteran di Perguruan Tinggi Surakarta). Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

Tujuan penelitian: Studi ini dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan prestasi belajar yang diukur dengan Indeks Prestasi antara mahasiswa merokok dan tidak merokok.

Metode: Case Control dengan Populasi penelitian mahasiswa Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi di Surakarta, baik Negeri maupun Swasta. Teknik Sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling pada mahasiswa laki-laki semester IV, V, dan seterusnya, sebagai subyek penelitian. Penelitian ini menggunakan kuesioner merokok, sebagai alat untuk mengukur frekuensi dan status merokok, dan data Indeks Prestasi dari bagian pendidikan setiap jurusan, serta skor L-MMPI, yaitu skor kebohongan untuk menyeleksi kuesioner yang valid. Analisa data menggunakan uji Fisher.

Hasil: Uji Fisher menghasilkan nilai p < 0,05 dengan one tail p: 0,048 dan two tail p: 0,043. Odds Ratio yang diperoleh sebesar 3,69

Simpulan: Terdapat perbedaan Indeks Prestasi yang signifikan antara mahasiswa merokok dan tidak merokok di FK UNS dan FK UMS. Mahasiswa merokok mendapat risiko memperoleh Indeks Prestasi lebih rendah sebesar 3,69 kali dibandingkan mahasiswa tidak merokok Studi ini memerlukan penelitian dengan desain penelitian kohort dan memperhatikan variabel yang tidak bisa dikendalikan untuk memperoleh hasil yang maksimal.

______________________________________________________________________ Kata Kunci: merokok; indeks prestasi; kebiasaan merokok dan prestasi belajar.


(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

ABSTRACT

Hastin Mutiara Surga. G0007084. 2010. Grade Differences between Smoking and Non-Smoking Students (A Case Study of Male Students of Faculty of Medicine of Universities in Surakarta). Faculty of Medicine, Sebelas Maret University.

Objective: This study was conducted to determine the differences in academic performance between smoking and non-smoking students, measured by their GPA

Methods: Case Control with a population of students of Medicine Faculty of universities in Surakarta, both State and Private Universities. The sampling technique used was purposive sampling and the study subjects were male students of semester IV, V, and so on This study used questionnaires on smoking as a tool to measure the frequency and status of smoking, grade data from the respective education departments, and L- MMPI scores, namely lie score, to select a valid questionnaires. Data analysis used Fisher test

Results: Fisher test resulted value of p < 0,05 with one tail p: 0,048 and two tail p: 0,043. Odds Ratio was 3,69.

Conclusion: There is significant difference in GPA between smoking and nonsmoking students of Medicine Faculty, UNS, and Medicine Faculty, UMS. Smoking students risk less GPA of 3.69 times compared to nonsmoking students. To get maximum result, a study using Cohort design which takes uncontrollable variables into account is needed.


(12)

commit to user BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Merokok merupakan aktivitas kebiasaan masyarakat dunia, masalah kesehatan terbesar dan penyebab kematian yang cukup besar di dunia. Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan merokok menyebabkan lebih dari 438.000 kematian (Bustan, 2007; Sabia et al., 2008; Sheffer et al., 2009).

Beberapa penyakit terutama kanker banyak dilaporkan dalam penelitian-penelitian terdahulu terkait kebiasaan merokok, seperti uraian Sloan (2003), merokok menyebabkan risiko kematian karena kanker paru menjadi 24 kali dibandingkan dengan tidak merokok. Seperlima kasus kematian dari penyakit kardiovaskuler disebabkan oleh kebiasaan merokok.

Kecenderungan merokok banyak terdapat di kalangan laki-laki. Sebuah penelitian kohort menyebutkan laki-laki dua kali lipat jumlahnya dari pada wanita dalam memiliki kebiasaan merokok tersebut. Awal merokok pada laki-laki sering dilakukan pada masa remaja karena pada masa tersebut sedang terjadi perubahan-perubahan dari segi biologis, psikologis dan moral sehingga pengaruh-pengaruh untuk mencoba segala sesuatu semakin besar. Remaja pada akhirnya mudah terpengaruh melakukan aktivitas merokok hingga kecanduan. Hampir 70% penduduk


(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Indonesia merokok. Merokok lebih banyak dilakukan dan dimulai di bawah usia 18 tahun (Haustein, 2010; Fawzani dan Triratnawati 2005; Komalasari dan Helmi, 2003; Sloan, 2003).

Merokok tidak hanya berpengaruh pada kesehatan fisik semata. Kebiasaan menghisap tembakau bertahun-tahun berpengaruh pula terhadap kesehatan fungsi otak dan psikis. Salah satu kandungan rokok yaitu nikotin, memiliki beberapa efek pada otak antara lain menyebabkan ketergantungan dan toksisitas pada fungsi kognitif yang memunculkan gejala seperti kesulitan berkonsentrasi. Diperparah dengan efek ketergantungan inilah yang mengakibatkan paparan terus menerus rokok pada perokok aktif nantinya akan menimbulkan penurunan fungsi kognitif bagi usia pelajar yang aktif merokok. Penurunan fungsi kognitif akan berdampak pada proses pembelajaran dan perolehan nilai akhir (Haustein, 2010; McEwen, 2006; Sloan, 2003).

Banyaknya remaja atau usia sekolah yang memiliki kebiasaan merokok seperti yang disebutkan oleh Haustein (2010) dan khususnya di Indonesia oleh Komalasari dan Helmi (2003) merupakan suatu hal yang menarik untuk diteliti terkait penurunan fungsi kognitif dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar yang diukur dengan indeks prestasi, bukan hanya permasalahan kesehatan fisik seperti penyakit kanker yang sudah sekian banyak dijadikan bahan penelitian. Penelitian ini mengambil mahasiswa yang merupakan dewasa muda untuk dijadikan subyek. Mahasiswa fakultas kedokteran yang memperoleh pendidikan kesehatan


(14)

commit to user

akan mengisi kuesioner tentang kebiasaan merokok dan evaluasi belajarnya sehingga dapat dilihat hubungan risikonya.

B. Perumusan Masalah

Apakah ada perbedaan perolehan indeks prestasi antara mahasiswa kedokteran yang merokok dan yang tidak merokok?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui adanya perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa kedokteran yang merokok dan tidak merokok.

2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui risiko terjadinya perbedaan prestasi belajar yang diukur dengan indeks prestasi pada mahasiswa kedokteran yang merokok dan tidak merokok.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritik

Memberikan pengetahuan bahwa kebiasaan merokok dapat mempengaruhi prestasi belajar pada mahasiswa.

2. Manfaat Terapan

Sebagai informasi bagi pembaca tentang efek aktivitas kebiasaan merokok terhadap prestasi belajar terkait peranan fungsi kognitif.


(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Merokok

Merokok merupakan salah satu kebiasaan negatif manusia yang sudah lama dilakukan, yaitu menghisap daun-daun tembakau yang telah dicacah dan dimasukkan ke dalam kertas berbentuk silinder berukuran panjang sekitar 70 hingga 120 mm dan berdiameter sekitar 10 mm. Salah satu ujung dibakar sedangkan ujung yang lain dihisap melalui mulut. Penghisapan asap rokok tersebut menimbulkan polusi yang mengganggu orang lain serta lingkungan (Wismanto dan Sarwo, 2007).

Ada sekitar 4000 jenis zat yang terkandung dalam sebatang rokok yang berasal dari pembakaran daun tembakau dan reaksi kimia dari rokok yang dibakar serta komponen-komponen lain yang digunakan selama proses pembuatan sebatang rokok untuk meningkatkan cita rasanya. Salah satunya yang terkenal adalah nikotin, yang merupakan neurotoxin dari daun tembakau (Haustein, 2010). Nikotin dapat mencapai otak sekitar 15 hingga 20 detik setelah dihisap, kemudian berikatan dengan reseptor asetilkolin subtipe nikotinik dan selanjutnya akan melepaskan dopamin dan hormon-hormon yang akan merubah aktivitas tubuh. Dosis satu


(16)

commit to user

bungkus rokok sudah termasuk dosis yang cukup bermakna, karena satu batang rokok mengandung 0.5-1 mg nikotin yang dapat menyebabkan toksisitas bagi orang yang terbiasa merokok per hari, walaupun dosis tersebut rendah (Perkins et al., 2008; Kaplan dan Sadock, 1997).

Wismanto dan Sarwo (2007) menyebutkan berbagai penelitian yang telah dilakukan memberi hasil dampak dari kebiasaan merokok. Antara lain adalah timbulnya penyakit seperti penyakit paru-paru, jantung, janin, otak dan kanker pada mulut, faring, bahkan hingga kelainan janin pada ibu hamil yang memiliki kebiasaan merokok dan seringkali berujung pada kematian. Merokok memiliki banyak efek negatif pada kesehatan, bahkan pada fungsi otak pun, perokok cenderung mengedepankan emosinya saat menanggulangi masalah.

Kriteria perokok umumnya dibagi menjadi 4 tipe berdasarkan jumlah batang rokok yang dihabiskan per hari. Perokok ringan menghabiskan sekitar 14 batang, perokok sedang menghabiskan sekitar 15 - 24 batang, perokok berat menghabiskan 25 lebih batang per hari. Selain kriteria tersebut ada juga yang dinamakan mantan perokok yaitu mereka yang dahulunya pernah memiliki kebiasaan merokok tetapi pada masa sekarang sudah tidak memiliki kebiasaan merokok lagi. Kemudian, non-smoker yaitu mereka yang tidak merokok baik di masa lampau maupun sekarang, atau mereka yang


(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

hanya merokok 1 – 2 batang saja (Eysenck et al., 1960). Namun menurut Kaplan dan Sadock (1997) merokok satu bungkus yang berisi sekitar 12 batang, sudah termasuk dalam kriteria perokok berat.

2. Belajar

a. Definisi

Belajar adalah sebuah proses yang mengandung tiga unsur yakni tujuan pengajaran, proses atau pengalaman belajar mengajar, dan hasil belajar. Proses belajar mengajar dilakukan bertujuan agar tujuan pengajaran tercapai. Hasil belajar adalah suatu tindakan menilai sejauh mana tujuan pengajaran itu dicapai oleh siswa. Hasil belajar dapat dilihat dan diukur dengan indeks prestasi, nilai-nilai ulangan harian dan raport (Sudjana, 1990).

Belajar merupakan suatu proses berpikir dan salah satu fungsi luhur dalam otak yakni kemampuan bahasa. Guyton (2007) menerangkan bahwa Area Wernicke di Hipotalamus adalah area yang mengatur kemampuan tersebut. Proses berpikir ini terkait dengan kemampuan intelegensi yang merupakan salah satu komponen dari fungsi kognitif.


(18)

commit to user b. Peranan fungsi kognitif

Kognisi terkait dengan fungsi otak yang lebih kompleks,

mencakup kemampuan persepsi, ingatan, perhatian,

penerimaan dan pengolahan informasi serta intelegensi atau kecerdasan yang lebih dominan pada otak kiri (Ginsberg, 2005).

Seperti diuraikan dalam definisi, belajar merupakan proses mencapai tujuan pengajaran dan ditunjang oleh kemampuan intelegensi seseorang. Sebenarnya untuk mencapai hasil belajar yang baik tidak hanya diperlukan intelegensi saja, akan tetapi seorang siswa perlu mengandalkan perhatian saat belajar di kelas, menggunakan ingatan dan kemampuan-kemampuan kognitif, serta kesehatan badan dan mental pada umumnya (Suharnan, 2005).

Selanjutnya, tujuan pengajaran dapat dilihat dari hasil belajar, penilaian atau evaluasi belajar. Menurut Sudjana (1990) penilaian sumatif adalah cara penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program seperti catur wulan dan semester. Mahasiswa mendapat hasil belajar berupa indeks prestasi setiap akhir semester.


(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

3. Merokok dan Penurunan Prestasi Belajar

Banyak uraian tentang dampak negatif merokok pada kesehatan fisik seperti penyakit sistem kardiovasuler, sistem pernapasan dan kanker. Namun, dampak negatif merokok juga terdapat pada fungsi otak seperti kecanduan oleh karena kandungan nikotin. Kesehatan psikis pernah dilaporkan terganggu dengan adanya pajanan rokok yang lama. Sebuah penelitian longitudinal menyebutkan merokok dapat menyebabkan gangguan dan perubahan fungsi kognitif menjadi turun ketika dibandingkan dengan orang yang tidak pernah merokok (Haustein, 2010; Perkins et al., 2008).

Kemampuan mengingat yang merupakan salah satu fungsi kognitif memiliki peran dalam kemampuan bahasa atau proses berpikir dan belajar. Kebiasaan merokok dihubungkan dengan risiko kemampuan ingatan yang buruk. Sebuah penelitian cross

sectional memberi hasil bahwa didapatkan hasil yang lebih rendah

dalam tes fungsi kognitif pada perokok dibandingkan dengan orang yang tidak merokok serta mantan perokok. Mantan perokok memiliki risiko lebih rendah karena mereka melakukan penghentian perilaku merokok sehingga memiliki peningkatan perilaku gaya hidup yang akan berimbas juga pada perbaikan fungsi kognitif setelah sekian lama terpajan dengan kebiasaan merokok (Sabia, 2008; McEwen, 2006; Elwood et al., 1999).


(20)

commit to user

Deary et al. (2003) menyebutkan bahwa fungsi kognitif yang ada pada usia 11 tahun akan dapat berubah menjadi seperti usia 80 tahun. Orang-orang yang termasuk dalam kategori perokok aktif dan sudah lama memiliki kebiasaan buruk tersebut memiliki fungsi kognitif dan kecepatan psikomotor yang jelek. Efek langsung merokok pada penurunan fungsi kognitif dihubungkan dengan adanya unsur-unsur biokimia pada rokok dan kelainan-kelainan otak terkait dengan rokok. Menurut Perkins et al. (2008), Mc Ewen (2006), serta Kaplan dan Sadock (1997) nikotin yang merupakan kandungan dalam tembakau, merupakan suatu zat kimia yang sangat toksik. Pada dosis rendah sekalipun, termasuk dalam kebiasaan merokok secara umum zat ini dapat menyebabkan gejala toksisitas seperti mual, pusing, peningkatan denyut nadi, tremor, bahkan kesulitan berkonsentrasi. Apalagi jika perokok sudah mengalami ketergantungan, maka ketika perokok tidak menambah dosis nikotin, hal yang akan muncul adalah gejala putus

nikotin seperti ganguan mood, frustasi, cemas, gangguan

konsentrasi serta gelisah karena kadar nikotin yang drop. Hal ini terjadi karena salah satu efek nikotin pada fungsi otak adalah menyebabkan otak ingin terus mencari dan mengulangi pemaparan nikotin tersebut, terkait dengan lepasnya dopamin pada jalur area tegmental ventral ke korteks serebri dan sistem limbik. Nevid et al. (2003) menjelaskan bahwa apabila nikotin menyebabkan


(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

peningkatan kewaspadaan dan mood yang bagus, perlu diketahui bahwa hal itu hanya terjadi secara singkat. Hal itu bukan

merupakan manfaat yang bisa dipertahankan. Efek

ketergantunganlah yang akan menyebabkan hal tersebut. Kesehatan mental dan psikologi menjadi tidak sehat.

Cakupan fungsi kognitif tersebut di atas berdampak satu sama lain. Intelegensi atau kecerdasan dapat terpengaruh oleh karena terganggunya fungsi kognitif secara umum sehingga kemampuan bahasa atau proses belajar akan terganggu pula seperti yang dikemukakan oleh Suharnan (2005). Guyton (2007) menjelaskan bahwa fungsi Area Wernicke tergantung pada fungsi-fungsi area di dekatnya yang merupakan fungsi-fungsi kognitif itu sendiri ditambah fungsi bicara dan pendengaran. Penelitian tentang perilaku berisiko terhadap prestasi belajar juga diungkapkan oleh Mananta (2008) bahwa ada hubungan merokok terhadap penurunan prestasi belajar siswa sebesar 5.505 kali dengan menggunakan analisis data Chi Square. Penelitian tersebut berbicara tentang perilaku beresiko seperti mengkonsumsi napza, kebiasaan menonton film porno, dan merokok yang berisiko terhadap prestasi belajar pada siswa SMA. Pada penelitian ini, dikhususkan untuk perilaku merokok yang memiliki imbas pada prestasi belajar pada mahasiswa.


(22)

commit to user

Untuk mengetahui hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar yang merupakan tindakan mengevaluasi proses belajar itu sendiri dalam mencapai tujuan pengajarannya, hal ini disebut juga prestasi belajar atau penguasaan pengetahuan terhadap mata pelajaran. Hasil belajar tersebut bisa dalam bentuk perolehan indeks prestasi atau penilaian sumatif tiap semester. Prestasi belajar yang baik diukur dengan IP di atas 2,50, sedangkan prestasi belajar yang kurang baik ditunjukkan dengan IP kurang dari 2,50 (Sudjana, 1990).


(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

B. Kerangka Pemikiran

Keterangan:

: menyebabkan : mempengaruhi

C. Hipotesis

Ada perbedaan prestasi belajar yang diukur dengan indeks prestasi antara mahasiswa kedokteran yang memiliki kebiasaan merokok dan mahasiswa kedokteran yang tidak merokok

Kebiasaan merokok

Terpajan nikotin pada sistem limbik

Indeks Prestasi Lingkungan pendidikan, kepribadian, umur, jenis kelamin

Gangguan fungsi kognitif dan konsentrasi

pada otak Pelepasan dopamin di area tegmental ventral Toksisitas nikotin pada sistem limbik Tidak merokok Tidak terpajan nikotin pada sistem

limbik Tidak terjadi peningkatan pelepasan dopamin Tidak terjadi toksisitas pada sistem limbik Tidak terjadi gangguan pada fungsi kognitif


(24)

commit to user BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan case control

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta di Surakarta

C. Subyek Penelitian 1. Populasi penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Kedokteran di Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta Surakarta.

2. Subyek penelitian

Subyek dalam penelitian ini terdiri atas subyek kasus dan subyek kontrol. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi subyek kasus sebagai berikut:

a. Kriteria inklusi:

1) Mahasiswa Fakultas Kedokteran di atas semester IV dengan

kebiasaan merokok mulai dari tingkatan ringan sampai tingkatan berat selama 1 tahun


(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

2) Jenis kelamin laki-laki

3) Tidak punya gangguan fisik dan mental

4) Ikut dalam penelitian dengan mengisi kuesioner secara lengkap

b. Kriteria eksklusi:

1) Mahasiswa tidak merokok

2) Jenis kelamin perempuan

3) Memiliki gangguan fisik dan mental 4) Data kuesioner tidak lengkap

Kriteria inklusi dan eksklusi pada subyek kontrol antara lain: a. Kriteria inklusi:

1) Mahasiswa Fakultas Kedokteran di atas semester VI yang tidak memiliki kebiasaan merokok

2) Jenis kelamin laki-laki

3) Tidak memiliki gangguan fisik dan mental

4) Ikut dalam penelitian dengan mengisi kuesioner secara lengkap

b. Kriteria eksklusi:

1) Mahasiswa merokok

2) Jenis kelamin perempuan

3) Memiliki gangguan fisik dan mental 4) Data kuesioner tidak lengkap


(26)

commit to user 3. Besar subyek penelitian

Subyek berjumlah 184 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran di atas semester VI yang memenuhi persyaratan, yaitu:

a. 92 mahasiswa merokok sebagai kasus, dan b. 92 mahasiswa tidak merokok sebagai kontrol

D. Teknik Sampling

Subyek yang diambil adalah subyek yang memenuhi kriteria inklusi di atas. Dalam hal ini, cara menarik subyek adalah dengan non probability sampling yakni purposive sampling di mana subyek dipilih bedasarkan kepemilikan ciri–ciri tertentu yang berkaitan dengan karakteristik populasi (Arief, 2004).

Rumus penentuan jumlah subyek penelitian adalah sebagai berikut:

2 2

d .p.q zα

n = (Dahlan, 2005)

Keterangan :

n = Besar Subyek

za = Deviasi normal standar ditentukan. Karena a yang ditentukan sebesar 5% maka za = 1,96.

q = Harga proporsi populasi (1-p), maka q = 1 - 0,2 = 0,8 d = Tingkat kecermatan yang diinginkan ditentukan sebesar 0,1


(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

p = Taksiran prevalensi merokok yang mempengaruhi prestasi

belajar: 0,6 berdasarkan penelitian Mananta (2008).

Berdasarkan hasil perhitungan rumus tersebut dan besar proporsi merokok yang mempengaruhi prestasi belajar dari penelitian Mananta (2008), maka diperoleh besar subyek per kasus sebesar 92.

E. Rancangan Penelitian

F. Identifikasi Variabel

1. Variabel bebas: Merokok 2. Variabel terikat: Indeks Prestasi 3. Variabel luar:

a. Variabel terkendali: usia dan jenis kelamin

b. Variabel tak terkendali: lingkungan pendidikan, kepribadian, sosial ekonomi, IQ, dan soft skills.

Mahasiswa

IP kurang IP baik

Kuesioner dan data IP

Tidak merokok merokok


(28)

commit to user G. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel bebas Merokok

Merokok pada masa kini adalah perilaku menghisap daun tembakau yang dimasukkan ke dalam kertas yang dibentuk silinder dengan salah satu ujungnya yang dibakar. Perokok memiliki tingkatan yaitu perokok ringan yang menghabiskan sekitar 14 batang per hari, perokok sedang menghabiskan 15-24 batang per hari, dan perokok berat menghabiskan lebih dari 25 batang per hari. Sedangkan jika hanya menghabiskan 1 batang rokok sehari saja tidak bisa dikatakan seorang perokok. Pada penelitian ini digunakan subyek yang merokok minimal dalam tingkatan ringan selama kurang lebih satu tahun. Jenis rokok yang digunakan adalah rokok filter, yang menggunakan penyaring nikotin sehingga dosis nikotin yang masuk tidak sebesar rokok kretek.

Skala pengukuran: ordinal 2. Variabel terikat

Indeks Prestasi

Indeks prestasi adalah salah satu evaluasi belajar yang dinyatakan dengan sebuah angka yang diperoleh selama proses pembelajaran per semester. Dalam penelitian ini digunakan subyek di atas semester IV yang sudah menerima indeks prestasi selama lebih dari 4 kali, sehingga dapat dilihat perbedaan indeks prestasinya per semester.


(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Skala pengukuran: nominal 3. Variabel luar

a. Variabel terkendali, adalah hal-hal yang dapat mengganggu hasil perhitungan variabel terikat namun dapat dikendalikan (Murti, 2010) yaitu:

1) usia

2) jenis kelamin

b. Variabel tak terkendali, adalah hal-hal yang dapat mengganggu hasil perhitungan variabel terikat namun tidak dapat

dikendalikan (Murti, 2010) yaitu: 1) lingkungan pendidikan 2) kepribadian

3) sosial ekonomi 4) IQ

5) Soft Skills

H. Instrumen Penelitian 1. Kuesioner

Kuesioner digunakan untuk mengetahui kriteria inklusi dan eksklusi subyek.

2. Skor L-MMPI

Lie-Minnesotta Multiphasic Personality Inventory (L-MMPI)


(30)

commit to user

diakui valid secara internasional. Tes ini digunakan peneliti untuk mencapai data yang valid mengenai kuesioner yang diisi oleh subyek penelitian.

3. Data indeks prestasi dari bagian Pendidikan

Data ini digunakan untuk memperoleh data indeks prestasi mahasiswa pada subyek kasus dan kontrol, yang didapatkan dari kantor bagian Pendidikan Fakultas Kedokteran.

I. Prosedur Penelitian

1. Mempersiapkan instrumen penelitian

2. Membagikan kuesioner pada Mahasiswa FK UNS dan FK UMS

selaku responden atau subyek penelitian

3. Menyeleksi kuesioner yang telah diisi responden berdasarkan skor L-MMPI

4. Mengumpulkan data Indeks Prestasi masing-masing responden di bagian pendidikan jurusan masing-masing.

5. Membagi responden berdasarkan IP baik dan IP kurang

6. Menelusuri status merokok responden dengan melihat data kuesioner 7. Analisis Data

J. Teknik analisis data

Berdasarkan skala pengukuran dari variabel yang digunakan, maka uji statistika yang sesuai yaitu Chi Square tabel 2X2 untuk mengetahui


(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

apakah ada hubungan antar variabel. Odds Ratio (OR) digunakan untuk mengetahui seberapa besar ukuran kekuatan hubungan atau probabilitas yang terjadi antara variabel tersebut. Uji hipotesis lanjutan menggunakan

T test tidak berpasangan untuk mengetahui apakah perbedaan Indeks

Prestasi antara dua kelompok data signifikan atau tidak, dengan catatan sebaran data normal.


(32)

commit to user BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan mulai awal Oktober tahun 2010 hingga pertengahan November. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran di Surakarta, yakni Fakultas Kedokteran UMS dan Fakultas Kedokteran UNS dengan mengambil populasi penelitian pada angkatan 2008 dan 2007.

Target subyek sebesar 184, kuesioner dibagi di antara responden yaitu mahasiswa angkatan 2007 dan 2008 yang tersebar di Fakultas Kedokteran UMS dan di Fakultas Kedokteran UNS dengan rincian Jurusan Pendidikan Dokter, Hiperkes, Kesehatan Kerja, dan Psikologi. Sejumlah 184 lembar kuesioner yang dibagikan, 71 kuesioner tidak diisi, jadi ada 113 kuesioner yang terisi. Sejumlah 113 kuesioner, diseleksi lagi dengan skor L-MMPI untuk menemukan isian kuesioner yang valid, sehingga didapatkan 63 kuesioner dengan skor L-MMPI kurang atau sama dengan 10. Jadi, jumlah responden yang bisa dianalis adalah sejumlah 63 orang.

Sejumlah 63 responden memiliki usia 19-23 tahun sebagai mahasiswa semester IV, V, dan seterusnya dengan 69,8% tidak memiliki kebiasaan merokok, sedangkan 30,2% memiliki kebiasaan merokok.


(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Gambar 1. Histogram Sebaran Frekuensi Usia Subyek Penelitian

Gambar 2. Pie Charts Deskripsi Status merokok

Sejumlah 19 orang (30,2%), semuanya terbiasa merokok dengan menggunakan jenis filter. Sejumlah 16 orang atau 84,2% dari 19 masuk dalam kategori perokok ringan, dan 3 orang atau 15,8% dari 19 masuk dalam kategori perokok sedang. Jumlah responden perokok berat dan perokok kretek tidak ada. Sejumlah 2 orang dari 19 yang memiliki kebiasaan merokok, mengawali kebiasaan tersebut pada usia kurang dari 12 tahun, 2 orang lagi mengawali pada usia lebih dari 20 tahun. 6 orang mengawali merokok pada rentang usia 12-17 tahun, dan 9 orang mengawali merokok pada rentang usia 18-20 tahun.


(34)

commit to user

Data Indeks Prestasi diperoleh dari bagian pendidikan masing-masing jurusan. Indeks Prestasi yang diperlukan adalah Indeks Prestasi per semester dari semester 1 hingga semester yang sudah dilalui. Ada beberapa responden yang tidak bisa diperoleh Indeks Prestasi per semester dikarenakan oleh adanya halangan dari pihak pendidikan salah satu jurusan, dan hanya Indeks Prestasi Kumulatifnya yang bisa diperoleh. Sebesar 79,4% dari Indeks Prestasi yang dirata-rata, masuk dalam kategori IP baik, sedangkan sejumlah 20,6% masuk dalam kategori IP kurang.

Gambar 4. Histogram

Sebaran Frekuensi Indeks Prestasi Kumulatif

Gambar 5. Pie Charts Deskripsi IP Kategori

Data Indeks Prestasi yang diperlukan adalah Indeks Prestasi Kumulatif atau mean dari Indeks Prestasi persemester untuk dapat dianalisis menggunakan SPSS 16.


(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

B. Analisis Data

Skala yang digunakan pada penelitian ini yaitu skala kategorikal, analisis data yang digunakan adalah Chi Suqare dengan tabel 2x2. Uji

Fisher digunakan sebagai uji alternatif jika uji Chi Square tidak memenuhi

syarat, yaitu apabila cells yang memiliki nilai expected kurang dari 5 berjumlah lebih dari 20%. Ukuran kekuatan hubungan diperoleh dengan menghitung Odds Ratio (Dahlan, 2009).

T test tidak berpasangan dilakukan sebagai uji hipotesis lanjutan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara Indeks Prestasi pada mahasiswa merokok dan Indeks Prestasi pada mahasiswa yang tidak merokok. Syarat T test adalah skala yang ada harus numerik dua-duanya atau salah satunya serta sebaran data yang normal, namun jika sebaran data tidak normal maka uji hipotesis lanjutan menggunakan uji alternatif T test tidak berpasangan yaitu uji

Mann-Whitney. (Dahlan, 2009).

Uji Chi Square untuk data keseluruhan yaitu 63 data, diperoleh 1 cells dengan nilai expected kurang dari 5 atau sebesar 25%, hal ini tidak memenuhi syarat uji Chi Square tabel 2x2. Uji alternatif yaitu uji Fisher menghasilkan nilai one tail p: 0,048 serta nilai two tail p: 0,043. Fisher’s

exact test menunjukkan adanya hubungan antarvariabel jika nilai p<0,05.

Hasil data penelitian bersumber dari FK UMS dan FK UNS, oleh karena ada faktor luar yang tidak bisa dikendalikan dari masing-masing Kampus dalam perolehan Indeks Prestasi, maka pengolahan data yang


(36)

commit to user

digunakan untuk menguji perbedaan Indeks Prestasi antara mahasiswa merokok dan tidak merokok bisa dilakukan satu persatu berdasarkan perbedaan Kampus.

Data di FK UMS dan FK UNS, masing-masing diperoleh hasil Chi Square dengan ada cells dengan nilai expected kurang dari 5 lebih dari 20%. Hal ini tidak memenuhi syarat uji Chi Square, sehingga harus dilakukan uji alternatif yaitu uji Fisher. Uji hipotesa menggunakan uji Fisher, diperoleh nilai one tail p = 0,300 dan two tail p = 0,300 untuk pengujian data UNS. Pengujian data UMS diperoleh nilai one tail p= 0,069 dan two tail p= 0,045.

Hasil yang didapat dalam uji Fisher untuk data UNS adalah nilai p > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antarvariabel, sehingga hipotesis 1 ditolak. Data untuk UMS hasil uji Fisher ada p yang lebih dari 0,05 dan ada p yang kurang dari 0,05 sehingga hubungan yang terjadi adalah sangat lemah antar variabel.

Odds Ratio adalah perhitungan untuk mengetahui seberapa besar

ukuran kekuatan hubungan atau risk estimate antara variabel merokok dengan Indeks Prestasi, OR dapat dihitung secara manual dengan rumus OR = ad/bc.


(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Tabel 1. Odds Ratio

IP kurang IP baik Merokok a: 7 b: 12

Tidak merokok c: 6 d: 38 OR= ad/bc

= 7.38 / 12.6 = 266 / 72 = 3,69

Interpretasi hasil nilai Odds Ratio adalah apabila perbandingan ad dengan bc sama dengan 1 maka hal itu menunjukkan bahwa variabel bebas tidak memiliki risiko terhadap variabel terikat. Perhitungan Odds Ratio pada variabel Indeks Prestasi dan merokok menghasilkan nilai 3,69. Perhitungan Odds Ratio menggunakan SPSS menunjukkan hasil yang sama dengan perhitungan manual. Tabel risk estimate pada output SPSS juga menunjukkan Odds Ratio sebesar 3,69.

Langkah analisis data selanjutnya adalah uji hipotesis dengan menggunakan T test tidak berpasangan. Syarat T test adalah skala numerik dan sebaran data normal, apabila sebaran data tidak normal maka uji Mann-Whitney adalah uji alternatif T test yang harus digunakan. Sebelum menganalisis dengan T test, skala variabel terikat yaitu Indeks Prestasi diubah menjadi numerik kemudian dilihat normalitas sebaran datanya dengan Kolmogorov-Smirnov. Uji Kolmogorov-Smirnov adalah uji


(38)

commit to user

normalitas data yang lebih sensitif dan lebih obyektif dibandingkan normalitas data dengan cara metode histogram dan plots.

Uji normalitas data analitis dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai p = 0,00 < 0,05. Nilai p < 0,05 menunjukkan bahwa sebaran data tidak normal. Transformasi data Indeks Prestasi digunakan untuk merubah data agar memiliki sebaran data yang normal atau mengusahakan agar nilai p > 0,05. Setelah melakukan transformasi

data menggunakan SPSS 16, ternyata didapatkan uji Kolmogorov-Smirnov

yang kedua tetap menunjukkan nilai p = 0,00 atau p < 0,05 sehingga sebaran data untuk variabel terikat tetap tidak normal. T test tidak berpasangan tidak dapat digunakan apabila sebaran data tidak normal sehingga uji hipotesis lanjutan menggunakan uji Mann-Whitney sebagai uji alternatifnya.

Data Indeks Prestasi sebagai variabel terikat telah diubah menjadi skala numerik dan dilakukan analisis data uji Mann-Whitney dengan menggunakan SPSS. Hasil yang diperoleh adalah dengan melihat angka significancy yaitu 0,06. Interpretasi nilai p jika kurang dari 0,05 adalah perbedaan pada dua kelompok data adalah signifikan (Dahlan, 2009; Ruswana, 2005).


(39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

BAB V PEMBAHASAN

Perhitungan rumus proporsi diperoleh subyek penelitian sebesar 184 dengan rincian 92 subyek case dan 92 subyek control. Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran yang ada di Surakarta, yakni Fakultas Kedokteran UMS dan Fakultas Kedokteran UNS. Kriteria utama yang harus dipenuhi subyek untuk dapat masuk ke dalam populasi penelitian adalah subyek penelitian atau responden harus laki-laki dan minimal sudah melalui semester IV. Kemudian populasi penelitian tersebut disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

Hasil penelitian yang menggunakan kuesioner ternyata tidak memenuhi jumlah subyek yang sesuai dengan perhitungan rumus proporsi. Penulis menggunakan skor L-MMPI yakni skor kebohongan di mana data kuesioner akan diseleksi sehingga diperoleh data yang valid, maka hasil akhir jumlah subyek penelitian yang bisa digunakan hanya sebesar 63 secara keseluruhan. Namun dengan jumlah sekian masih bisa digunakan karena menurut Murti (2010), jumlah minimal sampel penelitian adalah sebesar 30.

Metode penelitian yang telah dilakukan menggunakan design Case Control. Penelitian ini bisa dilakukan dengan menggunakan design Cross Sectional, sehingga dengan jumlah subyek penelitian yang telah terkumpul bisa menghasilkan analisis data yang lebih signifikan dibandingkan dengan menggunakan design Case Control, apabila menggunakan design Case Control, maka yang harus diperhatikan adalah dalam tahap penelitiannya, tahap pertama


(40)

commit to user

adalah menyebarkan kuesioner kepada responden dan mengambil data Indeks Prestasi dari masing-masing responden. Tahap kedua adalah membagi responden berdasarkan Indeks Prestasi yang baik dan Indeks Prestasi yang kurang baik. Tahap ketiga adalah berdasarkan pembagian responden dengan baik tidaknya Indeks Prestasi tersebut, kemudian ditelusuri secara retrospektif apakah responden dengan Indeks Prestasi kurang baik memiliki kebiasaan merokok secara rutin atau tidak selama ini, dan apakah responden dengan Indeks Prestasi yang baik tidak memiliki kebiasaan merokok sebelumnya.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dalam populasi penelitian diperoleh responden yang memiliki kebiasaan merokok dalam jumlah yang sedikit. Hal ini kemungkinan dikarenakan responden adalah mahasiswa yang menekuni bidang kesehatan, oleh karena itu tentunya cukup paham akan akibat-akibat negatif yang bisa ditimbulkan dari kebiasaan merokok.

Status merokok sebenarnya dibedakan menjadi 4 kategori yaitu tidak merokok, perokok ringan, perokok sedang, dan perokok berat. Pengambilan data yang telah dilakukan, diperoleh hanya ada kategori tidak merokok dan perokok ringan. Ada kategori perokok sedang namun hanya berjumlah 3 orang, sehingga untuk hasil uji hipotesis yang lebih mendekati signifikansinya, status merokok hanya dibedakan menjadi 2 kategori yaitu merokok dan tidak merokok, yaitu dengan skala nominal dikotomi, sehingga tabel 2x2 bisa digunakan.


(41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Tabel 2. Jumlah Perokok dengan IP Kategori

Perokok ringan Perokok sedang Tidak merokok IP kategori Baik 10 2 38

Kurang 6 1 6

Gambar 6. Grafik Status Merokok dengan IP Kategori

Hasil pengujian data menggunakan Chi Square tabel 2x2 ternyata tidak memenuhi syarat, yaitu ada cells dengan nilai expected kurang dari 5 berjumlah lebih dari 20%. Pengujian hipotesis memerlukan uji alternatif yaitu uji Fisher.

Pengolahan data secara keseluruhan dari 63 data, menghasilkan nilai dari Fisher’s exact test dengan p: 0,048 dan p: 0,043 yang menunjukkan terdapat hubungan antara variabel merokok dengan Indeks Prestasi secara keseluruhan.

Pengolahan data selanjutnya dibedakan antara mahasiswa UMS dan UNS untuk mengendalikan variabel luar. Perbedaan pengolahan data pada masing-masing tempat penelitian disebabkan karena adanya variabel luar yang tidak bisa dikendalikan seperti perbedaan lingkungan belajar para mahasiswa yang menjadi


(42)

commit to user

responden. Variabel luar ini merupakan faktor luar yang berpengaruh untuk perolehan Indeks Prestasi, oleh karena itu perlu dibedakan perbedaan Indeks Prestasi antara mahasiswa merokok dan tidak merokok di FK UMS, dan perbedaan Indeks Prestasi antara mahasiswa merokok dan tidak merokok di FK UNS. Uji Fisher masing-masing kampus diperoleh nilai p > 0,05 untuk data dari FK UNS dan p: 0,069 serta p: 0,045 untuk data dari FK UMS. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel merokok dengan Indeks Prestasi di FK UNS. Pengujian hipotesa di FK UMS menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang lemah antara variabel merokok dengan Indeks Prestasi. Hal ini terjadi karena jumlah responden terlalu kecil untuk dianalisis berdasarkan perbedaan fakultas, sehingga uji hipotesis memberikan hasil yang kurang maksimal.

Perhitungan Odds Ratio pada 63 data baik menggunakan SPSS maupun perhitungan manual menghasilkan angka 3,69 sehingga dapat disimpulkan bahwa mahasiswa dengan kebiasaan merokok mempunyai risiko 3,69 kali untuk mendapat Indeks Prestasi yang kurang dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak memiliki kebiasaan merokok.

Uji Mann-Whitney yang merupakan alternatif T test tidak berpasangan dilakukan sebagai uji hipotesis lanjutan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara Indeks Prestasi pada mahasiswa merokok dan Indeks Prestasi pada mahasiswa yang tidak merokok. Nilai p = 0,06 > 0,05 menunjukkan bahwa perbedaan yang terjadi pada IP mahasiswa dengan kebiasaan merokok dengan IP mahasiswa tidak merokok adalah tidak signifikan. Hal ini


(43)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

menunjukkan bahwa perbandingan Indeks Prestasi yang diperoleh mahasiswa yang memiliki kebiasaan merokok tidak memiliki perbedaan yang jauh dengan Indeks Prestasi yang diperoleh mahasiswa yang tidak merokok. Berdasarkan nilai p dalam uji Fisher, perbedaan tersebut tetap ada dengan risiko 3,69 kali bagi mahasiswa yang memiliki kebiasaan merokok untuk mendapat IP kurang, hanya saja perbedaan yang terjadi adalah tidak cukup jauh.

Hasil crosstab Chi Square dan Uji Fisher menunjukkan nilai 0,80 pada continuity correction, yang berarti hasil perhitungan uji hipotesis menggunakan SPSS tersebut memiliki tingkat kepercayaan 80%. Jumlah subyek penelitian yang diperoleh baik menggunakan skor L-MMPI atau tidak, tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil uji hipotesis yang telah diperoleh. Kekurangan yang ada pada hasil uji hipotesis kemungkinan disebabkan karena jumlah variabel luar yang tidak bisa dikendalikan dalam penelitian ini. Ada kemungkinan responden kurang representatif untuk menjadi subyek penelitian sehingga dapat mempengaruhi hasil uji hipotesis.

Adanya berbagai variabel luar yang tidak bisa dikendalikan serta terbatasnya kompetensi penulis, maka penelitian ini tidak sampai meneliti tentang faktor ekonomi, sosial dan kepribadian serta faktor IQ dan soft skills yang merupakan faktor yang cukup berperan dalam pencapaian prestasi belajar yang diukur dengan Indeks Prestasi (Suharnan, 2005).

Penelitian Mananta (2008) pada siswa SMAN 1 provinsi Sulawesi Tengah yang menghubungkan perilaku merokok terhadap prestasi belajar menghasilkan nilai p: 0,00 dari uji Chi Square, sedangkan dengan uji Regresi Logistik


(44)

commit to user

menghasilkan angka p: 0,002. Risiko yang diperoleh adalah sebesar 5, 505 kali dibandingkan siswa yang tidak memiliki perilaku merokok. Uji Chi Square dalam penelitian Mananta dan penelitian ini menunjukkan hasil yang sama, yaitu bahwa ada hubungan antar variabel perilaku merokok dengan variabel prestasi belajar berdasarkan nilai p yang kurang dari 0,05, di mana kebiasaan merokok dapat menurunkan prestasi belajar. Penelitian di Fakultas Kedokteran UNS dan UMS ini tidak menggunakan Regresi Logistik karena uji Regresi Logistik memerlukan data variabel-variabel yang memengaruhi Indeks Prestasi. Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran karena selayaknya mahasiswa kedokteran tidak memiliki kebiasaan merokok karena sangat berisiko memberi pengaruh pada pasien ketika kebiasaan merokok tersebut berlanjut hingga menjadi dokter, selain itu sebagai upaya dari seorang dokter sebagai panutan masyarakat untuk mengurangi populasi perokok pasif. Hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan kepada masyarakat dan mahasiswa pada umumnya karena begitu banyaknya variabel yang memengaruhi Prestasi belajar yang diukur dengan Indeks Prestasi.

Efek merokok terhadap fisik lebih banyak dan lebih sering dibahas dalam penelitian-penelitian. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa perokok pasif juga mempunyai risiko terkena penyakit akibat kandungan racun di dalam asap rokok tersebut. Menurut Susanna et al. (2003) nikotin yang berasal dari asap arus utama dan asap arus samping menimbulkan gangguan kesehatan seperti bronkitis kronis, emfisema, kanker paru-paru, larink, mulut, faring, esofagus, kandung kemih, penyempitan pembuluh nadi dan lain-lain. Asap arus utama adalah asap rokok yang dihisap oleh perokok, sedangkan asap arus samping adalah asap rokok yang


(45)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

dilepaskan ke lingkungan yang dihirup oleh orang-orang lain di sekitar perokok atau perokok pasif. Perokok pasif di Indonesia sampai saat ini memiliki prevalensi sebesar 48,9% yaitu pada laki-laki 31,8% dan wanita 66% (Depkes; 2011).

Penelitian yang lebih baik dapat dilakukan dengan menggunakan desain penelitian kohort karena desain ini sangat memperhatikan hubungan dan pengaruh antar variabel dengan melihat kondisi subyek selama beberapa waktu yang diperlukan, serta memperhatikan variabel-variabel yang sangat berpengaruh terhadap perstasi belajar yang dihitung dengan Indeks Prestasi.


(46)

commit to user BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Terdapat perbedaan Indeks Prestasi yang signifikan antara mahasiswa merokok dan mahasiswa yang tidak merokok dalam penelitian yang dilakukan di Fakultas Kedokteran Surakarta.

2. Mahasiswa merokok memiliki risiko 3,69 kali untuk mendapat Indeks

Prestasi yang lebih rendah dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak merokok.

B. Saran

1. Kebiasaan merokok pada lingkungan pelajar sebaiknya dihindari karena selain dapat menimbulkan dampak negatif bagi fisik dan psikis perokok, dampak negatif juga terjadi pada perokok pasif di mana asap arus samping yang dihirup dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan fisik.

2. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS dan UMS sehingga generalisasi tidak dapat dilakukan terhadap remaja dan masyarakat pada umumnya.

3. Perlu dilakukan penelitian yang lebih baik dengan:

a. Desain penelitian kohort yang lebih baik daripada desain Case Control ataupun Cross Sectional.


(47)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

b. Variabel yang tidak dapat dikendalikan perlu dikendalikan, seperti faktor kepribadian, ekonomi, dan sosial budaya, IQ, Soft skills serta lingkungan belajar.

c. Karena pengumpulan data serta analisis data dilakukan oleh penulis sendiri maka hasil penelitian ini masih memiliki subyektifitas yang cukup tinggi, oleh karena itu pada penelitian yang lebih baik, pengumpulan data dan analisis datanya perlu dilakukan oleh orang yang berbeda untuk mengurangi subyektifitas tersebut.


(1)

commit to user

responden. Variabel luar ini merupakan faktor luar yang berpengaruh untuk perolehan Indeks Prestasi, oleh karena itu perlu dibedakan perbedaan Indeks Prestasi antara mahasiswa merokok dan tidak merokok di FK UMS, dan perbedaan Indeks Prestasi antara mahasiswa merokok dan tidak merokok di FK UNS. Uji Fisher masing-masing kampus diperoleh nilai p > 0,05 untuk data dari FK UNS dan p: 0,069 serta p: 0,045 untuk data dari FK UMS. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel merokok dengan Indeks Prestasi di FK UNS. Pengujian hipotesa di FK UMS menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang lemah antara variabel merokok dengan Indeks Prestasi. Hal ini terjadi karena jumlah responden terlalu kecil untuk dianalisis berdasarkan perbedaan fakultas, sehingga uji hipotesis memberikan hasil yang kurang maksimal.

Perhitungan Odds Ratio pada 63 data baik menggunakan SPSS maupun perhitungan manual menghasilkan angka 3,69 sehingga dapat disimpulkan bahwa mahasiswa dengan kebiasaan merokok mempunyai risiko 3,69 kali untuk mendapat Indeks Prestasi yang kurang dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak memiliki kebiasaan merokok.

Uji Mann-Whitney yang merupakan alternatif T test tidak berpasangan dilakukan sebagai uji hipotesis lanjutan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara Indeks Prestasi pada mahasiswa merokok dan Indeks Prestasi pada mahasiswa yang tidak merokok. Nilai p = 0,06 > 0,05 menunjukkan bahwa perbedaan yang terjadi pada IP mahasiswa dengan kebiasaan merokok dengan IP mahasiswa tidak merokok adalah tidak signifikan. Hal ini


(2)

commit to user

menunjukkan bahwa perbandingan Indeks Prestasi yang diperoleh mahasiswa yang memiliki kebiasaan merokok tidak memiliki perbedaan yang jauh dengan Indeks Prestasi yang diperoleh mahasiswa yang tidak merokok. Berdasarkan nilai p dalam uji Fisher, perbedaan tersebut tetap ada dengan risiko 3,69 kali bagi mahasiswa yang memiliki kebiasaan merokok untuk mendapat IP kurang, hanya saja perbedaan yang terjadi adalah tidak cukup jauh.

Hasil crosstab Chi Square dan Uji Fisher menunjukkan nilai 0,80 pada

continuity correction, yang berarti hasil perhitungan uji hipotesis menggunakan

SPSS tersebut memiliki tingkat kepercayaan 80%. Jumlah subyek penelitian yang diperoleh baik menggunakan skor L-MMPI atau tidak, tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil uji hipotesis yang telah diperoleh. Kekurangan yang ada pada hasil uji hipotesis kemungkinan disebabkan karena jumlah variabel luar yang tidak bisa dikendalikan dalam penelitian ini. Ada kemungkinan responden kurang representatif untuk menjadi subyek penelitian sehingga dapat mempengaruhi hasil uji hipotesis.

Adanya berbagai variabel luar yang tidak bisa dikendalikan serta terbatasnya kompetensi penulis, maka penelitian ini tidak sampai meneliti tentang faktor ekonomi, sosial dan kepribadian serta faktor IQ dan soft skills yang merupakan faktor yang cukup berperan dalam pencapaian prestasi belajar yang diukur dengan Indeks Prestasi (Suharnan, 2005).

Penelitian Mananta (2008) pada siswa SMAN 1 provinsi Sulawesi Tengah yang menghubungkan perilaku merokok terhadap prestasi belajar menghasilkan nilai p: 0,00 dari uji Chi Square, sedangkan dengan uji Regresi Logistik


(3)

commit to user

menghasilkan angka p: 0,002. Risiko yang diperoleh adalah sebesar 5, 505 kali dibandingkan siswa yang tidak memiliki perilaku merokok. Uji Chi Square dalam penelitian Mananta dan penelitian ini menunjukkan hasil yang sama, yaitu bahwa ada hubungan antar variabel perilaku merokok dengan variabel prestasi belajar berdasarkan nilai p yang kurang dari 0,05, di mana kebiasaan merokok dapat menurunkan prestasi belajar. Penelitian di Fakultas Kedokteran UNS dan UMS ini tidak menggunakan Regresi Logistik karena uji Regresi Logistik memerlukan data variabel-variabel yang memengaruhi Indeks Prestasi. Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran karena selayaknya mahasiswa kedokteran tidak memiliki kebiasaan merokok karena sangat berisiko memberi pengaruh pada pasien ketika kebiasaan merokok tersebut berlanjut hingga menjadi dokter, selain itu sebagai upaya dari seorang dokter sebagai panutan masyarakat untuk mengurangi populasi perokok pasif. Hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan kepada masyarakat dan mahasiswa pada umumnya karena begitu banyaknya variabel yang memengaruhi Prestasi belajar yang diukur dengan Indeks Prestasi.

Efek merokok terhadap fisik lebih banyak dan lebih sering dibahas dalam penelitian-penelitian. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa perokok pasif juga mempunyai risiko terkena penyakit akibat kandungan racun di dalam asap rokok tersebut. Menurut Susanna et al. (2003) nikotin yang berasal dari asap arus utama dan asap arus samping menimbulkan gangguan kesehatan seperti bronkitis kronis, emfisema, kanker paru-paru, larink, mulut, faring, esofagus, kandung kemih, penyempitan pembuluh nadi dan lain-lain. Asap arus utama adalah asap rokok yang dihisap oleh perokok, sedangkan asap arus samping adalah asap rokok yang


(4)

commit to user

dilepaskan ke lingkungan yang dihirup oleh orang-orang lain di sekitar perokok atau perokok pasif. Perokok pasif di Indonesia sampai saat ini memiliki prevalensi sebesar 48,9% yaitu pada laki-laki 31,8% dan wanita 66% (Depkes; 2011).

Penelitian yang lebih baik dapat dilakukan dengan menggunakan desain penelitian kohort karena desain ini sangat memperhatikan hubungan dan pengaruh antar variabel dengan melihat kondisi subyek selama beberapa waktu yang diperlukan, serta memperhatikan variabel-variabel yang sangat berpengaruh terhadap perstasi belajar yang dihitung dengan Indeks Prestasi.


(5)

commit to user

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Terdapat perbedaan Indeks Prestasi yang signifikan antara mahasiswa merokok dan mahasiswa yang tidak merokok dalam penelitian yang dilakukan di Fakultas Kedokteran Surakarta.

2. Mahasiswa merokok memiliki risiko 3,69 kali untuk mendapat Indeks

Prestasi yang lebih rendah dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak merokok.

B. Saran

1. Kebiasaan merokok pada lingkungan pelajar sebaiknya dihindari karena selain dapat menimbulkan dampak negatif bagi fisik dan psikis perokok, dampak negatif juga terjadi pada perokok pasif di mana asap arus samping yang dihirup dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan fisik.

2. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS dan UMS sehingga generalisasi tidak dapat dilakukan terhadap remaja dan masyarakat pada umumnya.

3. Perlu dilakukan penelitian yang lebih baik dengan:

a. Desain penelitian kohort yang lebih baik daripada desain Case


(6)

commit to user

b. Variabel yang tidak dapat dikendalikan perlu dikendalikan, seperti faktor kepribadian, ekonomi, dan sosial budaya, IQ, Soft skills serta lingkungan belajar.

c. Karena pengumpulan data serta analisis data dilakukan oleh penulis sendiri maka hasil penelitian ini masih memiliki subyektifitas yang cukup tinggi, oleh karena itu pada penelitian yang lebih baik, pengumpulan data dan analisis datanya perlu dilakukan oleh orang yang berbeda untuk mengurangi subyektifitas tersebut.


Dokumen yang terkait

Tingkat Pengetahuan tentang Bahaya Merokok di Kalangan Mahasiswa Laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan Stambuk 2010

1 60 65

Perbedaan Rasio D2:D4 antara Laki-laki dan Perempuan pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU

3 53 62

Pengetahuan Dan Sikap Tentang Bahaya Merokok Terhadap Kebiasaan Merokok Dikalangan Mahasiswa Laki-Laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

0 38 53

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA LAKI-LAKI FAKULTAS ILMU KESEHATAN Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan Perilaku Merokok Mahasiswa Laki-Laki Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

1 7 17

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA LAKI-LAKI Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan Perilaku Merokok Mahasiswa Laki-Laki Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 4 16

PENDAHULUAN Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan Perilaku Merokok Mahasiswa Laki-Laki Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 7 6

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan Perilaku Merokok Mahasiswa Laki-Laki Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 4 4

PERBEDAAN KETAHANAN TERHADAP STRES LAKI-LAKI DENGAN PEREMPUAN PADA MAHASISWA FAKULTAS PERBEDAAN KETAHANAN TERHADAP STRES LAKI-LAKI DENGAN PEREMPUAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANGKATAN 2007 dan 2008.

0 0 13

Tingkat Pengetahuan tentang Bahaya Merokok di Kalangan Mahasiswa Laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan Stambuk 2010

0 0 19

Perbedaan Rasio D2:D4 antara Laki-laki dan Perempuan pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU

0 0 13