Fase Inflamasi Fisiologi Penyembuhan Luka

12 kali lebih sering pada orang-orang keturunan Jepang dan tiga kali lebih sering pada orang keturunan Cina dari orang kulit putih. Dibandingkan penduduk Malaysia dan India, penduduk Cina lebih sering terkena keloid 5 . Di Indonesia, berdasarkan hasil penelitian observasional yang dilakukan di RSU dr. Soetomo Surabaya, pada 30 kasus keloid, diperoleh data bahwa 76.67 penderita keloid berusia 10-30 tahun dan terbanyak pada wanita. Dari hasil tersebut diperkirakan bahwa pada rentang usia 10-30 tahun, kasus trauma lebih sering dialami dan laju sintesis kolagen lebih besar pada rentang usia tersebut. 1

2.4.3 Etiologi Keloid

Etiologi yang jelas pada keloid belum diketahui secara pasti penyebabnya, keloid umumnya muncul setelah terjadinya cedera pada kulit, misalnya bekas luka operasi, laserasi, abrasi pada kulit, cryosurgery, dan elektrokoagulasi serta vaksinasi, jerawat dan lain lain. Keloid juga diduga memiliki disposisi familial yang erat dimana telah dilaporkan faktor genetik keloid dapat terjadi baik secara autosomal dominan maupun resesif dan berkaitan dengan Human Leukocyte Antigen HLA faktor B14, B21, BW16, BW35, DR5, DQW3, dan golongan darah B. 3,4,5

2.4.4 Patogenesis dan Patofisiologi Keloid

Pemahaman tentang penyembuhan luka secara normal sangat penting untuk memahami mekanisme pembentukan keloid, secara nomal penyembuhan luka ada 3 tahap yaitu: inflamasi, fibroblastik dan maturasi. 12 Pembentukan keloid melibatkan ekspresi transforming growth factor- β TGF- β oleh sel-sel endotel neovaskular dengan diikuti produksi autokrin TGF-β oleh fibroblast yang berdekatan. Ekspresi gen kolagen tipe I dan VI juga meningkat dalam jaringan keloid. Demikian pula aktivitas kolagenase juga meningkat pada keloid, dimana peningkatan sintesis kolagen ini melampaui jumlah peningkatan katabolisme, akibatnya terjadi peningkatan jaringan ikat yang berlebih. Pada mikroskop cahaya, keloid menyerupai jaringan parut hipertrofik, tetapi perbedaan morfologi dapat dilihat dalam bentuk histologi dan klinis: 7 13 Tabel 2.1. Perbedaan Jaringan Keloid dan Jaringan Hipertrofi 7

2.4.5 Sifat dan Karesteristik Keloid

Keloid dapat muncul secara spontan, tanpa ada riwayat cedera ataupun luka, biasanya pada daerah presternal. Gejala umumnya biasanya asimptomatik, namun dapat juga terasa gatal dan nyeri jika di sentuh. Lesi yang masih awal biasanya kenyal, permukaannya licin, seperti karet dan sering disertai rasa gatal. Sedangkan pada lesi yang lanjut biasanya sudah mengeras, hiperpigmentasi, dan asimptomatik. 17 Pada pemeriksaan fisik didapatkan lesi dengan karakteristik mulai dari papul, nodul sampai lesi tuberous besar. Umumnya dapat tampak seperti warna kulit normal, dapat juga merah muda, merah terang bahkan ada juga yang kebiruan. Dapat terjadi linear setelah cedera traumatik atau bedah. Keloid dapat tumbuh menjalar memanjang melebihi garis batas asal luka dan dapat pula membentuk nodular tumor-like. Pada palpasi dapat teraba jaringan keloid lunak hingga keras, mungkin juga lembut dengan permukaan yang tampak halus. 18