278 Prosiding Seminar Penelitian Unggulan Departemen Agribisnis 2012
adalah peternak dan kelembagaan koperasi. Selain dari itu akan terkategori sebagai pihak eksternal. Gambar 1 menjelaskan pengklasifikasian berbagai faktor dan
pemangku kepentingan stakeholder yang menjadi pihak internal dan eksternal, di mana pihak internal yang dimaksudkan adalah yang terkategori pada lingkungan
mikro, sementara lingkungan meso dan makro terkategori sebagai lingkungan eksternal.
Gambar 1. Lingkungan Mikro, Meso dan Makro yang Terkait dengan Lingkungan Internal dan Eksternal yang Digunakan Sebagai Basis Analisis
SWOT
Hasil analisis baik data primer dan data sekunder tersebut kemudian digabungkan dengan menggunakan matriks SWOT dan dipetakan pada diagram
matriks SWOT untuk merumuskan alternatif strategi pengembangan agribisnis sapi perah di Provinsi Jawa Timur Gambar 2.
Geografis Lingkungan Sosial
Lingkungan Fisik Ekonomi
Sosial Budaya
Hankam Teknologi
Politik
SDA Agroklimat
IPS Masyarakat
Pemerintah Gerakan
Koperasi Peternak
Koperasi Peternak
Lingkungan Makro
Lingkungan Meso Lingkungan Mikro
Pengurus Anggota
Prosiding Seminar Penelitian Unggulan Departemen Agribisnis 2012 279
Gambar 2. Diagram Matriks SWOT
Hasil pemetaan dengan menggunakan diagram sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2 menghasilkan empat komponen strategi yaitu : 1 Strategi Strengths-
Oppurtunities SO, strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk memperoleh profit dari peluang yang ada, pada umumnya strategi yang dijalankan adalah strategi
agresif. 2 Strategi Weakness-Opportunities WO, merupakan strategi untuk memperoleh keuntungan dari peluang yang ada dalam mengatasi kelemahan, strategi
yang ditawarkan adalah strategi turn-arrround. 3 Strategi Strenghts-Threats ST adalah strategi yang memanfaatkan kekuatan yang ada untuk menghindari ancaman,
strategi yang direkomendasikan pada bagian ini adalah strategi diversifikasi. 4 Strategi Weakness-Threats WT, merupakan strategi yang berusaha meminimalkan
kelemahan dan menghindari ancaman, strategi yang direkomendasikan pada kondisi ini adalah strategi bertahandefensif.
Langkah selanjutnya setelah merumuskan alternatif-alternatif strategi adalah memasukkan alternatif setrategi tersebut ke dalam arsitektur setrategik. Arsitektur
strategik adalah suata gambar rancangan arsitektur yang bermanfaat bagi perusahaan untuk merumuskan strateginya ke dalam kanvas rencana perusahaan untuk meraih visi
dan misinya Yoshida, 2004.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengembangan sistem agribisnis sapi perah perlu didasarkan atas pemahaman yang mendalam mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada di
lapangan. Berikut adalah hasil analisis atas temuan empiris di lapangan, yang dilakukan dengan metode wawancara, diskusi dan penelusuran data-data sekunder
terhadap literatur, kebijakan-kebijakan yang terkait, laporan tahunan dan hasil-hasil kajian terdahulu.
I Strategi SO
Aggressive Strategies II
Strategi ST Diversification Strategies
III Strategi WO
Turn-Around Strategies IV
Strategi WT Defensive Strategies
Peluang
Ancaman Kekuatan
Kelemahan
280 Prosiding Seminar Penelitian Unggulan Departemen Agribisnis 2012
4.1. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan
Faktor-faktor yang menjadi kekuatan usahatani ternak sapi perah yaitu:
1. Pengorganisasian kerja berjalan dengan baik
Pengorganisasian kerja yang dilakukan oleh koperasitelah berjalan dengan baik. Baiknya pengelolaan organisasi ini tercermin dari adanya struktur organisasi serta
pembagian kerja yang jelas pada masing-masing elemen pembentukoganisasi yang menjadi tanggungjawabnya.
2. Pelayanan koperasi yang baik
Pelayanan yang ditawarkan merupakan faktor utama para anggota memiliki keinginan bergabung untuk bekerjasama melaksanakan usaha yang dikelola koperasi.
Koperasi yang mengalami kemajuan adalah koperasi yang berorientasi pada kebutuhan anggota dan menyediakan pelayanan, penyuluhan sebagai upaya
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota, apalagi pasar sangat menuntut susu yang berkualitas tinggi Nurlina, 2005. Dengan pelayanan-pelayanan
tersebutanggota mampu memperoleh manfaat yang diharapkannya. Unit-unit usaha untuk mendukung pelayanan anggota antara lain unit persusuan, unit peternakan, unit
rearing, unit pakan ternak, unit teknis dan transportasi, dan unit BPRB kesehatan, unit simpan pinjam dan waserda. Selain itu, untuk mempermudah para peternak
meyetorkan hasil susunya maka dibangun pos-pos untuk penyetoran susu sebelum dibawa ke koperasi dan disetorkan ke IPS.
3.
Permodalan koperasi yang baik
Ketersediaan modal yang terjamin merupakan kekuatan finansial bagi suatu organisasi. KoperasiKoperasi SAE pujon yang terdapat di wilayah penelitian
merupakan koperasi dengan sumber permodalan yang baik. Sumber permodalan koperasi berasal dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri diperoleh dari
simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Sedangkan modal pinjaman dapat berasal dari anggota, koperasi lainnya danatau anggotanya, bank dan
lembaga keuangan lainnya yang sah. Hal ini menunjukan permodalan koperasi yang tidak bergantung terhadap pihak lain, dan kondisi tersebut menjadi suatu kekuatan
organisasi dalam menjalankan usahanya. Permodalan koperasi yang baik juga menunjang usaha ternak yang dijalankan oleh anggotanya. Dengan permodalan yang
baik, koperasi mampu memberikan pinjaman bagi para pernak baik pinjaman untuk mengganti ternak dengan yang lebih produktif, sarana produksi yang lebih baik,
maupun pinjaman untuk kebutuhan sehari-hari. 4.
Sarana dan prasarana
Ketersediaan fasilitas yang memadai merupakan faktor penting dalam mempermudah dan melancarkan usaha yang dijalankan. Koperasi dalam menjalankan
usaha ternak sapi perah memiliki fasilitas cukup memadai mulai dari fasilitas transportasi untuk distribusi, fasilitas alat pengontrol kualitas susu dan fasilitas untuk
kegiatan sterilisasi susu yang akan disalurkan ke IPS. Fasilitas produksi yang memadai ini mampu memacu peningkatkan kualitas susu yang dihasilkan.