Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat
Pada produk enbal yang dihasilkan dengan masing – masing tipe tersebut,
dilakukan uji proksimat dan serat kasar serta organoleptik meliputi warna, rasa, kerenyahan, aroma dan tekstur. Penentuan perlakuan terbaik pada tahap ke-2
dilakukan dengan metode Buyes dan hasilnya digunakan sebagai formula pada pembuatan enbal ikan di tahap III.
Gambar 6 Skema metode penelitian pembuatan enbal dengan penambahan tepung
ikan layang. Enbal ikan terpilih dilakukan
pendugaan umur simpan dengan model Arrhenius pada
suhu 30 ⁰C, 35 ⁰C dan 45 ⁰C. Analisis Proksimat, serat kasar dan uji
organoleptik. formulasi enbal ikan terpilih dengan metode Bayes dilakukan
analisis kimia, fisik dan mikrobiologis meliputi analisis karbohidrat, HCN, total
energi, karakteristik asam amino, karakteristik asam lemak, TBA,
kerenyahan, TPC dan kapang
Pencampuran
Pengeringan oven dengan suhu sedang + 35-60
C hingga produk benar-benar kering
rr kering Pencetakan
Pemanggangan selama 15 menit
Tepung enbal Tepung ikan
Tepung ikan di campurkan dengan enbal dengan perbandingan tertentu sesuai
perlakuan 0, 5, 10, 15, 20
Produk Enbal Ikan
Enbal tipe B
Enbal tipe A
Enbal tipe C
Enbal tipe D
Enbal tipe E
Penelitian Tahap III
Pada konsentrasi penambahan tepung ikan terbaik yang diperoleh pada tahap ke II dilakukan pengujian berupa analisis kimia, fisik dan mikrobiologis
yang meliputi analisis karbohidrat, total energi, karakteristik asam amino, karakteristik asam lemak, TBA, kerenyahan, TPC, kapang dan pendugaan umur
simpan produk dengan menggunakan metode Accelerated Shelf Life Testing ASLT dengan model Arrhenius. Penentuan faktor kritis merupakan tahap
pendahaluan yang dilakukan untuk mengetahui parameter yang sangat berpengaruh terhadap kualitas produk enbal ikan layang selama penyimpanan
suhu ekstrim. Suhu yang digunakan pada penentuan faktor kritis yaitu suhu ruangan. Parameter yang digunakan adalah parameter kimia meliputi kadar air,
TPC, dan organoleptik. Setiap parameter diamati dan diuji setiap 3 hari. Parameter yang paling cepat melebihi standar untuk TPC dan kadar air atau
yang paling cepat ditolak oleh panelis skor sensori = 3 atau tidak suka akan menjadi faktor kritis yang akan digunakan untuk pendugaan umur simpan.
Parameter kritis yang diperoleh kemudian digunakan untuk menentukan daya simpan enbal ikan layang yang dikemas pada kemasan polyethylene dengan
menggunakan 3 perlakuan suhu ekstrim, yaitu 30
⁰
C, 35
⁰
C dan 45
⁰
C. Pengamatan terhadap nilai TPC, kadar air dan organoleptik dilakukan setiap 7 hari dari hari
ke-0 sampai hari ke-30. Data kemudian diplotkan dan kurva yang terbentuk dimasukkan dalam persamaan Arrhenius untuk menduga umur simpan enbal
kontrol dan enbal ikan layang. Diagram alir keseluruhan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 7.