Definisi Wartawan Kerangka Teori 1. Hakikat Pertanggungjawaban Negara

xxxiv Jika kita lihat dengan seksama, maka dapat disimpulkan bahwa pendapat dari Prof. Sugeng mengenai teori “fault” ini, dapat dikatakan tergolong atau masuk ke dalam teori obyektif.

5. Definisi Wartawan

Dalam hukum nasional Indonesia definisi seorang wartawan terdapat pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers UU Pers, Bab I, pasal 1 ayat 4 disebutkan bahwa: Wartawan adalah orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik. Kegiatan tugas Jurnalistik adalah UU No.40 tahun 1999: Meliput, mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia pasal 1 ayat 1 UU Pers. Adapun pengertian tugas Jurnalistik menurut Adinegero adalah kepandaian yang praktis, objek di samping objek-objek ilmu publisistik, yang mempelajari seluk beluk penyiaran berita dalam keseluruhannya dengan meninjau segala saluran, bukan saja pers tapi juga radio, TV, film, teater, rapat-rapat umum dan segala lapangan www.google.com . Berdasarkan perkembangan zaman menimbulkan bermacam-macam wartawan, seperti wartawan freelance, wartawan media on-line, wartawan blogger penulis website, wartawan infotainment, wartawan perang dan lain-lain. Haris Sumadiria, 2005 : 4. Macam-macam wartawan tersebut dapat digolongkan berdasarkan bentuk jurnalistik, yaitu: xxxv a. Jurnalistik Media Cetak mereka yang bekerja pada bidang ini disebut wartawan media cetak. b. Jurnalistik Media Elektronik Auditif mereka yang bekerja pada bidang ini disebut wartawan radio elektronik auditif c. Jurnalistik Media Elektronik Audiovisual mereka yang bekerja pada bidang ini disebut sebagai wartawan televisi media on-line elektronik audiovisual. Menurut hukum internasional, lebih tepatnya pada pasal 79, protokol I tambahan tahun 1977 dari Konvensi Jenewa tahun 1949, penulis menterjemahkan mengenai definisi seorang wartawan : Wartawan adalah civilan dan sebagai civilian mereka harus dilindungi sedemikian rupa di bawah Konvensi dan Protokol ini. Perlindungan itu hanya diberikan apabila wartawan tersebut tidak melakukan tindakan-tindakan yang mempengaruhi secara merugikan kedudukan mereka sebagai wartawan perang yang ditugaskan pada Angkatan Perang dengan kedudukan seperti yang ditetapkan dalam Pasal 4 a 4 dari Konvensi Ke- III.

6. Perlindungan Terhadap Wartawan Menurut Hukum Internasional