21
Konsep urban farming yang diterapkan pada The Weave ini juga menggunakan sistem graywater bagi pemeliharaannya. Desain bangunan
terintegrasi dengan sistem pemeliharaan dengan pemanfaatan graywater. Skema perawatan dan pemeliharaan lahan tanam pada The Weave dapat
terlihat pada Gambar 2.2. Terdapat tangki yang berada di lantai atas yang berguna untuk mengumpulkan air hujan yang kemudian diolah dan dapat
digunakan sebagai irigasi lahan pertanian. Sisa air yang digunakan untuk pengairan lahan pertanian juga diolah kembali dan diputar kembali untuk
digunakan sebagai pengairan lahan pertanian.
2.4 Vertikultur
2.4.1 Definisi Vertikultur
Menurut Badan Penelitian Tanaman Sayuran, vertikultur adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat,
baik indoor maupun outdoor. Sistem budidaya pertanian secara vertikal atau bertingkat ini merupakan konsep penghijauan yang cocok untuk
daerah perkotaan dan lahan terbatas. Misalnya, umumnya pada lahan 1 m
2
hanya memungkinkan untuk menanam 5 batang tanaman, namun dengan menggunkan sistem vertikultur tanaman yang ditanam dapat mencapai 20
batang tanaman. Vertikultur dapat meningkatkan hasil pertanian hingga sepuluh kali lipat bahkan lebih. Veritkultur merupakan pemanfaatan lahan
sempit dengan seoptimal mungkin. Sehingga lahan sempit yang tidak produktif dapat dimanfaatkan untuk produksi pertanian. Pada umur 50 hari
tanaman sudah bisa memetik hasil panen sayuran, dan selang 1-7 hari kemudian dapat dilakukan panen kedua.
22
2.4.2 Kelebihan dan Kekurangan Vertikultur
Budidaya secara vertikultur memiliki kelebihan dan kekurangan, Keuntungan budidaya secara vertikultur adalah Pujo, 2006 : 425 :
1 Kualitas produksi lebih baik dan lebih bersih 2 Kuantitas produksi lebih tinggi dan kontinuitas produksi dapat
dijaga 3 Menjadi lahan bisnis, baik langsung maupun tidak langsung
4 Dapat digunakan sebagai sumber tanaman obat keluarga 5 Menambah dan memperbaiki gizi keluarga
6 Efisiensi lahan, pupuk, air, benih, dan tenaga kerja 7 Menghilangkan stress atau mengurangi beban pikiran
Sedangkan kekurangan dari budidaya secara vertikultur menurut Pujo 2006 : 425 adalah :
1 Rawan terhadap serangan jamur 2 Investasi awal yang dibutuhkan cukup tinggi
3 Apabila menggunakan atap plastik, maka harus dilakukan
penyiraman tiap hari 4 Perlu tangga atau alat khusus yang dapat dinaiki untuk
pemeliharaan dan pemanenan di lantai atas.
2.4.3 Jenis Vertikultur
Menurut Ir. Mulyono Niti Sapto, staff edukatif pada Fakultas Pertanian UGM, jenis pot vertikultur dapat berupa gerabah, bambu, ataupun peralon.
Jenis-jenis tersebut cocok untuk menanam sayuran berbatang kecil, seperti selada, sawi, kol, bunga, seledri, atau kangkung Gede : 2012. Ada
beberapa jenis vertikultur yang memiliki karakteristik yang berbeda, diantaranya adalah :
1 Vertikultur Vertikal Biasanya jenis ini ditemui dalam bentuk wadah-wadah kokoh
berbentuk kolom yang tegak berdiri di lahan.
23
2 Vertikultur Horizontal Jenis ini ditemui dalam bentuk rak-rak atau tangga bertingkat.
3 Vertikultur Gantung Jenis ini umum terlihat dalam bentuk pot-pot atau wadah yang
diikat oleh talikawat dan digantung pada atap.
4 Vertikultur Susun Jenis ini mirip dengan vertikultur vertikal, hanya berbeda dalam
penyajian wadah dan kolom untuk media tanam yang akan digunakan
2.4.4 Sistem Vertikultur