Karakterisasi Bahan Baku Penelitian
8 ketiga jenis minyak goreng sawit curah yang difortifikasi dengan MSM. Minyak
goreng sawit curah dengan fortifikasi MSM berkualitas baik dapat diperoleh apabila MSM yang telah selesai diproduksi tidak disimpan terlebih dahulu,
melainkan langsung digunakan untuk memfortifikasi.
3.2 Model Kinetika Perubahan Bilangan Peroksida Minyak Goreng Sawit Curah dengan Fortifikasi MSM selama Oksidasi
Bilangan peroksida merupakan metode umum yang digunakan untuk mengukur pembentukan peroksida pada tahap awal oksidasi lipid. Ketiga jenis
minyak goreng sawit dengan fortifikasi MSM terus mengalami peningkatan bilangan peroksida seiring dengan lamanya waktu penyimpanan Lampiran 1, 2,
dan 3. Perbedaan bilangan peroksida awal untuk ketiga jenis minyak ini berpengaruh terhadap laju kerusakan oksidatif yang dialaminya selama
penyimpanan pada suhu oksidasi tertentu. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2, 3, dan 4. Laju reaksi suatu reaksi kimia dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi
reaktan yang digunakan dalam reaksi serta nilai konstanta laju reaksi k. Konstanta laju reaksi k adalah perbandingan antara laju reaksi dengan
konsentrasi reaktan. Nilai k akan semakin besar apabila reaksi berlangsung cepat, walaupun dengan konsentrasi reaktan dalam jumlah kecil. Nilai konstanta laju
reaksi k merupakan nilai absolut dari kemiringan kurva antara konsentrasi dan waktu dapat diketahui setelah mendapatkan ordo reaksi terpilih yang ditunjukkan
dengan nilai R
2
tertinggi. Penyimpanan pada suhu 60, 75, dan 90 °C menunjukkan bahwa minyak
goreng sawit berbilangan peroksida awal 1,99 meq O
2
kg minyak memiliki konstanta laju reaksi sebesar 0,04jam, 0,11jam, dan 0,25jam, minyak goreng
sawit berbilangan peroksida awal 4,00 meq O
2
kg minyak memiliki konstanta laju reaksi sebesar 0,05jam, 0,21jam, dan 0,41jam, sedangkan minyak goreng sawit
berbilangan peroksida awal 9,99 meq O
2
kg minyak memiliki konstanta laju reaksi sebesar 0,05jam, 0,28jam, dan 0,48jam.
Gambar 2 Model perubahan bilangan peroksida minyak goreng sawit curah dengan fortifikasi MSM PVi 1,99, 4,00, dan 9,99 meq O
2
aktifkg minyak pada suhu 60 °C
y = 0,0419x + 1,9897 R² = 0,9683
y = 0,0547x + 3,9961 R² = 0,9801
y = 0,0539x + 9,9896 R² = 0,9852
10 20
30 40
50 60
70 80
90
200 400
600 800
1000 1200
1400 1600
1800 2000
B il
ang an
Per ok
si da
m g
ek ui
v al
en O
2
ak ti
f k
g
Lama Penyimpanan Jam
PVi 1.99 meqkg PVi 4.00 meqkg
PVi 9.99 meqkg
9
Berdasarkan hukum laju reaksi yang menyatakan adanya korelasi antara laju reaksi terhadap konstanta laju reaksi, maka laju oksidasi yang menyebabkan
peningkatan bilangan peroksida dari yang paling cepat hingga yang paling lambat secara berturut-turut adalah minyak goreng sawit berbilangan peroksida awal
9,99, 4,00, dan 1,99 meq O
2
kg minyak. Ordo reaksi diperlukan untuk memilih kurva penentuan konstanta laju reaksi k yang diperoleh dengan cara menghitung
linieritas R
2
yang paling tinggi pada kurva hubungan antara waktu dengan konsentrasi. Berdasarkan perhitungan ordo reaksi untuk ketiga jenis minyak
goreng sawit curah terfortifikasi MSM pada tiap suhu penyimpanan, diketahui bahwa nilai liniearitas R
2
tertinggi dimiliki oleh ordo nol, sehingga perubahan bilangan peroksida selama oksidasi mengikuti reaksi ordo nol, dimana laju tidak
Gambar 4 Model perubahan bilangan peroksida minyak goreng sawit curah dengan fortifikasi MSM PVi 1,99, 4,00, dan 9,99 meq O
2
aktifkg minyak pada suhu 90 °C
y = 0,2549x + 1,9897 R² = 0,9890
y = 0,4116x + 3,9961 R² = 0,9895
y = 0,4840x + 9,9896 R² = 0,9977
10 20
30 40
50 60
70 80
90
20 40
60 80
100 120
140 160
180 200
Bi la
ng an
Pe rok
si da
m g
ek ui
v al
en O
2
ak ti
f k
g
Lama Penyimpanan Jam
PVi 1.99 meqkg PVi 4.00 meqkg
PVi 9.99 meqkg
Gambar 3 Model perubahan bilangan peroksida minyak goreng sawit curah dengan fortifikasi MSM PVi 1,99, 4,00, dan 9,99 meq O
2
aktifkg minyak pada suhu 75 °C
y = 0,1142x + 1,9897 R² = 0,9109
y = 0,2111x + 3,9961 R² = 0,9947
y = 0,2834x + 9,9896 R² = 0,9775
10 20
30 40
50 60
70 80
90
50 100
150 200
250 300
350 400
450
B il
ang an
Per ok
si da
m g
ek ui
v al
en O
2
ak ti
f k
g
Lama Penyimpanan Jam
PVi 1.99 meqkg PVi 4.00 meqkg
PVi 9.99 meqkg
10 bergantung pada konsentrasi reaktan. Perhitungan ordo reaksi perubahan bilangan
peroksida tiga jenis minyak goreng sawit curah dengan bilangan peroksida awal yang berbeda pada tiga suhu penyimpanan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Perhitungan ordo reaksi perubahan bilangan peroksida minyak goreng sawit curah PVi 1,99, 4,00, dan 9,99 meq O
2
aktifkg minyak dengan fortifikasi MSM pada suhu 60, 75, dan 90 °C
Bilangan Peroksida
Awal meq O
2
kg Suhu
Penyimpanan °C
Parameter Ordo 0
Ordo 1 Ordo 2
1,99
60 R
2
0,9683 0,8161
0,0788 Kemiringan
0,0419 0,0025
-0,0004 Intersep
1,9897 0,6880
0,5026 4,00
R
2
0,9801 0,8740
0,4035 Kemiringan
0,0547 0,0036
-0,0004 Intersep
3,9961 1,3853
0,2502 9,99
R
2
0,9852 0,9772
0,8577 Kemiringan
0,0539 0,0029
-0,0002 Intersep
9,9896 2,3015
0,1001 1,99
75 R
2
0,9109 0,9236
0,5541 Kemiringan
0,1142 0,0094
-0,0016 Intersep
1,9897 0,6880
0,5026 4,00
R
2
0,9947 0,7317
-0,0382 Kemiringan
0,2111 0,0106
-0,0009 Intersep
3,9961 1,3853
0,2502 9,99
R
2
0,9775 0,9764
0,8517 Kemiringan
0,2834 0,0117
-0,0006 Intersep
9,9896 2,3015
0,1001 1,99
90 R
2
0,9890 0,5926
-0,2057 Kemiringan
0,2549 0,0216
-0,0036 Intersep
1,9897 0,6880
0,5026 4,00
R
2
0,9895 0,7475
0,0476 Kemiringan
0,4116 0,0209
-0,0019 Intersep
3,9961 1,3853
0,2502 9,99
R
2
0,9977 0,8504
0,3859 Kemiringan
0,4840 0,0162
-0,0007 Intersep
9,9896 2,3015
0,1001 Suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi.
Peningkatan suhu umumnya akan menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Kenaikan suhu dapat meningkatkan jumlah tumbukan antar molekul serta energi
kinetik rata-rata molekul. Labuza 1971 diacu di dalam Andersson dan Lingnert
11 1999 menyatakan bahwa pada suhu yang lebih tinggi, pengaruh konsentrasi
oksigen terhadap laju oksidasi akan mengalami peningkatan. Gambar 5, 6, dan 7 menunjukan pengaruh suhu penyimpanan terhadap laju oksidasi minyak goreng
sawit curah terfortifikasi MSM dengan bilangan peroksida awal yang berbeda, yaitu 1,99, 4,00, dan 9,99 meq O
2
aktifkg minyak.
Gambar 5 Model perubahan bilangan peroksida minyak goreng sawit curah dengan fortifikasi MSM PVi 1,99 meq O
2
aktifkg minyak pada suhu 60, 75, dan 90 °C
y = 0,0419x + 1,9897 R² = 0,9683
y = 0,1142x + 1,9897 R² = 0,9109
y = 0,2549x + 1,9897 R² = 0,9890
10 20
30 40
50 60
70 80
90
500 1000
1500 2000
B il
ang an
Per ok
si da
m g
ek ui
v al
en
O
2
ak ti
f k
g
Lama Penyimpanan Jam
Suhu 60 °C Suhu 75 °C
Suhu 90 °C
Gambar 6 Model perubahan bilangan peroksida minyak goreng sawit curah dengan fortifikasi MSM PVi 4,00 meq O
2
aktifkg minyak pada suhu 60, 75, dan 90 °C
y = 0,0547x + 3,9961 R² = 0,9801
y = 0,2111x + 3,9961 R² = 0,9947
y = 0,4116x + 3,9961 R² = 0,9895
10 20
30 40
50 60
70 80
90
100 200
300 400
500 600
700 800
900
B il
ang an
Per ok
si da
m g
ek ui
v al
en O
2
ak ti
f k
g
Lama Penyimpanan Jam
Suhu 60 °C Suhu 75 °C
Suhu 90 °C
12
Gambar 7 Model perubahan bilangan peroksida minyak goreng sawit curah dengan fortifikasi MSM PVi 9,99 meq O
2
aktifkg minyak pada suhu 60, 75, dan 90 °C
y = 0,0539x + 9,9896 R² = 0,9852
y = 0,2834x + 9,9896 R² = 0,9775
y = 0,4840x + 9,9896 R² = 0,9977
10 20
30 40
50 60
70 80
90
100 200
300 400
500 600
B il
ang an
Per ok
si da
m g
ek ui
v al
en O
2
ak ti
f k
g
Lama Penyimpanan Jam
Suhu 60 °C Suhu 75 °C
Suhu 90 °C
Konstanta laju reaksi oksidasi lipid pada suhu 60 °C hampir sama untuk ketiga jenis minyak goreng sawit curah dengan fortifikasi MSM berbilangan
peroksida awal yang berbeda, yaitu sebesar 0,04-0,05jam. Kenaikan suhu penyimpanan menjadi 75 dan 90 °C menyebabkan peningkatan konstanta laju
reaksi. Pada penyimpanan suhu 75 °C, minyak goreng sawit curah dengan fortifikasi MSM berbilangan peroksida awal sebesar 1,99 meq O
2
aktifkg minyak mengalami peningkatan konstanta laju reaksi sebesar tiga kali lipat, yaitu
0,11jam, sedangkan minyak goreng sawit curah dengan fortifikasi MSM berbilangan peroksida awal sebesar 4,00 dan 9,99 meq O
2
aktifkg minyak mengalami peningkatan konstanta laju reaksi sebesar lima dan enam kali lipat,
yaitu 0,21jam dan 0,28jam. Peningkatan konstanta laju reaksi semakin ekstrim pada suhu penyimpanan 90 °C, dimana minyak goreng sawit curah dengan
fortifikasi MSM berbilangan peroksida awal sebesar 1,99 meq O
2
aktifkg minyak mengalami peningkatan konstanta laju reaksi sebesar lima kali lipat menjadi
0,25jam, sedangkan minyak goreng sawit curah dengan fortifikasi MSM berbilangan peroksida awal sebesar 4,00 dan 9,99 meq O
2
aktifkg minyak mengalami peningkatan konstanta laju reaksi sebesar sembilan kali lipat menjadi
0,41jam dan 0,48jam. Nilai k cenderung tinggi pada suhu yang lebih tinggi. Hal ini menandakan
bahwa kecepatan reaksi akan meningkat seiring dengan peningkatan suhu Takahashi et al. 2000. Suhu, paparan oksigen, serta lamanya waktu
penyimpanan juga menyebabkan peningkatan bilangan peroksida pada campuran minyak kedelai dan minyak sawit hingga mencapai 70 meq O
2
aktifkg minyak setelah disimpan selama 8 minggu Siddique et al. 2010. Penelitian yang
dilakukan oleh Crapiste et al. 1999 pada minyak biji bunga matahari yang disimpan pada suhu 30, 47, dan 67 °C juga mengalami peningkatan bilangan
peroksida hingga mencapai 265 meq O
2
aktifkg minyak setelah disimpan selama 41 hari. Minyak VCO juga mengalami peningkatan bilangan eroksida setelah
disimpan pada suhu 63 °C selama 40 hari Rohman et al. 2011
13 Ketergantungan sebagian besar reaksi kimia dalam sistem pangan terhadap
suhu dapat ditinjau menggunakan persamaan Arrhenius. Persamaan Arrhenius juga dapat digunakan untuk mengetahui hubungan antara suhu T, konstanta laju
reaksi k, dan energi aktivasi Ea. Nilai konstanta laju reaksi k yang diperoleh setelah penentuan ordo reaksi Tabel 3, diubah menjadi bilangan logaritma
natural dan diplotkan dengan 1suhu dalam Kelvin, sehingga didapatkan kurva antara ln konstanta laju reaksi dengan 1suhu Gambar 8.
Energi aktivasi Ea merupakan jumlah energi minimum yang dibutuhkan agar suatu reaksi kimia dapat berlangsung. Nilai Ea dapat diketahui setelah nilai
kemiringan kurva diperoleh. Tabel 4 menunjukkan nilai energi aktivasi perubahan bilangan peroksida ketiga jenis minyak goreng sawit curah dengan fortifikasi
MSM.
Tabel 4 Energi aktivasi perubahan bilangan peroksida minyak goreng sawit curah dengan fotifikasi MSM berbilangan peroksida awal 1,99, 4,00,
dan 9,99 meq O
2
aktifkg minyak Bilangan Peroksida
Awal meq O
2
kg Kemiringan
Kurva Konstanta Gas
mol
.
K Energi Aktivasi
Jmol 1,99
-7280,66 8,314
60531,41 4,00
-8165,10 8,314
67884,64 9,99
-8900,32 8,314
73997,26 Berdasarkan Tabel 4, minyak goreng sawit curah dengan fortifikasi MSM
berbilangan peroksida awal 1,99, 4,00, dan 9,99 meq O
2
aktifkg minyak memiliki energi aktivasi sebesar 60,53, 67,88, dan 74,00 kJmol. Energi aktivasi yang lebih
Gambar 8 Perubahan konstanta laju reaksi perubahan bilangan peroksida minyak goreng sawit curah dengan fortifikasi MSM PVi 1,99,
4,00, dan 9,99 meq O
2
aktifkg minyak pada suhu 60, 75, dan 90 °C
y = -7.280,66x + 18,71 R² = 1,00
y = -8.165,10x + 21,71 R² = 0,97
y = -8.900,32x + 23,97 R² = 0,93
-3,5 -3,0
-2,5 -2,0
-1,5 -1,0
-0,5 0,0
0,0027 0,0028
0,0028 0,0029
0,0029 0,0030
0,0030 0,0031
ln K
onst ant
a Laj
u R
ea k
si J
am
1Suhu K
PV 1.99 meqkg PV 4.00 meqkg
PV 9.99 meqkg
14 tinggi merupakan indikasi bahwa hanya dibutuhkan perubahan suhu yang lebih
kecil untuk menstimulasi perubahan tertentu dalam suatu reaksi kimia Tan et al. 2001, sehingga minyak goreng sawit berbilangan peroksida awal 9,99 meq O
2
aktifkg minyak akan lebih sensitif mengalami peningkatan bilangan peroksida apabila terjadi peningkatan suhu penyimpanan dibandingkan dua jenis minyak
lainnya.
Persamaan Arrhenius juga dapat digunakan untuk menentukan umur simpan suatu produk pangan. Oksidasi lipid yang menyebabkan peningkatan bilangan
peroksida pada ketiga jenis minyak goreng sawit curah dengan fortifikasi MSM berbilangan peroksida awal yang berbeda mengikuti reaksi ordo nol, sehingga
penentuan umur simpan dilakukan dengan persamaan penurunan mutu ordo nol sebagai berikut:
t
s
= Qo-Qs
k t
s
: lama penyimpanan jam Qo
: nilai mutu awal Qs
: nilai mutu akhir yang dapat diterima k
: konstanta laju reaksi Kilcast et al. 2000.
Batas akhir bilangan peroksida yang digunakan adalah 10 meq O
2
aktifkg minyak SNI 7709-2012, sedangkan batas awal yang digunakan adalah nilai
bilangan peroksida awal minyak goreng sawit curah yang telah difortifikasi dengan MSM. Tabel 5 menunjukkan umur simpan ketiga jenis minyak goreng
sawit curah terfortifikasi MSM.
Tabel 5 Umur simpan minyak goreng sawit curah dengan fortifikasi MSM berbilangan peroksida awal 1,99, 4,00, dan 9,99 meq O
2
aktifkg minyak pada suhu 30 °C kondisi penyimpanan gelap
Q
o
meq O
2
kg minyak Intersep Kemiringan
k Umur Simpan
Jam Umur Simpan
Bulan 1,99
18,71 -7280,66
4,90x10
-3
1634,79 2,27
4,00 21,71
-8165,10 5,31x10
-3
1129,22 1,59
9,99 23,96
-8900,32 4,50x10
-3
2,22 -
Berdasarkan Tabel 5, minyak goreng sawit berbilangan peroksida awal 1,99 dan 4,00 meq O
2
aktifkg minyak memiliki umur simpan yang hampir sama yaitu masing-masing sekitar 2,3 dan 1,6 bulan, sedangkan minyak
goreng sawit berbilangan peroksida awal 9,99 meq O
2
aktifkg minyak hanya memiliki umur simpan selama 2,2 jam. Hal ini disebabkan batas mutu awal
yang digunakan nilainya hampir mendekati batas mutu akhir dimana produk masih dapat diterima. Minyak goreng sawit dengan bilangan peroksida tertinggi,
yaitu 7,99 meq O
2
aktifkg minyak tidak ideal untuk difortifikasi dengan MSM yang tidak memenuhi persyaratan karena berpengaruh terhadap peningkatan
bilangan peroksida minyak goreng sawit curah yang telah difortifikasi sehingga umur simpannya menjadi lebih pendek. Bilangan peroksida sebesar 0-4 meq O
2
15 aktifkg minyak masih dapat dijadikan batas yang cukup ideal bagi minyak untuk
difortifikasi dengan MSM karena minyak goreng sawit yang telah difortifikasi masih memiliki umur simpan yang memenuhi jangka waktu umum distribusi
minyak goreng sawit curah dari industri hingga ke rumah tangga, yaitu 1 bulan Prianto 2010 jika disimpan dalam kondisi gelap pada suhu 30 °C walaupun
dengan kualitas MSM yang tidak memenuhi persyaratan.
3.3 Model Kinetika Pembentukan Asam Lemak Bebas Minyak Goreng Sawit Curah dengan Fortifikasi MSM selama Oksidasi
Asam lemak bebas merupakan hasil pemutusan ikatan ester antara asam lemak dan gliserol Wrolstad et al. 2005 diacu di dalam Ayustaningwarno 2010.
Menurut Dauqan et al. 2011, minyak sawit dan minyak sawit merah mengandung asam palmitat 16:0 42,46 dan 36,77 dan asam oleat 18:0
44,62 dan 49,48 sebagai asam lemak dominan. Asam-asam lemak tidak jenuh khususnya asam oleat teroksidasi melalui mekanisme reaksi berantai
autokatalitik radikal bebas, yang terdiri dari tahap inisiasi, propagasi, dan terminasi Ayustaningwarno 2010. Kandungan asam oleat yang tinggi di dalam
minyak sawit dan minyak sawit merah menyebabkan kedua jenis minyak ini rentan terhadap oksidasi walaupun kecepatan oksidasinya lebih kecil jika
dibandingkan dengan asam linoleat. Pengetahuan mengenai kinetika peningkatan kadar asam lemak bebas dapat digunakan untuk memprediksi karakter oksidasi,
sehingga kondisi proses maupun penyimpanan yang tepat dapat ditentukan.
Ketiga jenis minyak goreng sawit dengan fortifikasi MSM berbilangan peroksida awal yang berbeda, yaitu 1,99, 4,00, dan 9,99 meq O
2
aktifkg minyak, terus mengalami peningkatan kadar asam lemak bebas seiring dengan lamanya
waktu penyimpanan Lampiran 4, 5, dan 6. Perbedaan bilangan peroksida awal terhadap model peningkatan kadar asam lemak bebas yang berbeda untuk setiap
suhu penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 9, 10, dan 11.
Gambar 9 Model pembentukan asam lemak bebas minyak goreng sawit curah dengan fortifikasi MSM PVi 1,99, 4,00, dan 9,99 meq O
2
aktifkg minyak pada suhu 60 °C
y = 0,00004x + 0,09180 R² = 0,97877
y = 0,00007x + 0,24040 R² = 0,92945
y = 0,00009x + 0,25150 R² = 0,93628
0,05 0,10
0,15 0,20
0,25 0,30
0,35
500 1000
1500 2000
K adar
A sa
m L
em ak
B ebas
Lama Penyimpanan Jam
PVi 1.99 meqkg PV 4.00 meqkg
PVi 9.99 meqkg
16
Penyimpanan pada suhu 60, 75, dan 90 °C menunjukkan bahwa minyak goreng sawit berbilangan peroksida awal 1,99 meq O
2
kg minyak memiliki konstanta laju reaksi sebesar 4,30x10
-5
jam, 11,64x10
-5
jam, dan 43,67x10
-5
jam, minyak goreng sawit berbilangan peroksida awal 4,00 meq O
2
kg minyak memiliki konstanta laju reaksi sebesar 9,02x10
-5
jam, 20,72x10
-5
jam, dan 45,10x10
-5
jam, sedangkan minyak goreng sawit berbilangan peroksida awal 9,99 meq O
2
kg minyak memiliki konstanta laju reaksi sebesar 6,89x10
-5
jam, 40,02x10
-5
jam, dan 57,47x10
-5
jam. Reaksi oksidasi yang menyebabkan Gambar 10 Model pembentukan asam lemak bebas minyak goreng sawit curah
dengan fortifikasi MSM PVi 1,99, 4,00, dan 9,99 meq O
2
aktifkg minyak pada suhu 75 °C
y = 0,0001x + 0,0918 R² = 0,9457
y = 0,0002x + 0,2404 R² = 0,9792
y = 0,0004x + 0,2515 R² = 0,9891
0,05 0,10
0,15 0,20
0,25 0,30
0,35
50 100
150 200
250 300
350 400
450
K adar
A sa
m L
em ak
B ebas
Lama Penyimpanan Jam
PVi 1.99 meqkg PVi 4.00 megkg
PVi 9.99 meqkg
Gambar 11 Model pembentukan asam lemak bebas minyak goreng sawit curah dengan fortifikasi MSM PVi 1,99, 4,00, dan 9,99 meq O
2
aktifkg minyak pada suhu 90 °C
y = 0,0004x + 0,0918 R² = 0,7277
y = 0,0005x + 0,2404 R² = 0,9755
y = 0,0006x + 0,2515 R² = 0,9953
0,05 0,10
0,15 0,20
0,25 0,30
0,35 0,40
50 100
150 200
K adar
A sa
m L
em ak
B ebas
Lama Penyimpanan Jam
PVi 1.99 meqkg PVi 4.00 meqkg
PVi 9.99 megkg
17 peningkatan kadar asam lemak bebas minyak goreng sawit berbilangan peroksida
awal 9,99 meq O
2
aktifkg minyak memiliki nilai k paling besar jika dibandingkan dengan kedua jenis minyak lainnya baik pada suhu 60, 75, maupun 90 °C
mengakibatkan minyak dengan bilangan peroksida awal tertinggi ini memiliki laju pembentukan asam lemak bebas yang paling besar jika dibandingkan dengan dua
jenis minyak lainnya.
Ordo reaksi diperlukan untuk memilih kurva penentuan konstanta laju reaksi k yang diperoleh dengan cara menghitung linieritas R
2
yang paling tinggi pada kurva hubungan antara waktu dengan konsentrasi. Perhitungan ordo reaksi
pembentukan asam lemak bebas dari tiga jenis minyak goreng sawit curah dengan bilangan peroksida awal yang berbeda pada tiga suhu penyimpanan dapat dilihat
pada Tabel 6.
Tabel 6 Perhitungan ordo reaksi pembentukan asam lemak bebas minyak goreng curah PVi 1,99, 4,00, dan 9,99 meq O
2
aktifkg minyak dengan fortifikasi MSM pada suhu 60, 75, dan 90 °C
Bilangan Peroksida Awal
meq O
2
kg Suhu
Penyimpanan °C
Parameter Ordo 0
Ordo 1 Ordo 2
1,99
60 R
2
0,9788 0,9568
0,8957 Kemiringan
4,30x10
-5
3,60x10
-4
-3,10x10
-3
Intersep 0,0918
-2,3881 10,8932
4,00 R
2
0,9294 0,9068
0,8807 Kemiringan
6,89x10
-5
2,63x10
-4
-1,01x10
-3
Intersep 0,2404
-1,4255 4,1597
9,99 R
2
0,9363 0,9197
0,9008 Kemiringan
9,02x10
-5
3,36x10
-4
-1,25x10
-3
Intersep 0,2515
-1,3803 3,9761
1,99
75 R
2
0,9457 0,9417
0,9368 Kemiringan
1,16x10
-4
1,10x10
-3
-9,84x10
-3
Intersep 0,0918
-2,3881 10,8932
4,00 R
2
0,9792 0,9642
0,9442 Kemiringan
2,07x10
-4
7,78x10
-4
-2,93x10
-3
Intersep 0,2404
-1,4255 4,1597
9,99 R
2
0,9890 0,9775
0,9611 Kemiringan
4,00x10
-4
1,44x10
-3
-5,24x10
-3
Intersep 0,2515
-1,3803 3,9761
1,99
90 R
2
0,7276 0,5760
0,4042 Kemiringan
4,37x10
-4
3,68x10
-3
-3,17x10
-2
Intersep 0,0918
-2,3881 10,8932
4,00 R
2
0,9755 0,9610
0,9391 Kemiringan
4,51x10
-4
1,68x10
-3
-6,27x10
-3
Intersep 0,2404
-1,4255 4,1597
9,99 R
2
0,9953 0,9864
0,9695 Kemiringan
5,75x10
-4
2,02x10
-3
-7,13x10
-3
Intersep 0,2515
-1,3803 3,9761
18 Berdasarkan perhitungan ordo reaksi untuk ketiga jenis minyak goreng
sawit curah terfortifikasi MSM pada tiap suhu penyimpanan, diketahui bahwa nilai liniearitas R
2
tertinggi terdapat pada ordo nol, sehingga perubahan bilangan peroksida selama oksidasi mengikuti reaksi ordo nol, dimana laju tidak
bergantung pada konsentrasi reaktan. Model kinetika pembentukan asam lemak bebas yang mengikuti ordo reaksi nol juga ditemukan pada NDRPO Neutralized
Deodorized Red Palm Oil Ayustaningwarno 2010.
Peningkatan suhu oksidasi selama penyimpanan menyebabkan peningkatan laju reaksi pembentukan asam lemak bebas seperti yang ditunjukkan pada Gambar
12, 13, dan 14.
Gambar 12 Model pembentukan asam lemak bebas minyak goreng sawit curah dengan fortifikasi MSM PVi 1,99 meq O
2
aktifkg minyak pada suhu 60, 75, dan 90 °C
y = 0,00004x + 0,09180 R² = 0,97877
y = 0,00012x + 0,09180 R² = 0,94569
y = 0,00044x + 0,09180 R² = 0,72766
0,07 0,09
0,11 0,13
0,15 0,17
0,19
500 1000
1500 2000
K adar
A sa
m L
em ak
B ebas
Lama Penyimpanan Jam
Suhu 60 °C Suhu 75 °C
Suhu 90 °C
Gambar 13 Model pembentukan asam lemak bebas minyak goreng sawit curah dengan fortifikasi MSM PVi 4,00 meq O
2
aktifkg minyak pada suhu 60, 75, dan 90 °C
y = 0,00007x + 0,24040 R² = 0,92945
y = 0,00021x + 0,24040 R² = 0,97920
y = 0,00045x + 0,24040 R² = 0,97552
0,23 0,24
0,25 0,26
0,27 0,28
0,29 0,30
0,31 0,32
0,33
100 200
300 400
500 600
700 800
900
K adar
A sa
m L
em ak
B ebas
Lama Penyimpanan Jam
Suhu 60 °C Suhu 75 °C
Suhu 90 °C
19
Asam lemak bebas dibentuk melalui aktivitas hidrolitik dari enzim lipase serta oksidasi triasilgliserol dalam minyak, dengan keberadaan air dan oksigen
selama waktu penyimpanan tertentu Bensmira et al. 2007. Model pembentukan asam lemak bebas pada ketiga jenis minyak goreng sawit curah dengan fortifikasi
MSM berbilangan peroksida awal yang berbeda yaitu 1,99, 4,00, dan 9,99 meq O
2
aktifkg minyak menunjukkan bahwa kadar asam lemak bebas meningkat semakin cepat apabila suhu oksidasi ditingkatkan. Terdapat penelitian lain juga
menemukan hubungan antara peningkatan persentasi asam lemak bebas terhadap peningkatan suhu oksidasi selama waktu penyimpanan tertentu. Tadakittisarn et
al. 2011 menemukan bahwa kadar asam lemak bebas pada minyak Jatropha curcas lebih tinggi pada suhu penyimpanan 50 °C jika dibandingkan dengan suhu
penyimpanan 37 °C. Laju reaksi pembentukan asam lemak bebas pada minyak sawit merah juga mengalami peningkatan sebanyak tiga kali lipat dari suhu
penyimpanan 60 °C ke suhu penyimpanan 90 °C Ayustaningwarno 2010.
Nilai konstanta laju reaksi oksidasi lipid yang menyebabkan pembentukan asam lemak bebas terus mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya
suhu penyimpanan. Pada suhu 60 °C, ketiga jenis minyak memiliki konstanta laju reaksi sebesar 0,00004-0.00009jam. Pada penyimpanan suhu 75 °C, minyak
goreng sawit berbilangan peroksida awal sebesar 1,99 meq O
2
aktifkg minyak mengalami peningkatan konstanta laju reaksi sebesar tiga kali lipat, menjadi
0,00012jam, sedangkan minyak goreng sawit berbilangan peroksida awal sebesar 4,00 dan 9,99 meq O
2
aktifkg minyak mengalami peningkatan konstanta laju reaksi sebesar tiga dan empat setengah kali lipat, yaitu menjadi 0,00021jam dan
0,00040jam. Peningkatan konstanta laju reaksi semakin ekstrim pada suhu penyimpanan 90 °C, dimana minyak goreng sawit dengan bilangan peroksida
awal sebesar 1,99 meq O
2
aktifkg minyak mengalami peningkatan konstanta laju reaksi sebesar sebelas kali lipat menjadi 0,00044jam, sedangkan minyak goreng
Gambar 14 Model pembentukan asam lemak bebas minyak goreng sawit curah dengan fortifikasi MSM PVi 9,99 meq O
2
aktifkg minyak pada suhu 60, 75, dan 90 °C
y = 0,00009x + 0,25150 R² = 0,93628
y = 0,00040x + 0,25150 R² = 0,98906
y = 0,00056x + 0,25361 R² = 0,99701
0,24 0,26
0,28 0,30
0,32 0,34
0,36
100 200
300 400
500 600
K ad
ar A
sam L
em ak
B eb
as
Lama Penyimpanan Jam
Suhu 60 °C Suhu 75 °C
Suhu 90 °C
20 sawit curah dengan fortifikasi MSM berbilangan peroksida awal sebesar 4,00 dan
9,99 meq O
2
aktifkg minyak mengalami peningkatan konstanta laju reaksi sebesar enam kali lipat menjadi 0,00045jam dan 0,00056jam.
Konstanta laju reaksi pembentukan asam lemak bebas yang diperoleh setelah penentuan ordo reaksi Tabel 5 kemudian diubah menjadi bilangan
logaritma natural dan diplotkan dengan 1suhu dalam Kelvin, sehingga didapatkan kurva antara ln konstanta laju reaksi dengan 1suhu Gambar 15. Hal
ini dilakukan untuk mendapatkan suatu persamaan Arrhenius sehingga hubungan antara suhu T, konstanta laju reaksi k, dan energi aktivasi Ea dapat diketahui.
Energi aktivasi Ea merupakan jumlah energi minimum yang dibutuhkan agar suatu reaksi kimia dapat berlangsung. Nilai Ea dapat diketahui setelah nilai
kemiringan kurva diperoleh. Tabel 7 menunjukkan nilai energi aktivasi pembentukan asam lemak bebas ketiga jenis minyak goreng sawit curah dengan
fortifikasi MSM.
Tabel 7 Energi aktivasi pembentukan asam lemak bebas minyak goreng sawit curah dengan fotifikasi MSM berbilangan peroksida awal 1,99, 4,00,
dan 9,99 meq O
2
aktifkg minyak Bilangan Peroksida
Awal meq O
2
kg Kemiringan
Kurva Konstanta Gas
mol
.
K Energi Aktivasi
Jmol 1,99
-9316,44 8,314
77456,88 4,00
-7584,67 8,314
63058,95 9,99
-7386,01 8,314
61407,29 Gambar 15 Perubahan konstanta laju reaksi pembentukan asam lemak bebas
minyak goreng sawit curah dengan fortifikasi MSM PVi 1,99, 4,00, dan 9,99 meq O
2
aktifkg minyak pada suhu 60,75, dan 90 °C
y = -9.316,44x + 17,85 R² = 0,99
y = -7.584,67x + 13,23 R² = 0,99
y = -7.386,01x + 13,04 R² = 0,90
-10,5 -10,0
-9,5 -9,0
-8,5 -8,0
-7,5 -7,0
0,0027 0,0028
0,0028 0,0029
0,0029 0,0030
0,0030 0,0031
ln K onst
ant a
L aj
u R
eaks i
Jam
1Suhu K
PVi 1.99 meqkg PVi 4.00 meqkg
PVi 9.99 meqkg
21 Berdasarkan Tabel 7, minyak goreng sawit curah dengan fortifikasi MSM
berbilangan peroksida awal 1,99, 4,00, dan 9,99 meq O
2
aktifkg minyak memiliki energi aktivasi pembentukan asam lemak bebas sebesar 77,46, 63,06, dan 61,41
kJmol. Nilai energi aktivasi yang tinggi pada minyak berbilangan peroksida awal sebesar 1,99 meq O
2
aktifkg minyak menyebabkan sensitivitasnya terhadap peningkatan suhu menjadi semakin besar sehingga akan lebih rentan mengalami
degradasi oksidatif yang menyebabkan pembentukan asam lemak bebas apabila terjadi peningkatan suhu selama penyimpanan dibandingkan dua jenis minyak
lainnya.
Persamaan Arrhenius yang diperoleh kemudian digunakan untuk menentukan umur simpan ketiga jenis minyak goreng sawit curah dengan
fortifikasi MSM berbilangan peroksida awal yang berbeda tersebut. Oksidasi lipid yang menyebabkan peningkatan kadar asam lemak bebas pada ketiga jenis
minyak ini mengikuti reaksi ordo nol, sehingga penentuan umur simpan dilakukan dengan persamaan penurunan mutu ordo nol sebagai berikut:
t
s
= Qo-Qs
k t
s
: lama penyimpanan jam Qo
: nilai mutu awal Qs
: nilai mutu akhir yang dapat diterima k
: konstanta laju reaksi Kilcast et al. 2000.
Batas akhir kadar asam lemak bebas yang digunakan adalah 0,3 SNI 7709-2012, sedangkan batas awal yang digunakan adalah nilai kadar asam lemak
bebas awal minyak goreng sawit curah yang telah difortifikasi dengan MSM. Tabel 8 menunjukkan umur simpan ketiga jenis minyak goreng sawit curah yang
telah difortifikasi dengan MSM.
Tabel 8 Umur simpan minyak goreng sawit curah dengan fortifikasi MSM berbilangan peroksida awal 1,99, 4,00, dan 9,99 meq O
2
aktifkg minyak pada suhu 30 °C kondisi penyimpanan gelap
Q
o
Intersep Kemiringan
k Umur Simpan
Jam Umur Simpan
Bulan 0,09
17,85 -9.316,44
2,50x10
-6
83841,13 116,45
0,24 13,23
-7.584,67 7,49x10
-6
8010,46 11,12
0,25 13,04
-7.386,01 1,19x10
-5
4190,34 5,82
Berdasarkan Tabel 8, minyak goreng sawit curah dengan fortifikasi MSM berbilangan peroksida awal 1,99 meq O
2
aktifkg minyak memiliki umur simpan yang paling lama yaitu 116 bulan, minyak goreng sawit berbilangan peroksida
awal 4,00 meq O
2
aktifkg minyak memiliki umur simpan selama 11 bulan, sedangkan minyak goreng sawit berbilangan peroksida awal 9,99 meq O
2
aktifkg minyak memiliki umur simpan selama 5,8 bulan. Minyak goreng sawit curah
dengan fortifikasi MSM berbilangan peroksida awal 1,99 meq O
2
aktifkg minyak memiliki umur simpan yang paling lama jika dibandingkan dengan kedua jenis
22 minyak lainnya. Hal ini disebabkan batas mutu awal yang digunakan nilainya
masih sangat kecil dari batas mutu akhir dimana produk masih dapat diterima.