Kayu Meranti Perekat Isocyanate

dinding, atau atap. Karena susunan lapisan veneernya, kayu lapis memiliki bentuk yang stabil, kekuatan yang lebih homogen dibandingkan kayu solid, mudah dipotong dan dikerjakan, kuat dan kaku, dapat langsung digunakan, mudah disambung dengan paku atau perekat, dan permukaannya halus sehingga dapat langsung dicat Surjokusumo 1984.

2.6 Kayu Meranti

Meranti terdiri dari kelompok meranti kuning, meranti merah, dan meranti putih. Kayu meranti memiliki sifat fisis berat jenis antara 0,3 - 0,86 pada kandungan air 15. Menurut kekuatannya, jenis-jenis meranti dapat digolongkan dalam kelas kuat II-IV, sedangkan keawetannya tergolong dalam kelas III-IV. Kayu meranti memiliki sifat mekanis MOE sebesar 62.000 kgcm 2 atau 6080,12 MPa dalam keadaan basah dan 66.000 kgcm 2 atau 6472,39 MPa dalam keadaan kering. Tegangan pada batas proporsi kayu meranti adalah sebesar 145 kgcm 2 14,22 MPa dalam keadaan basah dan 179 kgcm 2 17,55 MPa dalam keadaan kering. Sedangkan tegangan pada batas patahnya adalah sebesar 309 kgcm 2 30,3 MPa dalam keadaan basah dan 359 kgcm 2 35,21 MPa dalam keadaan kering Martawijaya et al. 1981.

2.7 Perekat Isocyanate

Perekat adalah substansi yang memiliki kemampuan untuk mempersatukan bahan sejenis atau tidak sejenis melalui ikatan permukaannya. Merekatnya dua buah benda terjadi karena adanya gaya tarik menarik antara perekat dengan bahan yang direkat gaya adhesi dan gaya tarik menarik gaya kohesi antara perekat dengan bahan yang direkat Vick 1999 . Salah satu jenis perekat adalah perekat isocyanate, yaitu perekat yang berbasis pada reaktifitas yang tinggi dari radikal isocyanate. Ikatan dengan polaritas yang kuat dari senyawa yang juga membawa radikal ini tidak hanya mempunyai potensi daya rekat yang baik tetapi juga potensial untuk membentuk ikatan kovalen dengan substrat yang mempunyai gugus hidrogen reaktif Marra 1992. Isocyanate berbentuk liquid yang mengandung isomer dan oligomer dari methylene diphenyl diisocyanate. Perekat ini berwarna coklat terang dan garis perekatannya tidak terlihat. Diperlukan temperatur dan tekanan yang tinggi untuk menghasilkan perkembangan ikatan yang terbaik. Sifat kekuatan perekat ini adalah memiliki kekuatan kering dan basah yang tinggi, sangat tahan terhadap air dan udara lembab, serta dapat direkatkan pada besi dan plastik Vick 1999 . Keuntungan perekat isocyanate dibandingkan perekat berbahan dasar resin menurut Marra 1992 adalah membutuhkan jumlah yang lebih sedikit untuk memproduksi papan dengan kekuatan yang sama, dapat menggunakan suhu kempa yang lebih rendah, memungkinkan penggunaan kempa yang lebih cepat, lebih toleran pada partikelbahan berkadar air tinggi, membutuhkan energi yang lebih sedikit dalam pengeringan, dimensi yang dihasilkan lebih stabil, dan tidak adanya emisi formaldehyde. Salah satu senyawa kimia berbahaya yang termasuk dalam kelompok isocyanate adalah methyl isocyanate. Senyawa ini mengandung gugus sianida CN. Gugus ini akan bersifat lebih polar jika berikatan dengan hemoglobin daripada ikatan hemoglobin dengan oksigen. Bila senyawa ini terhirup oleh manusia, dalam plasma darah manusia akan terjadi ikatan methyl isocyanate dan hemoglobin, dan membatasi kesediaan oksigen dalam darah. Hal ini dapat membuat kematian karena kekurangan oksigen. Methyl isocyanate jika bereaksi dengan air akan menghasilkan gas karbondioksida dan 1,3-dimethylurea. Kedua zat ini merupakan zat sampah bagi tubuh manusia. Meskipun tidak masuk paru-paru, jika manusia secara tidak sengaja mengonsumsi Methyl isocyanate. Maka akan ada gas CO2 dan dimetilurea yang ada dalam pencernaan. Jika dalam tubuh dimetilurea ini tidak cepat dikeluarkan memlalui urin, maka akan ada kelebihan amonia dalam tubuh dan akan lebih berbahaya bagi tubuh dan saluran cerna.

BAB III. METODE PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Uji model bresing pada dinding bambu Sandwich panel untuk rumah tahan gempa

1 9 81

Pengujian dinding geser dengan variasi batang pengaku (bresing) untuk rumah tahan gempa

0 5 62

PERILAKU KUAT GESER DINDING PANEL DENGAN PERKUATAN TULANGAN DIAGONAL BAMBU Perilaku Kuat Geser Dinding Panel Dengan Perkuatan Tulangan Diagonal Bambu.

0 2 21

PERILAKU KUAT GESER DINDING PANEL DENGAN PERKUATAN TULANGAN DIAGONAL BAMBU Perilaku Kuat Geser Dinding Panel Dengan Perkuatan Tulangan Diagonal Bambu.

0 4 15

UJI KUAT LENTUR DINDING PANEL MENGGUNAKAN TULANGANANYAMAN BAMBU DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG Uji Kuat Lentur Dinding Panel Menggunakan Tulangan Anyaman Bambu Dengan Agregat Pecahan Genteng Sebagai Pengganti Kerikil (Agregat Kasar).

0 2 19

UJI KUAT LENTUR DINDING PANEL MENGGUNAKAN TULANGANANYAMAN BAMBU DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG Uji Kuat Lentur Dinding Panel Menggunakan Tulangan Anyaman Bambu Dengan Agregat Pecahan Genteng Sebagai Pengganti Kerikil (Agregat Kasar).

0 1 15

TINJAUAN KUAT LENTUR DINDING PANEL BATU APUNG DENGAN PENULANGAN BAMBU TINJAUAN KUAT LENTUR DINDING PANEL BATU APUNG DENGAN PENULANGAN BAMBU.

0 1 9

TINJAUAN KUAT LENTUR DINDING PANEL DENGAN TULANGAN ANYAMAN BAMBU Tinjauan Kuat Lentur Dinding Panel Dengan Tulangan Anyaman Bambu Antara Yang Diplester Dengan Yang Dicor.

0 1 19

DINDING PANEL BERTULANGAN BAMBU DENGAN BAHAN PASIR, SEMEN DAN KAPUR Dinding Panel Bertulangan Bambu Dengan Bahan Pasir, Semen Dan Kapur.

0 0 18

DINDING PANEL BERTULANGAN BAMBU DENGAN BAHAN PASIR, SEMEN DAN KAPUR Dinding Panel Bertulangan Bambu Dengan Bahan Pasir, Semen Dan Kapur.

0 0 17