Pembuatan Dinding Panel Sandwich Pengujian Kekuatan Mekanis Dinding

3.3 Prosedur Penelitian 3.3.1 Persiapan Bahan Bambu tali dan balok rangka dikeringkan secara alami. Kayu meranti diserut untuk menyamakan tebalnya, kemudian dikelompokkan berdasarkan Tegangan Ijin Seratnya TS melalui uji panter. Potong kayu sesuai ukuran yang diinginkan untuk dibuat rangkaframe. Ka yu yang memiliki TS ≥ TS7 digunakan untuk rangka kayu, sedangkan kayu dengan TS TS7 digunakan untuk penguat atau bresing.

3.3.2 Pembuatan Dinding Panel Sandwich

Tahapan-tahapan pembuatan panel sandwich adalah sebagai berikut : a. Bambu yang telah dikeringkan secara alami dipotong dengan tebal 45 mm tanpa memperhatikan keberadaan buku dan besar diameter bambu. Pemotongan bambu dilakukan dengan cara bulat utuh menggunakan mesin potong berupa table circular saw dan mitter circular saw agar didapatkan ukuran bambu yang seragam. b. Sebagai face dan back digunakan kayu lapis komersial dengan ketebalan sebesar 8 mm. c. Rangka dibuat dengan berbagai macam bresing kayu wood bracing dengan ukuran yang digunakan 2400 mm x 1200 mm, kemudian satukan dengan kayu lapis menggunakan paku besi pada satu sisinya. 45 mm Gambar 2 Potongan bambu yang digunakan. a b Ket: = Kayu lapis = Rangka = Penguat c d Gambar 3 Desain rangka contoh uji; a Kontrol tanpa bresing, b Bresing horizontal, c Bresing plus, d Bresing vertikal. d. Perekat isocyanate disiapkan dengan perbandingan antara hardener dan based sebesar 15:100. e. Potongan-potongan bambu disusun dan direkatkan diatas kayu lapis yang telah dipasangkan rangka. f. Kemudian ditutup pada sisi yang lainnya dengan kayu lapis yang telah diberi perekat. Potongan bambu digunakan sebagai inti core dan kayu lapis sebagai lapisan atas dan bawah face and back seperti terlihat pada Gambar 3. Gambar 4 Pembuatan panel sandwich. g. Selanjutnya kayu lapis dengan potongan bambu dikempa selama minimal 24 jam menggunakan plat besi. Kemudian alat kempa dilepas dan produk dikondisikan sebelum dilakukan pengujian.

3.3.3 Pengujian Sifat Fisis dan Mekanis

3.3.3.1 Kadar Air

Untuk pengujian kadar air bambu diambil contoh potongan bambu, kayu lapis berukuran 50mm x 50mm x 8mm, dan balok berukuran 25mm x 25mm x 25mm yang kemudian ditimbang berat awalnya BA menggunakan timbangan digital, selanjutnya dioven pada suhu 103±2ºC selama selama 24 jam atau sampai konstan. Setelah pengovenan, masukan sampel ke dalam desikator selama 10 menit dan timbang kembali sebagai berat kering tanur BKT. Nilai kadar air KA didapatkan melalui perhitungan : Keterangan: BA = Berat awal g BKT = Berat kering tanur g KA = Kadar air

3.3.3.2 Kerapatan

Kerapatan merupakan masa berat sampel dibanding dengan volume sampel. Sampel ditimbang dalam keadaan kering udara BKU dan ukur dimensi panjang, lebar dan tebalnya. Nilai kerapatan dihitung : Keterangan : BKU = Berat kering udara g p = Dimensi panjang cm l = Dimensi lebar cm t l p BKU Kr    100    BKT BKT BA KA t = Dimensi tebal cm Kr = Kerapatan gcm³

3.3.3 Pengujian Kekuatan Mekanis Dinding

Pengujian kekuatan mekanis dinding panel bambu sandwich dilakukan dengan uji racking. Pengujian dilakukan berdasarkan Standar Internasional ISODIS 22452 tentang “Timber structures – Structural insulated panel wall – test methods”. Uji racking menunjukan strength dan stiffness dari dinding panel bambu sandwich. Ukuran contoh uji dinding bambu sandwich adalah 2400 mm x 1200 mm x 66 mm. Beban yang diberikan beban horizontal F yang diberikan sekitar 2 ± 0,5 mmmin dan secara vertikal Fv sebesar 0,4 F max,est sekitar 4 ± 1 mmmin. Pada umumnya beban vertikal Fv memiliki nilai lebih dari 25 kN pada contoh uji yang memiliki panjang 2400 mm. Dimana besarnya Fv harus proporsional terhadap total panjang dari contoh uji. A B C Transducer Beban vertikal Fv Beban lateral F Baut yang ditanam ke mesin 2400 mm H 1200 mm B Gambar 5 Skema uji racking. Tahapan pengujian ketahanan gempa berupa uji geser pada dinding panel bambu sandwich: 1. Benda uji komponen diletakkan pada posisi horisontal dan terikat pada ujung aktuator 2. Beban berupa tarikan dan dorongan diberikan berkali-kali sampai diperoleh data ulangan dan sampai benda rusak. 3. Pada bagian ujung benda uji dengan aktuator dipasang load cell dan tranducer sebagai alat pencatat beban dan untuk mengukur perpindahannya. 4. Pada bagian-bagian komponen yang ingin diukur tegangan dan regangannya dipasang Tranducer yang berfungsi untuk mengetahui besarnya perpindahan yang terjadi pada saat diberi beban. 5. Benda uji diberi beban sampai pada target nilai yang direncanakan. 6. Setiap kenaikan beban, perpindahan di akuisisi dan dicetak oleh data logger serta disimpan dalam komputer sebagai data digital dan divisualisasikan dalam kurva hubungan perpindahan dengan beban. 7. Data hasil pengujian terekam dalam komputer mulai saat spesimen masih elastis, batas proporsi sampai beban maksimum, data beban tidak bertambah lagi, dan diakhiri ketika specimen mengalami keruntuhan yang ditandai dengan turunnya beban sampai pada kondisi 80 dari beban maksimum atau kurang.. 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 18,00 Kontrol Vertikal Horizontal Plus Ka d a r A ir Jenis bresing pada masing-masing dinding

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sifat fisis papan yang diuji meliputi kerapatan, kadar air, dan berat jenis kayu serta bambu yang digunakan dalam pembuatan sampel dinding panel bambu sandwich. Sifat mekanis spesimen diuji menggunakan racking test. 4.1 Sifat Fisis 4.1.1 Kadar Air Pengukuran kadar air pada masing-masing tipe rangka kayu dilakukan dengan menggunakan 3 buah sampel dan diambil rata-ratanya. Hasil pengukuran kadar air kayu meranti yang digunakan pada dinding panel bambu sandwich menunjukkan bahwa spesimen panel dinding bresing plus memiliki rata-rata kadar air tertinggi 15,45, sedangkan kadar air terendah dimiliki oleh spesimen dinding kontrol 12,27. Specimen dinding kontrol dan vertikal memiliki nilai kadar air yang berbeda jauh dengan nilai kadar air sampel dinding horizontal dan plus. Perbedaan ini dikarenakan oleh bahan baku yang digunakan adalah kayu campuran meranti sehingga memungkinkan adanya perbedaan nilai kadar air antar sampel. Gambar 6 Grafik kadar air kayu masing-masing jenis bresing panel dinding.

Dokumen yang terkait

Uji model bresing pada dinding bambu Sandwich panel untuk rumah tahan gempa

1 9 81

Pengujian dinding geser dengan variasi batang pengaku (bresing) untuk rumah tahan gempa

0 5 62

PERILAKU KUAT GESER DINDING PANEL DENGAN PERKUATAN TULANGAN DIAGONAL BAMBU Perilaku Kuat Geser Dinding Panel Dengan Perkuatan Tulangan Diagonal Bambu.

0 2 21

PERILAKU KUAT GESER DINDING PANEL DENGAN PERKUATAN TULANGAN DIAGONAL BAMBU Perilaku Kuat Geser Dinding Panel Dengan Perkuatan Tulangan Diagonal Bambu.

0 4 15

UJI KUAT LENTUR DINDING PANEL MENGGUNAKAN TULANGANANYAMAN BAMBU DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG Uji Kuat Lentur Dinding Panel Menggunakan Tulangan Anyaman Bambu Dengan Agregat Pecahan Genteng Sebagai Pengganti Kerikil (Agregat Kasar).

0 2 19

UJI KUAT LENTUR DINDING PANEL MENGGUNAKAN TULANGANANYAMAN BAMBU DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG Uji Kuat Lentur Dinding Panel Menggunakan Tulangan Anyaman Bambu Dengan Agregat Pecahan Genteng Sebagai Pengganti Kerikil (Agregat Kasar).

0 1 15

TINJAUAN KUAT LENTUR DINDING PANEL BATU APUNG DENGAN PENULANGAN BAMBU TINJAUAN KUAT LENTUR DINDING PANEL BATU APUNG DENGAN PENULANGAN BAMBU.

0 1 9

TINJAUAN KUAT LENTUR DINDING PANEL DENGAN TULANGAN ANYAMAN BAMBU Tinjauan Kuat Lentur Dinding Panel Dengan Tulangan Anyaman Bambu Antara Yang Diplester Dengan Yang Dicor.

0 1 19

DINDING PANEL BERTULANGAN BAMBU DENGAN BAHAN PASIR, SEMEN DAN KAPUR Dinding Panel Bertulangan Bambu Dengan Bahan Pasir, Semen Dan Kapur.

0 0 18

DINDING PANEL BERTULANGAN BAMBU DENGAN BAHAN PASIR, SEMEN DAN KAPUR Dinding Panel Bertulangan Bambu Dengan Bahan Pasir, Semen Dan Kapur.

0 0 17