Latarbelakang Berdirinya Rumeksopuro di Praja Mangkunegaran.

LXIV menjadi tanggungjawab Rumeksopuro. 51 Jadi dengan surat tersebut pihak pemerintah Mangkunegaran

B. Latarbelakang Berdirinya Rumeksopuro di Praja Mangkunegaran.

Proklamasi kemerdekaan Indonesia begitu cepat menyebar keseluruh Indonesia dan kabar gembira itu disambut baik oleh rakyat di seluruh penjuru tanah air dengan munculnya pernyataan beberapa kekuasaan di daerah yang menyatakan diri sebagai bagian dari wilayah Indonesia. Hal ini juga dilakukan oleh pihak pemerintah Mangkunegaran dengan pernyataan yang disampaikan oleh Mangkunegaran VIII melalui maklumat No. 1 tanggal 1 September 1945. Maklumat ini menyatakan bahwa pemerintahan Mangkunegaran mengakui dan menyatakan diri sebagai bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 52 Pada masa revolusi seluruh daerah di Indonesia termasuk Surakarta diwarnai dengan suasana peperangan yang tiada henti-hentinya. Masalah keamanan di setiap daerah di seluruh Indonesia ini diserahkan kepada pemerintah setempat. Karena wilayah Surakarta merupakan bagian dari wilayah pemerintah Indonesia, maka masalah keamanan ini menjadi tanggung jawab dari pihak pemerintah resmi Surakarta yang tak lain adalah pemerintah Kasunanan dan pemerintah Mangkunegaran. Apalagi pada pertengahan bulan Oktober 1945 51 Surat Mangkunegaran Kepada Panglima Besar Jenderal Sudirman pada tanggal 25 Jni 1946,Koleksi Kearsipan Mangkunegaran VIII No 3465,Surakarta:Rekso Pustoko. 52 Keterangan Ringkas Mengenai Keadaan Praja Mangkunegara Pada Masa Sebelum dan Sesudah Revolusi Kemerdekaan. Arsip Mangkunegara VIII No 1053, Surakarta:Rekso Pustoko. LXV Presiden Sukarno menjadikan Surakarta sebagai daerah istimewa dengan Sri Mangkunegara VIII bertindak sebagai kepala daerah. Dengan ini Mangkunegaran dibebani tanggung jawab yang besar dalam rangka menjaga keamanan wilayah Surakarta dari datangnya bahaya musuh. 53 Berdasarkan amanat proklamasi kemerdekaan RI dan maklumat dari pemerintah pusat mengenai tanggungjawab keamanan di wilayah kekuasaannya masing-masing, maka pemerintah Mangkunegaran membentuk sebuah badan keamanan guna menjaga kelancaran roda pemerintahan di Surakarta. Roda pemerintahan di daerah sebenarnya merupakan faktor pendukung tetap berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti apa yang tertulis dalam UU RI pasal 18 yang menyatakan bahwa daerah istimewa berkedudukan sebagai penyokong tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang pelaksanaannya diatur dengan praturan perundang-undangan yang ada. Disamping itu juga negara Indonesia itu merupakan suatu negara yang berbentuk kesatuan sehingga tidak mungkin daerah-daerah yang dimiliki negara kesatuan itu berbentuk negara juga hanya saja beberapa daerah itu diberi hak untuk mengatur urusan rumah tangganya sendiri hak otonomi atau zelftandig tanpa terlepas dari peraturan dari pemerintah pusat atau bersifat tidak merdeka anafhankelijk. 54 Oleh karena itu hubungan antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat sangatlah erat serta tidak dapat dipisahkan antara satu sama lain. 53 Ibid. 54 Irawan Soejito,1990,Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,Jakarta:PT. Rineka Cipta,halaman 183. LXVI Surakarta juga merupakan salah satu pusat pergerakan kebangsaan Indonesia yang berhasil melahirkan para tokoh pergerakan nasional selain Jakarta sehingga tidak mengherankan jika dalam perjalanan sejarahnya kota ini dijadikan barometer perkembangan politik. Suasana politik Indonesia pada masa awal kemerdekaan masih sangat labil ditambah dengan ancaman dari pihak pemerintah asing menjadikan negara kesatuan ini selalu bergejolak. Suasana mencekam juga terjadi di daerah-daerah termasuk Surakarta. Kondisi ini membuat para pembesar Praja Mangkunegaran menjadi cemas akan keamanan di wilayah kekuasaan Mangkunegaran terutama dalam lingkungan istana Mangkunegaran. Oleh karena itu para pembesar Praja Mangkunegaran melakukan musyawarah pada tanggal 23 November 1945 guna membahas masalah keamanan Mangkunegaran demi menjaga tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia dari ancaman musuh baik dari dalam maupun luar. 55 Dari musyawarah itu diperoleh suatu keputusan dengan dikeluarkannya surat resmi dari Papatihdalem No 611212 pada tanggal 30 November 1945 yang berisi perincian mengenai tugas dan kewajiban dari masing-masing kabupaten di Praja Mangkunegaran serta pembentukan secara resmi laskar pura yang diberi nama Rumeksopuro. 56

C. Keanggotaan Rumeksopuro dan Kesejahteraannya.