mA x
R V
I
REF REF
FS
256 255
− ≈
............................................................................. 8
Dimana : I
FS
: arus pada skala beban penuh, Amp VREF : Tegangan referensi, Volt
R
REF
: Tahanan resefernsi, Ω
Gambar 9. Rangkaian output dengan impedansi input yang rendah Basak, 1991
2.7 Driver Motor AC
Driver motor AC adalah rangkaian yang terdiri atas pembanding tegangan voltage comparator, triac optoisolator dan mikrokontroler. Rangkaian pembanding
tegangan menggunakan LM339 dan rangkaian triac optocoupler dengan BTA41 dan MOC3021.
LM339 terdiri atas empat pembanding tegangan akurat dan independen dengan spesifikasi tegangan offset rendah sebesar maksimum 2 mV untuk semua komparator.
Hal ini dirancang untuk dapat berfungsi pada sumber tegangan tunggal dengan suatu selang tertentu 2 – 36 VDC.
1 2 3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
Gambar 10. Pin LM 339 National Semiconductor, 2009 Rangkaian ini ditujukan untuk mendeteksi tegangan nol pada arus yang
mengalir zero crossing detection sehingga dapat dilakukan teknik kontrol delay.
17
Teknik kontrol
switch fase tegangan selanjutnya menggunakan triac BTABTB41 yang dirangkai dengan optocoupler MOC3021 sebagai suplai
tegangan bagi motor AC sehingga putarannya dapat divariasikan.
Gambar 11. Rangkaian triac optocoupler Fairchild Semiconductor Corp. 2003 Jalur ’HOT’ pada rangkaian adalah jalur tegangan yang dikontrol dan beban
dihubungkan dengan ’ground’. Tahanan 39 Ω dan kapasitor 0,01 µF sebagai ’snubber’
triac dan tahanan 360
Ω dan kapasitor 0,05 µF sebagai ’snubber’ optocoupler. 2.8 Tungku Pembakaran
Tungku dimaksudkan sebagai tempat pembakaran bahan agar energi panas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan secara optimum. Rancangan tungku sangat
menentukan sempurna tidaknya proses pembakaran berlangsung dan menetukan laju pembakaran bahan. Proses pembakaran sempurna terjadi dari rancangan tungku yang
memungkinkan jumlah oksigen tersedia dan kontak dengan partikel karbon pada bahan bakar. Demikian pula pembuangan gas dan sisa hasil pembakaran harus lancar
terbuang keluar sistem. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahan tungku dalam kaitannya dengan proses pindah panas baik kedalam sistem yang dikehendaki maupun
keluar sistem lingkungan yang tidak dikehendaki Abdullah dkk., 1998.
2.9 Pindah Panas
Salah satu aspek penting termodinamika adalah menyangkut kuantitas pindah panas dari sebuah sistem yang berlangsung dalam suatu keadaan setimbang ke
keadaan setimbang lainnya. Pertimbangan yang lebih penting dalam fenomena ini adalah laju berlangsungnya pindah panas dalam merancang mesin atau peralatan
dimana panas harus dipertukarkan dengan sekitarnya, ukuran peralatan pindah-panas, material konstruksinya dan perlatan tambahan yang dibutuhkan dalam
pengoperasiannya.
18
Evaluasi-evaluasi yang sering dilakukan meliputi kuantitatif laju-laju dan kuantitas-kuantitas dari panas tersebut dengan tiga mekanisme dasar transfer panas
yakni konduksi, konveksi dan radiasi. Analisis hukum pertama termodinamika pada suatu fluida yang mengalami pindah panas akan menghasilkan Welty et al., 2004:
T Cp
q Δ
= Δ
•
m .....................................................................................................
9 dimana
Δq : laju perpindahan kalor dalam Jouledetik m : laju massa dalam kgdetik
Cp : panas jenis fluida dalam Jkg
o
C ΔT : perbedaan suhu dalam Celcius
Laju pembentukan kalor dari sebuah materi yang mengandung nilai kalor tertentu mengikuti persamaan:
Nk q
•
= Δ
m ...........................................................................................................
10 dimana:
Nk : Nilai kalor materi dalam Jkg Pembakaran adalah cara yang dikenal paling sederhana dalam proses pemecahan
panas termal dan merupakan sumber panas secara langsung. Berbagai jenis materi yang dapat melangsungkan proses tersebut dengan cara pembakaran diantaranya
biomassa. Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan dari proses fotositesis baik berupa produk, buangan dan hasil ekskresi. Sebagai sumber energi, biomassa tersedia
cukup melimpah dan berkelanjutan terutama pada sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan.
2.10 Perpindahan Gerak