Pengawet Antioksidan BAHAN TAMBAHAN MAKANAN

13 dietilpirokarbonat diethylpyrocarbonate, DEPC, dulsin dulcin, kalium klorat potassium chlorate, kloramfenikol chloramphenicol, minyak nabati yang dibrominasi brominated vegetable oils, nitrofurazon nitrofurazone dan formalin formaldehyde.

1. Pengawet

Pengawet merupakan bahan tambahan pangan yang mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau peruraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme yang dapat membahayakan tubuh seperti bakteri, jamur mould dan khamir yeast. Di negara-negara beriklim tropis seperti di Indonesia, makanan dan minuman akan sangat rentan terhadap bahaya kontaminasi pertumbuhan jamur dan khamir, sehingga akan dapat mengakibatkan gangguan kesehatan seperti disentri pada umumnya. Penggunaan bahan pengawet dalam kaitan keamanan pangan telah diatur oleh badan internasional seperti The Joint FAOWHO sebagai bagian dari bahan tambahan pangan. Pengawet yang cukup mendominasi penggunaannya di produk makanan dan minuman adalah natrium benzoat dan kalium sorbat. Tidak banyak orang tahu bahwa asam benzoat juga terkandung secara alami pada cengkeh, kayu manis dan buah beri. Menurut penelitian yang dilakukan WHO di tahun 2000, pemberian pada tikus membuktikan bahwa pengawet ini tidak memperlihatkan efek penyebab kanker dalam jangka panjang. US Food Drug Administration memuat pengawet benzoat dalam kategori aman asalkan tidak melebihi 0,1. Banyak penelitian lainnya yang juga mendukung pernyataan bahwa sodium benzoat tidak berbahaya.

2. Antioksidan

Antioksidan dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang dapat menghambat atau memperlambat proses oksidasi lemak sehingga mencegah terjadinya ketengikan. Oksidasi adalah jenis reaksi kimia yang melibatkan pengikatan oksigen, pelepasan hidrogen, atau pelepasan 14 elektron. Proses oksidasi adalah peristiwa alami yang terjadi di alam dan dapat terjadi dimana-mana tak terkecuali di dalam tubuh kita Jauhari, 2008. Zat antioksidan adalah substansi yang dapat menetralisir atau menghancurkan radikal bebas. Radikal bebas dapat merusak sel tubuh apabila tubuh kekurangan zat anti oksidan atau saat tubuh kelebihan radikal bebas. Hal ini dapat menyebabkan berkembangnya sel kanker, penyakit hati, arthritis, katarak dan penyakit degeneratif lainnya bahkan juga mempercepat proses penuaan. Antioksidan dibagi dalam dua golongan besar yaitu yang larut dalam air dan larut dalam lemak. Setiap golongan dibagi lagi dalam grup yang lebih kecil. Sebagai contoh adalah antioksidan dari golongan vitamin, yang paling terkenal adalah vitamin C dan vitamin E. Vitamin C banyak kita peroleh pada buah-buahan sedangkan vitamin E banyak diperoleh dari minyak nabati. Golongan antioksidan lain yang terkenal adalah antioksidan dari senyawa polifenol dan yang paling banyak diteliti adalah dari golongan flavonoid yang terdiri dari flavonols, flavones, catechin, flavanones, anthocyanidins dan isoflavonoids. Sumber senyawa polifenol adalah dari teh, kopi, buah-buahan, minyak zaitun, kayu manis dan sebagainya Anonim c , 2009.

3. Pewarna flavour