Latar Belakang Kesiapan Ibu Primipara Menerima Bayi Baru lahir di Klinik Niar Medan Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses kelahiran merupakan peristiwa yang penting dan mulia, namun sangat menguras tenaga maupun emosi ibu. Kejadiannya penuh ketegangan dan sangat melelahkan. Ibu dituntun memberikan perhatian yang besar terhadap bayi yang baru dilahirkannya Anik, 2009 hal 3 ‘’Keadaan ibu primipara selama periode post partum dapat mengalami gangguan respon emosi yang sangat beraneka ragam, depresi merupakan gambaran paling umum dalam menerima kehadiran bayinya. Banyak ibu primipara ragu akan kemampuan untuk mengatasi kebutuhan bayinya. Partisifasi dan keterlibatan aktif seorang ibu selama persalinan merupakan persiapan alami dalam menerima seorang bayi’’. Pada saat bayi dilahirkan adalah saat yang sangat menakjubkan bagi seorang ibu ketika dapat melihat, memegang, dan memberikan ASI pada bayinya untuk pertama kali. Masa tenang setelah ibu melahirkan, memberikan peluang ideal untuk memulai pembentukan ikatan batin. Seorang bayi yang baru lahir mempunyai kemampuan yang banyak misalnya bayi dapat mencium, mendengar dan melihat. Kulit bayi sangat sensitive terhadap suhu dan sentuhan selama satu jam pertama setelah melahirkan Yetti, 2010 hal 65 Bayi baru lahir harus memenuhi sejumlah tugas dan perkembangan untuk memperoleh dan mempertahankan eksistensi fisik secara terpisah dari ibunya. Perubahan biologis besar yang tejadi saat bayi lahir memungkinkan transisi dari lingkungan intrauterine ke ekstrauterin. Saat dilahirkan, bayi baru lahir memiliki Universitas Sumatera Utara kompensasi perilaku dan kesiapan interaksi sosial. Segera setelah ibu secara fisik merasa mampu, ibu didorong untuk berpartisipasi dalam merawat bayi. Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004 Penelitian menunjukkan bahwa 50 kematian bayi terjadi dalam periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian Wafi, 2011 hal 10 WHO memiliki target pencapaian Angka kematian bayi sebesar 15 per 1000 kelahiran hidup diantara Negara ASEAN. Menurut data Survey Demografi Kesehatan Indonesia, Angka Kematian Bayi di Indonesia memang semakin menurun, tetapi masih cukup tinggi, yaitu 52 per 1000 kelahiran hidup. Angka itu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Angka Kematian Bayi sesama negara ASEAN. Singapura sebesar 4 per 1000 kelahiran hidup, Malaysia sebesar 12 per 1000, dan Thailand sebesar 32 per 1000 Meichati, 2009 hal 80 Penelitian di Ghana mengungkapkan bahwa 16 kematian bayi bisa dicegah dengan pemberian ASI semenjak hari pertama bayi dilahirkan. Persentase tersebut naik menjadi 22 ketika ASI diberikan sejak satu jam pertama masa kelahiran. Badan Dunia UNICEF memperkirakan bahwa ASI Eksklusif dapat mencegah kematian 1,3 juta anak di bawah 5 tahun Atiqah, 2011 hal 23. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Kesiapan Ibu Primipara Menerima Bayi Baru Lahir Di Klinik Niar Medan 2012. Universitas Sumatera Utara

B. Perumusan Masalah