Informasi dan komunikasi. Pengujian adanya kepatuhan terhadap pengendalian intern.
Sedangkan untuk melakukan pengujian pengendalian terhadap aktivitas pengendalian intern digunakan metode statistical sampling yang terdiri 3
atribut sampling atau disebut proporsional sampling, tetapi penulis hanya
menggunakan metode Stop or Go Sampling Mulyadi, 2002.
Stop or Go Sampling
Metode yang digunakan dengan cara menghentikan pengambilan sample jika auditor tidak menemukan penyimpanan tertentu yang
diterapkan. Prosedur pengambilan sample ini adalah :
a. Tentukan DUPL dan tingkat keandalan.
b. Gunakan tabel besar sampel minimum untuk pengujian pengendalian
guna menentukan sampel pertama yang harus diambil. c.
Buatlah tabel Stop or Go decision. d.
Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel.
Rumus 2.1 AUPL = Confidence Level Factor
Sample Size
Rumus 2.2 Sample Size = Confidence Level Factor
DUPL
Setelah pengujian pengendalian dilakukan, auditor dapat menentukan risiko audit yang terdapat pada siklus penjualan tunai dan penerimaan kas. Menurut
Noviyanti 2004, Risiko audit Audit Risk AR adalah risiko yang dihadapi auditor yang secara tidak sengaja membuat kekeliruan dalam menyatakan
pendapat auditor. Risiko audit dipertimbangkan dengan cara menaksir secara khusus risiko salah saji material dalam laporan keuangan sebagai akibat dari
kecurangan ataupun kesalahan. Pertimbangan tersebut dilakukan untuk memperoleh bukti audit kompeten yang cukup dan sebagai dasar memadai untuk
mengevaluasi laporan keuangan. Selain itu, auditor juga perlu membatasi tingkat risiko audit agar dapat
memungkinkan menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan dengan tingkat risiko audit yang cukup rendah. Setelah dilakukan pengujian
pengendalian atas siklus penjualan tunai dan penerimaan kas dan mengetahui efektifitas pengendalian intern maka dapat ditentukan risiko pengendaliannya.
Penentuan risiko pengendalian merupakan proses evaluasi terhadap efektifitas pengendalian intern. Menurut Mulyadi 2002, tahap-tahap penentuan risiko
pengendalian adalah: a.
Pertimbangkan pengetahuan diperoleh dari pemahaman atas pengendalian intern.
b. Lakukanlah identifikasi salah saji potensial yang terdapat dalam asersi
entitas. c.
Lakukan identifikasi pengendalian yang diperlukan untuk mencegah atau mendeteksi salah saji.
d. Lakukan pengujian pengendalian terhadap pengendalian yang diperlukan
untuk menentukan efektifitas desain dan atau operasi pengendalian intern. e.
Lakukan evaluasi terhadap bukti dan buat taksiran risiko pengendalian. Proses evaluasi dimulai dengan mengumpulkan bukti audit yang mendukung
efektifitas pengendalian dalam mencegah dan mendeteksi salah saji dalam laporan keuangan.
Hasil evaluasi terhadap bukti audit yang diperoleh, digunakan untuk menentukan tingkat risiko pengendalian yang terjadi dalam hubungannya dengan
efektifitas pengendalian intern. Tingkat risiko pengendalian bisa dinyatakan secara kuantitatif maupun kualitatif.
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik PSA No. 69 IAPI, 2011, risiko pengendalian dapat ditaksir menjadi 2 tingkat yaitu :
1. Tingkat Maksimum
Jika pengendalian intern tidak berkaitan langsung dengan suatu asersi maka pengendalian intern tidak dapat dievalusi karena evaluasi terhadap
efektifitasnya akan menjadi tidak efisien. 2.
Tingkat Minimum a.
Jika terdapat pengendalian khusus untuk suatu asersi tertentu yang dapat mencegah atau mendeteksi salah saji material.
b. Dapat dilakukan pengujian pengendalian sehingga auditor memperoleh
keyakinan mengenai risiko pengendalian. c.
Terdapat bukti audit yang kompeten dan cukup untuk mendukung tingkat risiko taksiran.
Menentukan tingkat risiko Pengendalian Intern
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik PSA No. 69 IAPI, 2011, pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,
manajemen dan personal lain dalam suatu entitas, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai terhadap pencapaian tujuan sebagai berikut :
a. Keandalan laporan keuangan.
b. Efektifitas dan efisiensi operasi.
c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Pengujian Pengendalian.
Pengujian pengendalian adalah prosedur audit yang dilaksanakan untuk menentukan efektivitas desain dan atau operasi pengendalian intern Mulyadi,
2002.
Siklus Penjualan Tunai dan Penerimaan Kas
Siklus penjualan tunai dan penerimaan kas adalah serangkaian kegiatan bisnis yang terjadi secara berulang dan kegiatan pengolahan informasi, yang
berhubungan dengan penyerahan barang dan jasa kepada pelanggan dan penerimaan pembayaran kas dari penyerahan barang dan jasa tersebut. Mulyadi,
2002. Penjualan dilakukan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli untuk melaksanakan pembayaran harga barang terlebih dahulu sebelum barang
diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan kemudian transaksi
penjualan dicatat oleh perusahaan Mulyadi, 2001. Fungsi yang terkait dalam penjualan adalah Mulyadi, 2001 :
1. Fungsi Penjualan.
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk
kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi kas. 2.
Fungsi Kas. Fungsi ini bertanggung jawab sebagai penerima kas dari pembeli.
3. Fungsi Gudang.
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman.
4. Fungsi Akuntansi
Fungsi ini sebagai pencatatan transaksi penjualan dan penerimaan kas dan membuat laporan penjualan.
Formulir yang digunakan dalam siklus penjualan tunai Mulyadi, 2001 : 1.
Faktur Penjualan
Diisi oleh fungsi penjualan sebagai pengantar pembayaran oleh pembeli kepada fungsi kas dan sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi
penjualan ke dalam jurnal penjualan. Tembusan faktur ini dikirimkan oleh fungsi penjualan sebagai perintah penyerahan barang kepada pembeli.
2. Pita Register Kas
Bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh fungsi kas. 3.
Bukti Setor Kas Dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas ke bank.
4. Rekapitulasi HPP
Digunakan untuk meringkas harga pokok produk yang dijual satu periode. Prosedur yang membentuk siklus penjualan :
1. Prosedur Order penjualan.
Fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan membuat faktur penjualan untuk memungkinkan pembeli melakukan pembayaran harga barang ke fungsi
kas dan untuk memungkinkan fungsi gudang dan pengiriman menyiapkan barang yang akan diserahkan ke pembeli.
2. Prosedur penerimaan kas.
Fungsi kas menerima pembayaran harga barang dari pembeli dan memberikan tanda pembayaran berupa pita register kas dan cap lunas pada faktur
penjualan. 3.
Prosedur penyerahan barang. Fungsi pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli.
4. Prosedur pencatatan pendapatan penjualan tunai.
Fungsi akuntansi melaksanakan pencatatan transaksi penjualan dalam jurnal penjualan dan jaminan penerimaan kas.
5. Prosedur pencatatan penerimaan kas.
Fungsi akuntansi mencatat penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas berdasarkan bukti setor bank yang diterima dari bank melalui fungsi kas.
6. Prosedur pencatatan HPP.
Fungsi akuntansi membuat rekapitulasi HPP berdasarkan data yang dicatat dalam kartu persediaan.
Aktivitas pengendalian dalam prosedur penjualan tunai meliputi : otorisasi terhadap transaksi penerimaan kas, pengamanan kascek, pemisahan fungsi tugas
dan wewenang, penggunaan dokumen dan catatan yang memadai.
Penerimaan Kas
Penerimaan kas adalah transaksi yang sering terjadi. Penerimaan kas berasal dari pendapatan jasa, penagihan piutang, penerimaan bunga investasi, penjualan
aktiva, dan berbagai sumber pendapatan lainnya. Pengertian penerimaan kas adalah suatu transaksi yang menimbulkan
bertambahnya saldo kas dan bank milik perusahaan yang diakibatkan adanya penjualan kecil produksi, penerimaan piutang maupun hasil transaksi lainnya yang
menyebabkan bertambahnya kas Soemarso SR, 2002.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penerimaan kas adalah transaksi-transaksi yang mengakibatkan bertambahnya saldo tunai dan atau
rekening bank milik perusahaan baik yang berasal dari pendapatan tunai, penerimaan piutang, penerimaan transfer, maupun penerimaan-penerimaan
lainnya.
Aktivitas Pengendalian terhadap transaksi penerimaan Kas
Aktivitas pengendalian untuk penerimaan kas mencakup otorisasi terhadap transaksi penerimaan kas, pengamanan terhadap kascek,pemisahan tugas dan
penggunaan dokumen dan catatan yang memadai Mulyadi, 2001. Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan
pembayaran harga barang terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh
perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian
dicatat oleh perusahaan. Prosedur pengendalian penerimaan kas di dalam perusahaan perlu
direncanakan sedemikian rupa, sehingga kemungkinan tidak tercatatnya penerimaan dan kemungkinan tidak diterimanya penerimaan kas yang seharusnya
diterima dapat dikurangi menjadi sekecil mungkin. Pada dasarnya untuk dapat menghasilkan sistem pengendalian yang baik atas penerimaan kas, prosedur yang
bersangkutan dengannya harus dirancang sedemikian rupa sehingga : a.
Terdapat pemisahan tugas antara yang menyimpan, yang menerima dan yang mencatat penerimaan uang.
b. Setiap penerimaan kas langsung disetor ke bank sebagaimana adanya.
Mengingat sifat-sifatnya, mengelola kas dalam perusahaan memerlukan perhatian yang cukup serius. Mempunyai uang kas yang tidak cukup dalam
perusahaan dapat membahayakan, sebab ada kemungkinan tidak dapat memenuhi kewajiban-kewajiban yang telah jatuh tempo. Tetapi mempunyai terlalu banyak
kas juga tidak sehat, karena uang kas yang menganggur tidak akan menghasilkan apa-apa. Oleh karena itu manajemen perlu melakukan perencanaan kas yang baik
dengan didukung oleh pengendalian penerimaan kas yang baik.
METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. Astra International, Tbk cabang Kudus, Jawa Tengah. Yang bergerak di bidang penjualan sepeda motor Honda dan Spare Part.
Jenis data pada penelitian ini adalah : 1.
Data Primer : Data yang diperoleh langsung dari sumber atau objek penelitian Algifari, 1997. Data primer yang digunakan adalah data yang
diperoleh secara langsung dari responden berupa hasil wawancara langsung dari bagian penjualan, bagian akuntansi dan Pimpinan PT. Astra
International HSO Kudus.
2. Data Sekunder : Data yang diperoleh secara langsung melalui penelitian
kepustakaan dan literature yang berhubungan dengan penelitian Algifari, 1997. Data sekunder dalam penelitian ini berupa gambaran objek
penelitian, struktur organisasi, job description dan latar belakang perusahaan.
Metode Pengumpulan data yang penulis lakukan adalah sebagai berikut : 1.
Wawancara Langsung Untuk mendapatkan informasi mengenai struktur organisasi, deskripsi
tugas,latar belakang perusahaan, gambaran objek penelitian, pengendalian intern di PT. Astra International HSO Kudus.
2. Observasi
a. Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan prosedur penjualan tunai
dan penerimaan kas yang ada di PT. Astra International HSO Kudus. b.
Melakukan pengujian pengendalian terhadap siklus penjualan tunai dan penerimaan kas yang ada di PT. Astra International HSO Kudus.
3. Kuesioner
Dengan membuat daftar pertanyaan yang isinya merupakan jawaban “Ya” yang berarti menunjukkan kekuatan pengendalian intern pada PT. Astra
International HSO Kudus. Atau jawaban “Tidak” yang berarti menunjukkan kelemahan pengendalian intern pada PT. Astra International
HSO Kudus. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif dengan
penelitian deskriptif. Analisa yang dilakukan dengan membandingkan antara teori-teori yang ada dengan kenyataan yang terjadi dalam perusahaan berdasarkan
informasi yang dikumpulkan. Populasi adalah keseluruhan elemen yang menjadi perhatian suatu penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua dokumen yang berkaitan dengan prosedur penjualan. Adanya keterbatasan kemampuan dan waktu serta didukung
oleh Standar Pemeriksaan Lapangan ketiga dari Standar Auditing, maka tidak
semua populasi akan dipilih. Penulis akan mengambil sampel dari populasi yang ada.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah atribut sampling dengan model Stop or Go Sampling. Langkah-langkah yang diambil dalam melakukan
Stop or Go Sampling adalah :
1. Menentukan DUPL dan tingkat keandalan
DUPL = 5 dan tingkat keandalan 95 2.
Menggunakan tabel untuk menentukan besarnya sampel yang diambil dengan DUPL = 5 dan tingkat keandalan 95, kemudian dicari dari
tabel berapa sampel yang diambil dan berapa kali pengambilan sampel dilakukan. Dari tabel di ketemukan jumlah sampel yang diambil adalah 60
lembar dan pengambilan sampel dapat dilakukan sampai 4 kali. Dari pemeriksaan terhadap 60 lembar di dapat dari rumus 3,0 : 5 = 60 sampel,
kemudian dicari confidence level faktor dari tabel, misalnya jika terdapat 1 copy faktur yang tidak ditandatangani, maka dari tabel di ketemukan
confidence level factor adalah 4,8.
3. Menghitung AUPL dengan rumus :
AUPL = Confidence Level Factor lihat hal 52 tabel no 7 Sample Size
Jadi AUPL = 4,8 : 60 = 8, AUPL ini kemudian dibandingkan dengan DUPL, jika AUPL lebih besar daripada DUPL maka auditor perlu
mengambil sampel tambahan. Sampel tambahan dihitung sebagai berikut : Sample Size = Confidence Level Factor
DUPL Jadi sample size adalah = 4,8 : 5 = 96 sampel di dapat dari Karyawan,
Kepala Cabang dan Pembeli. Karena pada sampel yang pertama sudah dilakukan pemeriksaan terhadap 60 sampel, maka sampel tambahan adalah
96 – 60 = 36 sampel dari . Demikian dilakukan seterusnya, jika AUPL lebih kecil atau sama dengan DUPL maka pengambilan sampel dapat di
hentikan dan disimpulkan bahwa pengendalian intern efektif.
Langkah Analisis 1.
Melakukan wawancara dengan bagian penjualan, bagian akuntansi, bagian administrasi, bagian gudang dan pimpinan cabang dari PT. Astra
International HSO Kudus. 2.
Identifikasi mengenai pengendalian intern pada PT. Astra International HSO Kudus.
3. Memahami pengendalian intern pada prosedur penjualan yang ada pada PT.
Astra International HSO Kudus. Hal ini untuk memberikan pengetahuan yang memadai mengenai kebijakan, prosedur, catatan yang relevan dengan unsur-
unsur yang berkaitan dengan pengendalian intern di bidang penjualan, serta untuk mengetahui apakah rancangan tersebut telah diterapkan dengan benar.
4. Melakukan pengujian pengendalian sesuai dengan program pengendalian yang
sudah dirancang sebelumnya untuk mengevaluasi apakah pengendalian intern pada prosedur penjualan sudah dipatuhi.
5. Menentukan
tingkat risiko
pengendalian berdasarkan
hasil pengujianpengendalian.
ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS Siklus Penjualan Tunai dan Penerimaan Kas pada PT. Astra International
HSO Kudus
Siklus penjualan tunai dan penerimaan kas pada PT. Astra International terdiri dari bagian yang terkait, catatan akuntansi, dokumen dan prosedur yang berkaitan
dengan siklus penjualan tunai. Bagian yang terkait
1. Bagian Penjualan Counter Sales
Tugas dan tanggung jawab bagian penjualan pada PT. Astra International adalah sebagai berikut :
a. Mengisisi Surat Pesanan Penjualan dari customer.
b. Menambahkan informasi yang belum tercantum dalam surat
pesananpenjualan tersebut seperti warna kendaraan yang diinginkan oleh customer.
c. Membuat sales contract.
d. Membuat Instruksi Barang Keluar IBK yang ditujukan kepada bagian
gudang sebagai perintah agar barang segera dikirimkan. e.
Membuat faktur penjualan kepada customer. f.
Menyediakan copy faktur untuk kepentingan pencatatan transaksi kebagian akuntansi dan bagian keuangan.
2. Bagian Akuntansi
Tanggung jawabnya sebagai berikut : a.
Memeriksa data keuangan pengeluaran uang maupun penerimaan uang dari bagian administrasi dan mencocokkannya berdasarkan
bukti-bukti yang ada. b.
Membuat bukti penerimaan kas masuk, bukti penerimaan bank masuk, bukti pengeluaran kas dan bukti pengeluaran bank.
c. Membuat nomor urut, mengkoding setiap transaksi penerimaan uang
manapun pengeluaran uang setiap hari dan tepat waktu. d.
Menginput data penerimaan dan pengeluaran uang ke komputer, diprint out
dan teliti. e.
Membuat laporan keuangan harian maupun bulanan yang akan dilaporkan ke kantor cabang Semarang.
3. Bagian Administrasi
a. Menerima uang dari hasil penjualan tunai maupun membuat formulir
penerimaan tersebut dengan cermat. b.
Memeriksa dan mencocokkan faktur penjualan, rekap penjualan dan cash register
. c.
Menyetorkan uang ke bank setiap hari. 4.
Bagian Gudang Bagian ini melaksanakan fungsi penyimpanan barang dan fungsi penerimaan
barang.
a. Bertanggung jawab atas barang yang ada di gudang dari kehilangan,
kerapian barang di gudang, tersedianya barang di gudang dan berhak mengorder barang bila persediaan menipis.
b. Membuat pembukuan pengeluaran jenis barang dan penerimaan
barang dari pabrik kedalam kartu stock. c.
Membuat packing list dan surat jalan. 5.
Bagian Pengiriman Bagian ini berada di dalam bagian gudang.
a. Mengirimkan barang ke customer yang disertai surat jalan dan packing
list. b.
Meminta tanda tangan untuk surat jalan kepada customer sebagai bukti penerimaan barang.
6. Salesman
Melaksanakan fungsi penjualan. Menawarkan barang kepada agen-agen maupun pembeli secara langsung
untuk meningkatkan penjualan. 7.
Helper dan Driver a.
Bertanggung jawab terhadap pengiriman barang kepada pelanggan sesuai dengan route card.
b. Mengirimkan barang kembali jika terjadi retur.
Catatan Akuatansi yang digunakan dalam siklus penjualan tunai pada PT. Astra International HSO Kudus adalah sebagai berikut :
1. Jurnal Penjualan
Catatan ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan tunai yang didasarkan pada faktur penjualan yang dibuat oleh bagian penjualan.
2. Jurnal Penerimaan Kas
Catatan akuntansi untuk mencatat transaksi penerimaan kas perusahaan dari transaksi penjualan tunai.
3. Jurnal Pengeluaran Kas
Catatan Akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi pengeluaran kas perusahaan.
4. Buku Besar
Kumpulan akun dalam suatu entitas usaha. 5.
Kartu Gudang Kartu gudang ini dibuat oleh bagian guadang untuk mencatat mutasi barang
yang diterima dan dikeluarkan oleh bagian gudang. Kartu gudang juga digunakan untuk mengecek jumlah barang yang ada di gudang.
Dokumen yang berkaitan dengan siklus penjualan tunai pada PT. Astra International HSO Kudus sebagai berikut :
1. Faktur Penjualan
Faktur penjualan ini terdiri dari dua yaitu SPes Surat Pesanan dan DO Delivery Order
Faktur penjualan dibuat oleh bagian penjualan, yang berfungsi untuk mencatat transaksi penjualan dan harga yang dikenakan pada setiap transaksi.
Faktur penjualan terdiri dari lima rangkap : 1.
Lampiran berwarna putih diberikan kepada pelanggan. 2.
Lampiran berwarna merah muda diberikan kepada bagian pajak. 3.
Lampiran berwarna kuning diberikan kepada bagian akuntansi. 4.
Lampiran berwarna biru diberikan kepada bagian administrasi. 5.
Lampiran berwarna putih diberikan kepada bagian faktur pusat. 2.
Surat Jalan dan Packing List Surat jalan dan packing list dibuat oleh bagian gudang. Surat jalan dan
packing list ini digunakan sebagai bukti bahwa barang telah dikirimkan kepada
customer dimana surat jalan dan packing list tersebut telah ditandatangani oleh customer yang bersangkutan. Surat ini berisi tentang nama pembeli, model
kendaraan, warna kendaraan, nomor mesin, dan nomor rangka kendaraan. Surat jalan dan packing listterdiri dari tiga rangkap yang didistribusikan
kepada : 1.
Customer 2.
Pembuat STNK Surat Tanda Nomor Kendaraan
3. Arsip gudang
3. Surat Ijin Pengambilan Barang SIPB
Surat ini dikeluarkan oleh bagian penjualan untuk diberikan kepada bagian gudang sebagai perintah untuk mengeluarkan kendaraan.
SIPB terdiri dari empat rangkap : 1.
Lampiran berwarna putih diberikan kepada bagian gudang 2.
Lampiran berwarna hijau diberikan kepada customer 3.
Lampiran berwarna biru diberikan kepada bagian pengiriman 4.
Lampiran berwarna putih diberikan kepada bagian hukum sebagai bukti adanya pembelian barang yang telah dikirim
4. Tanda Pengeluaran Buku Dikeluarkan oleh bagian gudang untuk mengeluarkan buku pedoman atau
petunjuk kendaraan dan service kendaraan customer. 5. Bukti Acara Penyerahan Kendaraan BAPK
Dikeluarkan oleh bagian gudang sebagai bukti bahwa penjual telah menyerahkan kendaraan kepada pembeli.
BAPK ini terdiri dari tiga rangkap : 1. Lembar pertama untuk customer.
2. Lembar kedua untuk proses STNK. 3. Lembar ketiga untuk file perusahaan.
6. Surat Order Kasir
Dikeluarkan oleh bagian penjualan untuk customer melakukan pembayaran kepada kasir. Surat ini berisi tentang nama dan alamat pembeli, type
kendaraan, jumlah yang harus dibayar dan diskon yang diberikan. 7.
Order SMH Sepeda Motor Honda Sebagai dasar untuk pembuatan DO Delivery Order diisi oleh bagian
penjualan jika customer langsung melakukan pembelian dan bagian salesman jika pembelian melalui salesman.
8. Surat Pilih Kendaraan
Surat ini menjadi dasar bahwa kendaraan yang telah dipilih tidak boleh dipilih orang lain.
Prosedur Dalam Siklus Penjualan Tunai dan Penerimaan Kas
Prosedur penjualan tunai dan penerimaan kas PT. Astra International HSO Kudus melibatkan beberapa orang dari beberapa fungsi dan bagian yang terlibat
dalam siklus penjualan tersebut. Transaksi penjualan tunai PT. Astra International HSO Kudus mencakup
prosedur-prosedur sebagai berikut : 1. Prosedur pemesanan kendaraan.
2. Prosedur penerimaan dokumen-dokumen yang diperlukan. 3. Prosedur penerimaan pembayaran dari pelanggan.
4. Prosedur pembuatan surat pesanan kendaraan. 5. Prosedur distribusi dokumen.
6. Prosedur pengambilan kendaraan oleh pelanggan. 7. Prosedur pengiriman kendaraan ke pelanggan.
8. Prosedur penerimaan kendaraan oleh pelanggan.
Alur Ringkas Penjualan Kendaraan di PT. Astra International HSO Kudus Lihat Lampiran 1
Pertama pelanggan datang untuk memilih dan membeli kendaraan setelah itu Counter Sales
menerima order dan menginformasikan ke pelanggan tentang jenis, syarat dan cara pembayaran, kemudian Counter Sales menerima dokumen-
dokumen yang telah ditentukan sesuai type pembelian dan memproses Surat Pilih, Surat Pesanan Kendaraan SPK dan Surat Pengantar SP ke kasir. Kasir
menerima SPes Surat Pesanan dan memproses pembayaran. Counter Sales menerima SPes Surat Pesanan yang telah dibayar, memproses faktur dan Surat
Ijin Pengeluaran Barang SIPB kemudian meminta tanda tangan ke KSO Kepala Sales Office. KSO Kepala Sales Office memeriksa dokumen dan
menandatangani faktur. Petugas Gudang menerima SIPB Surat Ijin Pengeluaran Barang serta membuat dan mencetak
Bukti Serah Terima Barang BSTB setelah semuanya selesai baru menyerahkan kendaraan ke pelanggan.