Prosedur Penerimaan Kendaraan Oleh Pelanggan Lihat Lampiran 9

e. Membuat faktur penjualan kepada customer. f. Menyediakan copy faktur untuk kepentingan pencatatan transaksi kebagian akuntansi dan bagian keuangan. Fungsi penerimaan kas dipisahkan dari fungsi penjualan agar tidak terjadi penyelewengan yang mungkin terjadi. Fungsi ini ada pada bagian administrasi atau kasir pada PT Astra International HSO Kudus yang bertanggung jawab: a. Menerima uang dari hasil penjualan tunai maupun membuat formulir penerimaan tersebut dengan cermat. b. Memeriksa dan mencocokkan faktur penjualan, rekap penjualan dan cash register. c. Menyetorkan uang ke bank setiap hari. Fungsi akuntansi terpisah dari fungsi penerimaan kas. Fungsi ini mengurus dan mencatat segala pembukuan yang terjadi di dalam perusahaan hal ini sama dengan bagian akuntansi yang berada di PT Astra International HSO Kudus yang mempunyai tanggung jawab : a. Memeriksa data keuangan pengeluaran uang maupun penerimaan uang dari bagian administrasi dan mencocokkannya berdasarkan bukti-bukti yang ada. b. Membuat bukti penerimaan kas masuk, bukti penerimaan bank masuk, bukti pengeluaran kas dan bukti pengeluaran bank. c. Membuat nomor urut, mengkoding setiap transaksi penerimaan uang manapun pengeluaran uang setiap hari dan tepat waktu. d. Menginput data penerimaan dan pengeluaran uang ke komputer, diprint out dan teliti. e. Membuat laporan keuangan harian maupun bulanan yang akan dilaporkan ke kantor cabang Semarang. Fungsi pengiriman barang bertugas untuk mengirimkan barang sampai ke tangan customer dalam hal ini sama dengan bagian pengiriman yang ada di PT Astra International HSO Kudus yang mempunyai tanggung jawab : a. Mengirimkan barang ke customer yang disertai surat jalan dan packing list. b. Meminta tanda tangan untuk surat jalan kepada customer sebagai bukti penerimaan barang. Dokumen-dokumen yang terkait dengan transaksi penjualan seperti faktur penjualan dan kwitansi diberi nomor urut tercetak sehingga dokumen-dokumen ini hanya digunakan bila benar-benar ada transaksi penjualan. PEMAHAMAN TERHADAP INFORMASI DAN KOMUNIKASI Sistem akuntansi diciptakan untuk mengidentifikasi, merakit, menggolongkan, menganalisis, mencatat, dan melaporkan transaksi suatu entitas, serta menyelenggarakan pertanggungjawaban kekayaan dan utang entitas tersebut. Dalam siklus penjualan tunai dan penerimaan kas melibatkan tidak hanya 1 fungsi, yang dimaksudkan agar transaksi-transaksi tidak hanya terpusat pada 1 bagian saja dan agar data akuntansi yang dicatat dapat terjamin ketelitian dan keandalannya. Informasi dan komunikasi yang diterapkan pada PT. Astra International HSO Kudus adalah sebagai berikut: 1. Setiap transaksi penjualan yang terjadi, kesepakatan harga jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan barang, dan potongan penjualan diberikan oleh pimpinan cabang. 2. Barang yang sudah diserahkan kepada customer oleh bagian gudang dan pengiriman barang diberi cap sudah diserahkan dan ditanda tangani oleh customer tersebut pada faktur penjualan. 3. Pada setiap faktur penjualan tunai yang terjadi harus mengunakan faktur penjualan tunai yang diotorisasi oleh fungsi penjualan. Faktur tersebut bernomor urut tercetak yang pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan. Setelah terjadi transaksi penjualan maka dilakukan pembayaran kepada kasir, oleh kasir diberi bukti cap lunas pada faktur penjualan tunai tersebut dan dan penempelan pita register kas pada faktur tersebut. Setiap harinya setelah transaksi penjualan selesai kasir melaporkan hasil penjualan harian tersebut kepada bagian akuntansi untuk dicatat dan dibukukan. Bagian akuntansi mencocokkan pita register kas dan jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai, setelah cocok baru hasil penjualan itu disetorkan oleh kasir ke bank yang ditunjuk yaitu Bank Central Asia BCA. Setelah disetorkan kasir menyerahkan slip setoran kepada bagian akuntansi untuk disimpan sebagai bukti dan file perusahaan. PEMAHAMAN TERHADAP PEMANTAUAN Pihak manajemen mempunyai kewajiban melakukan pemantauan dan pemeliharaan terhadap pengendalian intern yang ada untuk mempertimbangkan apakah pengendalian yang ada beroperasi sebagaimana yang diharapkan dan dimodifikasi sebagaimana mestinya jika perubahan kondisi menghendakinya. Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan informasi dari komunikasi dengan pihak luar. Pemantauan yang diterapkan pada PT. Astra Intenational HSO Kudus adalah sebagai berikut: 1. Setiap akhir tahun para karyawan melakukan stock opname diperusahaan. 2. Bagian gudang setiap akhir bulan melakukan stock opname untuk menghitung persediaan yang ada di gudang. 3. Bagian akuntansi melakukan stock opname dan cash opname setiap akhir bulan untuk dilaporkan ke kantor cabang Semarang. 4. Pimpinan cabang melakukan pemantauan dan pemeliharaan terhadap struktur pengendalian intern yang ada dengan cara setiap 3 bulan sekali mengadakan pertemuan langsung dengan para karyawan untuk mereview kegiatan yang telah dilalui dan dilakukan tindakan perbaikan bila perlu. 5. Pimpinan cabang akan secepatnya melakukan tindakan perbaikan jika terjadi perubahan keadaan misal: terjadi perubahan harga jual, peraturan baru tentang karyawan. Salah Saji Potensial yang Terdapat Dalam Siklus Penjualan Tunai dan Penerimaan Kas serta Aktivitas pengendalian yang Harus Dilakukan Berdasarkan pengamatan dan pemahaman yang dilakukan terhadap struktur pengendalian intern siklus penjualan tunai dan penerimaan kas maka ditemukan salah saji potensial yang akan berpengaruh terhadap keandalan pelaporan keuangan. Agar dapat memperkecil tingkat kesalahan yang terjadi, seorang auditor harus mengodentifikasi aktivitas pengendalian yang perlu dilakukan untuk mendeteksi salah saji yang terjadi. Adapun salah saji potensial dan aktivitaspengendalian yang dilakukan adalah sebagai berikut: Lihat Tabel 1 dibawah ini Salah Saji Potensial dan Aktivitas Pengendalian Pada Siklus Penjualan Tunai dan Penerimaan Kas di PT. Astra International HSO Kudus Keterangan : KK = Keberadaan dan Keterjadian untuk melakukan pemisahan tugas dan tanggung jawab karyawan K = Kelengkapan untuk mengecek kelengkapan barang ada atau tidak PA = Penilaian atau Alokasi dari Auditor Internal perusahaan Salah Saji Potensial Aktivitas Pengendalian Prosedur Audit untuk Pengujian Pengendalian Asersi KK K PA Penerimaan Order dari Customer Penjualan dilakukan kepada orang yang tidak sah Bagian penjualan di PT Astra terpisah dari bagian penerimaan kas di PT Astra.Bagian penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh bagian penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai PT. Astra melakukan pemisahan tugas. Bagian penjualan memeriksa tanda tangan otorisasi yang tercantum dalam faktur penjualan tunai. V Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh bagian penjualan di PT. Astra. Bagian penjualan memeriksa penggunaan formulir bernomor urut tercetak dan pertanggungjawaban penggunaan formulir tersebut. V Penerimaan Kas Barang diserahkan kepada pembeli sebelum pembeli membayar harga barang. Penerimaan kas diotorisasi oleh bagian penerimaan kas di PT. Astra dengan cara membubuhkan cap lunas pada faktur penjualan tunai dan penempelan pita register kas pada faktur tersebut. Bagian penerimaan kas memeriksa tanda tangan otorisasi yang tercantum dalam faktur penjualan tunai dan cap lunas yang tercantum dalam formulir tersebut. V Bagian penerimaan kas memeriksa pita register kas yang dilampirkan pada faktur penjualan tunai. Kas yang diterima oleh fungsi penerimaan kas digunakan untuk kepentingan pribadi. Bagian penerimaan kas harus terpisah dari bagian akuntansi di PT Astra. PT.Astra melakukan pemisahan tugas sesuai dengan bagiannya masing- masing. V Jumlah kas yang diterima dari penjualan Bagian penerimaan kas akan tunai disetor oleh kasir PT Astra seluruhnya ke bank. membandingkan bukti setor bank dengan pita hasil pembacaan register kas. V Bagian penerimaan kas akan membandingkan jumlah kas yang tercantum dalam bukti setor bank dengan jumlah kas yang dicatat dalam jurnal penerimaan kas. V PT. Astra melakukan review terhadap kertas kerja bagian audit internal perusahaan. Penghitungan saldo kas yang ada di tangan bagian penerimaan kas secara periodik dan mendadak dilakukan oleh audit internal PT. Astra. Setiap hari diadakan pembacaan pita register kas oleh bagian audit internal PT. Astra dan diadakan pencocokan antara pita register kas tersebut dengan jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai. V PT. Astra melakukan pengamatan terhadap pembacaan pita register kas dan pencocokan pita register kas dengan jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai. V PT. Astra secara periodik mengadakan rekonsiliasi bank oleh bagian yang tidak menyelenggarakan catatan akuntansi dan PT. Astra melakukan pemeriksaan terhadap rekonsiliasi bank yang dibuat oleh bagian audit internal perusahaan. V yang tidak menerima kas. PT. Astra membandingkan informasi dalam rekonsiliasi bank dengan rekening koran yang bersangkutan. V Penyerahan Barang Barang yang diserahkan pembeli tidak sama dengan yang barang dipesan. Pada PT. Astra penyerahan barang harus terpisah dari bagian akuntansi. PT. Astra melakukan pemisahan terhadap bagian-bagian yang ada. V Penyerahan barang yang tidak diotorisasi oleh yang berwenang. Penyerahan barang diotorisasi oleh bagian pengiriman barang dengan cara membubuhkan cap sudah diserahkan pada faktur penjualan tunai. Bagian pengiriman barang memeriksa sampel faktur penjualan tunai dan periksa cap sudah diserahkan yang tercantum di dalamnya. V Pencatatan Transaksi Harga barang di cantumkan salah dalam faktur penjualan tunai. Di PT. Astra bagian akuntansi harus terpisah dari bagian operasi dan bagian penyimpanan uang dan barang. PT. Astra melakukan pemisahan pada bagian-bagian yang ada. V Catatan akuntansi diisi dengan transaksi penjualan tunai fiktif Di PT.Astra pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus didasarkan atas dokumen sumber yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap. Bagian audit internal PT.Astra akan memeriksa pita register kas yang melampiri faktur penjualan tunai. V PT. Astra akan memilih sampel faktur penjualan tunai yang diotorisasi oleh yang berwenang dan lakukan pengusutan ke dalam jurnal penjualan tracing V Di PT. Astra pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh karyawan yang diberi wewenang untuk itu. PT. Astra akan memeriksa tanda tangan otorisasi pencatatan faktur penjualan tunai ke dalam catatan akuntansi. V Pengujian Pengendalian Terhadap Siklus Penjualan Tunai dan Penerimaan Kas Pengujian pengendalian merupakan prosedur audit yang dilaksanakan untuk menentukan efektifitas dan operasi dari pengendalian intern. Berkaitan dengan desain pengendalian intern, pengujian pengendalian dilakukan untuk mengetahui prosedur dan kebijakan yang telah didesain memadai untuk mencegah dan mendeteksi salah saji material yang berkaitan dengan asersi tertentu dalam laporan keuangan. Pengujian pengendalian terhadap siklus penjualan tunai dan penerimaan kas pada PT. Astra International HSO Kudus dapat dilakukan dengan terlebih dahulu membuat program audit untuk pengujian pengendalian siklus tersebut. Hal ini dapat terlihat pada tabel 2 berikut ini: PROGRAM AUDIT SIKLUS PENJUALAN TUNAI DAN PENERIMAAN KAS PT. ASTRA INTERNATIONAL HSO KUDUS Prosedur Audit Indeks Tanggal Pelaksanaan KK Pelaksanaan Keberadaan dan Keterjadian 1. Lakukan pengamatan tentang : a. Pemisahan fungsi penjualan dari fungsi penerimaan kas. b. Pemisahan fungsi penerimaan kas dari fungsi penyerahan barang. c. Pemisahan fungsi akuntansi dari fungsi penjualan, penerimaan kas, dan penyerahan barang. 2. Pilih sampel faktur penjualan tunai. a. Periksa otorisasi dari fungsi penjualan yang tercantum didalamnya. b. Periksa cap lunas yang tercantum didalamnya. c. Periksa register kas yang dilampirkan pada faktur tersebut. d. Periksa cap sudah diserahkan yang dibubuhkan oleh fungsi pengiriman barang. e. Periksa tanda tangan otorisasi pencatatan faktur tersebut ke dalam catatan akuntansi. f. Periksa apakah bernomor urut tercetak. g. Periksa pertanggungjawaban penggunaan nomor urut tercetaknya. h. Periksa perhitungan saldo kas yang ada ditangan fungsi penerimaan kas pada bagian administrasi. Kelengkapan 3. Pilih sampel bukti setor bank. a. Bandingkan bukti setor bank tersebut dengan pita hasil pembacaan register kas. b. Bandingkan jumlah kas yang tercantum dalam bukti setor bank dengan jumlah penerimaan kas yang dicatat dalam jurnal penerimaan kas. 4. Pilih sampel rekonsiliasi bank yang dibuat oleh fungsi audit intern. a. Periksa rekonsiliasi bank yang dibuat oleh fungsi audit intern. b. Bandingkan informasi dalam rekonsiliasi bank dengan jurnal kas dan rekening koran bank yang bersangkutan. Penilaian dan Alokasi 1. Periksa bukti penggunaan formulir faktur tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan. 2. Pilih sampel faktur penjualan tunai yang diotorisasi oleh yang berwenang dan lakukan pengusutan ke jurnal penjualan tracing Setelah program audit dibuat, pengujian penegndalian terhadap siklus penjualan tunai dan penerimaan kas dapat dilakukan. Dari pengujian ini dapat diketahui efektifitas dan efisiensi pelaksanaan suatu pengendalian intern. Efektifitas dan efisiensi dapat diketahui dari tingkat resiko yang terjadi, dalam hal ini siklus penjualan tunai dan penerimaan kas di PT. Astra International HSO Kudus. Semakin rendah tingkat resiko pengendalian maka pengendalian intern, sudah cukup efektif untuk mencegah dan mendeteksi salah saji yang terjadi. Begitu juga sebaliknya, semakin tinggi tingkat resiko pengendaliannya maka pelaksanaan pengendalian intern terhadap siklus penjualan tunai dan penerimaan kas tidak efektif. Tingkat resiko pengendalian terhadap siklus penjualan tunai dan penerimaan kas di PT. Astra International HSO Kudus dapat ditentukan oleh penulis setelah dilakukan pengujian dan pemeriksaan terhadap bukti-bukti audit. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan teknik Stop or Go Sampling. Teknik ini dipilih dengan tujuan : 1. Supaya dapat meminimalkan waktu dan biaya dalam pelaksanaan penelitianini. 2. Model ini paling sederhana dan mudah dilakukan dibandingkan dengan model yang lain. 3. Mencegah pengambilan sample terlalu banyak. 4. Jumlah populasi masing-masing dokumen dibawah 1000. Dengan menggunakan teknik ini, penulis menentukan terlebih dahulu attribute yang akan diuji antara lain faktur penjualan tunai, bukti setor bank, rekonsiliasi bank, dan laporan harian dan bulanan. Selain itu, penulis juga dapat menghentikan pengambilan sample jika tidak ditemukan jumlah penyimpangan tertentu yang telah ditentukan. Attribute sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Attribute Sampel Yang Akan Diuji Di PT. Astra International HSO Kudus Tabel 3 Attribute Penyimpangan yang mungkin terjadi Faktur Penjualan Tunai 1. Faktur Penjualan tunai memiliki nomor urut tercetak. 1. Faktur penjualan tunai tidak memiliki nomor urut tercetak. 2. Terdapat otorisasi dari bagian penjualan. 2. Tidak terdapat otorisasi dari bagian penjualan. 3. Terdapat kelengkapan paraf bagian administrasi dan bagian gudang. 3. Tidak terdapat kelengkapan paraf bagian administrasi dan bagian gudang. Bukti Setor Bank 1. Adanya kesesuaian informasi antara pita register kas dan bukyi setor bank. 1. Tidak adanya kesesuaian anatara pita register kas dan bukti setor bank. 2. Adanya kesesuaian antara jumlah kas yang tercantum dalam bukti setor bank dengan jumlah penerimaan kas yang dicatat dalam jurnal penerimaan kas. 2. Tidak adanya kesesuaian antara jumlah kas yang tercantum dalam bukti setor bank dengan jumlah penerimaan kas yang dicatat dalam jurnal peneriman kas. Laporan Penerimaan Harian dan Bulanan 1. Terdapat otorisasi dari pimpinan cabang. 1. Tidak terdapat otorisasi dari pimpinan cabang. 2. Terdapat otorisasi dari bagian akuntansi. 2. Tidak terdapat otorisasi dari bagian akuntansi. 3. Disertai dengan dokumen-dokumen yang lengakap. Tidak disertai dengan dokumen-dokumen yang lengkap. Prosedur yang harus ditempuh dengan menggunakan teknik Stop or Go Sampling adalah :

1. Menentukan Desired Upper Precision Limit dan Tingkat Keandalan.

Pada tahap ini penulis menentukan tingkat keandalan pada level maksimum yaitu 95 dengan tingkat kesalahan maksimum 5 . Hal ini dilakukan karena penulis yakin bahwa pengendalian intern yang diperiksa adalah baik, hal ini didasarkan pada hasil jawaban kuesioner pemahaman pengendalian intern yang mencapai jumlah 94.

2. Menggunakan tabel besarnya sampel minimum untuk pengujian

pengendalianuntuk menentukan sampel pertama yang harus diambil. Dengan menentukan tingkat keandalan pada level 95 dan menggunakan tingkat kesalahan maksimum pada level 5, maka besarnya sampel pertama yang harusdiambil adalah sebesar 60 sampel lihat hal 19.

3. Membuat tabel Stop or Go Decision

Tabel 4 Stop or Go Decision Langkah Besarnya Berhenti jika Lanjutkan ke Lanjutkan ke Ke- sampel kumulatif yang digunakan kesalahan kumulatif yang terjadi sama dengan langkah berikutnya jika kesalahan yang terjadi sama dengan langkah 5 jika kesalahan paling tidak sebesar 1 60 Orang 1 4 2 96 Orang 1 2 4 3 126 Orang 2 3 4 4 156 Orang 3 4 4 5 Gunakan fixed sample size attribute sampling Dari Tabel di atas besarnya sampel kumulatif yang digunakan didapat dari rumus Sampel Size = Confidence Level Factor : DUPL lihat hal 19 sedangkan untuk kolom 3 dan 4 di dapat dari Number Of Occurences dari hal 52 tabel no 7. Untuk kolom 5 di ketahui AUPLnya 4 sehingga AUPL lebih kecil dari DUPL maka pengambilan sampel dapat dihentikan dan disimpulkan bahwa pengendalian intern efektif.

4. Melakukan evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel.

Setelah dilakukan pengujian pada attribute sampel dengan confidence level factor padaR= 95, tingkat kesalahan yang terjadi sama dengan 0 adalah 3. Oleh karena itu,AUPL = 3 : 60 = 5. Berdasarkan perhitungan ternyata diketahui yaitu AUPL = DUPL= 5.Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kesalahan yang ditemukan padapemeriksaan 60 anggota sampel sama dengan 0, maka unsur pengendalian intern PT.Astra International adalah baik, karena AUPL tidak melebihi DUPL yang telahditetapkan. Penentuan Resiko Pengendalian Siklus Penjualan Tunai dan Penerimaan Kas Setelah diperoleh pemahaman atas kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern siklus penjualan tunai dan penerimaan kas serta dilakukannya pengujian pengendalian sehingga diketahui tingkat risiko pengendalian yang terjadi, maka perlu dibandingkan antara tingkat risiko pengendalian yang terjadi dengan tingkat risiko pengendalian yang telah direncanakan sebelumnya. Berdasarkan hal-hal yang telah dijelaskan diatas maka risiko pengendalian yang terjadi pada siklus penjualan tunai dan penerimaan kas di PT. Astra International HSO Kudus dapat ditetapkan pada tingkat minimum dengan alasan sebagai berikut : 1. Berdasarkan pada kuesioner diketahui bahwa pengendalian intern PT. Astra International HSO Kudus adalah baik. Hal ini terlihat dari jawaban“YA” yang terdapat pada kuesioner pengendalian intern yang mencapai 94,285 lihat hal 72. Dari kuesioner tersebut, penulis memperoleh informasi melalui wawancara, inspeksi dan pengujian.Dari hasil informasi tersebut penulis memperoleh data yang berasal dari bagian penjualan, bagian akuntansi, bagian administrasi, bagian gudang, dan bagian pengiriman.Dari bagian penjualan membuat Instruksi Barang Keluar IBK yang ditujukan kepada bagian gudang agar barang segera di keluarkan dan bagian penjualan membuat faktur penjualan.Sedangkan bagian akuntansi hanya memeriksa laporan keungan perusahaan yang di dapat dari bagian administrasi dan mencocokkannya yang dilakukan pada tiap hari kerja perusahaan.Pada bagian administrasi membuat formulir penerimaan, faktur penjualan, rekap penjualan dan cash register kemudian menyerahkannya kepada bagian akuntansi agar di cocokkan dengan laporan keuangan yang ada.Bagian gudang menerima IBK dari bagian penjualan untuk mengeluarkan barang. Bagian pengiriman menerima barang dan motor untuk dikirimkan kepada customer. Dilihat dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat pemisahan fungsi,wewenang serta control antar bagian sudah berjalan dengan baik. 2. Juga dilakukan pemeriksaan terhadap bukti-bukti audit yang digunakan.Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan metode Stop or Go Sampling . Lihat lampiran hal 19 Dari pemeriksaan tersebut tidak diketemukan adanya kesalahan. 3. Terdapat bukti audit yang kompeten dan cukup untuk mendukung tingkat risiko pengendalian.Bukti audit yang kompeten dan cukup yang digunakan untuk mendukung penentuan tingkat risiko pengendalian terdiri dari bukti lisan dan bukti dokumenter. Bukti lisan yang digunakan berupa wawancara dengan pihak-pihak yang terlibat dalam siklus penjualan tunai dan penerimaan kas. Lihat lampiran hal 72 Yaitu : bagian penjualan , bagian akuntansi, bagian administrasi, bagian gudang dan bagian pengiriman. Sedangkan, bukti dokumenter berupa dokumen-dokumen yang digunakan sebagai dasar untuk pemeriksaan sampel. Dokumen-dokumen tersebut terdiri dari bagian penjualan membuat IBK dan faktur penjualan, bagian akuntansi membuat bukti penerimaan kas masuk dan laporan harian maupun laporan bulanan, bagian administrasi menerima uang dari customer dan menyetorkan ke pada bank setiap hari kerja, bagian gudang membuat pembukuan pengeluaran dan penerimaan barang dari pabrik ke kartu stock juga membuat packing list dan surat jalan. Sedangkan bagian pengiriman mengirimkan barang ke customer disertai surat jalan dan packing list.Lihat lampiran hal 23 KESIMPULAN Berdasarakan analisis yang dipaparkan maka secara rinci dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern yang terdapat pada PT. Astra International HSO Kudus ternyata efektif dalam mencegah dan mendeteksi salah saji yang terjadi pada siklus penjualan tunai dan penerimaan kas.Hal ini terlihat dengan rendahnya tingkat risiko pengendalian yang terjadi dan tingginya tingkat keyakinan yang ditetapkan penulis terhadap pengendalian intern yang diteliti. Dibawah ini dapat diketahui kesimpulan dari penelitian tentang penentuan risiko pengendalian siklus penjualan tunai dan penerimaan kas di PT. Astra International HSO Kudus : 1. Secara keseluruhan pengendalian intern siklus penjualan tunai dan penerimaan kas PT. Astra International HSO Kudus sudah memadai. Hal ini terlihat dari besarnya persentase jawaban kuesioner pengendalian intern, yang mencapai 94,285 lihat hal 72. 2. Setelah dilakukan pemahaman terhadap pengendalian intern siklus penjualan tunai dan penerimaan kas, penulis dapat menentukan strategi