107
penilaian sikap, penilaian pengetahuan, penilaian proses, dan penilaian keterampilan menyebabkan guru kuwalahan untuk menyelesaikannya
dalam satu kali pembelajaran sehingga tidak dapat selesai dalam satu hari. Selain itu, kurangnya pemahaman mengenai teknik penilaian pembelajaran
tematik integratif kurikulum 2013 juga menjadi salah satu hambatan dalam tahap penilaian.
4. Upaya dalam Menghadapi Hambatan Penerapan Pembelajaran Tematik Integratif
a. Tahap Persiapan
Dalam tahap persiapan pembelajaran tematik integratif di SD Bantul Timur, Trirenggo, Bantul, Yogyakarta, seperti yang telah disebutkan di
atas bahwa guru tidak dapat menyelesaikan dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP di awal semester. Adapun upaya yang
dilakukan adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP sebelum pembelajaran dimulai. Guru juga melakukan pembagian kerja
untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Pembagian kerja dilakukan dengan membagi subtema pada setiap satu tema untuk
dikerjakan satu guru sehingga dalam kegiatan pembelajaran guru dapat saling berbagi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP untuk
diterapkan. b.
Tahap Pelaksanaan Dalam tahap pelaksanaan pembelajaran tematik integratif, guru
menghadapi berbagai hambatan seoerti yang telah disebutkan di atas. Jumlah buku siswa yang dimiliki sekolah tidak sebanding dengan jumlah
108
siswa. Untuk mengatasinya, sekolah berinisiatif membagikan buku pedoman siswa kepada setiap dua orang siswa dalam satu bangku. Dalam
pengerjaan tugas dari buku pedoman siswa, siswa tidak langsung mengerjakan di buku pedoman tersebut melainkan di bukunya masing-
masing. Namun keadaan ini tidak berlangsung lama. Setelah berjalan selama kira-kira sepuluh hari, buku pedoman untuk siswa dapat
mencukupi. Selain hambatan tersebut terdapat hambatan lainnya yaitu adanya perbedaan tingkat pemahaman siswa. Untuk mengatasinya, guru
melakukan bimbingan khusus bagi siswa yang memiliki tingkat pemahaman yang rendah. Guru juga memberikan penjelasan singkat
sebelum siswa melakukan kegiatan mandiri sehingga siswa memiliki pengetahuan awal sebagai bekal dalam kegiatan mandirinya. Dalam
pembagian kelompok, guru membagi siswa secara merata dengan memperhatikan tingkat pemahaman siswa sehingga kelompok yang
dihasilkan adalah kelompok yang heterogen yang terdiri dari siswa yang pandai, sedang, dan kurang. Hal ini dilakukan dengan harapan siswa yang
pandai dapat membantu siswa lain yang kurang memahami materi. c.
Tahap PenilaianEvaluasi Dalam tahap evaluasi, seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa guru
tidak dapat menyelesaikan penilaian tepat waktu. Selain itu, pemahaman mengenai teknik penilaian kurang sehingga guru mengalami kesulitan
untuk memberikan penilaia. Untuk mengatasi hal tersebut, guru melakukan koordinasi dengan guru lainnya misalnya dalam program
109
KKG. Dalam pertemuan tersebut guru memanfaatkan untuk sharing dan tukar pendapat mengenai penilaian pembelajaran tematik integratif,
sehingga diharapkan dapat mengatasi keterbatasan dalam melaksanakan penilaian dapat saling membantu dalam menyelesaikan proses penilaian.
Berdasarkan pembahasan di atas, pembelajaran tematik integratif berdasarkan kurikulum 2013 yang dilaksanakan di kelas I dan IV SD
Bantul Timur, Trirenggo, Bantul, Yogyakarta, sudah dilaksanakan dengan cukup baik yaitu sesuai dengan prinsip dan karakteristik pembelajaran
tematik integratif. Namun demikian, terdapat beberapa hambatan yang ditemui selama pelaksanaannya. Hambatan-hambatan tersebut dapat
diatasi dengan upaya-upaya yang dilakukan oleh Kepala Sekolah maupun guru kelas I dan IV SD Bantul Timur, Trirenggo, Bantul, Yogyakarta,
sehingga pembelajaran tematik dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya.
D. Keterbatasan Penelitian