52
G. KERANGKA PIKIR
Dari berbagai teori dan tinjauan pustaka yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti akan menyajikan kerangka pikir dalam penelitian ini. Kerangka pikir yang
peneliti sajikan adalah sebagai berikut. Pada dasarnya, pembelajaran tematik integratif menekankan pada
pembelajaran yang bermakna. Hal ini disesuaikan dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar yang senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam
kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Dengan berdasar pada karakteristik inilah pembelajaran tematik integratif
dilakukan, sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa.
Dalam individu mempersepsi sesuatu tidak hanya bergantung pasa stimulus objektif saja, melainkan ada aktifitas individu untuk menentukan hasil
persepsinya. Apa yang semula terbatas pada persepsi, kemudian berkembang dan berpengaruh pada aspek lainnya. Dengan kata lain terjalin suatu keterkaitan antar
satu konsep dan konsep lain yang dapat memudahkan siswa dalam memahami suatu pembelajaran. Siswa akan lebih mudah memahami suatu konsep dengan
cara keseluruhan. Hal ini sejalan dengan pandangan Gestalt yang sering disebut dengan Psikologi Gestalt. Hal inilah yang mendasari pelaksanaan pembelajaran
tematik integratif. Agar pembelajaran tematik integratif dapat berjalan dengan baik, maka
dibutuhkan suatu kreatifitas seorang guru untuk mengemas pembelajaran tematik
53
integratif agar dapat memberikan siswa pembelajaran yang bermakna, sehingga pada akhirnya tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SD Bantul Timur, Bantul, Yogyakarta, didapat data bahwa penerapan pembelajaran tematik integratif
kurikulum 2013 khususnya guru kelas I dan IV belum berjalan secara maksimal. Pembelajaran yang dilakukan belum sepenuhnya mengaktifkan siswa. Siswa
terkesan hanya duduk mendengarkan penjelasan guru sehingga siswa kurang berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar.
Penggunaan media dalam proses pembelajaran juga jarang dilakukan meskipun media pembelajaran yang tersedia cukup memadai. Hal inilah yang
menyebabkan siswa kurang tertarik untuk mengikuti pembelajaran sehingga waktu mereka digunakan untuk bermain dan ramai sendiri.
Dari berbagai permasalahan di atas, jelas bahwa pembelajaran tematik integratif kurikulum 2013 di SD Bantul Timur, Bantul, Yogyakarta belum
sepenuhnya berjalan secara maksimal. Maka muncullah pertanyaan atas permasalahan yang terjadi, pertanyaan tersebut adalah bagaimana keberhasilan
implementasi pembelajaran
tematik integratif
kurikulum 2013
yang diselenggarakan di SD Bantul Timur, Trirenggo, Bantul, Yogyakarta.
H. Pertanyaan Penelitian