pengarang yaitu setiap orang wajib memperoleh persama hak yang setara. Persamaan hak tersebut meliputi hak untuk merdeka, hak memperoleh pendidikan
yang layak dan hak dalam persamaan perlakuan.
1. Unsur Intrinsik Teks film
Indigènes
Karya Rachid Bouchareb a.
Alur
Sebuah cerita terbentuk dari susunan –susunan peristiwa atau kejadian yang
membentuk alur tertentu. Berdasarkan fungsi utama dan skema
quiniare
yang telah disampaikan diatas, teks film ini memiliki alur maju atau progresif dengan
akhir
suite possible
yaitu tampak ketika tokoh Abdelkader berhasil mempertahankan Alsace namun ia kehilangan rekan satu divisinya dan dia juga
tidak mendapatkan
apa yang
telah dijanjikan
oleh
general
yang memerintahkannya. Sehingga menyebabkan ia bergabung bersama divisi lain dan
ia masih hidup hingga perang usai bahkan sampai 65 tahun kemudian ketika ia mengunjungi makam rekan seperjuangannya di pemakaman pahlawan di Alsace.
Tahap situasi awal
état initial
ditunjukkan pada FU 1-5, diawali dengan
pengenalan para tokoh – tokohnya, motivasi mereka ketika bergabung menjadi
tentara Prancis, serta penggambaran kondisi perang
.
Setiap tokoh memiliki motivasi
– motivasi sendiri ketika bergabung, seperti Said, dia langsung bergabung ketika mendengar seseorang meneriakkan pembelaan terhadap Prancis
namun ia mendapat halangan dari ibunya karena menurut Ibunya akan sangat berbahaya jika Said ikut bertempur melawan Jerman meskipun begitu Said tetap
bergabung menjadi
indigènes
demi membela tanah airnya
la mère patrie
. Yassir
dan Larbi bergabung menjadi
indigènes
dari Maroko, mereka juga memiliki motivasi berbeda untuk bergabung. Yassir bergabung karena ingin mendapatkan
uang agar dapat menikahkan saudara laki – lakinya. Sedangkan Messaoud
bergabung menjadi
indigènes
karena ia ingin tinggal dan berkeluarga di Prancis. Abdelkader, tokoh utama dalam film ini, ia bergabung menjadi
indigènes
jelas sekali karena ia ingin membela Prancis, tanah airnya.
Abdelkader
: “D’où viens
-
tu Said?”
Said
: “Du fond de la misère”.
Abdelkader
: “Écoute, avec ce
t uniforme, tu es comme moi. tu es
comme nous tous. On forme une seule famille. L’armée c’est l’égalité”
Soldat 1
: “Attends un peu.Demain tu auras les balles allemande” Abdelkader
: “Kamu berasal darimana Said?” Said
: “Dari jurang kemiskinan” Abdelkader
: “Dengarkan, dengan seragam ini kamu sepertiku, seperti kami semua. Kita membangun sebuah keluarga. Menjadi
tentara adalah sebuah persamaan. Tentara 1
: “tunggulah sebentar. Besok kalian akan tahu rasanya peluru Jerman”.
Pada kutipan dialog di atas, dapat dilihat bahwa mereka para tentara
berasal dari berbagai kalangan, dan dengan bergabung menjadi tentara yang berasa dari koloni Prancis di Afrika
membuat diri mereka sederajat dan sama seperti yang lain karena mereka berjuang demi tanah air mereka. Abdelkader,
Said, Yassir dan Messaoud dipertemukan dalam satu divisi yaitu di divisi ke dua infantri 7 tentara Aljazair dan Sergent Martinez sebagai pimpinan mereka
Sergent
. Sebagai seorang pimpinan pasukan yang baru saja mendapat tambahan anggota, Sergent Martinez mengecek kemampuan pasukannya satu
– persatu. Ketika tiba giliran Said, Sergent Martinez memberinya sebuah granat kecil,
namun saat Said melepasnya, salah satu pengait granat itu lepas, dengan refleks,