Latar Sosial dan Sejarah Perang Dunia II di Prancis yang diangkat dalam
dan Larbi bergabung menjadi
indigènes
dari Maroko, mereka juga memiliki motivasi berbeda untuk bergabung. Yassir bergabung karena ingin mendapatkan
uang agar dapat menikahkan saudara laki – lakinya. Sedangkan Messaoud
bergabung menjadi
indigènes
karena ia ingin tinggal dan berkeluarga di Prancis. Abdelkader, tokoh utama dalam film ini, ia bergabung menjadi
indigènes
jelas sekali karena ia ingin membela Prancis, tanah airnya.
Abdelkader
: “D’où viens
-
tu Said?”
Said
: “Du fond de la misère”.
Abdelkader
: “Écoute, avec ce
t uniforme, tu es comme moi. tu es
comme nous tous. On forme une seule famille. L’armée c’est l’égalité”
Soldat 1
: “Attends un peu.Demain tu auras les balles allemande” Abdelkader
: “Kamu berasal darimana Said?” Said
: “Dari jurang kemiskinan” Abdelkader
: “Dengarkan, dengan seragam ini kamu sepertiku, seperti kami semua. Kita membangun sebuah keluarga. Menjadi
tentara adalah sebuah persamaan. Tentara 1
: “tunggulah sebentar. Besok kalian akan tahu rasanya peluru Jerman”.
Pada kutipan dialog di atas, dapat dilihat bahwa mereka para tentara
berasal dari berbagai kalangan, dan dengan bergabung menjadi tentara yang berasa dari koloni Prancis di Afrika
membuat diri mereka sederajat dan sama seperti yang lain karena mereka berjuang demi tanah air mereka. Abdelkader,
Said, Yassir dan Messaoud dipertemukan dalam satu divisi yaitu di divisi ke dua infantri 7 tentara Aljazair dan Sergent Martinez sebagai pimpinan mereka
Sergent
. Sebagai seorang pimpinan pasukan yang baru saja mendapat tambahan anggota, Sergent Martinez mengecek kemampuan pasukannya satu
– persatu. Ketika tiba giliran Said, Sergent Martinez memberinya sebuah granat kecil,
namun saat Said melepasnya, salah satu pengait granat itu lepas, dengan refleks,
Sergent Martinez mengambil granat itu dan melemparnya ke tempat lain. Tak berapa lama granat itu pun meledak, dan meledaklah amarah Sergent Martinez
terhadap Said. Namun Abdelkader yang memimpin pasukan kecilnya itu membela Said, bahwa Said adalah tentara baru yang kemampuannya belum sepandai tentara
lainnya. Pada suatu senja, Sergent Martinez menyampaikan rencana penyerbuan
ke Krauts kepada Abdelkader dan Leroux dan meminta Abdelkader memimpin pasukannya. Setelah penyampaian rencana tersebut, para
indigènes
berbincang sejenak sebelum keesokan harinya akan bertempur, dan salah satu pasukan yang
sudah lama ikut bertempur mengatakan bahwa mereka baru akan tahu rasanya sebagai seorang pejuang yang membela tanah airnya. Hari yang dinanti pun tiba,
para pasukan bertempur dengan Jerman dan banyak korban bergelimpangan. Di tempat yang jauh, seorang kolonel Prancis mengamati gerak
– gerik mereka untuk menentukan waktu yang tepat bagi mereka untuk memberi serangan balik
terhadap Jerman. Ketika waktu yang ditunggu sudah tepat, yaitu ketika Jerman agak mengendurkan penyerangan mereka, kubu Prancis memberi serangan
balasan yang kemudian membuat Jerman kocar – kacir. Pertempuran ini akhirnya
dimenangkan oleh Prancis, meski harus kehilangan banyak pasukan. Pada tahap alur selanjutnya yaitu ketika konflik mulai muncul atau ketika
mulai adanya pemicu konflik
complication
ditunjukkan pada FU 6-11. Ketika bertempur untuk pertama kalinya, Abdelkader, Said, Messaoud, Yassir dan yang
lainnya berjuang tanpa sempat memikirkan apakah mereka kalah atau menang, yang ada dalam pikiran mereka adalah mereka berjuang untuk tanah air mereka.