Penelitian yang Relevan Sebelum penelitian ini dilakukan, telah terdapat penelitian tentang

24 pendidikan . Melalui penjas yang diarahkan dengan baik, anak-anak akan mengembangkan keterampilan yang berguna bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial, menyambung pada kesehatan fisik dan mentalnya. Seperti kegiatan pendidikan lainnya pendidikan jasmani direncanakan sedemikian rupa untuk mencapai perkembangan secara total dari peserta didik yang mencakup bukan saja perkembangan fisik intelengensi, emosi dan sosial akan tetapi juga menyangkut aspek moral dan spiritual karena di dalam pendidikan sangat memperhatikan landasan kesehatan dan kematangan. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah bagian yang tidak bisa terpisahkahkan dari pendidikan secara keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani dalam kebiasaan hidup sehari-hari yang membantu perkembangan dan pertumbuhan seruluh aspek yang dimiliki siswa baik kognitif, afektif, psikomotor, dan kesegaran jasmani siswa.

B. Penelitian yang Relevan Sebelum penelitian ini dilakukan, telah terdapat penelitian tentang

pengembangan profesi dan memiliki kesamaan menggunakan penelitian kualitatif. 1 Penelitian ini dilakukan oleh Novia Wiranti dengan judul “Pengembangan Profesionalitas Guru Taman Kanak-Kanak Bersertifikasi di Kecamatan Nanggulan kulon Progo ”. Data-data 25 penelitian dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1 pandangan guru mengenai pengembangan profesionalitas guru TK pasca sertifikasi yaitu upaya untuk meningkatan wawasan dan pengetahuan yang dialami guru seiring perkembangan zaman; 2 upaya yang dilakukan guru TK untuk pengembangan profesionalitas yaitu seminar, workshop, kegiatan kolektif seperti KKG, Gugus, IGTKI, PGRI; 3 hambatan yang ditemui dalam pengembangan profesionalitas yaitu dari diri sendiri kurangnya waktu dan kurang kemampuan, dari lembaga berupa kurangnya sarana dan prasarana pendukung; dan 4 upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yaitu mendisiplinkan waktu, membentuk team teaching , mengadakan koordinasi dengan komite. 2 Penelitian yang dilakukan oleh Risma Kurnia Widati dengan judul “Pengembangan Profesi Guru di SMA Negeri 1 Kasian Bantul”. Data- data penelitian dikumpulkan berupa angket tertutup dan wawancara tidak terstruktur. Hasil penilitian menunjukkan bahwa 1 pengembangan profesi yang dilakukan oleh guru tergolong dalam kategori sedang. Aspek pengembangan profesi yang paling tinggi adalah aspek kegiatan MGMP, sedangkan aspek paling rendah adalah aspek kegiatan seminar pendidikan. 2 Pengembangan profesi yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru di SMA Negeri 1 Kasian Kabupaten Bantul tergolong dalam kategori sedang. Aspek pengembangan profesi yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru paling tinggi adalah 26 aspek kegiatan MGMP, sedangkan paling rendah adalah aspek pembuatan karya inovatif. 3 Penelitian yang dilakukan oleh Moh. Verial Juniarto yang berjudul “Pengembangan Profesional Guru pada Sekolah Menengah Pertama Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di Kota Yogyakarta”. Penelitiannya menggunakan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1 Kemampuan professional yang dikembangkan pada SMP RSBI di yogyakarta adalah pengembangan kurikulum, pengembangan ketrampilan mengajar, pengembangan evaluasi hasil pembelajaran, pengembangan kualifikasi pendidikan; 2 Program pengembangan profesionalisme guru yang dilakukan pada SMP RSBI di kota Yogyakarta, yaitu pelatihan pengembangan kurikulum, pelatihan pengembangan pembelajaran, pelatihan TIK, kursus ketrampilan bahasa inggris; 3 Upaya pada SMP RSBI di kota Yogyakarta dalam mengembangkan komitmen pribadi guru, yaitu mengikuti guru diklat dan workshop, melaksanakan kegiatan MGMP, melaksanakan pembinaan guru; 4 Hambatan yang ditemui sekolah dan guru dalam upaya pengembangan profesionalitas guru, kurangnya kemampuan guru untuk berkarya dan menciptakan inovasi dibidang pendidikan, kurangnya pemberdayaan MGMP sekolah dengan baik. 27

C. Kerangka Pikir